OLeH : Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto
💘M a T e R i💘
Segala puji hanya untuk Alloh ﷻ yang telah memberi cahaya iman Islam kedalam jiwa kita, yang akan membawa keselamatan diakhirat kelak. Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Sahabat-sahabatku ternyata waktu berjalan tidak terasa. Perlahan tapi pasti, dan selain itu sang waktu berjalan juga tanpa mengenal kompromi.
Saya merasa baru kemarin kita melalui Ramadhan, dan ternyata sekarang bulan yang penuh berkah dan ampunan ini sudah diambang pintu.
Ramadhan telah diambang pintu, tanpa kita rasakan waktu bergulir begitu cepat,kita telah berada di bulan rajab,
Bulan Ramadhan, bulan yang istimewa, bulan yang paling mulia, bulan yang paling agung. Beberapa hari lagi bulan yang ditunggu-tunggu itu akan tiba. Banyak orang menyambutnya dengan penuh suka cita. Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan di dalamnya, akan ada penganugerahan seribu bulan di saat-saat tertentu. Berbondong-bondong orang memanfaatkan kehadiran bulan yang penuh kemuliaan ini.
Orang-orang memanfaatkan bulan ini sebagai waktu untuk membersihkan hati, membenahi diri ke arah yang lebih baik, serta mempererat tali persaudaraan dengan kerabat dan keluarga. Hati yang bersih, jiwa yang siap menyambut datangnya bulan ini akan terasa indah jika berasal dari hati yang baik. Oleh sebab itu, sudah sebaiknya kita menyiapkan diri, lahir maupun batin untuk menyambut bulan puasa ini yang sudah tidak lama lagi akan datang.
Nah, agar bisa merasakan kenikmatan dari bulan puasa ini, ada baiknya jika kita meniru cara dari Rasulullah ﷺ menyambut Ramadhan. Selain persiapan yang bersifat jasmani, Rasulullah ﷺ juga melakukan persiapan berupa perpaduan antara jasmani dan rohani mengingat puasa merupakan ibadah yang lain yang merupakan paduan antara ibadah jasmani dan rohani, di samping ibadah yang paling berat dari ibadah wajib yang lainnya.
Rasulullah ﷺ memulai persiapan jasmani dengan berpuasa hari Senin dan Kamis setiap minggunya dan puasa hari-hari putih yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya sejak awal bulan Syawal hingga Sya'ban. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasannya Rasulullah ﷺ senantiasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Sebagaimana dikatakan kepada beliau, "Wahai Rasul, engkau senantiasa puasa Senin dan Kamis."
Rasulullah ﷺ pun menjawab, "Sesungguhnya pada setiap hari Senin dan Kamis Alloh ﷻ mengampuni dosa setiap Muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan. Alloh ﷻ berfirman, 'Tangguhkanlah keduanya sampai keduanya berdamai.'" (HR. Ibnu Majah).
Kemudian untuk puasa yang dilakukan Rasulullah ﷺ tiga hari pada setiap bulannya, Rasulullah ﷺ bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari RA, "Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa setiap bulan, maka puasalah tanggal 13, 14 dan 15." (HR. Tirmidzi).
Nah, sedangkan untuk persiapan rohaninya, Rasulullah ﷺ melakukannya dengan pembiasaan shalat tahajud setiap malamnya, yang kemudian dilanjutkan dengan berdzikir pada setiap waktu dan kesempatan yang ada. Bahkan shalat tahajud yang hukumnya sunnah untuk kaum Muslimin, bagi pribadi Rasulullah ﷺ merupakan suatu kewajiban yang tidak pernah terlewatkan.
Diriwayatkan oleh Aisyah RA yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ mengenai Rasulullah ﷺ yang menjaga kebiasaan shalat tahajudnya, padahal dosa-dosanya telah diampuni oleh Alloh ﷻ, kemudian Rasulullah ﷺ menjawab, "Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?"
Rasulullah ﷺ memulai persiapan jasmani dengan berpuasa hari Senin dan Kamis setiap minggunya dan puasa hari-hari putih yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya sejak awal bulan Syawal hingga Sya'ban. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasannya Rasulullah ﷺ senantiasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Sebagaimana dikatakan kepada beliau, "Wahai Rasul, engkau senantiasa puasa Senin dan Kamis."
Rasulullah ﷺ pun menjawab, "Sesungguhnya pada setiap hari Senin dan Kamis Alloh ﷻ mengampuni dosa setiap Muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan. Alloh ﷻ berfirman, 'Tangguhkanlah keduanya sampai keduanya berdamai.'" (HR. Ibnu Majah).
Kemudian untuk puasa yang dilakukan Rasulullah ﷺ tiga hari pada setiap bulannya, Rasulullah ﷺ bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari RA, "Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa setiap bulan, maka puasalah tanggal 13, 14 dan 15." (HR. Tirmidzi).
Nah, sedangkan untuk persiapan rohaninya, Rasulullah ﷺ melakukannya dengan pembiasaan shalat tahajud setiap malamnya, yang kemudian dilanjutkan dengan berdzikir pada setiap waktu dan kesempatan yang ada. Bahkan shalat tahajud yang hukumnya sunnah untuk kaum Muslimin, bagi pribadi Rasulullah ﷺ merupakan suatu kewajiban yang tidak pernah terlewatkan.
Diriwayatkan oleh Aisyah RA yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ mengenai Rasulullah ﷺ yang menjaga kebiasaan shalat tahajudnya, padahal dosa-dosanya telah diampuni oleh Alloh ﷻ, kemudian Rasulullah ﷺ menjawab, "Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?"
🔷🌷🔷
Sahabat-sahabatku...
"Ada banyak amalan, salah satunya dengan bergembira. Dasarnya Rasulullah ﷺ pernah bersabda, 'Siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadan, Alloh ﷻ akan mengharamkan jasadnya masuk neraka,'"
berdasarkan hadis ini dengan bergembira saja seorang Muslim akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa.
Rasulullah ﷺ juga membiasakan diri untuk bersedekah sebelum puasa sehingga terbiasa saat Ramadan. Amalan bersedekah ini diberikan balasan berupa pahala hingga 70 kali lipat.
Bersedekah ini berlaku untuk siapapun bukan hanya orang kaya saja. Bersedekah juga bertujuan untuk menunjukkan kepedulian pada orang lain.
"Orang yang berkekurangan juga dianjurkan bersedekah misalnya dengan setengah biji kurma, bahkan seteguk air atau segelas susu,"
Rasulullah ﷺ juga kerap melakukan ziarah kubur ke makam keluarga dan sahabat. Berziarah ke kuburan sebelum Ramadan dapat membuat seseorang dapat mengingat kematian dan juga jasa orang lain. Dengan begitu, diharapkan ibadah seseorang saat puasa akan lebih khusyuk.
◾Persiapan pertama adalah nafsiyah, maksudnya menyambut datangnya bulan Ramadhan ini dengan hati gembira bahwa Ramadhan telah datang sebagai bulan untuk taqarub kepada Alloh ﷻ, sebagaimana telah kita bahas diatas tadi, Sehingga pada bulan ini kita akan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas ibadah dan meraih derajat tertinggi di sisi Alloh ﷻ.
Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spiritual untuk menyambut ramadhan adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan-bulan sebelumnya (minimal di bulan sya’ban), sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra: “Belum pernah Rasulullah ﷺ berpuasa (sunah) di bulan-bulan lain, sebanyak yang ia lakukan di bulan sya’ban." (HR. Muslim).
◾Persiapan yang kedua tsaqafiyah, yaitu untuk meraih amalan di bulan Ramadhan secara maksimal maka diperlukan pemahaman yang mendalam tentang fiqh puasa. Oleh karena itu, persiapan tsaqafiyah tidak kalah penting bagi seseorang untuk mendapatkannya. Sebab dengan memahami fiqh puasa dengan baik seseorang akan memahami dengan benar mana perbuatan-perbuatan yang dapat merusak nilai puasanya dan mana perbuatan yang dapat meningkatkan nilai dan kualitas puasanya. Karenanya kita harus terus menambah tsaqafah kita tentang fiqh shiyam.
◾Persiapan ketiga jasadiyah, yaitu tidak dapat dipungkiri bahwa aktifitas Ramadhan banyak memerlukan kekuatan fisik. Misalnya untuk puasa, qiyamullail, membaca al-Quran dan berbagai macam ibadah lainnya. Dengan kondisi fisik yang prima kita dapat melakukan ibadah tersebut tanpa terlewatkan sedikitpun. Karena jika kondisi fisik tidak baik, maka kemungkinan besar kita tidak akan melakukan amalan Ramadhan dengan maksimal, bahkan akan terlewatkan sia-sia. Padahal amalan di bulan ramadhan tidak dapat digantikan dengan amalan di bulan-bulan yang lain. Oleh sebab itu, sebaiknya kita menyiapkan kondisi fisik dari jauh-jauh hari sebelum ramadhan.
◾Persiapan yang keempat maliyah atau keuangan, yaitu keuangan bukanlah untuk membeli pakaian baru di hari lebaran atau menyiapkan bekal untuk pulang kampung. Yang dimaksud dengan persiapan keuangan adalah menyiapkan dan mengatur keuangan untuk berinfak, sedekah dan membayar zakat. Imam Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits: “Rasulullah ﷺ pernah ditanya, ‘Sedekah apakah yang paling utama? Beliau menjawab, “Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan ramadhan.”
◾Yang terakhir kelima adalah persiapan untuk anak-anak. Jangan lupa, selain menyiapkan diri sendiri, kita juga harus menyiapkan anggota keluarga. Termasuk anak-anak kita yang masih kecil dan baru akan belajar puasa. Sebab mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maksudnya bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesuksesan mengkondisikan anak memerlukan persiapan sejak jauh hari. Oleh karena itu orang tua harus merancang pola pendidikan terbaik untuk putra-putrinya selama bulan Ramadhan. Misalnya melalui cerita dan mainan, membangun suasana keluarga yang kondusif, menyusun menu makanan yang bergizi dan mengajak sahur bersama keluarga.
★ Kenapa Kita Melakukan Persiapan Ini?
Setiap waktu-waktu yang kita lewati masing-masing mempunyai kelebihan dan keutamaan yang berbeda, maka kita harus bisa memperlakukannya secara proposional dan cerdas. Termasuk dalam menyiapkan kedatangan bulan suci Ramadhan yang banyak mempunyai keutamaan.
Karena didalam Ramadhan adalah bulan diwajibkannya puasa, dianjurkan memperbanyak amalan sunnah, dianjurkannya memperbanyak memberikan santunan, serta memperbanyak membaca Al-Quran.
Di samping itu bulan Ramadhan adalah bulan pengendalian diri dari syahwat perut, dari hawa nafsu serta pengendalian anggota tubuh dari hal-hal yang dapat mengurangi nilai puasa.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,
Bu, bagaimana cara membayar dan hukumnya ibu hamil atau menyusui yang menjelang ramadhan berikutnya ternyata masih blm bisa membayar hutangnya bahkan sampai beberapa ramadhan karena hamil lagi dan menyusui lagi?
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Berhubung jawaban ini panjang, karena berhubungan dengan hukum fiqih wanita, dan ada pendapat-pendapat yang mendasarinya, maka lebih baik ini dijadikan 1 tema, mungkin ustadz Farid Nu'man bisa diundang untuk narasumbernya.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Dwi ~ Bondowoso
Assalamualaikum Bun...
Di bulan Ramadhan musholla-mushola semua menyelenggarakan taraweh, bahkan didekat rumah yang biasanya tidak dipakai jamaah, juga dipakai untuk sholat taraweh, tapi sudah beberapa tahun ini saya masih bertahan taraweh di mushola dekat rumah yang notabene masih saudara. Padahal hati kecil saya kurang yakin dengan imam nya Bun, mulai dari bacaan yang menurut saya kurang jelas, tidak tepat bacaannya. Tapi karena beliau saudara, saya tetap taraweh ditempat itu Bun, tidak enak karena saudara. Kalau saya pindah ke masjid yang agak jauh dari rumah, pasti jadi bahan omongan keluarga lain, menurut bunda apa yang harus saya lakukan agar hati ini yakin dan bisa nyaman melaksanakan ibadah sholat taraweh.
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Jika memang kondisinya seperti itu. Alangkah baiknya mencari masjid atau musholla yang bacaannya benar. Atau sarankan untuk mencari imam lain yang lebih bagus bacaannya. Karena salah bacaan apalagi rukun sholat bisa merusak sholat. Ini berhubungan dengan sholat, tidak bisa dicampur adukkan dengan hubungan antar sesama.
Atau sholat sendiri dirumah bisa menjadi pilihan, apalagi bagi wanita.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Yulia ~ Bekasi
Assalamualaikum,
Bu persiapan apa saja yang dilakukan anak yang masih belajar berpuasa? Apakah memberikan reward kepada anak atau hukuman apa bila tidak mengerjakan puasa diperbolehkan? Haruskah mengajarkan puasa sunah dulu sebelum puasa Ramadhan?
Terimakasih
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Persiapannya yang pertama adalah kenalkan apa itu puasa, kenapa kita harus berpuasa, dan berikan reward untuk anak yang bisa dan sanggup berpuasa. Sementara untuk hukuman, tidak perlu diberikan, karena baru belajar puasa, jangan sampai kegembiraannya berpuasa jadi hilang karena hukuman. Tapi berikan reward jika dia mampu berpuasa. Beri pujian dan hadiah-hadiah yang bisa membuatnya semangat.
Saya rasa, anak tidak perlu diajak untuk puasa sunnah, cukup kita mencontohkan puasa, dengan puasa sunnah.
Wallahu a'lam
0️⃣4⃣ Tia ~ Bandung
Assalamualaikum,
Bu, bagaimana jika mengajak anak puasa dengan iming-iming kalau puasa nanti dapat hadiah.
Apa itu diperbolehkan bu?
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Jawabannya sama yaa dengan pertanyaan ke 2, boleh, bahkan dianjurkan memberi hadiah jika anak mau berpuasa, namanya juga anak-anak, pandangannya sangat berbeda dengan kita orang dewasa.
Tapi jangan lupa jelaskan kenapa kita harus berpuasa dan apa hadiah bagi orang yang berpuasa yang dijanjikan Alloh ﷻ.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Sahabat-sahabatku...
Sudah selayaknya kita menyambut bulan Ramadhan yang sudah di ambang pintu ini dengan gembira dan mempersiapkan diri untuk beribadah dengan optimal.
Selain itu kita berharap kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar ibadah kita diterima, tentu dengan ikhlas dan sesuai Sunnah Rasul Shalallahu ‘alaihi Wassallam.
Semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan dan dapat meraih berbagai keutamaannya.
Mohon maaf lahir batin atas kesalahan dan kekurangan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar