Sabtu, 23 Juni 2018
RAMADHAN I'M IN LOVE
OLeh : Ustadz Farid Nu'man Hasan
💘M a T e R i💘
Ramadhan .. I'm In Love!!
1. Definisi Shaum
Apa arti shaum?
Secara bahasa, berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah:
“Shiyam secara bahasa merupakan mashdar dari shaama – yashuumu, artinya adalah menahan diri.
(Syarhul Mumti', 6/296. Cet. 1, 1422H.Dar Ibnul Jauzi. Lihat juga Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah,
1/431. Lihat Imam Al Mawardi, Al Hawi Al Kabir, 3/850)
Secara syara', menurut Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah, makna shaum adalah:
االمساك عن المفطرات، من طلوع الفجر إلى غروب الشمس، مع النية
“Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dan dibarengi dengan niat (berpuasa).”
(Fiqhus Sunnah, 1/431)
Ada pun Syaikh Ibnul Utsaimin menambahkan:
وأما في الشرع فهو التعبد هلل سبحانه وتعالى باإلمساك عن األكل والشرب، وسائر المفطرات، من طلوع الفجر إلى غروب
.الشمس
ويجب التفطن إللحاق كلمة التعبد في التعريف؛ ألن كثيرا من الفقهاء ال يذكرونها بل يقولون: اإلمساك عن المفطرات من
كذا إلى كذا، وفي الصالة يقولون هي: أقوال وأفعال معلومة، ولكن ينبغي أن نزيد كلمة التعبد، حتى ال تكون مجرد حركات،
أو مجرد إمساك، بل تكون عبادة
“Ada pun menurut syariat, maknanya adalah ta’abbud (peribadatan) untuk Allah Ta’ala dengan cara menahan diri dari makan, minum, dan semua hal yang membatalkan, dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Wajib dalam memahami definisi ini, dengan mengaitkannya pada kata taabbud, lantaran banyak ahli fiqih yang tidak menyebutkannya, namun mengatakan: menahan dari dari ini dan itu sampai begini. Tentang shalat, mereka mengatakan: yaitu ucapan dan perbuatan yang telah diketahui. Sepatutnya kami menambahkan kata taabbud, sehingga shalat bukan semata-mata gerakan, atau semata-mata menahan diri, tetapi dia adalah ibadah.
(Syarhul Mumti', 6/298. Cet.1, 1422H. Dar Ibnul Jauzi)
Dari definisinya ini ada beberapa point penting sebagai berikut:
Menahan diri dari perbuatan yang membatalkan
Harus dibarengi dengan niat
Bertujuan ibadah kepada Allah Taala
🔷🌷🔷
Lalu, apa arti Ramadhan?
Ramadhan, jamaknya adalah Ramadhanaat, atau armidhah, atau ramadhanun.
Dinamakan demikian karena mereka mengambil nama-nama bulan dari bahasa kuno (Al Qadimah), mereka menamakannya dengan waktu realita yang terjadi saat itu, yang melelahkan, panas, dan membakar (Ar ramadh).
Atau juga diambil dari ramadha ash shaaimu: sangat panas rongga perutnya, atau karena hal itu membakar dosa-dosa. (Lihat Al Qamus Al Muhith, 2/190)
Imam Abul Hasan Al Mawardi Rahimahullah mengatakan:
َ
"Adalah bulan Ramadhan pada zaman jahiliyah dinamakan dengan ‘kelelahan’, lalu pada zaman Islam dinamakan dengan Ramadhan yang diambil dari kata Ar Ramdha yaitu panas yang sangat. Karena ketika diwajibkan puasa bertepatan dengan keadaan yang sangat panas. Anas bin Malik telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya dinamakan Ramadhan karena dia memanaskan dosa-dosa, yaitu membakarnya dan menghapuskannya.
(Al Hawi Al Kabir, 3/854. Darul Fikr)
Secara istilah (terminologis), Ramadhan adalah nama bulan (syahr) ke sembilan dalam bulan-bulan hijriyah, setelah Syaban dan sebelum Syawal. Ada pun bulan dalam artian benda langit adalah al qamar, dan bulan sabit adalah al hilaal.
2. Keutamaan-Keutamaannya
- Penghapus Dosa
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR. Bukhari No. 38)
Makna ‘diampuninya dosa-dosa yang lalu adalah dosa-dosa kecil, sebab dosa-dosa besar seperti membunuh, berzina, mabuk, durhaka kepada orang tua, sumpah palsu, dan lainnya- hanya bisa dihilangkan dengan tobat nasuha, yakni dengan menyesali perbuatan itu, membencinya, dan tidak mengulanginya sama sekali. Hal ini juga ditegaskan oleh hadits berikut ini.
Diampuni dosa di antara Ramadhan ke Ramadhan
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
الصلوات الخمس. والجمعة إلى الجمعة. ورمضان إلى رمضان. مكفرات ما بينهن. إذا اجتنب الكبائر
“Shalat yang lima waktu, dari jumat ke jumat, dan ramadhan ke Ramadhan, merupakan penghapus dosa di antara mereka, jika dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim No. 233)
Dibuka Pintu Surga, Dibuka pintu Rahmat, Dibuka pintu langit, Ditutup Pintu Neraka, dan Syetan dibelenggu
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu." (HR. bukhari No. 1800. Muslim No. 1079)
Buat Orang berpuasa akan dimasukkan ke dalam surga melalui pintu Ar Rayyan
Dari Sahl Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َّ
“Sesungguhnya di surga ada pintu yang disebut Ar Rayyan, darinyalah orang-orang puasa masuk surga pada hari kiamat, tak seorang pun selain mereka masuk lewat pintu itu. Akan ditanya: Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka berdiri, dan tidak akan ada yang memasukinya kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup dan tak ada yang memasukinya seorang pun.“
(HR. Bukhari No. 1797, 3084. Muslim No. 1152)
🔷🌷🔷
Sejak Kapan Puasa Ramadhan Diwajibkan?
Telah diketahui secara pasti bahwa puasa Ramadhan adalah wajib berdasarkan Al Quran (QS. Al Baqarah (2): 183),
Al Hadits, dan ijma. Telah masyhur pula bahwa puasa Ramadhan diwajibkan sejak tahun kedua hijriyah, dan sepanjang hayat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hanya menjalankan sembilan kali puasa Ramadhan. Dalam sejarah Islam, pewajiban puasa pun tidak langsung, melainkan diberikan anjuran puasa sebagai memberikan pengalaman dan pembiasaan.
Berkata Syaikh Ibnu Al Utsaimin Rahimahullah:
.وحكمه: الوجوب بالنص واإلجماع
ومرتبته في الدين اإلسالمي: أنه أحد أركانه، فهو ذو أهمية عظيمة في مرتبته في الدين اإلسالمي. وقد فرض ّللا الصيام
في السنة الثانية إجماعا ، فصام النبي صل ى ّللا عليه وسل م تسع رمضانات إجماعا ، وفرض أوال على التخيير بين الصيام
واإلطعام؛ والحكمة من فرضه على التخيير التدرج في التشريع؛ ليكون أسهل في القبول؛ كما في تحريم الخمر
“Hukumnya adalah wajib berdasarkan nash (teks Al Quran dan Al Hadits) dan ijma’. Kedudukannya dalam agama Islam adalah dia sebagai salah satu rukun Islam yang memiliki urgensi yang agung dalam Islam. Telah ijma bahwa Allah mewajibkan puasa pada tahun kedua, dan ijma pula bahwa puasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah sembilan kali Ramadhan. Pertama kali diwajibkan adalah sebagai takhyir (pemberian opsi) antara puasa dan makan, hikmah dari pewajiban dengan cara ini adalah sebagai pentahapan dalam pensyariatannya agar lebih mudah diterima, sebagaimana dalam pengharaman khamr."
(Syarhul Mumti, 6/298. Mawqi Ruh Al Islam)
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Puji
Assalamualaikum.
Bagaimana kita menyikapi seseorang yang sering marah-marah di bulan ramadhan? Orang tersebut puasa tetapi sering marah.
Bagaimanakah dengan puasanya?
Apakah akan mengurangi amal puasanya atau bagaimana?
Dan harus bagaimna saya menyikapi orang tersebut?
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Ya, jika marah tanpa sebab syar'iy, maka itu bisa mengurangi nilai puasanya, dan hanya Allah Ta'ala yang tahu kadarnya.
Menyikapi orang seperti ini, ambil jarak saja, khawatir ikut-ikutan marah, kecuali kita orang yang mampu meredakan amarah dia.
Wallahu a'lam
0⃣2⃣ Melly
Assalamu'alaikum,
Kalau kita lagi puasa terus ada yang bikin sakit hati kita Akhirnya tidak kuat dengan kata-kata orang itu kita menangis.
Bagaimana itu hukumnya?
Puasa kita batal atau tidak?
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Nangis bukan pembatal puasa, tidak ada hubungannya sama sekali dengan pembatal-pembatal puasa.
Sabar saja, ambil positifnya bahwa apa yang menyakiti kita dapat menghilangkan dosa kita.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ Kiki
Assalamualaikum ustadz. Terimakasih untuk materinya.
Apakah benar ketika bulan puasa kita benar-benar di uji?
Sebagai contohnya cuaca yang sangat panas, pekerjaan yang semakin banyak, ada saja hal yang dapat menyebabkan kesal!
Syukron.
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Ujian dalam ibadah itu beragam jenisnya.
Baik dalam shalat, haji, puasa, dan lainnya. Semua ada ujiannya sendiri.
Untuk puasa, diuji secara fisik dan mental. Secara fisik tentu diuji dengan lapar dan haus, serta cuaca yang bisa sangat panas atau kebalikannya.
Secara mental diuji dengan nafsu yang tertahan, baik nafsu mulut, perut dan kemaluan. Bisa jadi ada yang lulus uji pada satu bagian, tapi tidak lulus bagian yang lain.
Semua ini mesti diantisipasi oleh kita, dengan MUJAHADAH di saat puasa Ramadhan.
Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar