OLeH: Bunda Endria Soediono
💎M a T e R i💘
بسم الله
والحمد لله
والصلاة والسلام على رسول الله
Mari kita panjatkan rasa syukur kita kepada Alloh ﷻ yang telah memberi nikmat iman dan islam sehingga sampai detik ini kita termasuk orang orang yang insyaAllah mendapat jaminan rahmat-Nya.
Sholawat serta salam bagi Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wa salam...
Semoga Alloh ﷻ curahkan hingga akhir zaman.
Bahkan Alloh ﷻ berikan maqom yang paling tinggi dari sisi-Nya kepada Nabi kita tercinta yang telah membimbing kita dengan ikhlas dan sangat mencintai kita sebagai ummat beliau.
Dan harapan besar kita semua semoga kita kelak termasuk ummat beliau yang diberinya syafaat di akhirat dengan izin Allah subhanallahu wa ta’alaa.
Amma ba’du
Sahabat sholihah yang dimuliakan Alloh ﷻ...
InsyaAllah malam ini kita akan berbincang sebenar terkait dengan tema BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH...
Ketahuilah bahwa ...
Berprasangka baik pada Alloh ﷻ itu merupakan ibadah hati yang sangat mulia.
Namun, bisa jadi akan sangat berat dilakukan oleh seseorang. Karena lemahnya iman yang dimilikinya.
Selain iman untuk memilki rasa percaya diri dan prasangka yang selalu baik kepada Alloh ﷻ maka seorang juga harus memiliki ilmu pengetahuannya tentang diri Alloh ﷻ (ma’rifatullah).
Sehingga prasangka baiknya tidak salah alamat.
Iman dan ilmu akan menggerakkan hati seseorang hingga muncul rasa cinta yang kuat kepada Alloh ﷻ dan keikhlasan diri yang mendalam dalam menghamba kepada Alloh ﷻ.
Bersamaan dengan rasa cinta dan keikhlasan inilah yang menumbuhkan prasangka-prasangka yang selalu baik kepada Alloh ﷻ.
Seorang yang memiliki prasangka yang baik kepada Alloh ﷻ pasti menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.
Lapang dadanya dan tertata pola pikirnya walaupun dirinya dalam keadaan penuh dengan ujian berat maka dengan prasangka baik ini, ia akan ringan dalam menjalani ujian-ujian tersebut.
Jadi, kalau kita ingin ringan dalam menjalani beban berat ujian kehidupan yang menerpa maka selalu berprasangka baiklah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
🌸APA PENGERTIAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLOH ﷻ ITU ?
Berprasangka baik kepada Allah Ta’ala adalah meyakini apa yang layak untuk Alloh ﷻ, baik dari nama, sifat dan perbuatan-Nya. Begitu juga meyakini apa yang terkandung dari pengaruhnya yang besar. Seperti keyakinan bahwa Allah Ta’ala menyayangi para hamba-Nya yang berhak disayangi, memaafkan mereka dikala bertaubat dan kembali, serta menerima dari mereka ketaataan dan ibadahnya.
Dan juga meyakini bahwa Allah Ta’ala mempunyai berbagai macam hikmah nan agung yang telah ditakdirkan dan ditentukan.
Siapa yang mengira bahwa husnudzhan kepada Alloh ﷻ tidak perlu diimbangi dengan perbuatan baik maka ia telah keliru dan salah, dan juga orang seperti ini tidak memahami ibadah hati ini (berprasangka baik kepada Alloh ﷻ) dengan cara yang benar.
Karena sungguh Tidak bermanfaat berprasangka baik kepada Alloh ﷻ yang tidak diikuti dengan amal sholih atau meninggalkan kewajiban atau jika justru menghiasi dengan melakukan kemaksiatan.
Dan seorang yang berprasangka seperti di atas maka dia termasuk terpedaya dirinya memiliki pengharapan yang tercela serta keinginan yang mengada-ada dan merasa aman dari azab Alloh ﷻ.
Semua itu karena bisikan syetan telah diikutinya.
Dibujukknya ia oleh syetan agar terus saja melakukan maksiat sementara dikatakan bahwa dirinya aman dan pasti tidak disiksa oleh Alloh ﷻ karena Alloh ﷻ itu Maha Baik.
Benar Alloh ﷻ itu Maha Baik ... Maha Pemurah dan Maha Pengampun ...
Akan tetapi baginya yang mendapat kebaikan kebaikan dari Alloh ﷻ adalah mereka yang juga berjuang untuk mendapat rahmat-Nya serta ingin mendapatkan ampunan-Nya.
Bukan yang asyik dalam bermaksiat lalu mengharap kebaikan Alloh ﷻ...
Alloh ﷻ Maha Baik ...
Tetapi Alloh ﷻ juga Maha membalas setiap kedzaliman.
والله أعلم بالصواب
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata yang maksudnya bahwa:
“Telah jelas perbedaan antara husnuzhan dan ghurur (terpedaya diri sendiri).
Berprasangka baik mendorong lahirnya amal, menganjurkan, membantu dan menuntun untuk melakukannya. Inilah sikap yang benar. Tapi kalau mengajak kepada pengangguran dan bergelimang dalam kemaksiatan, maka itu adalah ghurur (terpedaya diri sendiri).
'Berprasangka baik itu adalah pengharapan (raja), barangsiapa pengharapannya membawa kepada kataatan dan meninggalkan kemaksiatan, maka itu adalah pengharapan yang benar. Dan barangsiapa yang keengganannya beramal dianggap sebagai sikap berharap, dan sikap berharapnya berarti enggan beramal atau meremehkan, maka itu termasuk terpedaya.‘ (Al-Jawab Al-Kafi, hal. 24)
Syekh ShAleh Al-Fauzan hafizahullah berkata: “Prasangka yang baik kepada Alloh ﷻ seharusnya disertai meninggalkan kemaksiatan. Kalau tidak, maka itu termasuk sikap merasa aman dari azab Alloh ﷻ."
Jadi, prasangka baik kepada Alloh ﷻ harus disertai dengan melakukan sebab datangnya kebaikan dan sebab meninggalkan kejelekan, itulah pengharapan yang terpuji.
Sedangkan prasangka baik kepada Alloh ﷻ dengan meninggalkan kewajiban dan melakukan yang diharamkan, maka itu adalah pengharapan yang tercela. Ini termasuk sifat merasa aman dari makar Allah." (Al-Muntaqa Min Fatawa Syekh Al-Fauzan, 2/269)
🌸KAPAN KITA BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLOH ﷻ?
Jawabannya tentu kapan saja dari waktu waktu yang kita miliki dan saat saat yang kita alami, yakni baik saat kita dalam keadaan lapang maupun saat kita dalam keadaan sempit.
Jika dalam keadaan lapang seorang akan lebih mudah berprasangka baik kepada Alloh ﷻ.
Akan tetapi tatkala dirinya berada dalam keadaan sempit penuh beban ujian maka saat seperti ini jika ia pandai menata hati dan tetap berprasangka baik kepada Alloh ﷻ maka saat itulah kemuliaan dirinya akan terangkat disisi Alloh ﷻ.
Dan untuk bisa seperti ini kita harus mengasah hati secara terus menerus dari setiap ujian ke ujian....
والله أعلم بالصواب
Adapun secara spesifik prasangka baik kepada Alloh ﷻ bisa kita kelompokkan dalam 2 skema perisitiwa ... yakni :
◼ 1. Ketika Kita Sedang Menunaikan Ketaatan (kepada Alloh ﷻ).
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya :
Allah Ta’ala berfirman: "Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)
Ukhtifillah yang semoga dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala ...
Mari kita perhatikan hadits di atas, jelaslah bahwa ada hubungan yang sangat erat antara husnuzhan dengan amal.
Yaitu beprasangka baik itu yang benar adalah jika yang mengiringinya segala hasrat yang mengajak untuk mengingat-Nya Azza Wa Jalla dan mendekat kepada-Nya dengan ketaatan.
Siapa yang berprasangka baik kepada Robb yang Agung Allah subhanahu wa ta’ala semestinya memiliki dorongan yang kuat untuk berbuat ihsan dalam beramal.
Ibnu Qayim rahimahullah juga berkata yang intinya:
“Siapa yang dengan sungguh-sungguh memperhatikan, akan mengetahui bahwa khusnuzhan kepada Allah adalah memperbaiki amal itu sendiri. Karena yang menjadikan amal seorang hamba itu baik, adalah karena dia berprasangka bahwa Robbnya akan memberi balasan dan pahala dari amalnya serta menerimanya. Sehingga yang menjadikan dia beramal adalah prasangka baik itu. Setiap kali baik dalam prasangkanya, masa semakin baik pula amalnya."
"Secara umum, prasangka baik akan mengantar seseorang melakukan sebab keselamatan. Sedangkan, kalau melakukan sebab kecelakaan, berarti dia tidak ada prasangka baik." (Al-Jawabu Al-Kafi, hal. 13-15).
Jadi seseorang yang mengira akan dikabulkan doanya apabila ia berdoa, yang mengira akan diterima ketika bertaubat, akan mengira diampuni ketika memohon ampunan, mengira diterima amalnya ketika melaksanakannya (dengan memenuhi persyaratan), serta orang yang berpegang teguh meyakini janji-Nya dan lapangnya Keutamaan-Nya.
والله أعلم بالصواب
◼2. Ketika Mengalami Musibah Dan Saat Menjelang Kematian.
Dari jabir radhiallahu ‘anhu dia berkata, Aku mendengar Nabi sallallahu’alaihi wa sallam tiga hari sebelum wafat bersabda yang artinya sebagai berikut:
“Janganlah salah satu di antara kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.” (HR. Muslim, 2877).
Jadi...
Kita sebagai seorang mukmin diharuskan SELALU berprasangka baik kepada Allah Ta’ala, dan lebih ditekankan dalam prasangka baik kepada Alloh ﷻ ketika ditimpa musibah dan ketika akan meninggal dunia.
Dari sekali lagi .... berprasangka baik kepada Allah Ta’ala itu tidak boleh disertai dengan kita meninggalkan kewajiban dan tidak pula dengan melakukan kemaksiatan yaaa...
Karena jika demikian kita tidak menempatkan nama, sifat dan prilaku Alloh ﷻ dengan selayaknya dan tidak memahami Diri Alloh ﷻ dalam Asma dan Sifat-Nya secara benar. Dan artinya kita telah terjatuh pada kesalahan yang fatal. Semoga ini tidak terjadi pada diri kita...
Sebagai seorang mukmin yang mengenal kepada Robb kita, maka kita harus beramal dengan sebaik mungkin dan selalu berprasangkan baik kepada Robb Allah subhanahu wa ta’ala bahwa Dia akan menerima amal-amal kita.
Jika kita Berprasangka baik ketika akan meninggal dunia, yakni prasangka bahwa Alloh ﷻ akan memaafkan dan memberi rahmat kepada kita meskipun kita merasa kurang dalam melakukan kebaikan. Maka insyaAllah kita telah berharap dengan harapan yang benar dan insyaAllah kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan itu dari Allah Ta’ala sebagaimana yang Alloh ﷻ janjikan.
والله أعلم بالصواب
Terakhir ...
Mari kita renungkan apa saja yang kiranya bisa membuat diri kita bisa selalu berprasangka baik kepada Alloh ﷻ?
🔸Pertama,
Seringlah merasa bahwa setiap kejadian yang menimpa kita adalah Alloh ﷻ telah mengizinkannya terjadi.
Jika semua terjadi atas izin Alloh ﷻ maka sebagaimana janji-Nya ... Jika kita memohon ampun dan kembali mendekat kepada-Nya dengan amal amal sholih kita maka Dia pasti akan menolong kita.
🔸Kedua,
Ingatlah bahwa Alloh ﷻ itu Maha Baik dan suka pada kebaikan dari apa yang dilakukan hamba-Nya karena-Nya.
Maka jangan lelah berbuat baik, dengannya kita akan semakin merasakan bahwa Alloh ﷻ itu dekat dan maha melihat apa yang kita kerjakan. Dan Dia selalu memberikan hikmah yang baik dibalik segala peristiwa yang kita alami.
🔸Ketiga,
Berusahalah menjadi seorang hamba yang sejati.
Hamba yang sejati itu akan patuh, tunduk dan selalu berprasangka baik kepada Robb-Nya karena dirinya tahu diri segala nasib hidupnya di dunia dan di akhirat adalah ada di dalam genggaman-Nya. Sehingga dengan menjadi hamba yang baik dalam mentaati segala aturan-Nya maka insyaAllah diri kita akan tumbuh prasangka yang selalu baik kepada-Nya Robbnya dan dengan ini kita akan mendapat jaminan rahmat dan kasih sayang-Nya.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💎TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Elok ~ Malang
Assalamu'alaikum bunda,
Bagaimana cara memberi nasehat kepada seseorang yang sudah lama diberi ujian sakit, agar hati dan pikirannya tidak menyalahkan takdir Alloh ﷻ, karena kadang saat iman turun, jadi seperti goyah.
🔷Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Hhhmm...
Memang untuk memberi pemahaman seperti itu tidak mudah bagai membalik telapak tangan ukhti.
Kelembutan hati seseorang hingga ia merasa dekat dan memahami Alloh ﷻ itu sangat terkait dengan kondisi hatinya yang telah diberi hidayah oleh Allah ﷻ.
Adapun bagi yang hatinya keras hingga sulit menerima nasihat seperti yang sudah disampaikan itu karena dosa-dosanya yang ada di masa lalu yang menghalangi hidayah baginya.
Akan tetapi selama seseorang diberi nafas maka kita harus berprasangka baik kepada اللهِ bahwa Dia masih memberi waktu untuk mendapatkan kebaikan kebaikan dari-Nya.
Seperti:
Ketika si sakit tadi beristighftar maka insyaAllah istighfarnya akan ditrima oleh Alloh ﷻ.
Jika si sakit mengucapkan dzikir dari kalimat kalimat toyyibah maka insyaAllah itu juga merupakan amal yang akan menghasilkan pahala dan ampunan-Nya.
Demikian juga dengan sakitnya. Suka atau tidak suka maka sakitnya itu adalah suatu cara Alloh ﷻ untuk mengampuni dosa-dosanya.
Adapun bagi kita yang sehat maka jangan bosan untuk mengingatkan akan kebaikan kebaikan Alloh ﷻ dan terus menasihatinya agar ia terus bersabar serta mengingatkan agar ia sering beristighfar dan memohon ampun kepada Alloh ﷻ.
Serta usaha kita adalah dengan mendoakannya agar Alloh ﷻ berikan ampunan kepadanya dan mintakan juga agar Alloh ﷻ berikan hidayah untuknya.
والله أعلم بالصواب
0⃣2⃣ Fatimah ~ Bandung
Bunda, andai kita meraba mentakwilkan mimpi ini itu dengan hasil takwil yang menggembirakan apakah itu termasuk prasangka pada Alloh ﷻ atau sekedar karangan kita saja?
Jazakillah khoir
🔷Jawab:
Bismillaah...
Yaa, itu termasuk prasangka baik kepada Alloh ﷻ dan bisa jadi doa kita.
Karena segala yang baik itu pasti datangnya dari Alloh ﷻ dan apa saja yang buruk itu datang dari syetan.
Karena itu selalu berusahalah berada dalam sisi kebaikan. Dan jauhi apa saja keburukan yang terbersit dalam hati kita karena selain akan menghasilkan dosa juga akan menghinakan diri kita dihadapan Alloh ﷻ.
والله أعلم بالصواب
0⃣3⃣ Setyaning ~ Karanganyar
Assalamualaikum,
Bunda, apa relevansinya antara sikap husnudzon kepada Alloh ﷻ dengan Surah Al-Baqarah ayat 186?
Syukron.
🔷Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Mari kita perhatikan dulu ayatnya:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Seperti yang telah ada dalam paparan materi terdahulu bahwa khusnudzhon kepada Alloh ﷻ adalah salah satu kunci kebahagiaan dan juga merupakan ibadah hati yang sangat mulia disisi Alloh ﷻ baik terkait saat kita beribadah kepada-Nya ataupun saat kita menghadapi situasi sakaratul maut.
Dan ketika kita dalam keadaan segar bugar maka khusnudzhon kepada Alloh ﷻ harus dilandaskan pada iman dan ketundukan kita dalam memenuhi segala perintah dan larangan-Nya. Jadi setelah beriman dan bertaqwa maka kita wajib khusnudzon kepada Alloh ﷻ.
Khusnudzhon setelah keimanan dan ketaatan akan membuahkan cinta اللهِ kepada diri kita hingga jika kita berdoa pasti Alloh ﷻ akan kabulkan dan berikan jawaban dari doa itu yang terbaik bagi diri kita.
والله أعلم بالصواب
0⃣4⃣ Safitri ~ Santen
Assalamuaikum ustadzah,
Kita harus selalu berprasangka baik kepada Alloh ﷻ apapun ujiannya dan di manapun kita berada, tapi iman manusia kan kadang down. Langkah dan cara apa yang mesti kita ambil dalam situasi seperti ini?
Terimakasih ustadzah.
🔷Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Iman kita memang naik turun sayang. Akan tetapi keadaan tersebut harus terus kita upayakan keadaan yang stabil dalam hal berprasangka kepada Alloh ﷻ.
Karena betapa ruginya kita jika dalam keadaan sempit atau iman lagi turun kemudian kita ikuti bisikan syetan yang mengaja kita berprasangka buruk kepada Alloh ﷻ karena sikap yang demikian justru akan membuat kita rugi sendiri.
Pertolongan akan semakin jauh dan justru kita akan mendapat murka Alloh ﷻ karena dengan berprasangka buruk kepada Alloh ﷻ berarti juga kita telah menganggap Alloh ﷻ tidak sempurna kebaikan-Nya. Ini adalah bisikan hati orang yang putus asa dari rahmat Alloh ﷻ yang mana sikap seperti ini adalah sikap yang sangat dibenci oleh Alloh ﷻ.
Karena itu hindari perasaan seperti itu dengan perbanyak dzikir. Dzikir itu akan mengusir syetan. Hingga syetan tidak lagi mampu membisikkan keputus asaan.
Seorang yang banyak berdzikir hatinya akan tenang karena dia telah mendapatkan jaminan dari Alloh ﷻ hingga ujian yang dialami akan terasa lebih ringan. Dia tahu kepada siapa sedang bergantung. Inilah yang akan menepis prasangka buruk yang muncul sewaktu-waktu.
Keyakinannya kepada Alloh ﷻ bahwa Alloh ﷻ itu Maha Baik lebih menguasai hatinya daripada prasangka prasangja buruk yang dibisikkan oleh syetan.
والله أعلم بالصواب
0⃣5⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum,
Ustadzah bagaimana caranya bisa MOVE ON dari masa lalu karena saya dibesarkan orang tua angkat yang kufur nikmat dari Alloh ﷻ. Dapat hidayah kuliah kos. Baru tahu kalau orang non muslim itu sesungguhnya orang-orang yang terputus rahmatnya dari Alloh ﷻ. Sekarang apa yang bisa saya lakukan untuk menetralkan suasana hati untuk mengoptimalkan penghambaan pada Alloh ﷻ hingga terjaga dijalan yang Alloh ﷻ ridhoi.
Mohon pencerahannya.
🔷Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Bismillaah
سُبْحَانَ اللَّهِ
Semoga Allah terus menambah hidayah kepada anti ukhti...
Teruslah banyak beristighfar.
Lakukan amal-amal sholih secara rutin wa bil khusus yang juga dilazimkan oleh Nabi sholallahu ‘alaihi wasalam.
Seperti:
Dzikir pagi dan sore.
Membaca al Qur’an setiap hari. Mengkaji ilmu dengan sungguh-sungguh dan lain sebagainya.
Kemudian yang juga sangat penting adalah carilah teman dan lingkungan pergaulan yang baik. Hal ini akan mudah anti dapatkan jika anti datang ke majelis ilmu.
Dengan punya teman yang baik maka perjuangan kita untuk istiqomah pada jalan kebaikan akan lebih mudah kita lalui.
Dan terkahir adalah perbanyaklah berdoa memohon petunjuk kepada Alloh ﷻ. Mohon hidayah dan diberi hati yang terjaga dan istiqomah.
Amalkan doa yang diajarkan oleh Nabi kita Muhamad sholalllahu ‘alaihi wassalam. Seperti:
Yaa Muqolibal Quluub tsabit quluubanaa ‘alaa dienik.
Dan juga doa-doa memohon agar hati kita terbimbing ke jalan Alloh ﷻ.
Baca doa-doa yang lazim dibaca oleh Rasulullah ﷺ saat duduk atahiyat akhir sebelum salam.
Allahu Musta’aan.
والله أعلم بالصواب
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Jika saja kita tahu betapa Alloh ﷻ itu begitu sempurna belas kasih dan sayang-Nya kepada diri kita, pasti kita sangat malu karena telah berprasangka buruk kepada-Nya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar