Jumat, 22 Juni 2018
GANGGUAN EMOSIONAL PADA ANAK
OLeh : Bunda Heradini F., S.Psi
💎M a T e R i💎
بسم الله الر حمن الر حيم
الحمد لله رب العالمين..، حمدا طيبا مباركا فيه كما يحب ربنا ويرضاه ، قلاة وسلاما دائمين متلازمين على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله و أصحابه أجمعين..
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang senantiasa meliputi tiap sisi kehidupan kita, memahami segala perbuatan kita, dan selalu mengawasi gerak-gerik langkah kita.
Alhamdulillah pada malam ini kita diberi kesempatan olehNya untuk bersilaturrahim bersama di kajian ROOM BIDADARI SURGA ini, semoga apa yang kita dapatkan menjadi perantara datangnya keberkahan hidup dan dinilai sebagai rasa syukur kita kepadaNya. Aamiiin aamiiin yaa Rabbal 'Alamiiin.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada kekasih Allah SWT, seorang inspirator dan suri tauladan jutaan manusia dari generasi ke generasi, dari zaman dahulu sampai sekarang bahkan hingga masa depan nanti. Dialah Nabiyullah Muhammad Saw, sang Al-Qur'an berjalan.
Pokok bahasan kita pada malam hari ini adalah
GANGGUAN EMOSIONAL PADA ANAK
Yang sudah berkeluarga pastilah tidak asing dengan masalah ini. Apalagi yang punya balita.
Sering kali kita dihadapkan pada keadaan dimana anak2 tidak bisa mengendalikan emosi.
Ada yang masih taraf normal. Ada pula yang sudah pada taraf gangguan.
Yang masih jomblo, tetap menyimak ya.
Menjadi salah satu materi pra nikah nih...
Yuk kita urai variabelnya satu per satu,
1⃣PENGERTIAN ANAK
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode perkembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.
🌷Sejak lahir anak-anak sudah memiliki berbagai emosi (seperti marah, senang, cemas, sedih, dan sebagainya) yang akan terus berkembang seiring pertumbuhannya.
🔹Sifat pemarah pada anak disinyalir dapat mempengaruhi kesehatannya. Misalnya, mengundang resiko penyakit jantung atau darah tinggi. Begitu pula dengan gangguan emosi negatif seperti rasa sedih dan takut yang berlebihan. Rasa sedih akan membuat turunnya imunitas anak.
Sementara rasa takut yang berlebihan, akan membuat anak tidak percaya diri. Selain itu, anak pemarah juga akan mendapat kesulitan dalam kehidupan sosialnya.
🔹Selama masa pertumbuhan anak, emosi alaminya akan bercampur dengan apa yang ia lihat dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, gaya pengasuhan yang tepat akan sangat penting untuk mengendalikan emosi anak.
Gangguan emosi adalah keadaan emosi yang menyebabkan gangguan pada diri seseorang, baik karena emosi yang timbul terlalu kuat atau emosi yang tidak hadir. Karena pada hakikatnya tidak ada emosi yang positif dan positif, tergantung persepsi individu yang terkait dan akibat yang akan dialaminya. Gangguan emosi sering disandingkan dengan gangguan perilaku. Karena keadaan emosi akan dimanisfestasikan dalam bentuk perilaku nyata.
🌷Ada 4 macam klasifikasi gangguan emosi anak antara lain:
1) Ketidak mampuan untuk menunjukkan tingkah laku yang tepat dalam situasi tertentu.
2) Ketidak mampuan untuk membangun hubungan pertemanan dengan teman sebaya.
3) Mudah merasa deperesi atau cemas hanya karena alasan-alasan kecil.
4) Memiliki gangguan gejala tertentu saat mengahadapi masalah . Misal sakit perut jika disuruh maju ke depan kelas; takut dengan semua orang dengan kumis atau berewok dan lain sebagainya.
🌷Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan emosional :
1) Tidak mampu belajar yang bukan disebabkan oleh faktor kesehatan seperti cacat indera atau fisik lainnya. Anak ini, pada dasar fisiknya baik-baik saja, yang menghambat adalah keadaan psikologisnya.
2) Tidak bisa menjalin hubungan atau pertemanan dengan teman sebaya, bahkan orang tua dan gurunya di sekolah. Karena perilakunya yang labil, emosional, dan berubah-ubah, anak menjadi individualis karena lingkungannya tidak bisa menerima keadaan anak tersebut.
3) Perasannya suka tidak normal, berubah-ubah tidak jelas tanpa sebab nyata dan pasti.
Mood mudah terganggu atau terdistraksi, kadang marah, depresi, kecewa. Intinya emosionalnya labil.
4) Cenderung takut sendiri karena masalah pribadi dan di sekolah, maka akan mengeluarkan emosi dan perilaku seperti, menangis dan mengamuk. Jika ditanyakan alasannya, akan menyinggung perihal masalah pribadi dan hal di sekolahnya.
🌷Sebelum kita mengajarkan bagaimana cara mengendalikan emosi anak, sebaiknya ajari anak terlebih dahulu untuk mengenali dan mengidentikasi perasaannya. Misalnya, sedih, marah, kecewa, malu, senang, benci, dan sebagainya.
◼Berdasarkan riset, mengidentifikasi emosi adalah tahap awal dalam mengendalikan emosi anak. Jangan sampai anak tidak mengerti perasaannya sendiri sehingga ia jadi gagal mengontrolnya di kemudian hari.
🌷Ada baiknya kita berbicara dan bertanya pada teman, kerabat atau guru anak di sekolah. Apa mereka melihat perilaku yang sama dari anak kita ? Ketika pada masa perkembangan yang sulit pada anak, kita harus mencari cara demi mendukung anak melalui masa-masa sulit yang harusnya bisa teratasi dengan baik dalam tahapan normal. Cermati, dan cari tahu apakah usia anak kita masih cukup normal memiliki perilaku dan emosional yang labil? Amati dengan anak-anak seusianya. Pada tahapan yang normal, anak usia 8 tahun ke atas harusnya sudah cukup labil emosi dan perilakunya.
🌷Faktor-faktor lain yang harus diperhatikan ketika anak-anak terdeteksi gangguan emosional :
🔹Kondisi fisiknya memang bermasalah, seperti adanya alergi yang berdampak pada kestabilan emosionalnya. Obat-obatan yang dikonsumsi anak, nyatanya juga dapat berpengaruh pada perilaku.
🔹Masalah di sekolah kadang terbawa hingga ke rumah. Ketika anak sulit mengerjakan tugas atau memahami pelajaran, hal itu juga perlu dicermati, karena berdampak menimbulkan stress tambahan pada anak.
🔹Menggunakan narkoba atau alkohol. Jangan salah, usia berapapun dapat tercemar oleh penyimpangan sosial ini. Perhatikan dan pantau lingkungannya.
🔹Keluarga Anda yang bermasalah. Faktor ini juga merupakan faktor umum yang wajar dialami anak yang mengalami gangguan emosional.
Seperti, perceraian atau perpisahan orang tua, cemburu mempunyai adik baru, merasa tidak adil orang tuanya memberikan kasih sayang, dan trauma pada kehilangan sosok sesorang yang berarti, atau kematian.
🌷Berikut cara mengendalikan emosi anak sesuai usianya:
1) Mengatur emosi usia bayi.
2) Anak digolongkan masih bayi jika usianya 0-12 bulan. Di usia ini, anak akan menampakkan emosi alaminya dan mengenal emosi kedua dari lingkungan terdekat yang ada di keluarganya.
3) Sesuai dengan perkembangan otaknya, emosi bayi akan terpengaruh apabila berhubungan dengan tiga hal, yaitu sentuhan, pelukan, dan makanan.
4) Rasa senang dan sedih tergantung pada 3 hal tersebut. Riset menyatakan bahwa bayi berusia 6 bulan mulai bisa menyesuaikan kondisi dan mencoba mengatasi emosinya sendiri.
5) Namun, kita bisa membantunya untuk jadi lebih senang dengan memutarkan lagu maupun mengajaknya bernyanyi. Rasa stres yang dialami bayi bisa berkurang dengan adanya stimulasi dari melodi musik yang diputar.
6) jAngan lupa, interaksi dengan orang tua maupun orang terdekatnya adalah cara ampuh untuk membuat bayi tenang. Jadi, jika kita ingin anak tenang, ada baiknya untuk memutar lagu sambil mengajaknya bermain ya.
2⃣MENGENDALIKAN EMOSI ANAK BALITA
Di usia 1 – 5 tahun ini, rasa takut adalah emosi yang paling sulit dimengerti dan diatasi oleh balita. Pada usia ini juga, orang tua mulai mengakrabkan anak dengan emosinya sendiri.
Misalnya saat ia menangis, kita perlu bertanya apa yang ia rasakan. Saat ia senang, kita juga mulai bisa mengajaknya berinteraksi tentang apa yang membuatnya senang.
Misalnya Bunda bertanya, “Kok dedek keliatan sedih? Kenapa? Sini coba cerita sama Bunda.” Atau bisa juga, “Dedek seneng sekali? Coba ceritain ke Ayah”
Di usia balita, mereka sudah mulai bisa berkompromi dengan emosinya sendiri. Namun kita harus mulai berhati-hati karena balita akan meniru respon orangtuanya dalam segala situasi.
Jadi, lebih berhati-hati dalam bersikap. Karena Anda adalah idola pertama anak, maka Andalah yang akan ditiru olehnya.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Sinda
Bun, apakah tantrum juga gangguan emosi anak? Lalu bagaimana mengatasinya?
🌸Jawab:
Waalaikum salam mba Sinda,
Temper tantrum juga termasuk dalam jenis-jenis gangguan emosi.
(Saya akan membahasnya besok pekan ke 3 di room lain)
Ada tingkat ringan maupun berat tergantung pada faktor pemicu dan penanganan awal di keluarga.
0⃣2⃣ Dian
Assallamualaikum Ustadzah.
Apakah jika anak tidak bisa mengendalikan emosi. Apakah akan terbawa hingga dewasa?
🌸Jawab:
Waalaikum salam mba dian sholihah,
Jika anak tidak bisa mengendalikan emosi maka hal itu bisa akan terbawa sampai besar. Tergantung pada faktor pemicu seperti uraian diatas.
Jika gangguan emosi disebabkan karena gangguan otak maka besar kemungkinan akan diderita hingga dewasa. Namun jika disebabkan karena faktor lingkungan atau perilaku maka hal tersebut dapat berubah jika ada terapi perilaku (baik oleh ahlinya maupun keluarga) yang dilakukan secara konsisten.
0⃣3⃣ Evi
1. Saya mempunyai anak kembar sepasang satu laki-laki dan satu perempuan usia 4 tahun. Nah ketika mereka ingin sesuatu misalnya jajan terus kita ajak ke warung tapi yang mereka beli tidak sama tapi sesampai dirumah malah rebutan. Sudah diberitahu kalau jajan harus sama kalau beda harus mau berbagi. Bagaimana kiatnya supaya anak kembar seperti anak saya mampu mencerna yang apa saya beritahu?
2. Bagaimana mengatasi anak tantrum yang berkepanjangan di tempat umum, bahkan kalau dirumah tantrum dan siapapun yang mencoba membujuk agar mereka mau diam malah mereka makin tantrum dan semakin tidak terkendali?
3. Adakah surat dalam Al-Qur'an yang bisa kita bacakan untuk anak-anak agar mereka bisa menjadi luluh, tidak mudah tantrum dan mau mendengarkan omongan orang tuanya?
Terimakasih atas Jawabannya.
🌸Jawab:
Pertanyaannya berderet ini...
1. Bagaimana anak kembar dapat mencerna kata-kata kita?
Kasus berebut makanan atau mainan memang lazim dikalangan balita.
Kita tidak kemudia dapat serta merta meminta mereka utuk berbagi karena apa yang merek ambil sudah pilihan sejak awal.
Pertama ajarkan aturan main. Dalam hal apapun. Sekecil apapun. Jadi tidak ada kompromi ketika aturan main tersebut dilanggar karena ini sudah kesepakatan. Bagaimana kalau nangis, biar saja. Karena nangis itu sebagai bentuk pelampiasan emosi. Ketika tangis sudah reda, baru anak dikasih tau pelan-pelan tentang aturan main tadi. Keduanya juga ditanamkan nilai-nilai ya...
2. Bagaimana cara mengatasi anak yang temper tantrum?
◼Petunjuk yang paling tepat dan bermanfaat tentang cara mengatasi temper tantrum adalah:
a) Tetap tenang.
Terus lakukan kegiatan anda. Abaikan anak sampai dia lebih tenang dan tunjukkan aturan yang sudah disepakati bersama.
b) Jangan memukul anak Anda. Lebih baik mendekapnya dalam pelukan sampai ia tenang.
c) Cobalah untuk menemukan alasan kemarahan anak Anda.
d) Jangan menyerah pada kemarahan anak. Ketika orang tua menyerah, anak-anak belajar untuk menggunakan perilaku yang sama ketika mereka menginginkan sesuatu.
e) Jangan membujuk anak Anda dengan imbalan yang lain untuk menghentikan kemarahannya. Anak akan belajar untuk mendapatkan imbalan.
f) Arahkan perhatian anak pada sesuatu yang lain.
g) Singkirkan benda-benda yang berpotensi berbahaya dari anak Anda.
h) Berikan pujian dan penghargaan perilaku bila tantrum telah selesai.
i) Tetap jaga komunikasi terbuka dengan anak Anda.
3. Kalau saya pribadi, biasa saya bacakan
Al fatihah
3 qul
5 ayat pertama QS. Al Baqoroh
Ayat kursi
Dan 5 ayat terakhir QS. Al Baqoroh.
In syaa Allah
0⃣4⃣ Teti
Assalamualaikum ustadzah,
Kalau untuk anak yang sudah berumur 10-11 th bagaimana cara mengendalikan emosinya Ustadzah?
🌸Jawab:
Waalaikum salam mb teti,
Bagaimana cara mengendalikan emosi anak umur 10-11
Kemampuan untuk mengendalikan emosi bukan suatu kemampuan yag tiba-tiba dimiliki,
Tara......(kayak pemain sulap).
Namun sesuatu yang harus dilatih sejak dini.
Bahkan sejak anak berumur 6 thn. Ketika emosinya sudah mulai muncul.
Pertama kenalkan dengan emosi yang dia miliki (mengidentifikasikan). Kemudian ajarkan mereka untuk mengendalikannya.
Anak-anak akan belajar mengendalikan emosi dari lingkungan terkecil. Keluarga dan orang-orang terdekatnya.
They learn what they see
Sehinga bisa jadi bapak atau ibu yang menderita kelainan emosi atau jiwa besar kemungkinan akan melahirkan anak yang mengalami gangguan pula.
0⃣5⃣ Oom Sri H.
Bunda jazakillah untuk materinya.
Mohon maaf mungkin pertanyaannya sedikit menyimpang dari materi.
Bunda, saya baru menjadi seorang Ibu. Bayinya saat ini baru berusia satu bulan. Mungkin saya belum bisa beradaptasi dengan kondisi status "Ibu" yang ternyata menurut saya sangat tidak mudah, ketika bayi menangis saya suka bingung sendiri karena belum bisa memahami apa yang diinginkan oleh bayi.
Bunda bagaimana supaya saya bisa mengontrol emosi bayi dalam menghadapi bayi pada saat menangis atau rewel.
🌸Jawab:
Oom sri
Selamatnya,
Barokallah sudah jadi ibu baru. Semoga makin sabar dan tambah sholihah
PELUKAN,
Pelukan mampu meluruhkan kondisi emosi yang meluap-luap.
Ajak bayi untuk jalan-jalan keluar. Keluar kamar atau keluar rumah.
Lantunkan ayat-ayat Al Qur'an sehafal kita (ayat-ayat ruqyah terutama)
Ajak bicara dengan suara lembut. Anggap saja dia faham akan kita.
Cari matanya. Usahakan ada eye contact ya...
Jika masih menangis, buka baju. Bisa jadi ada sesuatu yang dirasakannya.
Jika masih berlanjut, hubungi dokter keluarga anda.
0⃣6⃣ Aisyah Shaba
Kakak sepupu saya memiliki seorang anak berusia 5 tahun dia sudah pandai bicara, keluarganya dekat sekali dengan kami dan anknya itu dekat sekali dengan ibu saya.
Karena kedekatannya anak itu dengan ibu saya, anak itu sangat tidak sopan berbicra dengan ibu terkdang saya geram mlihat gaya bicaranya pada ibu saya, lantas harus seperti apa sikap saya kepada anak itu dan apa yang harus saya katakan agar tidak mnyinggung orang tuanya? Karena anak itu suka menambah-nambahkan perkataan kepada orang tuanya!
🌸Jawab:
Aisyah sholihah
Perilaku keponakan itu harus segera dibenahi agar tidak semakin menjadi-jadi.
Pertama dekati ibunya. Dievaluasi bersama apakah si ibu merasa itu sebagai sebuah ketidak sopanan atau tidak. Beberkan faktanya.
Kemudian setelah sepakat, baru dilakukan langkah-langkah pembenahan. Beri pengertian pada anak bagaimana cara bersikap dan berbicara.
Anak seumuran itu sudah mulai bisa diajak bicara ya.
Beri reward and punishmen.
0⃣7⃣ Atieq
Bunda bagaimana menyikapi anak yang cemburuan, posesif ya? Anak kedua saya perempuan usia 2 thn 7 bulan. Tapi sangat posesif terhadap saya. Kalau kakaknya ingin dekat-dekat, saya dipukul, dicubit. Ayahnya ingin dekat dengan saya juga sama. Malah nangis jerit-jerit manggil-manggil saya. Sama adiknya yang baru 3 bulan pun begitu. Dicakar sampai berdarah, dipukul bahkan dicubit. Saya harus bagaimana bunda? Sedangkan anak pertama saya sudah protes "mau dipeluk mama susah, mama dekat adik terus."
🌸Jawab:
Mba atiek,
Anak yang berumur 2 tahun memang keakuannya masih tinggi.
Segala-galanya milikku.
Maka lakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Misal main ke pantai. Main pasir bersama. Buat tim unttk bikin rumah pasir misalnya.
Atau berenang bersama.
Sehingga kita tidak fokus hanya pada 1 anak saja. Dan itu bisa juga sebagai alat untuk berinteraksi dengan lebih santai.
Banyak kegiatan tim yang bisa dilakukan dirumah juga. Misal bersih-bersih rumah. Mandiin mobil. Nguras kamar mandi.
Ketika tenaga anak sudah terforsir kesitu, anak tidak akan berebut kasih sayang lagi.
Sesekali wajarlah.
Jadi yang perlu disini adalah interaksi yang hangat dan santai antar anggota keluarga.
Setelah ini terbentuk baru komunikasi-komunikasi bisa lancar.
0⃣8⃣ Eyang Jenni
Assalamu'alaikum ustadzah Dini,
Sewaktu anak saya dalam usia balita jika sedang nonton tv sering lari dan ngumpet di belakang pintu sambil ngintip-ngintip ke arah tv sambil menghentak-hentak kakinya keras-keras bahkan kalau ada benda yang tersenggol pasti di injak sampai hancur, jadi seperti gregetan dan juga takut, ketika smp sempat tidak mau sekolah lagi ke sma sampai terlambat dan tidak bisa lagi untuk daftar ke sma dengan kolektif dari sekolahnya, saat itu bilang tidak mau sekolah lalu saya bilang, tidak apa-apa istirahat saja dulu jika jenuh, yang sambil saya berfikir mencari apa penyebabnya anak saya tidak mau sekolah. Rupanya teman-temannya saling informasi mereka dapat di sekolah mana, akhirnya anak saya daftar ke sma Al- Azhar pergi sendiri kesana. Alhamdulillah lulus dari sma daftar UI dapatnya di sastra padahal inginnya kedokteran, lalu tahun berikutnya masuk teknik baru 1 tahun keluar tidak mau di situ terus kuliah di sastra jerman dan prancis sampai selesai D3 nya kalau bahasa inggris otodidak, lalu kerja di KumDang dengan Teten Masduki, saat itu kontraknya 2 tahun lalu berhenti kerjanya karena mau sekolah lagi tidak tahunya daftarnya di kedokteran juga dan diterima dan sudah selesai dan praktek sekarang, tapi belum mendapatkan jodo nya. Yang ingin saya tanyakan, apakah ada faktor emosi disana sampai belum juga mendapatkan jodoh, karena setamat sma sekolahnya panjang dan juga bekerja atau bagaimana? Padahal temannya banyak dan tidak pilih-pilih teman dia.
🌸Jawab:
Waalaikum salam eyang Jenni sholihah
Iya nih panjang banget riwayatnya
Harus ditilik dulu dari kecil kenapa tiba-tiba dia ngumpet ketika lihat tv.
Selama ini sudah pernah konsul ke psikolog belum?
Nampaknya memang pandai anaknya. Terutama di bagian languagenya. Cerdas.
Namun disisi lain ada "sesuatu" di kejiwaannya.
Dia anak kedokteran dan lebih bisa memahami hal tersebut.
Sudah pernah ditanyakan kah kenapa sampai saat ini belum menikah? Tidak berminat atau belum menemukan pasangan yang cocok?
Banyak hal yang perlu digali sebagai menegakkan diagnosa atasnya.
Kalau saran saya sih, ikut hypnotherapi ya....
Wallahu a'lam
0⃣9⃣ iNdika
Pada saat hamil, sebaiknya seorang calon ibu membacakan surat apa supaya calon anak menjadi Soleh atau Sholehah?
Maaf kalau melenceng dari tema.
🌸Jawab:
Ini pelajaran bumil ya
Ada yang bilang sering-sering bacain ar rahman. Yusuf. Al baqoroh
Tapi menurut saya sih, setiap hari kita baca 1 juz, cukuplah.
In syaa Allah.
Jangan sampai kurang dr 1 juz ya...
Usahakan. Istiqomah.
Bacanya sambil elus-elus perut. Biar tidak sering kontraksi.
In syaa Allah baby yang didalam jadi ikutan tenang.
1⃣0⃣ Mila
Bun, posisi anak tengah itu agak sensitif karena ada seorang kakak dan adik, ada yang bilang anak kedua itu tidak enak.
🌸Jawab:
Waalaikum salam mb mila
Saya anak tengah dan baik-baik saja.
Tidak ada bedanya.
Asal orang tua mampu memperlakukan dengan cara yang sama.
Tidak pilih kasih dalam segala hal.
Memberi anak apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan.
Belajar menunda keinginan, tidak setiap yang diinginkan anak langsung diberikan atau dibelikan.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعٰلَمِينَ
"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am : 162)
Semoga kita semua bisa menjadi muslimah dengan pribadi kokoh, mampu mendidik anak-anak dengan sebaik-baik pendidikan.
Mampu membuat pertumbuhan jiwa anak sesuai dengan adab Islami. Tanpa mengalami gangguan-gangguan emosional maupun gangguan perkembangan lainnya.
Sehingga dengan keluarga yang tumbuh secara baik, dapat melakukan fungsi sepenuhnya sebagai ibu sholihah yang dapat beribadah dengan penuh kenikmatan penuh rindu dan cinta, dan semua terbingkai hanya mengharap ridho Allah.
Bisa mewarnai lingkungan dengan kebaikan ibadah kita.
Aamiin ya Rabb.
Saya akhiri, afwan minkun ada kurangnya itu dari saya pribadi, kebaikan itu dr Allah, fastabiqul khairat,
Allahu yubarik fiikum
جَزَاكُمُ اللّهُ خَيْــــرًا كَثِيْرًا
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
@Heradini Faizah, S.Psi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar