OLeH : Teh Rina Muhamiatillah
💘M a T e R i💘
Bismillahirrahmaanirrahiim
Asyhadu allaa ilaaha illalaah wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah
Allahumma shalli'alaa sayyidina Muhammad wa'alaa aalii Sayyidina Muhammad, wa ashabi, wattabi'iin wattabi'it, bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah mengumpulkan kita kembali, saya dan teteh-teteh, ummi, bunda akhwatfillah disini, yang telah Alloh ﷻ berikan rahmat dan karunia-Nya serta ridlo-Nya sehingga usia kita masih diberi kebaikan, selalu dikehendaki baik oleh Alloh ﷻ.
Shalawat dan salam kita panjatkan pada Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wasallam beserta keluarganya. Dan semoga kita diwafatkan dalam husnul khatimah, berada dalam kecintaan pada Rasulullah ﷺ, menjadi umat beliau, hingga disatukan di surga nanti. Aamiin
Tema malam ini adalah tentang hijrah, tepatnya Ketika Hijrahku Di Uji.
Begitu indah dan beruntungnya kita jika dapat menjemput hidayah dari Alloh ﷻ dan akhirnya kita mampu hijrah dari kezaliman menuju ketaqwaan. Walau memang tidak mudah, karena akan selalu ada ujian disana, sebagai proses kelulusan kita.
Seperti apa lebih luasnya pemaparan tentang ujian hijrah itu? Silakan dibaca dulu materinya, berikut ini.
🌸KETIKA HIJRAHKU DI UJI
HIJRAH adalah sebuah proses kembalinya manusia ke jalan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala ridhai setelah sekian lama berada di jalan yang salah. Di akhir zaman ini, hijrah seolah menjadi fenomena yang sedang trend. Hal ini tentunya tidak salah dan sangat positif bagi kehidupan manusia.
Namun, hal keliru yang sering dilakukan orang ketika hijrah adalah merasa bahwa Allah Ta’ala tidak akan lagi mengujinya. Mereka berpikir, setelah hijrah, hidupnya tidak akan lagi mengalami cobaan dan ujian. Bila terjadi, hal ini sangat rentan menimbulkan ‘hijrah sambel’ sehingga kembali kepada jalan yang salah.
Padahal semua ujian yang diberikan Alloh ﷻ semata-mata agar hamba-Nya menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, "Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan menguji dan menimpakan musibah kepadanya." (HR. Bukhari).
Boleh jadi sakit adalah sebagai penebus dosa dan kesalahan, serta mengangkat derajat pun menambah kebaikan. La tahzan, Innallaha ma’anna. Jangan lagi bersedih, Alloh ﷻ selalu bersama kita. Ujian itu banyak bentuknya, ada yang datang dari orang lain, keluarga, atau malah tidak jauh, contohnya ada pada diri sendiri. Sakit, itu juga ujian, tetapi setiap apa yang dialami tentu mengandung hikmah yang berharga, hanya saja kita terkadang mengabaikan tanda-tanda yang diberikan-Nya. Alloh ﷻ menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada tujuan dari itu semua, tidak mungkin Alloh ﷻ mendatangkan sesuatu tanpa ada tujuan tertentu, teruslah berhusnuzon (prasangka baik) kepada Alloh ﷻ.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya, barang siapa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam keadaan ujian tersebut, kita harus memohon dimudahkan segala urusan hijrah kita. Meminta kepada Alloh ﷻ agar hijrah ini bertahan di jalan yang benar. Segeralah beriman kepada Alloh ﷻ agar mengetahui bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apa yang luput darinya tidak akan menimpanya. Kemudian meminta pertolongan kepada Alloh ﷻ dengan sabar dan sholat. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيۡنَ
”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.“ (QS. Al-Baqarah: 153).
Jadi dalam hijrah harus ikhlas dan sabar dalam menghadapi ujian dan yakin bahwa dengan bersabar maka pertolongan Alloh ﷻ amatlah dekat. Allah Ta'ala juga berfirman:
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّىٰ أَتَاهُمْ نَصْرُنَا ۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu.” (QS. Al-An’am : 34)
Berbahagialah selalu dengan hidayah yang Alloh ﷻ berikan kepadamu. Jangan biarkan hidayah itu berlalu darimu. Mintalah selalu kekokohan dan keistiqomahan di atas iman kepada Zat Yang Maha Mengabulkan doa. Bergaullah dengan orang-orang yang shaleh dan jauhi orang-orang buruk, yang membuatmu kembali ke masa lalu, yang membuatmu hanya terpikat oleh dunia.
Bagi yang sedang dalam perjalanan hijrah, nikmatilah setiap prosesnya, karena itu adalah nikmat yang Alloh ﷻ berikan untuk menguji dan mengangkat derajat keimanan kita. Tidak ada sebuah kenikmatan, kemudahan tanpa proses yang melelahkan sebelumnya, itulah janji Alloh ﷻ. Apapun masa lalu kita, seburuk apapun itu tidak penting karena yang menentukan adalah amal akhir kita. Oleh karena itu, melalui hijrah yang kita lakukan, semoga bisa mengakhiri amal kita sebelum meninggalkan dunia, dengan amal yang baik, amal yang diridloi Allah Subhanau Wa Ta'ala.
Wallahu a'lam bishshawaab
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum ustadzah,
Bagaimana sih caranya bisa mengetahui dan menyadari kalau diri ini sudah berhasil dalam berhijrah dan semoga bisa selalu istiqomah?
🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah
Salah satu cirinya ketika waktu kita lebih banyak dihabiskan untuk ibadah, dan kita sudah mampu menghindari atau sudah tidak suka dengan kesia-siaan.
Sudah lebih suka mengaji dibanding dengerin musik, sudah lebih suka berdzikir dibanding ngobrol ngalor ngidul, sudah lebih suka berdiam diri di rumah mengerjakan hal-hal bermanfaat dibanding sekedar keluar kongkow-kongkow. Sudah semakin merasakan kenikmatan bercinta dengan Alloh ﷻ di sepertiga malam, dan sudah terbiasa shalawat sebagai kerinduan pada Rasulullah ﷺ.
Dan rasa itu hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri.
Jika sudah begitu, teruslah berdoa pada Alloh ﷻ, mohon agar terus selalu dikuatkan dalam keteguhan iman dan istiqomah, teruslah berdoa agar hidayah Alloh ﷻ selalu diberikan pada kita dan Alloh ﷻ menghendaki kita tetap menjadi hamba Alloh ﷻ yang shalehah.
Wallahu a'lam
🌷Alhamdulillah makasih ustadzah, doain Fitri yah, ustadzah, semoga hijrah lancar dan bisa istiqomah lillah.
0️⃣2️⃣ Maryam ~ Ppu
Assalamu'alaikum...
Ustadzah bagaimana ya menghadapi suasana kantor yang benar-benar tidak kondusif mendukung hijrah kita bahkan malah diolok, mau berhenti atau keluar belum bisa karena sesuatu hal bahkan seperti sia-sia saja selalu terpancing untuk kembali jelek.
🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah
Hijrah itu tidak mudah, maka itu kita butuh kekuatan doa dari diri dan dari orang-orang yang mendukung hijrah kita, karena hanya kehendak Alloh ﷻ yang tetap bisa menguatkan hijrah kita.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap akhlaq kita, maka wajar kalau ketika kita sudah hijrah tapi lingkungan masih di lingkungan lama sebelum hijrah, yaa memang akan berat godaannya.
Jadi selama kita belum bisa lepas dari lingkungan lama, perkuat ilmu tauhid, perkuat ilmu hijrah, perbanyak doa, dzikir, istighfar dan shalawat. Biasakan wudlu agar aura positif kita lebih besar.
Terus kuatkan dalam diri bahwa kita hijrah adalah untuk meniru cara hidup Rasulullah ﷺ. Para Rasul saja ketika berdakwah kan penuh ujian, tidak serta merta berhasil, maka wajar kalau kita pun banyak ujiannya, sebagai tanda kelulusan dari Alloh ﷻ.
Tetap berakhlaq mulia, tingkatkan dzikir, istighfar dan shalawat sepanjang hari.
Wallahu a'lam
🌷Alhamdulillah terimakasih ya, Ustadzah doain ya ustadzah semoga tidak lagi terpengaruh oleh lingkungan kerja yang tidak kondusif dan semoga selalu bisa istiqomah dalam belajar hijrah.
🔷Aamiin Ya Rabb
🌷Oh ya, Ustadzah berkaitan dengan jawaban ini, Maryam mau bertanya bahwa hidup kita sudah tercatat di lauh mahfuz (berarti takdir kan ustadzah ini), apakah catatan kita atau takdir kita bisa diubah dengan doa, Ustadzah.
🔷Takdir itu ada yang bisa dirubah sesuai ikhtiar kita, dan ada yang tidak bisa dirubah.
Contoh: Takdir waktu ajal, Alloh ﷻ tetapkan dan tidak bisa dirubah kapan waktu kita menemui ajal. Tapi proses ajalnya, proses kita menuju kematian, apakah husnul khatimah atau khusnul khatimah, maka itu tergantung doa dan ikhtiar.
Doa dapat merubah takdir, karena doa adalah permohonan pada Alloh ﷻ, sehingga jika doa kita diterima Alloh ﷻ, dan Alloh ﷻ kabulkan maka takdir akan berubah sesuai kehendak Alloh ﷻ.
Dalam surat al Mu'min 60 dikatakan berdoalah pada-Ku, maka Aku akan kabulkan. Kalau tidak berdoa, kita dianggap sombong.
Jadi apapun takdir yang akan terjadi pada kita, kita diperintahkan untuk berdoa, untuk memohon pada Alloh ﷻ, sebagaimana Rasulullah ﷺ pun selalu berdoa pada Alloh ﷻ.
Jadi Alloh ﷻ yang merubah takdir sesuai kehendak-Nya dan sesuai doa kita.
Wallahu a'lam
🌷Alhamdulillah ustadzah, jazaakillahu khoir ilmunya.
Iya ustadzah.
Aamiin... aamiin...
Banyak-banyakin doa sama Alloh ﷻ ya kan, Ustadzah.
0️⃣3️⃣ Zee ~ Banjarmasin Assalamualaikum ustadzah,
Dalam kehidupan sehari-hari, Alloh ﷻ pasti tahu mana yang baik buat kita mana yang buruk ya. Ustadzah, tetapi cara menerima kenyataan saat Alloh ﷻ menunjukkan bahwa ini yang terbaik terkadang membuat kita khususnya saya pribadi tidak bisa menerima dan akhirnya terus menyangkal, Ustadzah.
Mohon pencerahan buat saya.
Terima kasih.
🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah
Tafakkuri surat Al Hadid ayat 22-23, bahwa hidup kita sudah tercatat di Lauh Mahfudz, bahwa kita tidak usah terlalu bersedih dengan apa yang hilang dari kita, dan tidak usah juga terlalu bahagia dengan apa yang kita dapatkan. Karena apa? Karena hidup sudah tercatat, kita hanya tinggal melaksanakan saja.
Ketika kita sudah memahami benar tentang hal itu, maka keseharian kita akan tenang, istilahnya bakal NOTHING TO LOSE, bakal tawakkal maksimal.
Teruslah beristighfar dan shalawat.
Wallahu a'lam
🌷Boleh di tambahin ustadzah.
Zee setuju dengan kalimat kehidupan sudah tercatat dan kita tinggal menjalani ustadzah, Zee juga percaya itu, tapi terkadang dalam dunia kerja dan logika hal itu seperti tidak berlaku, itu yang kadang buat Zee akhirnya tertekan, stres, blank, dan akhirnya apa yang Zee lakukan tidak ada hasil, yang ada hanya emosi meningkat, mohon pencerahan ustadzah.
🔷Berarti percayanya baru sebatas kata, belum merasuk di dada. Tidak mudah teh menuju capaian itu, tapi bukan berarti kita tidak bisa mencoba kan...
√ Jaga wudlu (setiap hadats, langsung kita wudlu, jadi setiap saat, selalu dalam kondisi berwudlu), √ jangan pernah berhenti lisan untuk berdzikir (dzikir apapun, istighfar, shalawat, subhanallah, lailaahailalaah, hasbunallah, asmaul husna, doa-doa dan dzikir apapun), kalau 2 hal ini didawamkan, dipaksakan dan lama-lama menjadi kebiasaan, √ yakin, hati dan langkah kita akan selalu diberi petunjuk oleh Alloh ﷻ, apapun... apapun.
Jadi coba dawamkan wudlu, dawamkan dzikir. Percaya, kenikmatan ibadah akan segera didapat.
Yang akhirnya, kondisi kerja, kondisi emosi, kondisi stress pun akan dengan mudah diatas.
Wallahu a'lam
🌷Percaya sudah dalam hati ustadzah, tapi keadaan dan lingkungan yang bikin goyah.
Baik Ustadzah, terima kasih untuk ilmunya malam ini.
🔷Semangaatttt...
Jangan kalah sama keadaan dan lingkungan, kan kita punya Alloh ﷻ. Pemilik keadaan dan lingkungan itu, jadi minta saja pada Alloh ﷻ, minta si keadaan dan lingkungan itu sesuai dengan hati kita.
Afwan.
🌷Andai bisa, Ustadzah
0️⃣4️⃣ Han ~ Jatim
Assalamu'alaikum,
Teh, bagaimana kita sebagai anak sudah ingin berhijrah tapi orang tua masih ada melarang dengan menunda-nundanya. (Misal, nanti saja berhijabnya dengan alasan entar kalau berhijab sulit dapat kerja, temannya sedikit atau bahkan jauh dari jodoh).
Bagaimana kalau seperti itu, teh?
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam warahmatullahi
Hijrah, memang tidak mudah, tapi tidak juga terlalu sulit. Kalau kita sudah memahami benar tentang ilmu hijrah dan ilmu berakhlaq baik pada orang tua, maka kuatkan doa pada Alloh ﷻ.
Bukankah hati orang tua kita adalah milik Alloh ﷻ? Kenapa kita tidak minta langsung pada Sang Pemilik Hati?
Tetap sampaikan keinginan dan harapan kita pada orang tua, sebagai bentuk ikhtiar kita, tapi di balik itu, kuatkan doa kita pada Alloh ﷻ, mohon dibalikkan hati orang tua kita agar mau menerima hijrah kita.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Teteh,
Bagaimana dengan orang yang hijrah setengah hati?
Misalnya begini, sudah berniat berjilbab lebar, bergamis, ninggalin baju-baju terlalu modis. Eh baru berjalan berapa bulan, jilbab jadi lebih pendek, kembali pakai celana panjang. Alasannya, lebih simpel dan toh tetep syar'i.
🔷Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullah
Bisa jadi ilmu hijrahnya belum lengkap. Apapun kalau berjalan tanpa ilmu kan mudah goyahnya. Jadi perkuat dulu ilmu hijrahnya sebelum kita hijrah.
Doakan agar sahabat kita diberikan kekuatan kembali dalam hijrahnya.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Biasanya pesan saya selalu motto hidup, doa dan ikhtiar maksimal, lalu tawakkal.
Sekarang ganti ah, pesannya "jaga wudlu, dawamkan dzikir, istighfar shalawat, dimanapun, kapanpun, saat apapun (yang kondisi halal ya).
Demikian, terimakasih banyak untuk malam ini, semoga kita diberi kekuatan istiqomah dan keteguhan hati dalam berpegang teguh dalam keimanan.
Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan saya, karena murni itu semua lahir dari pribadi saya. Karena semua ilmu adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Wallahu a'lam bishshawaab, jazakillah khair.
Wassalaamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar