Minggu, 29 Desember 2019
AYAHKU IDOLAKU
OLeH: Bunda Ifat Latifah
💘M a T e R i💘
🌸AYAHKU IDOLAKU, MY FATHER MY HERO
Menjadi ayah yang baik, artinya bisa menjadi contoh bagi anaknya.
Sosok ayah dalam keluarga mungkin tidak terlalu terlihat oleh sebagian orang dibanding sosok ibu. Pada umumnya semua urusan (anak, pendidikan, kebutuhan dan kesehatan) merupakan tugas seorang ibu. Ibu diharapkan bisa mengendalikan semua proses kehidupan dalam keluarga, karena itulah sosok ibu sangat ditonjolkan dalam masyarakat.
🔸PERAN AYAH DALAM KELUARGA
▪1. Pemimpin Dalam Keluarga
Ayah adalah pemimpin dalam keluarga, perannya sebenarnya sangat besar namun terkadang tak terasa. Kenalkan peran ayah sebagai pemimpin keluarga sejak anak masih kecil. Tujuannya adalah agar ia menghargai setiap usaha yang dilakukan oleh ayahnya.
Misalnya saat anak meminta sesuatu suruh ia untuk menanyakan pada ayahnya boleh atau tidak. Pada saat ini peran ayah sebagai pengambil keputusan akan dilihat oleh anak.
Anak juga dapat diajarkan untuk melayani ayahnya, misalnya saat ayah baru pulang ibu dapat meminta anaknya memberikan minum atau juga mengucapkan “Ayah capek lho baru pulang kerja, ayo tolong dipijitin dulu”, sehingga anak lebih menghargai usaha ayahnya.
▪2. Pemberi Kasih Sayang
Tak hanya ibu yang penuh kasih sayang, ayah pun dapat memberikan kasih sayang. Tunjukkan kasih sayang pada istri dan anak di depan anak Anda.
Cara yang dapat dilakukan adalah memberikan cium kening pada ibu dan anak-anaknya. Dengan itu anak akan merasa ayahnya pun dapat memberikan kasih sayang pada keluarganya. Ketika anak sakit atau merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas, ayah dapat memberikan perhatian dan membantu anak.
▪3. Motivator
Sosok ayah sebagai motivator sangat dibutuhkan bagi anak-anak. Pada saat anak-anak sedang mengalami kesulitan, ayah dapat memberikan motivasi. Motivasi yang diberikan ayah akan sangat mempengaruhi mental anak sehingga dapat membuatnya menjadi lebih kuat atau semangat dalam menghadapi kesulitan. Motivasi dapat diberikan pada saat anak sedang belajar, sakit, lomba, putus asa atau kesulitan lainnya.
▪4. Pemberi Waktu Berkualitas
Kebanyakan sosok ayah adalah para pekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Oleh sebab itu, di sela kesibukan ayah ada baiknya untuk meluangkan waktu berkualitas bersama keluarga. Misalnya mengajak anak bicara tentang aktivitas di sekolah, menyelimutinya saat tidur, atau bermain di taman dekat rumah.
Pada saat meluangkan waktu bersama, sebaiknya digunakan dengan optimal, artinya tidak ada gangguan pekerjaan, gadget atau televisi. Quality time dengan ayahnya juga sangat dibutuhkan oleh anak-anak.
▪5. Pemenuhan Kebutuhan
Tujuan dari ayah mencari nafkah adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Karena banyaknya kebutuhan dalam keluarga, seorang ayah akan melakukan hal yang positif demi memenuhinya.
Mengingat usaha yang keras yang dikeluarkan oleh seorang ayah pada saat sedang bekerja, maka ada baiknya sang ayah harus bisa menjaga stamina tubuhnya agar tetap sehat sehingga dapat bekerja.
Al-Qur’an menyebutkan beberapa kisah ayah bersama anaknya. Diantaranya adalah kisah Nabi Ibrahim, Nabi Nuh
Ya’qub dalam surat Al- Baqaroh 132-133, QS. Luqman 12-19, QS. Yusuf.
Proses pendidikan bukan hanya terjadi pada kita saja, akan tetapi terjadi pula pada para Nabi dan Rosul .
Ketika kita membaca kisah Nabi Ibrahim yang sabar dalam menjalankan perintah Allah.
Yang tegar, dan Ismail yang sabar.
Pertanyaannya apakah pengorbanan mereka datang secara kebetulan atau melalui proses tarbiyah (pendidikan)?
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman 31:13)
🔸TELADAN SEORANG AYAH
Keterlibatan ayah dalam pendidikan anak memenuhi lembaran sejarah Islam.
Diantaranya adalah :
▪1. Abu Bakar Ahmad bin Kamil bin Khalaf bin Syajarah al-Baghdadi (350H) Rahimahullah, misalnya, senantiasa memantau pendidikan putrinya, Amat as-Salam (Ummu al-Fath, 390 H) di tengah kesibukannya sebagai hakim. Diriwayatkan oleh al-‘Atiqi, hafalan hadits Amat as-Salam bahkan selalu dicatat oleh sang ayah.
▪2. Syaikhul Islam Abu Abbas Ahmad bin Abdillah al-Maghribi al-Fasi (560 H) rahimahullah, juga tercatat mengajari putrinya 7 (tujuh) cara baca al-Qur’an, serta buku-buku hadits seperti Bukhari dan Muslim.
Walaupun ada yang mengatakan bahwa beliau terlalu sibuk dengan dakwah sehingga tidak pernah punya waktu untuk putrinya, namun hal ini dibantah oleh Imam al-Dhahabi yang mengatakan bahwa sulit dipercaya jika ada ulama yang berperilaku seperti ini, sebab “perbuatan seperti ini merupakan keburukan yang bertentangan dengan ajaran Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Sang teladan bagi umat manusia ini biasa menggendong cucunya bahkan ketika sedang shalat.”
▪3. Contoh lain bisa kita dapati dari riwayat pakar pendidikan Islam Ibnu Sahnun (256H) Rahimahullah. Disebutkannya, Hakim Isa bin Miskin selalu memanggil dua putrinya setelah shalat Ashar untuk diajari al-Qur’an dan ilmu pengetahuan lainnya. Demikian pula dengan Asad bin al-Furat, panglima perang yang menaklukkan kota Sicily, ternyata juga mendidik sendiri putrinya. Nama lain yang tercatat dalam sejarah adalah Syaikh al-Qurra, Abu Dawud Sulayman bin Abi Qasim al-Andalusi (496H) dan Imam ‘Ala al-din al-Samarqandi (539H) Rahimahumullah.
Sebagian ayah berlalu seperti orang bisu, tidak ada waktu untuk berdialog, bercanda dan bermain dengan anak-anaknya. Padahal dalam al-Qur’an dialog antara ayah dengan anaknya disebutkan sebanyak 14 kali.
Sedangkan dialog ibu dan anaknya sebanyak 2 kali dan dialog dengan keduanya sebanyak sekali. Ternyata al-Qur’an ingin memberikan pelajaran Bahwa untuk melahirkan generasi istimewa harus memenuhi komposisi di atas. Seperti yang dikatakan oleh Sarah binti Hilal binti Dakhilillah.
Ketika anak telah mencapai usia empat tahun, sang ayah sebaiknya mengajak anaknya ke masjid, pasar, atau berkunjung ke kerabat dan temannya. Mengajak anak agar mendampingi ayah akan menumbuhkan jiwa sosial yang baik, dan menanamkan nilai-nilai luhur pada anak. (Daur Bait Fii Tarbiyati Thiflil Muslim).
Sehingga jika seorang ayah benar benar ingin menjadi Ayah yang di idolakannya, cukup baginya menjalankan Peran Ayah yang telah di contohkan para Nabi.
Dalam hal ini Rasulullah ﷺ adalah sosok seorang ayah yang sangat sempurna, bagaimana beliau dapat menjadi seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya, tidak hanya sebagi pemimpin.
Semoga dengan memahami peran dan fungsi Ayah sebagaimana yang telah di ajarkan dan di contohkan Nabiulallah Rasulullah ﷺ, maka sangatlah mudah menjadi sosok Ayah Idola bagi anak anaknya, tak perlu seorang anak mencari idola selain ayahnya.
Wallau’Alam bi Showab
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum ustadzah,
Zaman sekarang kan sudah terbalik peran ayah digantikan oleh ibu dan sebaliknya. Kebanyakan memang seperti itu. Kelak di akhirnya nanti bagaimana sosok ayah ini memertanggung jawabkan semuanya di akhirat?
Ada lagi seorang putri pasti menganggap ayah adalah cinta pertamanya dan dia ingin mencari suami seperti sosok ayahnya tapi dengan adanya kasus seperti seorang ayah yang kejam yang selingkuh dan lain-lain, bahkan dia melihat dengan sendirinya.
Dalam kasus ini pasti sang putri membenci ayahnya, menggap semua laki-laki itu sama dan dia dan tidak mau percaya lagi dengan laki-laki.
Bagaimana cara mengebalikan kepercayaannya terhadap sosok ayah?
Mohon penjelsanya ustadzah.
🔷Jawab:
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh.
Semoga selalu Berada dalam keberkahan.
Seorang ayah memang harus memahami peran dan fungsinya, karena semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
Untuk mengembalikan kepercayaan seorang anak yang melihat sikap ayah yang kurang baik, memang perlu waktu.
Waktu untuk memberikan penguatan-penguatan dengan cara diskusi kepada ananda. Bahwa sebenarnya ayah itu sangat baik dan sayang terhadap keluarga.
🌷Tapi ustadzah, banyak yang beranggap sosok ayah itu cuek, dingin, sosok yang tidak peduli sama anak, tapi dibalik sifat itu semua sosok ayah adalah yang diam-diam memperhatikan anaknya, sayang sama anaknya cuma cara ayah menyampaikan beda. Apa semua ayah seperti itu?
Kenapa dia menutupi rasa sayang, peduli dan perhatian dia dengan sikap cuek?
🔷Benar, sholehah...
Karena pada dasarnya ada perbedaan antara otak laki-laki dan otak perempuan. Inilah yang membuat perempuan itu lebih cerewwet dan laki-laki lebih pendiam.
InshaAllah jika seorang ayah memahami peran dan fungsinya sebagai ayah, yakin sekali dia akan menjadi idola bagi istri dan anak-anaknya.
Selalu bersabar dalam menghadapi sikap ayah. InshaAllah akan ada hasil dan buah dari kesabaran yang dilakukan.
0⃣2⃣ iNdika ~ Kartasura
Bagaimana cara mengobati "luka" anak akibat perbuatan ayahnya?
Ayahnya membuat anaknya kecewa hingga tidak mengganggap ayahnya (selalu melawan ayahnya)?
🔷Jawab:
Ajak anak berdiskusi secara baik-baik bahwa ayahnya sebenarnya sangat baik dan sayang kepada ananda. Dan ananda tidak akan ada jika tidak ada ayahanda.
Ajak jalan ananda dan ayahanda bersama, bersenang-senang dan bermain bersama.
Ajak ananda dan ayahanda ke kajian-kajian parenting tentang ayah.
Semoga Allah memudahkaan angkah bunda dan keluarga untuk menjadi keluarga sakinah.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Jika seorang ayah memahami fungsi dan perannya sebagai seorang ayah, pastinya ayah adalah idola bagi keluarga dan anak-anaknya.
Tidak ada waktu terlambat untuk mengubah sikap dan sifat untuk menuju keluarga sakinah mawaddah warrahmah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar