Rabu, 16 September 2020
JODOHMU, AMANAHMU
OLeH : Ibu Irnawati Syamsuir Koto
💘M a T e R i💘
💎JODOHMU, AMANAHMU
Assalamu'alaikum, sahabat-sahabat ku yang semoga dirahmati Allah ﷻ.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah ﷻ, yang telah memberikan kita nikmat yang sebegitu luar biasa, yakni nikmat iman dan Islam dan nikmat sehat walafiat, karena dengan nikmat tersebut, kita dapat menghadiri acara yang mulia ini.
Tidak lupa shalawat beserta salam semoga terlimpahkan pada Nabi besar kita Muhammad ﷺ, kepada keluargannya, para sahabatnya, pengikutnya, dan kepada kita sekalian.
Sahabat-sahabat ku…
Menjaga amanah adalah perkara paling berat di dunia. Sebab, sifatnya keyakinan akan pemberian kepercayaan agar dijalankan dan terpelihara dengan baik.
Ruang lingkup amanah begitu luas, tapi dibagi tiga bentuk amanah, yakni dengan Allah ﷻ, dengan sesama manusia, terakhir dengan diri sendiri.
Menjaga amanah berarti menjaga kepercayaan, baik kepercayaan yang diberikan oleh Allah ﷻ maupun oleh orang lain. Menjaga kepercayaan dari orang lain berarti memastikan bahwa titipan atau rahasia yang diberikan oleh orang tersebut tetap berada dalam kondisi terbaik. Sementara menjaga amanah dari Allah ﷻ berarti melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Sementara dalam pelaksanaannya Amanah Terbagi Tiga.
🔹Pertama, amanah dalam menunaikan hak Allah ﷻ, seperti mentauhidkan Allah ﷻ dengan ibadah, melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
🔹Kedua, amanah terhadap nikmat dan anugerah Allah ﷻ, seperti penglihatan, pendengaran, kesehatan, harta, kendaraan, anak, keluarga, jabatan, kekuasaan dan lain-lain.
🔹Ketiga, amanah dalam menunaikan atau menyampaikan hak-hak manusia, seperti titipan barang, harta, rahasia, kehormatan, amanah anak, keluarga dan lain-lain.
Seseorang yang menjadi jodoh bagi kita berarti adalah amanah. Sesuatu yang dititipkan adalah sesuatu yang penjagaannya dipercayakan kepada orang yang dititipi hingga suatu saat sesuatu itu akan diambil oleh yang menitipkan.
Maksud menitipkan adalah agar sesuatu yang dititipkan itu tetap terjaga dan terlindungi keberadaannya. Tanggung jawab memelihara sesuatu yang dititipkan itulah yang disebut amanah.
Jodoh adalah amanah Allah ﷻ kepada pasangannya agar berkualitas untuk bisa mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah. Bila sudah menikah maka istri adalah amanah Allah ﷻ kepada suami dimana suami wajib melindunginya dari gangguan yang datang, baik gangguan fisik maupun psikis.
Demikian juga suami adalah amanah Allah ﷻ kepada isteri dimana ia wajib memberikan sesuatu yang membuatnya tenang, tenteram, aman dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya.
Setiap jiwa memegang amanah yang mesti dijaga dengan sekuat tenaga hingga sempurna. Sebab, menjaga amanah dapat jaminan surga. Rasulullah ﷺ bersabda,
“Jaminkan untukku enam perkara dari kalian, niscaya aku jaminkan surga untuk kalian, di antara keenam perkara itu adalah hendaklah kamu menunaikan amanah jika kamu mendapatkannya.” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, umat yang menyia-nyiakan amanah, baik secara zahir maupun batin, termasuk adalah orang-orang musyrik. Kemudian, manusia yang menyia-nyiakan amanah secara batin dan memeliharanya secara zahir. Mereka adalah orang-orang munafik.
Istri atau suami adalah amanat Allah ﷻ, karena itu masing-masing harus memelihara satu sama lain. Suami harus memelihara hak-hak istri, seperti memberinya nafkah dan membimbing agamanya. Sebaliknya istri harus memelihara hak-hak suami, seperti mentaati dan melayani sebaik-baiknya.
Keutuhan sebuah rumah tangga sangat dipengaruhi oleh baiknya kepemimpinan seorang suami (sebagai kepala keluarga) dalam membina keluarganya. Lebih-lebih lagi adalah sikap dan perilakunya dalam bergaul dengan istrinya.
Suami istri sebagai tokoh utama dalam sebuah rumah tangga, bila mengalami kerusakan maka bangunan rumah tangga pun akan runtuh. Disebabkan hubungan ini seharusnya sangat dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing. Bagi suami istri harus saling menunaikan kewajibannya setelah itu baru boleh mendapatkan apa yang menjadi haknya.
Dan membahagiakan istri adalah satu hal yang mesti dilakukan oleh suami.
Perasaan bahagia seorang istri akan dirasakan oleh semua anggota keluarga. Jika istri merasakan bahagia, maka seluruh anggota keluarga juga akan merasa bahagia. Jika istri bisa hidup dengan hati tenang dan nyaman, maka semua anggota keluarganya juga bisa hidup dengan aman dan damai.
Sebagai contoh, ketika istri sedang ngambek maka otomatis hal ini akan menjadikan suasana keluarga menjadi kacau, tidak mau masak, mencuci, membersihkan rumah dan aktivitas lainnya.
Istri yang bahagia dan bersyukur atas pemberian suami bisa menciptakan suasana 'adem tentrem' dalam keluarga sekaligus diluaskan rezeki suaminya, karena Allah ﷻ akan memberikan lebih banyak rezeki bagi mereka yang senantiasa bersyukur.
Istri yang bahagia bisa menjadi partner yang baik bagi suaminya mencari rezeki maupun menjadi tempat lembah yang menyenangkan setelah sang suami lelah mencari rezeki selama seharian. Hasilnya, dalam hati suami akan timbul semangat mencari rezeki pada hari esok.
Istri yang merasakan kebahagiaan akan selalu mendukung sang suami dalam keadaan bagaimanapun dan kapanpun, sehingga sang suami tidak akan pernah kehilangan dukungan meskipun dalam kondisi yang pahng sulit sekalipun. Dengan istri yang selalu bahagia maka suami bisa mempunyai semangat untuk selalu bangkit lagi ketika jatuh dalam keterpurukan.
Istri yang bahagia dapat diandalkan untuk mendidik anak-anaknya menjadi anak yang bahagia dan berguna bagi orang lain. Rezeki bisa datang dari mana saja termasuk dari anak. Rezeki bukan hanya berupa uang tetapi juga berupa anak-anak sholeh yang menemui orangtuanya dalam wajah yang bahagia setiap hari.
🔷🌷🔷
Menjaga amanah adalah dengan menjaga hak-hak pasangan:
◼️Hak Bersama Suami Istri
1. Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (QS. Ar-Rum: 21).
2. Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (QS. An-Nisa’ : 19 - Al- Hujuraat : 10).
3. Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (QS. An-Nisa’: 19).
4. Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih).
5. Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan:
(a) Memberi nasihat,
(b) Pisah kamar,
(c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (QS. An-Nisa’ : 34).
‘Nusyuz’ adalah : Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah ﷻ.
6. Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya atau keluarganya. (Tirmudzi).
7. Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya. (QS. Ath-Thalaq : 7).
8. Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi).
9. Suami hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri).
10. Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la).
11. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (QS. An-Nisa’: 19).
12. Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
13. Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya. (QS. AI-Ahzab : 34, At-Tahrim : 6,Muttafaqun Alaih).
14. Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dan lain-lain). (AI-Ghazali).
15. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (QS. An-Nisa’: 3).
16. Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i).
17. Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AI-Ghazali).
18. Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (QS. AI-Baqarah: 40).
◼️Sementara Itu Apa Yang Harus Dilakukuan Istri Kepada Suami?
1. Hendaknya istri menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (QS. An-Nisa’ : 34).
2. Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (QS. Al-Baqarah: 228).
3. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (QS. An-Nisa’: 39).
4. Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
(a) Menyerahkan dirinya,
(b) Mentaati suami,
(c) Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
(d) Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami,
(e) Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali).
5. Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih).
6. Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim).
7. Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah ﷻ mengampuni dosa-dosa seorang istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi).
8. Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi).
9. Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi ﷺ.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. (Timidzi).
10. Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani).
11. Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami. (Thabrani).
12. Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (QS. An-Nisa’ : 34).
13. Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu:
(a) Banyak anak.
(b) Sedikit harta.
(c) Tetangga yang buruk.
(d) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri).
14. Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih).
15. Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (QS. An-Nur : 30-31).
Demikianlah sahabat-sahabat ku.
Bagaimana kita harus menjaga amanah berupa keluarga.
Semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ Adhry ~ Makassar
Assalamu'alaikum Ustadzah,
1. Apakah berdosa seorang istri melarang suaminya menikah kembali? Dan bagaimana caranya agar bisa ikhlas?
2. Apakah suami bisa dikatakan melanggar aturan pernikahan dalam agama jika tidak memperdulikan perasaan istrinya ketika ia meminta izin menikah lagi, dengan alasan dia tidak bisa diberikan keturunan oleh istrinya?
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
1. Jiak menolak tanpa alasan yang dibenarkan, tentu saja berdosa, jika ada rasa cemburu itu hal yang wajar, tapi tidak boleh dengan alasan tersebut melarang suami berpologami, sementara dia mampu untuk berpoligami, dan dia bisa berlaku adil.
Ikhlas adalah sesuatu yang berat, karna beratnya itulah maka ada keberkahan yang besar didalamnya, ikhlas harus diperjuangankan, tidak akan datang begitu saja, ikhlas diawali dengan penyerahan diri kepada Allah ﷻ karena ketakwaan, dan setelahnya membiasakan diri dengan kondisi yang ada.
2. Menikah lagi karena tidak mendapat keturunan boleh saja, Imam al Auzai mengatakan, ”Seandainya seseorang memilik istri yang mandul maka dianjurkan baginya untuk menikah dan memiliki keturunan.” (al Mausu’ah al Fiqhiyah 81/6).
Hanya saja cara membicarakan itu suami perlu bijaksana, dan istri juga diharapkan sadar dengan kondisinya. Dibalik itu semua, kita diperintahkan oleh Allah ﷻ untuk merubah kondisi, jika belum mendapatkan keturunan, maka berusaha untuk mendatangi dokter dan melakukan pengobatan.
Balik lagi untuk hal poligami, sebenarnya didalam Islam tidak aturan bahwa suami harus meminta izin kepada istri untuk berpologami, itu hanyalah satu bagian dari saling menghargai saja.
Wallahu a'lam.
🌴 Bagaimana dengan wanita yang ingin dia pilih jadi poligami?
Apa dia punya hak untuk menolakkan dengan alasan tidak mau menykiti hati istrinya? Dan bagaimana caranya agar bisa lepas dari laki-laki itu? Karena sudah bertahun-tahun laki-laki itu tetap kokoh mencari cara agar bisa menikahi wanita itu. Karena dia tahu wanita itu juga menyukainya, sementara dia tidak bisa menerima karena dia tidak mau menyakiti hati wanita lain.
Afwan Ummi, ana kebetulan dijadikan konsultan oleh sahabat. Tapi ana tidak punya dasar dan ilmu menjawabnya dikarenakan ana masih single. Semoga bisa menambah ilmu.
🔷 Wallahu a'lam, ini menikah sepertinya sudah karena hawa nafsu ingin memiliki, bukan karena ingin melaksanakan syari'at. Sebaiknya yang perempuan harus menutup diri dari si lelaki, jangan membuka celah untuk lelaki tersebut.
Wallahu a'lam.
0️⃣2️⃣ Yunita ~ Makassar
Saya pernah dengar cerita dari beberapa teman bahwa semenjak mereka punya anak, jika melihat suami-suaminya di rumah bersantai sementara banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, suka timbul rasa iri dalam hati istrinya, maka jadilah suaminya yang mengerjakan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih dan mencuci pakaian, kadang masak juga dengan alasan istrinya bagian mengurus anak.
Bagaimana ini Ustadzah, apakah istrinya tidak berdosa seperti itu?
Saya pernah mengingatkan untuk tidak seperti itu, karena memang seperti itulah tugas istri, apalagi hanya ibu rumah tangga. Mereka berdalih toh si suami juga mau kok disuruh-suruh dan baik-baik saja. Tapi saya kok merasa tidak etis rasanya.
🔷Jawab:
Mengerjakan pekerjaan rumah sejatinya bukan pekerjaan istri, tapi itu adalah bagian dari kewajiban suami, tapi itu adalah bagian dari sebuah pengabdian yang ingin meringankan pekerjaan suami.
Jika di dalam rumah tangga, kerjasama itu penting dilakukan, tidak ada pembagian baku, ini kewajiban istri, suami-suami yang baik, maka dia akan membantu pekerjaan rumah, tapi jangan disuruh istilahnya yaa, kalau suami lupa, maka minta tolonglah.
Wallahu a'lam.
0️⃣3️⃣ Riy ~ Yogja
Poin 14, Ustadzah.
Bila yang terjadi sebaliknya bagaimana, Ustadzah? Istri melesat dalam ilmu agama, suami berhenti di jalan?
🔷Jawab:
Jika istri seorang yang berilmu, maka istri mempunyai kewajiban untuk mengingatkan suaminya tentang agama, mengingatkan bukan mengajari layaknya seorang guru, karena seorang istri wajib menghormati suaminya meski ilmunya di bawah istri. Kecuali suami yang dengan ikhlas ingin belajar kepada istrinya, namun tetap istri harus hormat.
Wallahu a'lam.
0️⃣4️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum Bun,
Jika kita masih mempunyai rasa takut dalam memilih pasangan takut kalau nanti dia pemarah dan lain-lain itu bagaimana, Bun?
Ketakutan Fitri itu bagaimana kalau dia galak, pemarah seperti itu Fitri paling tidak suka dan takut orang ngebentak seperti itu.
🔷Jawab:
Wa'alaikummussalam,
Apa yang didatangkan oleh Allah ﷻ itulah yang terbaik bagi kita untuk saat itu, jika kita tidak menginginkan sesuatu maka bermohonlah kepada Allah ﷻ untuk menjauhkannya dari kita. Jangan sampai rasa takut ini dan itu malah akhirnya kita tidak menikah.
Wallahu a'lam.
0️⃣5️⃣ Frin ~ Surabaya
Bunda, bila mengenang masa lalu sekarang tinggal penyesalan.
Saya jarang ribut dengan suami, tapi bila suami nasehati kadang bila saya tidak berkenan sering diam. Tapi nasehat tetap saya patuhi karena takut dosa.
Bagaimana ya bun menebus kesalahan-kesalahan saya dulu?
Mohon arahannya.
🔷Jawab:
Mendoakan dan memperbanyak amalan sholeh untuk suami Mbak ku, menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang beliau sayangi dan kasihi. Itulah cara-cara yang bisa kita lakukan untuk seseorang yang telah meninggal.
Wallahu a'lam.
0️⃣6️⃣ Vivi ~ Gresik
Assalamualaikum...
Apa yang harus dilakukan agar hubungan sepasang suami istri semakin harmonis meskipun bertambah tua?
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Untuk menjaga keharmonisan di dalam rumah tangga, adalah dengan menjaga rasa cinta, tetap menyediakan waktu untuk berdua, menghadirkan suasana pacaran meski sudah tua, dimana sebenarnya menjaga suasana tersebut justru wajib dilakukan disaat usia perkawinan sudah berada di angka 2 digit.
Sementara banyak dibantara kita malah mengabaikan kondisi ini, menganggap kemesraan, canda tawa, gurauan dan kejutan-kejutan untuk pasangan itu sudah tidak penting lagi, padahal justru disaat itulah perlu ditumbuhkan dan dijaga.
Adanya kerja sama antara suami istri didalam mengurus rumah tangga, menjaga saling pengertian. Itu mungkin diantaranya yang bisa dilakukan untuk menjaga keharmonisan.
Wallahu a'lam.
0️⃣7️⃣ Rahma ~ Batam
Assalamualaikum,
Kalau suaminya tidak nafkahin istrinya terus sang suami ngajak bergaul dan si istri menolak karena kesal tidak pernah dinafkahin itu berdosa tidak, Bu?
Soalnya ada yang pernah tanya ini ke saya.
🔷Jawab:
Selama status seorang wanita itu adalah sebagai istri dia punya kewajiban untuk melayani suami dengan baik, soal apakah suami bertanggungjawab atau tidak, itu beda lagi.
Bicarakan keberatan tersebut, tanpa mengabaikan kewajiban.
Wallahu a'lam.
0️⃣8️⃣ Tia ~ Bandung
Kalau pisah ranjang karena punya 2 bocah kecil bagaimana?
🔷Jawab:
He he he, itu beda pasal lagi Mbak, pisah bukan karena pertengkaran, tapi karena kebaikkan. InsyaaAllah itu tidak akan menjadi masalah.
Wallahu a'lam.
0️⃣9️⃣ Rahma ~ Batam
Kalau misalnya punya suami yang sifat dan perlakuannya yang tidak baik. Kita sebagai istri harus bagaimana menyikapinya?
Sabar sudah didoakan juga sudah tapi tetap tidak ada perubahan.
🔷Jawab:
Jika salah satu pihak merasa terdzalimi, dan telah memenuhi unsur-unsur syar'i, maka istri boleh mengajukan cerai. Karena Islam itu sangat menghargai pribadi masing-masing ummatnya, tapi meski begitu sabar adalah sesuatu hal yang terbaik dan ganjarannya adalah surga, selama itu tidak berpengaruh buruk terhadap keimanan dan akidah istri.
Wallahu a'lam.
1️⃣0️⃣ Han ~ Jatim
Assalamu'alaikum,
Bu, bagaimana kalau dari salah satu pasangan tuh ngambekan terus diam tidak menyapa, tidak kasih kabar sama sekali?
Apa yang harus dilakukan? Sudah ditanyain dan lain-lain tapi ya masih diam saja juga tidak balas.
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Introspeksi diri saja, kenapa pasangan berlaku seperti itu.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Kita tutup pertemuan malam ini dengan sebuah firman Allah ﷻ :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian mengetahui." (QS. Al Anfal: 27).
Jika seseorang dipercaya untuk memegang suatu amanah, maka dia wajib untuk menjaga amanah tersebut sebaik mungkin.
Terimakasih untuk kebersamaannya malam ini, semoga bermanfaat. Mohon maaf lahir batin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar