OLeH: Bunda Endria Soediono
💎M a T e R i💎
🌸MAU SELAMANYA HIDUP DALAM GALAU?
Kalau orang bilang galau itu apa?
Baik kita sepakati dulu makna galau dalam pembahasan ini biar semua kita bisa punya presepsi yang sama terlebih dahulu.
Galau dalam arti sederhana bisa menggambarkan suasana hati yang gelisah. Resah. Tidak punya ketenangan. Jiwa mengalami tekanan. Artinya sesuatu kondisi yang tidak nyaman yang dialami seseorang. Baik secara per moment atau singkat hanya sesekali waktu. Atau juga dalam waktu yang berkepanjangan. Bisa-bisa seumur kehidupannya.
Na’udzubillahi mindzalik.
Kita bisa bayangkan ya ukhtifillah...
Kalau kondisi galau ini kita alami setiap waktu sepanjang hidup kita karena keadaan yang menghimpit. Ujian yang menjepit, hingga hati rasa ingin terus menjerit ini dialami secara terus menerus dalam hidup kita maka apa kiranya yang akan terjadi?
Tentu dalam hati kita akan menyimpulkan bahwa hidup kita tidak bahagia.
Padahal seorang mukmin itu dia wajib bahagia, mengapa karena dia telah mendapat jaminan kebahagiaan dari Allah subhanahu wa ta’ala penjagaan dan rahmat kebaikan di dunia ini dan Allah akan sempurnakan rahmat-Nya kelak di akhirat nanti. Bahkan tidak usah menunggu akhirat tetapi sejak berakhirnya usia kita di dunia ini yakni saat nyawa sudah dicabut dan kita berada di alam kubur maka Allah sudah berikan rahmatNya berupa nikmat-nikmat kubur hingga hari kiamat nanti.
آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Pertanyaannya mengapa jika memang demikian adanya kita masih suka galau dalam menjalani kehidupan dunia ini? Kan kita insyaAllah sudah muslim? Bahkan sebagian kita insyaAllah sudah mukmin.
Perhatikan, bedakan antara Muslim dan Mukmin.
Pahami benar maknanya dan ukurlah diri kita padanya. Kira-kira diri kita sudah termasuk yang Mukmin atau masih Muslim?
Ini PR ya.
Sedikit gambaran saja. Beda antara Muslim dengan Mukmin adalah Muslim merupakan status standar bagi seseorang yang telah memeluk islam, dia telah melewati gerbang keislaman baik dari sebab dilahirkan oleh orangtua yang Muslim atau karena sebagai seorang Mualaf (masuk islamnya setelah dewasa, dari lahir sebagai Non Muslim).
Sedangkan seorang Mukmin adalah status seorang Mukmin yang lebih maju dalam beragama. Yakni dia mendalami islam dengan penuh penghayatan, mengimani rukun islam yang enam dan ciri khasnya dapat dilihat dari ahklaqnya yang lebih berhati-hati dalam menyikapi dunia ini karena dirinya mengimani adanya hari Kiamat. Selain beriman dia juga mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat nanti.
Itu pokok makna yang mudah dipahami dalam membedakan Muslim dan Mukmin dalam pengertian bebasnya.
والله أعلم بالصواب
Setelah memahami dua keadaan keislaman diatas maka kita insyaAllah akan mudah menilai diri kita. Apakah kita sudah termasuk seorang yang mukmin?
Karena dalam pembahasan ini kemukminan seseorang akan menentukan dirinya bisa keluar dari lingkaran kegalauan.
Kalau dia seorang muslim maka maklum kalau masih suka galau, tapi kalau kita sudah sebagai seorang mukmin maka tidak pantas kita masih merasa galau.
Namun dalam kenyataannya mengapa seorang Mukmin bisa galau?
Ini yang insyaAllah akan kita kupas sedikit sehingga diharapkan materi ini nanti tidak hanya menjadi wacana pembacanya tetapi juga dapat memberikan solusi kegalauan hidup yang dialami. Bahkan harapan tertinggi kita adalah kita semua terbebas dari kegalauan hati selama hidup nanti.
Lantas bagaimana dengan ujian? Apakah artinya kita nanti akan terbebas dari ujian-ujian hidup?
Tentu tidak.
Ujian hidup akan terus Allah berikan kepada orang yang beriman kepada-Nya agar Allah melihat siapa yang benar imannya dan istiqomah dalam keimanan serta dengan keimanan itu ia bertaqwa kepada-Nya. Maka dari penilaian itulah Allah akan memberikan ganjaran kelak di akhirat.
Bahkan untuk ganjaran taqwa ini tidak harus menunggu kehidupan akhirat, di dunia ini pun banyak hamba-hamba-Nya yang telah diberi nikmat hidup diatas ujian.
Artinya,
Ujian adalah harus diterima sebagai suatu rahmat dari Allah sebagai tanda cinta-Nya kepada kita.
Hanya saja beda seseorang dalam menghadapi ujian yang harus kita perdalam. Sehingga kita tahu, bahwa bagi seorang Mukmin ujian yang Allah berikan kepadanya disertainya nikmat-nikmat yang lain, seperti:
√ Dengan ujian itu seorang bertambah kuat iman dan rasa tawakalnya kepada Allah.
√ Dengan ujian itu ia diberi hati yang sabar hingga menjadi sebab dihapusnya dosa-dosanya.
√ Dengan ujian itu pula Allah ingin dirinya semakin mendekat kepada Allah hingga Allah pun semakin mencintainya.
Kondisi diatas tentu berbeda jika yang mengalami ujian adalah orang yang imannya tipis atau bahkan mereka yang berada diluar islam.
Apa orang yang berada diluar islam juga diuji? Tentu iya. Coba saja kita lihat mereka yang terkapar di rumah sakit, bukankah mereka juga sebagian adalah orang diluar islam? Atau orang yang mengalami kebagkrutan, juga sebagian bukan muslim saja.
Tetapi itu bukan ujian istilahnya bagi mereka, tetapi merupakan peristiwa kehidupan yang berjalan diatas sunnatullah.
Jadi orang diluar islam yang berlimpah harta mereka diberi istijrad sedangkan mereka yang mendapat musibah telah mendapat awal azab di dunia.
والله أعلم بالصواب
Kembali lagi kita pada urusan pergaulan.
Galau jika masih terjadi pada seorang yang mukmin maka pada dirinya pasti ada yang salah atau ada hal yang perlu diperbaiki. Baik secara lahir dan bathiniahnya.
Yang jelas untuk bisa terlepas dari kegalauan maka kita harus memahami beberapa point berikut:
🔹PERTAMA:
Memiliki Arah yang Benar dalam Tujuan Hidup.
Meyakini bahwa kita hidup di dunia ini ada tujuannya. Artinya kita hidup ini harus mempunyai tujuan. Dan tujuan hidup kita harus kita selaraskan dengan apa tujuan Allah menciptakan diri kita.
Perhatikan Firman Allah ta’ala berikut:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
”Dan, AKu tidak menciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembah-Ku.”
(QS. Adz-Dzariat : 56).
Jadi faham ya ukhtifillah yang semoga dirahmati Allah?
Mari kita mulai menata hati lagi, meluruskan tujuan hidup kita, agar setiap gerak dan langkah kita mengarah pada tujuan hanya untuk beribadah kepada Allah.
Bagaimana caranya? Gampang.
Mulai pelajari ilmu agama dengan rutin dan berkesinambungan.
Kemudian amalkan dari yang kita mampu dulu.
Adapun dalam penerapan sehari-hari bahkan dalam setiap hitungan detik atau setiap hembusan nafas kita maka selalu usahakan kita ingat Allah, kita pasang niat. Apa saja perbuatan yang baik yang sedang kita kerjakan kita iringi dengan niat untuk mencari ridho Allah dan beribadah kepada-Nya.
Kemudian jika kita terpeleset dosa atau maksiat bagaimana?
Tinggal bertaubat dan memohon ampun dengan jujur kepada Allah, tidak perlu galau terus-menerus tetapi lupa mohon ampun.
Beristighfarlah dan memohon ampunan-Nya.
Sering-sering ucapkan :
Astaghfirllaah wa atuubu ilaiih.
Kapan saja ketika kita ingat dosa-dosa kita.
Allah itu Al Ghafuurur Rohiim. Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kita harus yakin bahwa istighfar kita selalu diterimanya. Asal taubatan kita juga jangan dipermainkan.
Selalu bertaubat dalam keadaan menyesal dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi tetapi jika terjerumus lagi maka segera bangkit untuk bertaubat dan memohon ampun kembali kepada Allah.
🔹KEDUA:
Menyadari bahwa Keimanan itu harus diuji.
Perhatikan firman Allah berikut: (QS. Al Mulk ayat 1 dan 2)
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
MasyaAllah ukhtifillah.
Apakah kita masih kurang yakin dengan firman yang mulia di atas?
Di awal surat Al Mulk (Surat Tabarok)
Allah telah berfirman bahwa Dia adalah Robb yang Memiliki Segala Kerajaan.
Raja dari segala raja yang ada dilangit dan bumi ini yang Dzat maupun Asma, Sifat dan Perbuatan-Nya Suci. Bersih dari segala kekurangan dan cela.
Dia juga Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Jadi jika hanya mengangkat kegalauan diri kita apa sulitnya bagi Allah?
Benar tidak?
Kemudian di ayat selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala juga mengabarkan kepada kita bahwa kita ini diciptakan-Nya pasti akan diberikan ujian kehidupan.
Jadi jangan galau, jalani saja hidup ini.
Yang penting kita dekat dengan Allah galau pasti hilang. Ujian tetap ada tetapi tidak membuat hati galau sampai-sampai kehilangan kebahagiaan hidup.
Astaghfirllaah...
Na’udzubillahi mindzalik.
Jadi Allah itu memberikan ujian kepada hamba-Nya yang beriman untuk melihat siapa-siapa diantara kita yang paling baik amalnya.
Jadi dalam keadaan lapang kita harus baik dan sholih. Dalam keadaan sedang diuji juga harus dalam keadaan baik, beriman dan tetap sholih.
Faham?
InsyaAllah
🔹KETIGA:
Menjadikan Akhirat sebagai motivasi utama dalam menjalani hidup ini.
Ukhtifillah yang semoga senantiasa dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.
Karena untuk point ketiga ini insyaAllah akan banyak yang ingin saya bagikan, maka karena keterbatasan waktu insyaAllah kita akan lanjutkan pada episode yang akan datang.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Erni ~ Yogja
Ustadzah, saya sering merasa galau ketika merasakan suami tidak terbuka pada saya tentang banyak hal. Dan saya sering merasa galau ketika mendapati suami sakit fisik saat melihat saya bahagia.
Saya juga sering merasa galau disaat saya bisa mencukupkan semua murtabaah syiar pribadi tiba-tiba direcoki suami. Dan saya sering merasa galau disaat suami sering membuly atau menjelek-jelekan saya didepan anak-anak. Saya sering merasa galau disaat suami berusaha memberantaki semua kegiatan saya disaat beliau rasa saya jauh dari hati beliau dianggap terlalu mandiri. Dan suami akan melecehkan saya disaat saya terlalu dekat dengan hati suami karena dianggap terlalu lemah hingga harus bergantung pada beliau.
Saya sering merasa galau disaat suami menghendaki seluruh kebaikan datangnya dari beliau dan seluruh keburukan datangnya dari saya dan anak-anak.
Sehingga suami berusaha memberantakinya untuk menatanya kembali agar seolah semua kebaikan dari beliau. Bila saya tak bergeming tetap happy. Beliau sakit fisik. Ngetes kesabaran jika saya emosi. Sakit beliau langsung sembuh. Jika saya bisa bertahan, biasanya sakitnya juga bertahan atau ngetes kesabaran lewat anak. Apa yang mesti saya perbuat agar tidak galau? Mohon pencerahannya.
🌴Jawab:
Bismillaah,
Sabar...
Banyak mengeluh kepada Allah saja di tahajud bunda.
Semakin banyak yang dikeluhkan kepada manusia akan semakin jadi ujian bunda nanti. Karena manusia tidak bisa memberikan saran dan nasihat kecuali mengajak untuk bersabar dan meminta pertolongan kepada Allah.
Manusia tidak memiliki kemampuan apapun untuk problema bunda.
Tetapi Allah Maha mengatur Makhluk-Nya. Allah lah yang menggenggam hati-hati manusia.
Kalau kita ingin diri kita baik, anak-anak baik dan suami kita baik maka mintalah tolong kepada Allah agar berikan kebaikan itu.
Perbanyak istighfar kareja mungkin juga kita banyak dosa dan kesalahan hingga masalahpun banyak berdatangan.
والله أعلم بالصواب
0⃣2⃣ Fida ~ Tangerang
Ustadzah, bagaimana caranya istiqomah menghafal Al-Qur'an?
Galau rasanya hafalan belum nambah-nambah!
🌴Jawab:
Bismillaah...
MasyaAllah...
Tetap sabar ya ukhti. Luruskan niat anti dalam menghafal itu untuk apa coba. Bisa jadi niat kita kurang bersih. Kembali introspeksi diri.
◼Kemudia juga lihat beberpa hal berikut ini:
1). Kesiapan untuk berkorban waktu dan berlelah-lelah dalam menghafal Qur’an.
2). Pengetahuan atau ilmu yang mumpuni harus terus dikejar terutama yang berkaitan dengan apa saja keutamaan menghafal Qur’an itu serta baca terus motivasi-motivasi yang membuat kita bersemangat menghafal Qur’an.
3). Sudahkah kita secara terus-menerus berdoa kepada Allah agar ditolong dalam proses menghafal. Karena menghafal Qur’an itu adalah pekerjaan ibadah yang utama yang membuat terlimpahnya kasih dan sayang Allah karena itu kita seharusnya selalu berdoa meminta pertolongan-Nya.
4). Lakukan instrospeksi diri bisa jadi sulitnya kita hafal firman-firman Allah karena kita masih banyak memliki maksiat dan doa yang belum kita mohonkan ampunan kepada Allah hingga belum terampunkan.
5). Jauhi segala maksiat sekecil apapun. Karena maksiat mengundang setan masuk ke tubuh kita dan menjadikan sulitnya ayat-ayat Al Qur’an masuk ke dalam hafalan kita.
6). Ingatlah bahwa setiap kelelahan dalam menghafal Qur’an itu adalah proses yang sangat menyenangkan. Karena lelah yang seperti ini adalah besar pahalanya.
Jadi berpikirlah mulai sekarang lebih utama menikmati proses menghafal daripada memikirkan kapan kita hafal ayat-ayat yang sedang kita hafal. Karena dengan mengulang-ulang ayat yang sedang kita hafal itu kan kalau dhitung berapa sudah pahala yang insyaAllah Dicatat oleh Malaikat jika 1 huruf di hitung 10 kebaikan?
MasyaAllah....
7). Jangan lupa mintalah doa kedua orang tua kita agar kita diberikan kemudahan dalam menghafal Qur’an.
8). Banyaklah bergaul dengan teman-teman para penghafal Qur’an dan dekati mereka yang suka memberikan motivasi dan nasihat kepada kita. Dengarkan nasihatnya dan amalkan.
9). Seringlah mendatangi majelis Qur’an dan banyak minta doa kepada siapa saja yang kita temui termasuk Para ulama.
10). Rajinlah dengan 2 amal berikut:
Yakni Sholat Malam dan Bersedekah Harta.
Penghafal Qur’an itu seharusnya akrab dengan aktivitas malam, yakni ibadah malam, apakah tahajudnya atau menghafalnya itu sendiri.
Kemudian shodaqoh.
Shodaqoh semampunya yang penting sering dan Kalau bisa rutin dan ikhlas.
Semoga Allah berikan anti karunia sebagai seorang hafidzoh yang mutqien hafalannya dan mampu mengamalkan nilai-nilai ajaran qur’an dengan ikhlas dan istiqomah karena Allah subhanahu wa ta’ala.
آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
والله أعلم بالصواب
0⃣3⃣ Atin ~ Pekalongan
Bund, rasanya kok sesuatu banget ya lihat tetangga yang sepertinya tidak pernah punya masalah. Karir suami menanjak terus. Anak-anak penurut, tidak neko-neko, anteng di rumah.
Sedangkan saya ada saja masalah, ya kesehatan, ya keuangan, ya persaudaraan.
Rasanya kok iri dengan tetangga.
Bagaimana mengatasi kegalauan ini Bun?
🌴Jawab:
Bismillah,
Rasa iri itulah yang menghambat atau mungkin menghilangkan keberkahan hidup bunda.
Setiap rizki manusia itu Allah yang membagi. Jika seorang taqwa kepada Allah pasti akan diberikan rizki yang baik.
Adapun rizki itu jangan hanya dipahami dalam bentuk materi saja. Tetapi rizki ketenangan bathin, rizki hati yang bersih dari rasa iri, termasuk rizki hati yang selalu merasa cukup dengan apa yang ada pada diri dan sehingga tidak merasakan galau saat melihat kebaikan yang Allah berikan kepada orang lain.
Perlu diingat bunda bahwa iri itu adalah penyakit hati. Pintu setan masuk ke tubuh manusia adalah diantaranya jika seseorang punya rasa iri terhadap saudaranya yang diberi keberuntungan lebih dari dirinya.
Ini bisa saja yang justru semakin menghambat jalannya rizki kita. Karena orang itu tanda seorang tidak puas akan pembagian Allah dalam urusan rizki.
Ini suatu prasangka yang membuat murka Allah. Karena itu sebaikya dihilangkan dan ubah dengan sifat qona’ah (merasa cukup dengan rizki yang Allah berikan pada kita).
Perbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah... insyaAllah keadaan bunda juga akan segera diperbaiki oleh Allah.
Jika melihat tetangga mendapat rizki dan kebaikan maka doakan agar harta dan keluarganya diberkahi oleh Allah serta rizki tetangga tersebut terus ditambah-Nya maka kita lihat dalam testimoni anti nanti.
ان شاء الٌله
Akan banyak mendapat kejutan-kejutan dari Allah tetapi juga ingat ya iringi doa, usaha dan tawakal kepada Alalh serta jangan tinggal sholat serta perintah-perintah yang wajib lainnya, seperti mengenakan jilbab dan lain sebagainya.
والله أعلم بالصواب
0⃣4⃣ Yeyen ~ Bandung Barat
Assalamuallaikum bunda,
1. Bagaimana sih cara mengatasi rasa kecewa pada pasangan yang telah mengkhianati? Suka bikin galau sekali antara memaafkan dan rasa marah. Rasa kecewa yang semakin dalam membuat bimbang apa yang harus sebenarnya saya lakukan? Serba bingung sekali, didekat terlihat biasa pas jauh ngerasa kecewa sekali. Bagaimana baiknya?
2. Bagaimana cara menjauhkan sifat galau dalam diri karena hidup sudah tidak ada orang tua? Tak ada tempat untuk berkeluh kesah dan meminta tolong banyak saudara tapi biasa-biasa. Galau sekali karena orang tua sudah tidak ada. Tolong kasih pencerahan bunda saya harus bagaimana? Karena mengurus anak cuma sendiri, suami sering keluar untuk main game, jarang sekali bantu kesibukan saya sehingga saya sering galau dengan keadaan semua ini?
Terimakasih
🌴Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Bismillah,
Menjawab pertanyaan nomor satu dan dua yaa...
Banyaknya masalah yang menimpa kehidupan sesorang itu bisa jadi ujian bagi orang yang sholih dan yang baik agamanya.
Sedangkan bagi yang jauh dari kesholihan maka itu adalah teguran atau peringatan.
Karena itu sebaiknya kita terlalu PD kalau masalah yang ada ini sebagai ujian tetapi sebaiknya kita maknai sebagai teguran atau peringatan pada diri kita.
Karena itu segera perbaiki diri kita dan mohonlah ampunan, petunjuk dan juga pertolongan-Nya.
Itu hal-hal prinsip yang harus kita lakukan terlebih dahulu daripada terus mengeluh tetapi tidak mau melihat dalam diri dan berupaya melakukan perbaikan-perbaikan.
والله أعلم بالصواب
0⃣5⃣ iSum ~ Bandung Barat
Assalamuallaikum bunda,
Bagaimana sih cara menghilangkan rasa marah sama suami yang sukanya ngobrol sama teman-temannya di bandingin sama saya, tolong penjelasannya?
Terimakasih
🌴Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Bismillah,
Yaa sibukkan diri bunda dengan aktivitas yang bermanfaat yang lain dong.
Ngapain mesti sewot. Suaminya sibuk dengan orang lain kalau kita kepancing emosi bukan membuat suami nyaman tetapi justru akan tambah terganggu.
Lebih baik jika terjadi seperti itu maka ambil tasbih dan berdzikirlah. Biar setan yang ada ditubuh bunda pergi dan hati bunda tenang dengan mengingat Allah.
Karena perasaan seperti itu hanya dari setan asalnya dan dzikir yang ikhlas adalah cara mengusir setan yang paling efektif.
Selamat mencoba.
والله أعلم بالصواب
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Seberat apapun jalan hidup yang sedang kita jalani, ingatlah masih ada fase kehidupan setelah dunia ini yang akan lebih berat, sangat melelahkan dan penentu yang sebenarnya apakah kita akan bahagia atau sengsara.
Karena itu jangan hanya sibuk dengan urusan dunia yang sesaat ini.
Tapi sibukkan diri mempersiapkan bekal kehidupan yang kekal nanti.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar