Selasa, 29 September 2020
KETIKA KESUKSESAN MEMBUTAKANMU
OLeH : Ibu Irnawati Syamsuir Koto
💘M a T e R i💘
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
🌷KETIKA KESUKSESAN MEMBUTAKANMU
Setiap manusia pasti mendambakan kesuksesan dalam hidupnya. Kita juga sebagai orang Islam tentunya ingin sukses baik dikehidupan dunia maupun akhirat sebagaimana digambarkan dalam doa kita “Rabbana atina fiddun ‘ya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina aza bannar.“
Islam adalah agama yang menuntun umatnya untuk menjadi orang-orang yang sukses.
Untuk meraih kesuksesan dunia akhirat itu, Allah ﷻ juga telah memberikan petunjuk yang fenomenal yaitu Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses.
Ternyata sukses menurut manusia berbeda total dengan sukses menurut Allah ﷻ.
”Sungguh rugi orang yang mengira dirinya telah sukses dan dianggap manusia sebagai orang sukses dalam kehidupan di dunia, tapi ternyata ia termasuk orang yang gagal total. Sukses yang sebenarnya, sejati, hakiki dan abadi adalah sukses menurut Allah ﷻ dalam kitab-Nya, Al-Qur’an."
Rasulullah ﷺ juga bersabda,
“Barangsiapa yang obsesinya akhirat, tujuannya akhirat, niatnya akhirat, cita-citanya akhirat, maka dia mendapatkan tiga perkara : Allah ﷻ menjadikan kecukupan di hatinya, Allah ﷻ mengumpulkan urusannya, dan dunia datang kepada dia dalam keadaan dunia itu hina. Barangsiapa yang obsesinya dunia, tujuannya dunia, niatnya dunia, cita-citanya dunia, maka dia mendapatkan tiga perkara : Allah ﷻ menjadikan kemelaratan ada di depan matanya, Allah ﷻ mencerai-beraikan urusannya, dan dunia tidak datang kecuali yang ditakdirkan untuk dia saja.”
Dunia seolah membutakan segalanya. Materi selalu menjadi ukuran sebuah kesuksesan. Yap, inilah zaman dimana harta dan dunia dianggap segalanya.
Alangkah mirisnya ketika para pemangku amanah negara melakukan korupsi meski gajinya sudah puluhan bahkan ratusan juta. Fenomena ini tentu menyayat hati.
Seperti lirik lagu Bang Haji Rhoma Irama: “Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.” Inilah fenomena yang terjadi saat ini. Orang-orang menghalalkan cara untuk mendapatkan kenikmatan dunia.
Padahal Allah ﷻ berkali mengingatkan hambanya dalam surat Al Munafiqun.
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al Munafiqunb : 9).
Lalu mengapa Allah ﷻ memperingatkan para hamba-Nya agar mereka tidak terlena dengan kenikmatan dunia berupa harta dan anak keturunan?
Karena Allah ﷻ telah menetapkan bahwa harta dan anak keturunan merupakan fitnah dan ujian bagi seorang hamba di dunia. Bagaimana mereka menyikapi kenikmatan yang mereka dapatkan tersebut, apakah dengan kenikmatan tersebut mereka lalai dari ketaatan kepada Allah ﷻ ataukah malah mambantu mereka dalam menjalankan ketaatan?
Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghabun: 15).
Rasulallah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya anak itu bisa menjadikan bakhil, pengecut, bodoh dan sedih.” (HR. Hakim dan At Thabrani).
🔷🌷🔷
Sahabat-sahabatku, disaat sukses dunia sudah kita nikmati, maka hati-hati ditimpa istidraj, azab berbungkus nikmat.
ISTIDRAJ adalah semacam perangkap bagi manusia dimana mereka yang durhaka kepada Allah ﷻ tampak semakin makmur, jaya, dan sejahtera. Tetapi sejatinya peningkatan kemakmuran yang terus beranjak naik bahkan melimpah itu sejatinya adalah uluran atau semacam penundaan untuk azab Allah ﷻ yang pada gilirannya lebih dahsyat menimpa yang bersangkutan.
Tidak adanya rasa syukur atas segala nikmat diberikan Allah ﷻ, merupakan bentuk dari istidraj yang membuat seseorang semakin jauh dari Allah ﷻ dan melahirkan kesombongan dengan nikmat-nikmat yang diterima.
Allah ﷻ biarkan orang ini dan tidak disegerakan azabnya. Allah ﷻ berfirman:
“Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam : 44).
Sederhananya, jika melihat orang yang secara agama ibadahnya buruk, sementara maksiat kepada Allah ﷻ dan manusia jalan terus, lalu rezekinya Allah ﷻ berikan melimpah, kesenangan hidup begitu mudah ia dapatkan, tidak pernah sakit dan celaka, panjang umur, bahkan Allah ﷻ berikan kekuatan pada fisiknya. Maka, waspadalah sebab bisa jadi itu adalah istidraj baginya dan bukan kemuliaan.
Tidak jarang pula yang menyebut sukses dalam hidup ketika banyak uang dan lancar dalam bisnis dan pekerjaan. Apapun pandangan orang tentang kesuksesan patut diapresiasi, selama terarah untuk meraih kedekatan dengan Sang Pencipta.
Al-Quran sendiri mempunyai standar dan indikator kesuksesan seseorang dalam hidup. Sukses menurut Al-Quran tidak terletak pada banyaknya properti, uang, lahan bisnis, kekuasaan atau popularitas.
Kesuksesan di dunia bukanlah hal yang mutlak untuk diupayakan. kesuksesan tersebut haruslah menjadi dasar pencapaian kehidupan sukses di akhirat. Seorang mukmin sebaiknya menjaga dirinya dari bahaya fitnah yang disebabkan harta dan kedudukan. Ia harus tetap mempertahankan agama dan keimanannya agar memperoleh kesuksesan yang sama di akhirat.
Untuk mendapatkan pesona dunia tersebut manusia menghabiskan demikian banyak waktu bekerja keras menumpuk harta mengejar kebahagiaan duniawi.
Pencinta dunia bahkan tidak atau sedikit saja menyisakan waktunya untuk amal akhirat disela-sela kesibukan kerjanya atau di waktu luangnya dan dikala ia sehat.
Mereka bahkan melupakan shalat atau minimal menunda shalat berjamaah karena lebih penting waktu untuk urusan dunia yang lebih jelas terlihat di depan mata mereka.
Sebagian bahkan siap korupsi, merampok, mencuri, menganiaya, menipu, memperkosa, membodohi orang lain untuk mendapatkan tiket membeli pesona dunia.
Disisi lain, sebagian manusia meluangkan demikian banyak waktunya untuk menikmati pesona dunia, bahkan tanpa mau bekerja dengan keras apalagi beribadah kepada pemilik dunia ini, Allah ﷻ.
Merekalah para pemilik harta berlebih yang menggunakannya untuk bersantai dan menikmati fasilitas dunia, termasuk para pemilik waktu yang menggunakannya untuk bermalas-malas di rumahnya yang nyaman, bermaksiat atau menikmati narkoba, termasuk juga para pemilik kekuasaan yang menggunakan kelebihannya untuk mendengar kekaguman orang lain pada dirinya atau memamerkan pengaruhnya atau fisiknya yang indah.
Para pecinta dunia hanya berpikir bahwa tidak mungkin Tuhan menciptakan dunia yang sangat sempurna, luas dan lengkap ini kalau tidak untuk dinikmati.
Bahkan mereka berpikir tidak mungkin Tuhan akan menghancurkan dunia ciptaan-Nya sendiri yang demikian menakjubkan ini melalui suatu bencana kiamat.
Pencinta dunia hanya takjub kepada dunia yang luar biasa ini dan tidak pada akhirat karena mereka tidak tahu gambaran mengenai akhirat.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Seandainya dunia itu ada nilainya di sisi Allah bahkan seberat sayap nyamuk sekalipun, tentu Dia tidak akan sudi memberi makan dan minum pada orang kafir meskipun seteguk air.” (HR. Tirmidzi, shahih).
Hadits di atas juga memberi makna, rezeki dan kebahagiaan dunia juga diberikan Allah ﷻ pada orang kafir maupun fasik, bahkan sering diberikan lebih banyak dibanding yang Ia berikan kepada orang-orang yang shaleh, ini karena nilai dunia yang sangat tidak ada artinya dibanding akhirat.
Karenanya, setiap muslim diingatkan harus mempertimbangkan kepentingan akhirat dalam setiap aktivitasnya.
Dunia ini adalah ladang untuk bercocok tanam (tempat melakukan amal ibadah dan amal kebajikan) yang hasilnya dipanen kelak di negeri akhirat.
Demikian saja dari saya malam ini. Semoga muslim dan muslimah yang sukses, kesuksesan tidak membuat hatinya buta, dan semoga terlindungi dari istidraj. Aamiin.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum Bun,
1. Kenapa Allah ﷻ lebih menguji manusia dengan kekayaanya, menguji dengan kekuasaannya? Dan kenapa manusia lebih mudah terlena atas nikmatnya dunia, apa memang mereka belum bisa mengendalikannya?
2. Setiap orang berhak memiliki pendidikan yang tinggi bukan hanya laki-laki, perempuan pun sama kan bun apalagi perempuan adalah madrasah bagi anak-anaknya kelak jadi harus berilmu dan berpendidikan lalu jika seorang perempuan yang tidak mampu dalam mengejar pendidikannya karena terhalang biaya itu bagaimana?
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam,
1. Cinta dunia akan mudah suburnya di hati, karena kesombongan dan tidak adanya rasa syukur. Dan disini jugalah setan sering bermain.
Ujian yang berat itu sebenarnya adalah kekayaan ini, karena manusia mudah terlena.
2. Menyoal tentang pendidikan bagi wanita, kalau kendalanya biaya, kita bisa apa? Carilah ilmu di majlis-majlis agama, jika itu ilmu agama, tapi jika itu ilmu dunia, carilah sebatas apa yang bisa dicari.
Untuk pendidikan anak-anak, jika memang tidak ada kemampuan, maka serahkanlah pendidikan mereka kepada guru-guru, didiklah mereka dengan ilmu-ilmu dasar dan ilmu akhlak.
Wallahu a'lam.
0️⃣2️⃣ Titin ~ Jambi
Assalamualaikum Bunda,
Kenapa dikala kita ingin membantu sesama yang berada dalam kesusahan tetapi kita tidak punya dan tidak berdaya bun, sementara orang yang berpunya sama sekali tidak memiliki rasa perduli dengan sesama dan semakin kikir tapi dia semakin kaya dan berlimpah harta, Bunda?
Apakah ini termasuk istidraj, Bun?
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam Mba Titin...
Iyaa, itu termasuk istidraj, Allah ﷻ beri mereka kekayaan dunia, tapi Allah ﷻ cabut dari hati mereka rasa empati kepada sesama.
Semoga kita terjauh kan dari hal tersebut. Semoga Allah ﷻ jaga hati kita dengan segala rasa kasih sayang terhadap sesama, bagaimanapun keadaan kita. Aamiin.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Riy ~ Yogja
1. Ustadzah, bagaimana caranya agar kita sadar kalau kita lagi di zona istidraj?
2. Istidraj itu bisa menimpa pada kelompok atau golongan tidak? Cirinya bagaimana kalau memang ada?
Matur nuwun.
🔷Jawab:
1. Hanya hidayah serta rahmat dari Allah ﷻ yang mampu mengeluarkan kita dengan jalan yang Allah ﷻ kehendaki. Agar kita terlindung dari istidraj, maka perbanyak syukur, sedekah dan dzikir.
2. Bisa, Allah ﷻ mudahkan bagi mereka untuk mencapai tujuan mereka.
Wallahu a'lam.
0️⃣4️⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadzah,
Bagaimana sikap saya seharusnya menghadapi sikap keluarga Ustadz di kampung sini yang punya saudara memilki pesugihan selalu menghalangi saya tilawah dan menambah ilmu agama di luar kelompoknya mereka bahkan online?
Saking mangkelnya saya, tiap kali ada Kajol (Kajian Online) saya bikin status. Beliau selalu menghalangi orang untuk belajar baca Quran ke saya, dengan alasan khawatir kalau sulit, beda dan salah. Tapi beliau selalu sembunyi-sembunyi dengerin saya tadarus, bahkan saat selesai juz 30, beliaunya selalu bikin nasi gudangan untuk khataman mendengarkan saya baca Quran.
Sekaran yang punya rumah yang saya kontrak positif Covid. Saya dan anak-anak semakin sering baca Qur'an, tapi kenapa Pak Ustadz-nya dan istrinya segera menyuruh yang punya rumah putar murothal keras-keras disaat kami ngaji, dan berhenti putar saat kami rehat.
Apa yang mesti saya lakukan agar bisa EGP (Emang Gue Pikir)?
Mohon pencerahannya.
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam Mba Erni.
Menurut saya sih, selama orang itu tidak mencelakai kita secara langsung, abaikan saja, perkuat pertahanan diri dengan amalan-amalan sholeh, mohon perlindungan dari Allah ﷻ terhadap orang-orang yang seperti itu.
Karena diadakan perlawanan pun, sepertinya akan sia-sia tidak ada manfaatnya, tidak ada pengaruhnya. Karena biasanya orang seperti itu merasa menang saat melihat kita tertekan. Jadi, perbanyak ta'awudz, istighfar, sholawat dan tilawah serta doa perlindungan. Sibukkan saja diri dengan hal-hal positif, agar perhatian teralihkan dari kelakuan orang tersebut.
Wallahu a'lam.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Sahabat-sahabatku...
Dunia ini memang melenakan, banyak keindahan dan kenikmatan serta kesenangan yang ditawarkannya.
Dunia menggoda siapa saja yang berada di dalamnya.Tak ayal, banyak dari kita yang terjerembab dalam kesenangan semu
yang ditawarkan oleh dunia.
Ketahuilah, dunia ini ibarat air laut, semakin kau minum, maka akan semakin haus. Ya, semakin kita mengejar dunia, maka kita akan semakin terperdaya olehnya.
APA YANG HENDAK KITA KEJAR DI KEHIDUPAN YANG SINGKAT INI!!!
Apakah harta?
Lihatlah Qorun, manusia yang paling kaya pada masanya, namun akhirnya dia terhinakan oleh kekayaannya sendiri.
Ataukah jabatan?
Ingatkah kita dengan Fir’aun? Dia adalah manusia yang paling angkuh di dunia dan melampaui batas.
Fir’aun adalah Raja tersohor, bahkan dia tak segan mengakui dirinya sebagai Tuhan yang berhak menetapkan hukum sesuai dengan kehendaknya.
Namun kita sudah sama-sama
mengetahui akhir kisahnya, bahwa Fir’aun pada akhirnya pun mati dalam keadaaan hina dan dihinakan dengan kekuasaannya.
LANTAS APA YANG SEBENARNYA KITA CARI!!!
Mohon maaf lahir dan batin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar