Minggu, 29 Desember 2019
ITSAR YANG HILANG
OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe
💘M a T e R i💘
Assalamu'alaykum w.wb.
Segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Rasulullah ﷺ.
InsyaAllah materi kajian kita sore ini adalah tentang 'itsar'
ITSAR YANG HILANG
Kebiasaan orang-orang terdahulu mewujudkan bukti cintanya pada saudaranya adalah bersikap ITSAR, yaitu mendahulukan kepentingan saudaranya dibanding dirinya dalam masalah duniawi. ITSAR adalah akhlak mulia yang sepertinya telah 'hilang' di era modern. Sikap egoisme, tidak peduli, tanpa empati dan mementingkan diri sendiri menjadi 'tampilan' yang dominan dalam kehidupan sehari-hari saat ini. ITSAR seolah tenggelam di lautan sikap yang salah tersebut.
Kisah ITSAR adalah nyata dan fenomenal. Alloh ﷻ abadikan kisah ITSAR dalam Al Qur'an dalam surah Al Hasyr: 9:
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung."
Sungguh luar biasa, kaum Anshar menyambut kamu Muhajirin dengan dengan tangan terbuka. Mereka berlomba membantu saudaranya, sekalipun saat itu mereka butuh. Maka ITSAR dari kaum Anshar menimbulkan cinta dan ukhuwah yang kuat dari kaum Muhajirin.
Maka ITSAR adalah fenomena cinta. Tidak banyak orang yang sanggup dan mau untuk mendahulukan orang lain. ITSAR jadi barang antik, yang sulit ditemukan. Masing-masing hidup dengan keasyikan dirinya. Karena itu, siapa saja yang hidup dengan ITSAR, maka cinta dari Alloh ﷻ adalah jaminannya.
Sabda Nabi ﷺ : "Orang yang paling dicintai oleh Allah ‘Azza wa jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya...." (HR. Ibnu Majah)
ITSAR adalah bukti sahih cinta sesama. ITSAR adalah cinta suci yang mengorbankan keperluannya untuk orang lain dan melepaskan kesusahan orang lain. Karena itu, dengan cinta yang melekat pada dirinya karena sikap ITSAR, Alloh ﷻ akan melepaskan kesusahannya di akhirat kelak.
Sabda Rasulullah ﷺ, "Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR Muslim)
Entah kemana sekarang jalan cinta itu. Itsar yang hilang. Jikapun ada, mungkin rasanya beda seperti di zaman Rasulullah ﷺ. Jumlahnya pun tidak banyak. Hanya mereka yang mengetahui kisahnya dan ingin meraih cinta dengan ITSAR. Berani berkorban untuk saudaranya yang membutuhkan.
Semoga kita bisa mencontoh orang-orang shalih terdahulu. Yang berlomba mewujudkan cintanya dengan sesama utk mendapatkan cinta Alloh ﷻ, yaitu dengan ITSAR. Atau paling tidak belajar bersikap ITSAR, agar bisa tumbuh di hati. Belajar menghilangkan kesulitan orang lain, belajar berbagi dan membantunya, mendahulukan mereka yang membutuhkan. Semuanya tentu karena ingin mendapatkan cinta Alloh ﷻ.
Wallahu'alam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Assalamuala'alaykum.
Jika kita membantu kesusahan orang lain dengan niat ikhlas karena Allah agar yang dibantu merasakan kelegaan atas apa yang terjadi pada dirinya juga keluarganya. Meski yang bersangkutan memanfaatkan kita. Misal dalam keuangan.
Atau adakah cara lain membantunya agar terkesan bukan kita yang membantu melainkan kita meminta orang lain yang meneruskan bantuan dari kita?
🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Niat kita membantu dengan ikhlas agar saudara kita terbantu adalah kebaikan yang luar biasa karena turut meringankan saudaranya. Adapun ada kesan bahwa yang bersangkutan memanfaatkan kita, biarkan saja demikian.
Tetap saja pelihara keikhlasan untuk membantu semampunya. Semoga saja ia berubah, tidak terkesan memanfaatkan saja. Lewat orang lain juga bisa, malah lebih baik. Karena niat ikhlas lebih bisa timbul dari hati yang tulus, sebab yang menerima tidak tahu dari siapanya.
Wallahu'alam.
0⃣2⃣ Atin ~ Pekalongan
Sejauh mana kita harus mendahulukan kepentingan saudara kita?
Misal dia datang untuk berhutang padahal kita juga pas-pasan. Semua pengeluaran diatur sedemikian rupa biar cukup. Dia yang datang minta pertolongan hutang tidak bisa menjanjikan kapan mau mengembalikan.
Bagaimana kita harus bersikap untuk hal itu?
🔷Jawab:
Membantu saudara sebaiknya memang sesuai kemampuan saja, jika tidak sanggup, minta maaf saja.
Namun, jika saudara tersebut benar-benar sangat membutuhkan dan sudah sangat terjepit kondisinya, alangkah baiknya jika sikap itsar ini kita kedepankan. Itsar itu mementingkan orang lain daripada dirinya, sebab orang lain tersebut lebih membutuhkan.
Wallahu'alam.
0⃣3⃣ Erni ~ Jogja
Ustadz, bagaimana caranya menghadapi saudara kita yang sebenarnya belum butuh tapi sudah merasa butuh sehingga memaksakan untuk memiliki dengan alasan tetangganya atau komunitasnya sudah pada punya, agar nanti kalau mereka cerita bisa ikut cerita?
Pertanyaan kedua, bagaimana caranya agar bisa beritsar saat ada saudara yang keluh kesah tapi bukan karena butuh, karena jangan sampai kami sebagai keluarga bisa nampak tegak ekonomi?
Mohon pencerahannya.
🔷Jawab:
Yaa memang tidak enak mengatur kehidupan orang lain, sekalipun itu saudara kita. Sebab ia punya kuasa mengatur dirinya sendiri. Namun menasehati dalam kenaikan adalah perintah Allah.
Artinya nasehati saja saudaranya, ajak diskusi. Setelah itu, terserah dia saja mengambil keputusan. Itsar itu lebih kepada ketulusan membantu saudaranya yang lebih membutuhkan. Jika orang tersebut terlihat tidak butuh, ya tidak usah diberikan.
Wallahu'alam.
0⃣4⃣ Yeyen ~ Bandung Barat
Assalamuallaikum ustadz,
Bagaimana kalau kita sudah niat membantu atau baik tapi malah dibalasnya beda sama orang yang kita bantu?
Contohnya kita suka pinjamkan uang ke dia, tapi pas kita butuh mau pinjam tidak dikasih. Lalu dia pinjamnya sering tapi lama buat bayarnya, jadi rasanya kesel banget maunya bagaimana itu orang. Jadi saya berfikir untuk tidak memberinya pinjam lagi karena dia dekati saya cuma pas butuh saja, sedangkan jika saya sedang butuh dia tidak peduli.
Tolong solusinya ustadz, apakah sudah tidak adalagi rasa itsar dalam diri saya? Atau sudah hilangkah rasa kasih sayang saya ke sesama saudara?
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Ya memang agak 'kesal' dalam posisi tersebut. Datang dan menyapa, saat butuh saja. Tidak menjaga etika pergaulan atau persahabatan. Idealnya saling menyapa dan silaturahim, tidak hanya pada saat butuh materi saja. Pilihan atau tidak memilih, terserah saja mana yg terbaik. Jikapun tidak jadi memberi ya tidak mengapa. Yang penting tetap silaturahim.
Wallahu'alam.
0⃣5⃣ iNdika ~ Kartasura
Kadang kita dongkol atau senewen kepada seseorang yang pinjam uang ke kita, tapi dikembalikan kalau dia ada uang. Saat kita nagih malah lebih galak daripada kita.
Bagaimana supaya kita bisa itsar sehingga tidak menimbulkan permusuhan?
🔷Jawab:
Sebenarnya jika kondisinya sama dan tidak ada itsar. Tapi jikapun ada, berarti ada yang sangat membutuhkan.
Karakteristik pengutang memang demikian, selalu menghindar kalau ingin ditagih. Malah marah lagi. Aneh. Kondisi tersebut bisa memicu orang tersebut untuk berbohong. Itulah sebabnya Rasulullah berdoa dari kehinaan orang yang berhutang.
Wallahu'alam.
0⃣6⃣ Dira ~ Batam
Ustadz, saya pernah menerima materi tentang sikap profesional, salah satu arti profesional itu mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi.
Contohnya, sikap seorang dokter yang rela datang untuk tindakan ke pasiennya yang kadang dijam-jam istirahat malam. Apakah hal ini bisa kita sebut itsar?
🔷Jawab:
Yaa bisa juga.
Sikap itsar bisa contohnya bersikap profesional dalam tugasnya. Tetapi itsar tidak ada embel-embel materi yang didapat. Jika dokter tersebut ikhlas dan profesional maka ia akan dapat pahala selain dari materi yang ia dapat.
Adapun jika ia semata mata membantu tanpa mengharapkan materi maka bisa jadi itu itsar yang nyata. Ia mendahulukan keperluan saudaranya dengan tulus.
Wallahu'alam.
0⃣7⃣ Rahmah ~ Cisalak
Ustadz, bagaimana kalau kita membantu saudara yang sangat memprihatinkan sekali, tapi hari itu tak ada materinya baru dapat Ahad depan.
Sedangkan saudara butuh sekali, bagai makan buah simalakama, jalan pintasnya pinjam dulu ke orang yang tidak pakai riba, Ahad depan baru dibayar. Apakah ini termasuk itsar?
🔷 Jawab :
Iya bisa dikategorikan itsar, semoga Allah memberikan pahala terbaik dari apa yang telah diberikan pada saudaranya.
Tapi sebaiknya sih tidak usah sampai berhutang, karena kita tidak tahu takdir. Apa yang ada di tangan, sebaiknya itu saja yang kita berikan.
Wallahu'alam.
💎 Kasihan kalau tidak ditolong nanti menyesal. Kan sudah pesan dengan keluarga, punya hutang bayarnya dari si A sepekan lagi.
🔷 Siapa yang bisa memastikan kita hidup seminggu lagi? Hanya Allah yang Maha Tahu. Sebaiknya kita tidak boleh memastikan sesuatu di depan. Sekalipun hanya sehari.
Niat untuk membantu itu sangat luar biasa, tapi harus juga melihat kondisi real, tidak boleh malah melanggar syariat misalnya, seperti tadi malah berhutang riba.
Wallahu'alam.
0⃣8⃣ Annisa ~ Tangerang
Ustadz, kalau si A mempunyai uang pas untuk keluarganya atau bahkan kurang, lalu saudaranya ingin meminjam uang ke si A dan si A memberikannya.
Akhirnya untuk membeli susu mengutang (riba) itu apa boleh, Ustadz? Mementingkan saudaranya dibanding keluarganya sendiri dalam keadaan ngepas atau kurang?
🔷Jawab:
Dalam islam lebih utama menghindari mafsadat (kerusakan) daripada mengambil kebaikan. Artinya jika kemudian jadi berhutang riba, karena mengutamakan saudara, tidak pas juga. Karena timbul hutang riba. Riba hukumnya haram. Jadi sebaiknya sesuai kemampuan saja, jikapun harus berutang, jangan pakai yang ada ribanya.
Wallahu'alm.
💎 Ustadz, kalau seorang pemuda memberikan seluruh uangnya untuk membayar arisan ibunya sampai pemuda tersebut tidak ada tabungan sama sekali, hingga ingin menikah saja sulit. Apakah baik ustadz?
🔷 Iyaa boleh saja, sebab ia milik ibunya. Terserah ibunya mau diapakan anaknya. Termasuk pernikahannya yang tertunda.
Wallahu'alam.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Semoga semua sehat. Allah luaskan rizkinya dan dimudahkan semua urusannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar