OLeH: Ustadzah Azizah, S.Pd
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
💎 TANDA TAUBAT DITERIMA
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
◼Taubatan Nasuha Dan Ciri Diterima Taubatnya Seseorang Hamba, Biasanya Diikuti Oleh 5 Kemudahan
بسم الله الرحمن الرحيم
اَلسَّلَامُے عَلَيْكُمْے وَرَحْمَةُ اللَّهےِوَبَرَكاَتُهْے
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد
Orang yang bertaubat itu berada
diantara harapan dan ketakutan. Diantara kebahagiaan dan kesengsaraan. Diantara keselamatan dan kehancuran.
Jika melihat api yang berkobar, gemetarlah ia takut dicampakkan ke dalam neraka. Jika petir menyambar,
terguncanglah hatinya karena takut kepada Allah Ta'ala.
Jika melihat orang yang asyik berbuat dosa, ia menangis karena teringat akan dosa-dosanya.
Jika melihat berbagai kenikmatan, ia khawatir jika kelak diharamkan dari kenikmatan Surga.
Mereka dapat mengecap manisnya ketaatan.
Mampu merasakan kenikmatan dalam beribadah.
Mampu memetik kelezatan dalam setiap titisan iman dan lembutnya penerimaan.
Menjadi kurus badannya karena sering berpuasa,
dan kedua kakinya kelelahan karena banyak sholat.
Ia selalu disertai rasa takut terus-menerus,
dan tidak pernah merasa aman dari adzab Alloh ﷻ walaupun hanya sekejap mata, sehingga Alloh ﷻ pun mengangkat kedudukannya di sisi-Nya.
Saudaraku,
janganlah melihat kepada kecilnya suatu dosa, tapi lihatlah kepada keagungan Allah Ta'ala yang engkau telah bermaksiat kepada-Nya.
Jangan lebih merasa takut kepada manusia dibandingkan takut kepada Alloh ﷻ.
Jangan lebih merasa malu di mata manusia dibandingkan malu di mata Alloh ﷻ.
Jangan lebih merasa berharap kepada manusia dibandingkan berharap kepada Alloh ﷻ.
Lisan terpelihara, tetapi hati selalu berbuat dosa.
Lisan selalu memuji Alloh ﷻ, namun hati selalu berpaling dari-Nya.
Allah Ta'ala berfirman :
"Maka larilah (kembalilah) kepada Alloh ﷻ." (QS. Adz-Dzariyat: 50)
Lari dari hawa nafsu...
Lari dari maksiat...
Lari dari dosa-dosa...
Lari dari fitnah syahwat...
Lari dari syaithan...
Lari dari jiwa yang buruk...
Lari dari fitnah dunia...
Lari dari fitnah harta...
Lari dari fitnah kedudukan...
Lari dari dosa syirik...
Lari dari dosa bid'ah...
Lari dari semua itu menuju Alloh ﷻ...
🔸Tabiat Mulia
Karakter dasar manusia, adalah selalu saja terjatuh dalam dosa dan dosa. Karenanya, merupakan nikmat yang luar biasa ketika seorang hamba diberi taufiq oleh Allâh -'Azza wa Jalla- untuk senantiasa bertaubat dan memohon ampun atas dosa-dosanya.
Al-Imâm Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah -Rahimahullâh- berkata :
"Barangsiapa yang tabiatnya adalah bertaubat dan memohon ampun (atas dosa-dosanya), sungguh dia telah diberi hidayah kepada tabiat yang sangat mulia." (Igatsatul Lahfan : 2/945)
◼PERINTAH SEGERA BERTAUBAT
1) Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
وأتبع السيئة الحسنة تمحها…
“iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena dapat menghapusnya…”
Kalimat yang menunjukkan kesegeraan, artinya segera tutupi dosa-dosa dengan taubat dan amal saleh. Jangan menunda-menunda. Karena dosa yang mengendap lama dalam diri, akan sangat berbahaya. Dosa yang tidak segera ditaubati dikhawatirkan akan melahirkan dosa lain. Semakin banyak dosa, hati akan semakin gelap, tertutup noda-noda dosa.
2) Berkata 'Umar bin 'Abdil 'Aziiz rahimahullah:
"يا أيّها الناس مَنْ ألمَّ بذنبٍ
فليستغفِر ِ اللهَ ولْيَتُب ؛
فإنْ عاد فليستغفر الله وليتب ؛
فإنْ عاد فليستغفر الله وليتب ؛
فإنّما هي خطايا مُطوّقةٌ في أعناق
الرجال ؛وإنّ الهلاك كلّ الهلاك في
الإصرار عليها"
Wahai sekalian manusia!!
Siapapun yang tertimpa suatu dosa maka beristighfarlah kepada Alloh ﷻ dan bertaubatlah.
Jika ia mengulanginya maka hendaklah ia beristighfar kepada Alloh ﷻ dan bertaubat.
Jika ia mengulanginya maka hendaklah beristighfar kepada Alloh ﷻ dan bertaubat.
Karena sungguh itu hanyalah dosa-dosa yang tergantung di leher-leher seseorang,
Dan kebinasaan diatas kebinasaan adalah bagi seorang yang terus menerus melakukan dosa.
Jami'ul 'Ulum Wal Hikam (1/415)
اَللَّهُـمَّ اجْعَلْنِـي مِنَ التَّـوَّابِينَ وَاجْعَـلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّـرِينَ
"Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci." (HR. Muslim 234)
4) Imam Hasan Al-Bashriy berkata:
"Perbaiki apa yang tersisa padamu niscaya Alloh ﷻ akan mengampuni atas apa yang telah berlalu, maka manfaatkan sebaik-baiknya waktu yang tersisa, kita tidak tahu kapan rahmat Alloh ﷻ (kematian) akan datang menghampiri."
5) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
من رأى أنه لا ينشرح صدره، ولا يحصل له حلاوة الإيمان، ونور الهداية، فليكثر التوبة والاستغفار
"Barangsiapa yang melihat bahwa dadanya tidak lapang, tidak pula merasakan manisnya iman dan cahaya hidayah, maka hendaknya dia memperbanyak taubat dan istighfar." (Majmu’ al-Fatawa, (5/62))
6) Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata :
غايةُ أمنيَّةِ الموتى في قبورِهم حياةُ ساعةٍ يستدركون فيها ما فاتهم من توبة وعملٍ صالحِ، وأهلُ الدنيا يفرِّطون في حياتِهم فتذهبُ أعمارُهم في الغفْلَّةَ ضياعًا، ومنهم من يقطَعُها بالمعاصي.
.
"Angan-angan terbesar orang-orang yang telah mati di alam kubur mereka adalah hidup sesaat untuk meraih taubat dan amal shalih yang luput dari mereka, sedangkan orang-orang yang masih hidup di dunia ini justru menyia-nyiakan hidup mereka sehingga umur mereka habis percuma dalam kelalaian, bahkan sebagian mereka ada yang menghabiskannya untuk maksiat." (Lathaiful Ma’arif, hlm. 339)
7) Rosulullah صلى الله عليه وسلم Bersabda:
“Menyesali Dosa itu adalah Taubat. Dan orang yang Bertaubat dari Dosa itu seperti orang yang tidak memiliki Dosa lagi.” (Shohih Al-Jami’ : 6803)
8) Seorang Tabi'in Bakar bin Abdullah Al Muzani رحمه الله berkata:
"Sesungguhnya kalian itu banyak melakukan dosa maka perbanyaklah beristighfar karena sesungguhnya seorang hamba jika ia mendapati dalam catatan amalnya pada hari kiamat kelak diantara dua barisnya terdapat istighfar maka hal itu akan membuatnya bahagia.''
(At Taubat karya Ibnu Abi Dunya 179, Al Hilyah 1/124)
9) Para Ulama Mengatakan:
لَا صَغائر مع الإستمرار و ما كبائر مَعَ اِسْتِغْفَارٍ
”Tidak ada dosa-dosa kecil jika dosa itu dilakukan terus menerus, dan tidak ada dosa besar ketika dia diikuti dengan taubatan nasuha.”
10) Alloh ﷻ Menginginkan Hamba-Nya Berhijrah
Yang tidak menyukai hijrahnya hamba adalah orang yang mengikuti syahwatnya.
وَاللّٰهُ يُرِيْدُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَيُرِيْدُ الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الشَّهَوٰتِ اَنْ تَمِيْلُوْا مَيْلًا عَظِيْمًا
"Dan Alloh ﷻ hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (QS. An-Nisa’ 27)
11) Alloh ﷻ Memerintahkan Hamba-Nya Untuk Bertaubat Dengan Taubat Nasuha
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh ﷻ dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At-Tahrim 8)
Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat : "Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut." [Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat].
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu Anhu berkata :
" لا خير في الدنيا إلا لرجلين: رجل أذنب ذنوبًا فهو يتداركها بالتوبة، ورجلٌ يسارع في الخيرات"
"Tidak ada kebaikan di dunia ini melainkan pada dua orang : Seseorang yang berbuat dosa lalu dia memperbaikinya dengan taubat. Seseorang yang bersegera dalam melakukan berbagai kebaikan."
12) Berkata Luqman Pada Anaknya :
“Wahai anakku jangan kamu akhirkan (menunda-nunda) taubat itu karena sesungguhnya maut itu akan datang dengan tiba-tiba.”
قال لقمان لابنه :"يا بني لا تؤخر التوبة ٫ فإن الموت يأتي بغتة !"
[ قصر الأمل - ١٧٨ ]
Disebutkan ada satu doa khusus yang bisa kita panjatkan:
اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه
“Allahumma arinal haqqo, haqqo, warzuqnattiba’ah, wa arinal batila, batila, warzuqnajtinabah.
”Yā Alloh ﷻ, tunjukkan kepadaku yang haq itu haq, berikanlah kekuatan untukku untuk mengikutinya dan tunjukkan kepadaku yang bathil itu bathil dan anugerahkan kekuatan kepadakua untuk menjauhi kebathilan tersebut.”
13) Bersegeralah Bertaubat Sebelum Terlambat
عَنِ اْلأَغَرِّ بْنِ يَسَارٍ الْمُزَنِي قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَآايُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ.
Dari Agharr bin Yasar Al Muzani, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Hai sekalian manusia! Taubatlah kalian kepada Alloh ﷻ dan mintalah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Alloh ﷻ dalam sehari sebanyak seratus kali.” [HR. Muslim]
Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits :
1) Setiap muslim dan muslimah pernah berbuat salah, baik dia sebagai orang awam maupun seorang ustadz, da’i, pendidik, kyai, ataupun ulama. Karena itu, setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar (minta ampun kepada Alloh ﷻ) dan selalu bertaubat kepada-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2) Setiap hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon ampun kepada Alloh ﷻ sebanyak seratus kali. Bahkan dalam suatu hadits disebutkan, bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampun kepada Alloh ﷻ seratus kali dalam satu majelisnya.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ، رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَّابُ الرَّحِيْمُ.
“Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, ”Kami pernah menghitung di satu majelis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seratus kali beliau mengucapkan, ‘Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan aku bertaubat kepada-Mu, sesungguhnya Engkau Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang’.” [HR. At-Tirmidzi]
3) Jika seorang muslim dan muslimah pernah berbuat dosa-dosa besar atau dosa yang paling besar, maka segeralah bertaubat. Tidak ada kata terlambat dalam masalah taubat, pintu taubat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat.
Dalam sebuah hadits dari Abu Musa ‘Abdullah bin Qais Al Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيئُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيئُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا.
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu membuka tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di siang hari, dan Alloh ﷻ membuka tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di malam hari. Begitulah, hingga matahari terbit dari barat.” [HR. Muslim]
4) Hadits ini dan hadits-hadits yang lainnya menunjukkan, bahwasanya Allah Azza wa Jalla senantiasa memberi ampunan di setiap waktu dan menerima taubat setiap saat. Dia selalu mendengar suara istighfar dan mengetahui taubat hamba-Nya, kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, jika manusia mengabaikan perkara taubat ini dan lengah dalam menggunakan kesempatan untuk mencapai keselamatan, maka rahmat Alloh ﷻ nan luas itu akan berbalik menjadi malapetaka, kesedihan dan kepedihan di padang mahsyar. Hal ini tidak ubahnya seseorang yang sedang kehausan, padahal di hadapannya ada air bersih, namun ia tidak dapat menjamahnya, hingga datanglah maut menjemput sesudah merasakan penderitaan haus tersebut. Begitulah gambaran orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka. Pintu rahmat sebenarnya terbuka lebar, tetapi mereka enggan memasukinya. Jalan keselamatan sudah tersedia, namun mereka tetap berjalan di jalan kesesatan.
5) Dan apabila tanda-tanda Kiamat besar telah tampak, yakni matahari sudah terbit dari barat. Kematian sudah di ambang pintu, yakni nyawa sudah berada di tenggorokan, maka taubat tidak lagi diterima. Wal’iyadzubillah.
6) Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan.
Kita wajib bertaubat dan meninggalkan semua sifat yang tercela. Bertaubat wajib dengan segera, tidak boleh ditunda.
7) Beristighfar dan bertaubat itu hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berusaha mengadakan ishlah (perbaikan). Pintu taubat masih tetap terbuka siang dan malam. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima taubat, apabila ruh sudah berada di tenggorokan, dan apabila matahari telah terbit dari barat (hari Kiamat).
8) Nabi Muhammad setiap hari beristighfar dan bertaubat.
9) Allah Subhanahu wa Ta’ala cinta kepada orang-orang yang bertaubat.
🔸Tema Hadits Yang Berkaitan Dengan Al-Qur'an
Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Taubat itu bukanlah bagi orang-orang yang berbuat kemaksiatan, sehingga apabila kematian telah datang kepada seseorang di antara mereka lalu ia berkata: “Sungguh sekarang ini aku taubat” dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati dalam keadaan kafir. Bagi mereka Kami sediakan siksa yang pedih.” [QS. An Nisa' : 18].
Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh ﷻ dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Alloh ﷻ tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: _"Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim : 8)
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Kecuali orang-orang yang bertaubat beriman dan beramal shalih, maka Alloh ﷻ akan ganti kejahatan mereka dengan kebajikan. Dan Alloh ﷻ Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Furqan : 70]
Itulah beberapa dalil yang mengharuskan setiap kita bertaubat. Namun ada Kata pepatah yg mengatakan :
ترجو النجاة و لم تسلك مسالكها إن السفينة لَا تجرى على اليبس
”Engkau mengharapkan keselamatan, namun engkau tidak menempuh jalan-jalan yang bisa mengantarkan engkau kepada keselamatan. Karena sesungguhnya perahu dan kapal, sampan dan kano tidak akan mampu berjalan atau berlayar di atas daratan yang kering kerontang.”
◼SYARAT TAUBAT
1. Menyesal.
2. Meninggalkan dosa.
3. Bertekad tidak mengulangi.
4. Jika dosa terkait dengan hak orang lain, harus meminta maaf pada yang bersangkutan.
5. Istiqomah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فاستقيموا إليــه واستغفروه
"Maka istiqomahlah kalian kepada-Nya dan beristighfarlah kepada-Nya." (QS. Fushshilat: 6)
Berkata Ibnu Rajab rahimahullah:
إشارة الى أنه لابد من تقصير في الاستقامة المأمور بها
فيجبر ذلك بالاستغفار المقتضي للتوبة والرجوع إلى الاستقامة
"Didalamnya terdapat isyarat bahwa pasti ada kekurangan dalam keistiqomahan yang diperintahkan dengannya. Maka diperbaikilah hal tersebut dengan istighfar yang mengharuskan taubat dan kembalinya kepada keistiqomahan."
(Jami'ul 'Ulumi Wal Hikam (1/510))
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
"Orang-orang yang istiqamah lebih bersemangat pada masa-masa akhir mereka, dibandingkan dengan pada masa-masa awalnya." (Madarijus Salikin, 3/118)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
"Taubat asal-asalan yaitu mata kering hingga tidak bisa menangis, lalai terus-menerus dan pelakunya tidak melakukan amal-amal shalih yang tidak ia kerjakan sebelum bertaubat." (Madaarijus Saalikin hal 125)
◼SHOLAT TAUBAT
عن أبي بكر الصديق رضي اللَّه عنه قال، رسول الله صلى الله عليه وسلم قال،
« مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ
Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan sholat dua raka’at kemudian meminta ampun kepada Alloh ﷻ, kecuali Alloh ﷻ akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Alloh ﷻ, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh ﷻ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
(HR. Tirmidzi no. 406, Abu Daud no. 1521, Ibnu Majah no. 1395. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1) Jika seseorang terlanjur terjerumus dalam dosa? Jawabnya, ia punya kewajiban untuk bersegera bertaubat dan kembali pada Alloh ﷻ dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menyunnahkan sholat taubat ketika seseorang benar-benar ingin bertaubat.
2) Sholat taubat adalah sholat yang disunnahkan berdasarkan kesepakatan empat madzhab.
Sholat taubat ini bisa cukup dengan dua raka’at dan cukup niat dalam hati, tanpa perlu melafazhkan niat tertentu.
3) Waktu pelaksanaannya, boleh dilakukan siang atau malam hari.
Setelah seseorang mengetahui sholat taubat, ia pun harus memenuhi syarat-syarat taubat.
4) Syarat-syaratnya, secara ringkas dikatakan oleh para ulama sebagaimana disampaikan Ibnu Katsir,
a. Menghindari dosa untuk saat ini.
b. Menyesali dosa yang telah lalu.
c. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.
d. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya atau mengembalikannya.
5) Semoga Alloh ﷻ mudahkan kita untuk selalu taat kepada-Nya dan menjauhi setiap dosa serta menjadikan kita hamba-hamba yang gemar bertaubat atas dosa yang tidak bosan-bosannya dilakukan. Amiin Yaa Mujibas Saailin.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an:
1) Taubat dilakukan pada waktu diterimanya taubat yaitu sebelum datang ajal atau sebelum matahari terbit dari arah barat. Jika dilakukan setelah itu, maka taubat tersebut tidak lagi diterima.
Allah Ta'ala berfirman :
يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا
“Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebaikan dengan imannya itu." (QS. Al-An’aam: 158)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ذَلِكَ حِيْنَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا.
"Hal itu terjadi ketika matahari terbit dari barat." (Tafsiir ath-Thabari (VIII/103).
Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنَ الْمَغْرِبِ، فَإِذَا طَلَعَتْ، فَرَآهَا النَّـاسُ؛ آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ، فَذَلِكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا.
"Tidak akan terjadi Kiamat sehingga matahari terbit dari sebelah barat, jika ia telah terbit, lalu manusia menyaksikannya, maka semua orang akan beriman ketika itu, tapi saat itu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (HR. Bukhori kitab ar-Raqaaiq XI/352)
Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
لاَ تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ مَا تُقُبِّلَتِ التَّوْبَةُ، وَلاَ تَزَالُ التَّوْبَةُ مَقْبُولَةٌ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنَ الْمَغْرِبِ، فَإِذَا طَلَعَتْ؛ طُبِعَ عَلَى كُلِّ قَلْبٍ بِمَا فِيْهِ، وَكُفِيَ النَّاسُ الْعَمَلَ.
"Hijrah tidak akan terputus selama taubat masih diterima, dan taubat akan tetap diterima hingga matahari terbit dari barat. Jika ia telah terbit (dari barat), maka dikuncilah setiap hati dengan apa yang ada di dalamnya dan dicukupkan bagi manusia amal yang telah dilakukannya.” (Musnad Imam Ahmad III/133-134, no. 1671)
2) Apabila mereka melakukan suatu dosa, maka mereka mengiringinya dengan taubat dan istighfar (memohon ampun kepada Alloh ﷻ).
Ditekankan berwudu dan sholat dua raka'at dikala hendak bertobat berdasarkan hadits diatas.
وَالَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Alloh ﷻ, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka." (QS. Ali Imran : 135)
◼KEUTAMAAN TAUBAT
1) Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
والعبد إن غير المعصية بالطاعة، غير الله عليه العقوبة بالعافية، والذل بالعز.
"Seorang hamba jika dia mengubah kemaksiatan dengan ketaatan, maka Alloh ﷻ akan mengubah hukuman dengan keselamatan, serta mengubah kehinaan dengan kemuliaan."
(Ad-Da' wad Dawa', jilid 1 hal 74)
2) Taubat akan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Imam al-Muzanii rohimahullah mengatakan,
إذا وجدت من إخوانك جفاءً فتب إلى الله فإنك أحدثت ذنبا، وإذا وجدت منهم زيادة ود فذلك لطاعة أحدثتها، فاشكر الله تعالى
“Jika engkau mendapati sikap kasar dari saudara-saudaramu, bertaubatlah engkau kepada Alloh ﷻ, sebab, hal itu merupakan tanda bahwa engkau telah melakukan sebuah dosa. Jika engkau mendapati mereka semakin cinta (kepadamu), itu disebabkan ketaatan yang engkau lakukan. Karena itu, bersyukurlah engkau kepada Allah Ta’ala.”
[Faidhul Qodir – 5 / 437]
3) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله mengatakan :
"Musibah yang membuat engkau bertaubat kepada Alloh ﷻ itu lebih baik daripada Nikmat yang membuat engkau lupa mengingat Alloh ﷻ." (Jami' al Masa'il : 9/387)
4) Menghilangkan penyakit hati.
Imam Ibnul Jauziy رحمه الله تعالى :
"Sesungguhnya penyakit hati itu disebabkan banyaknya dosa, dan pangkal kesehatannya adalah dengan bertaubat." (at Tabshirah : 1/55)
5) Hatinya akan dipenuhi dengan keridhoan.
Al Imam lbnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Barang siapa yang memenuhi hatinya dengan sikap ridha terhadap takdir, Alloh ﷻ pasti akan memenuhi dadanya dengan kecukupan, keamanan, dan qona'ah, serta Dia akan menjadikan hatinya fokus mencintai-Nya, bertaubat, dan tawakal kepada-Nya." (Madarijus Salikin (2/202))
6) Senantiasa berharap terus bisa bertaubat.
Abu Sulaiman Ad-Darani rahimahullah berkata:
"Jika mengingat dosa, aku tidak suka mati, dan aku katakan pada diriku sendiri, 'Aku masih ingin hidup agar bisa bertaubat.'"
(Shifatush Shafwah, IV/230)
7) Orang yang bertaubat akan diberikan kelapangan hati.
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
« مَن رأَى أنّـه لا َيَنشرح صَـدره،
ولَا يَحصُـل لَه حَـلَاوة الإيمَـان،
ونُـور الهِدايَـة فَـليُكثِر التّوبَـة
والإسْتغفَـار».
"Barangsiapa yang memandang bahwa hatinya belum lapang, dan tidak merasakan manisnya keimanan, serta cahaya hidayah. Maka hendaklah ia memper banyak taubat dan istighfar." (Al Fatawa (5/62))
8) Dijanjikan surga oleh Alloh ﷻ.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
هــذا ما تُوعَــدونَ لكل أوَّابٍ حَفِيظ
"Inilah (surga) yang di janjikan bagi orang-orang awwab lagi menjaga (batasan Alloh ﷻ)." [QS. Qaf: 32]
Berkata Asy Sya'bi dan Mujahid rahimahumallah:
" الأوَّاب : هـــو الذي يذكر ذنوبَـــه فــــي الخلوة فيستغفر اللــه منهــــا " .
"Al Awwab adalah orang yang selalu mengingat dosanya dikala sendirian lalu ia meminta ampun kepada Alloh ﷻ dari dosa tersebut." (Tafsir Al Baghawi (19/454))
9) Diberikan kehidupan yang lebih baik.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله تعالى :
"Dosa yang merugikan pelakunya adalah apabila ia belum bertaubat darinya. Namun, apabila ia bertaubat maka keadaannya setelah itu lebih baik daripada sebelum ia melakukan dosa tersebut." (Majmu' al Fatawa (15/54))
10) Diberikan hati yang sehat.
“Yaitu orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati (kalbu) yang bertaubat.”
[QS. Qaaf: 33]
11) Orang yang berhijrah dengan sungguh-sungguh, Alloh ﷻ ganti dosanya dengan kebaikan.
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمً
"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Alloh ﷻ dengan kebajikan. Dan adalah Alloh ﷻ Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan 70)
12) Alloh ﷻ Gembira Ketika hamba-Nya Bertaubat.
Hadits dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata bahwa beliau bersabda,
اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ
"Sesungguhnya Alloh ﷻ itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747)
13) Alloh ﷻ memberikan ampunan atas semua dosa-dosanya.
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:
ويغفر لمن تاب إليه ولو بلغت ذنوبه عدد الأمواج والحصى والتراب والرمال ، إن ربنا لغفور شكور .
"Dan Allah Azza wa Jalla memberikan ampunan kepada siapa saja yang bertaubat kepada-Nya, walaupun dosanya telah sebanyak ombak, kerikil, tanah dan pasir. Sesungguhnya Rabb kita Maha Pengampun lagi Maha Memberikan kemurahan."
('Uddatus Shabirin (430))
14) Sebanyak apapun dosa akan di ampuni jika bertaubat.
روى عن عمر بن الخطاب رضى الله عنه ان الرجل ليخرج من منزله وعليه من الذنوب مثل جبال تهامة فإذا سمع العلم خاف ورجع وتاب فانصرف الى منزله وليس عليه ذنب فلاتفارقوا مجالس العلماء
Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab ra: Sungguh ada orang yang berangkat dari rumahnya dengan membawa dosa seperti Gunung Tihama. Maka ketika dia mendengar kajian ilmu, ia pun menjadi takut, kembali baik dan bertaubat kepada Alloh ﷻ. Lalu orang itu pun pulang ke rumahnya tanpa dosa sedikitpun. Oleh karena itu, janganlah kalian menjauhi majelisnya para ulama.
Selalu yakin sebesar apapun dosa-dosa kita akan diampuni.
An Nawawi mengatakan, ”Seandainya seseorang berulang kali melakukan dosa hingga 100 kali, 1000 kali atau lebih, lalu ia bertaubat setiap kali berbuat dosa, maka pasti Alloh ﷻ akan menerima taubatnya setiap kali ia bertaubat, dosa-dosanya pun akan gugur. Seandainya ia bertaubat dengan sekali taubat saja setelah ia melakukan semua dosa tadi, taubatnya pun sah.” [Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/75]
◼BEBERAPA TANDA TAUBAT SESEORANG DITERIMA
1) Semakin cinta kebaikan dan benci pada prilaku kejelekan.
2) Bertambah takut di hati jika kembali kepada dosa.
3) Tidak pernah merasa aman dari adzab Alloh ﷻ.
4) Menghadap Alloh ﷻ dengan khusyu' dan hina dengan perasaan hancur lagi cepat meneteskan air mata.
5) Mudah untuk taat kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
Diantara ciri-ciri manusia mendapatkan kemudahan karena ridha-Nya, yakni:
🔸Pertama
Alloh ﷻ mudahkan dalam hatinya muncul rasa nikmat beribadah. Sholat bisa khusyuk, nikmat duduk berlama sambil dzikir, nikmat qiyamul lail, nikmat puasa, nikmat di majelis ilmu dan seterusnya. Bahagia hatinya saat beramal kebaikan.
🔸Kedua
Alloh ﷻ mudahkan ia menegakkan amalan sunnah. Jika sudah nikmat dengan yang wajib. Ia akan dekat dengan yang sunnah. Mulai memburu amal lain sebagai upayanya menutup kekurangan.
SHOLAT DHUHA ADALAH SHOLATNYA ORANG YANG BERTAUBAT (KEMBALI KEPADA ALLOH ﷻ).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
((أَوصاني خَليلي بثلاٍث لستُ بتاركهِنَّ ، أن لا أنامَ إلَّا علَى وِترٍ وأن لا أدَعَ ركعتَيِ الضُّحَى فإنَّها صلاةُ الأوَّابينَ ، وصيامُ ثلاثَةِ أيَّامٍ مِن كلِّ شهرٍ))
"Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wasallam) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara -dan aku tidak meninggalkannya-,
Agar supaya aku tidaklah tidur (di malam hari) kecuali dalam keadaan sudah shalat witir,
Dan tidak meninggalkan dua rakaat sholat dhuha, karena sesungguhnya itu adalah sholatnya orang yang bertaubat (kembali kepada Alloh ﷻ),
Dan puasa tiga hari setiap bulan (puasa ayamul bidh, tanggal 13, 14, 15 setiap bulan hijriyyah)."
[HR. Ibnu Khuzaimah, no. 1223, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu].
🔸Ketiga
Alloh ﷻ mudahkan baginya bertemu dengan kawan yang sholeh. Ini sebagai penjaga bagi pertaubatannya. Alloh ﷻ menjaganya dengan menghadirkan kawan-kawan sholeh di dalam pejalanan taubatnya. Dia tidak mudah menghakimi dosa orang lain.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ فِي مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ
“Barangsiapa menuduh seorang mukmin dengan sesuatu yang tidak ada padanya, maka Alloh ﷻ akan menempatkannya di lumpur nanah dan darah penduduk neraka sampai ia bertaubat atau minta maaf atau dosanya telah bersih.”
(HR. Abu Dawud No. 3597 dan Syarahnya. Al-Albani berkata: “Shahih”)
🔸Keempat
Alloh ﷻ mudahkan hatinya menerima nasihat. Hatinya melembut, Hidayah mudah masuk saat menerima nasihat kebaikan. Sehinggah prilakunya terjaga dari keburukan.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله تعالى :
"Sungguh sekeras apapun seorang hamba berusaha untuk menjalankan semua yang Alloh ﷻ wajibkan kepadanya dengan baik maka ia tak akan mampu. Tidaklah ia berusaha untuk melakukannya kecuali ia beristighfar dan bertaubat setelah menjalani semua ketaatan." [Majmu' al Fatawa (10/58)]
🔸Kelima
Alloh ﷻ mudahkan air mata keluar dari kedua matanya. Ia mudah menangis bukan karena cengeng tapi karena mengingat semua dosa masa lalunya. Ia menangis karena mengingat semua nikmat Alloh ﷻ. Ia menangis atas kesempatan yang sudah Alloh ﷻ berikan. Ia menangis sebagai bentuk penyesalan, sekaligus rasa syukurnya kepada Alloh ﷻ.
Do’a dan permohonan Nabi Musa Alaihissallam dan kaumnya yang shalih.
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ
(Mereka juga berdo’a), “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada-Mu." [QS. al-A’râf: 156].
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang menikmati ampunan Allah Azza Wajalla. Aamiin
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Wallahu a’lam bishawab
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Bunda, Alloh ta'ala itu khan Maha Pemaaf dan pemberi taubat.
Bagaimana bund jika sudah bertaubat tapi masih saja ada dan mengulangi kesalahan dan dosa baik di sengaja ataupun tidak. Kan manusia itu kadang berpikir, "Nanti juga di ampuni, dan bisa bertaubat lagi" padahal kita khan dak tau usia kita. Lha kalau pas melakukan dosa pas di cabut nyawanya belum sempat bertaubat lagi bagaimana.
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Materi di atas disebutkan salah satu ciri taubat itu yang nomor lima adalah ISTIQOMAH. Artinya istiqomah itu, Istiqomah dalam kebaikan. Pertama menyesal, tidak mengulangi kemudian mengiringi dengan perbuatan yang baik. Nah, jika seseorang itu sudah bertaubat kemudian tergelincir namanya juga manusia yang lemah, dhoif. Yang penting terus saja syarat taubat yang nomor dua, ketika menyesal kemudian berjanji tidak mengulangi dan mengiringi dengan perbuatan yang baik. Jadi setiap kali sadar bahwa dia sudah melakukan kesalahan maka segera beristighfar kemudian bertaubat, banyak-banyak bermohon ampunan, yaitu dengan membaca syayidul istighfar dan yakini bahwa Alloh ﷻ senantiasa memberikan maaf.
Penyataan terakhir bagaimana jika melakukan kesalahan kemudian dicabut. Nah itu perlu kita sadari, jangan sampai ketika kita khilaf justru pada saat itu Alloh ﷻ mencabut. Karena belum sempat ditaubati, kita sedang bermaksiat Nauzubillah begitu kemudian dicabut oleh Alloh ﷻ. Dan jika orang itu disadarkan bahwa maut bisa datang kapan saja maka untuk melakukan perbuatan maksiat yang jelas-jelas menentang haknya Alloh ﷻ maka dia akan berpikir berulang kali karena Alloh ﷻ tidak memberikan kode apapun kepada kita saat kapan kita akan dicabut. Sehingga inilah menjadi rahasia takdir kapan kita akan dicabut dan itu menjadi serba warning buat kita bahwa kita harus senantiasa ada bersama kebaikan. Karena seseorang itu akan dicabut nyawanya sebagaimana ia terbiasa melakukan kebiasaannya. Jadi selama kita melakukan kebiasaan-kebiasaan baik maka kita bermohon kepada Alloh ﷻ agar dimatikan dalam keadaan yang terbaik.
Wallahu a’lam bishawab
0️⃣2️⃣ Aisya ~ Cikampek
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh
Bund di point 7, bagaimana bun menyikapi dan ciri-ciri jika seorang sudah merasa bertaubat dosanya di ampuni dan dibersihkan dan merasa sudah banyak amalan?
Apakah kita juga musti hati-hati dengan sikap tersebut, dan dari tipu daya setan?
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Adalah sebuah kesalahan kalau kita kemudian merasa yakin bahwa amalan-amalan kita itu sudah diterima. Mungkin ada satu dalil yang bisa kita cermati dan renungkan sebagaimana kata-kata Ali bin Abi Thalib yang mengatakan "Andai ada satu saja amalanku yang diterima oleh Alloh ﷻ maka itu sudah cukup bagiku."
Seorang Ali mengatakan demikian, andai ada satu saja amalan beliau diterima oleh Alloh ﷻ maka itu sudah cukup. Artinya apa? Ali sendiri tidak merasa bahwa dia sudah banyak amalan, padahal kita tahu siapa Ali, Ali menantunya Rasulullah ﷺ, istrinya adalah anaknya Rasulullah ﷺ yang sudah dijamin masuk surga. Itu saja berkata andai satu saja amalanku diterima. Bagaimana dengan kita yang merasa semua amalan kita itu diterima oleh Alloh ﷻ, kan itu sangat ajaib. Apa sih yang sudah kita lakukan, apakah kita sudah perang, sebagaimana para sahabat yang menumpas musuh, dengan benar-benar kita perang begitu ataukah sholat malam kita sudah lebih banyak dari sahabat atau sedekah kita sudah melebihi abu Bakar dan Umar atau melebihi Usman bin Affan tentang Abdurrahman bin auf yang menyumbangkan sekian milyar uang kalau diuangkan seperti saat ini di kurs rupiah, apakah kita sudah melampaui mereka. Jadi jangan takabur, jadi yang diajarkan atau yang di tuntun atau yang dianjurkan kepada kita itu adalah ketika kita berdoa maka kita berdoa dalam kondisi khouf dan Roja. Khouf itu dalam kondisi takut, kita berdoa kepada Alloh ﷻ apa yang kita lakukan selama ini itu adalah salah. Mungkin perlu juga kita merenungkan satu dalil mengatakan "Beribadah sholat 60 tahun tetapi sholatnya sia-sia belaka." Karena ternyata tidak tuma'ninah, ruku' nya tidak sempurna, sujudnya tidak benar misalnya tujuh anggota sujudnya tidak benar-benar menyentuh lantai misalnya. Apakah kita sudah bisa menjamin selama ini semua ibadah kita itu sesuai sebagaimana sholatnya Rasulullah ﷺ kemudian apa yang kita lakukan itu seperti yang Rasulullah ﷺ ajarkan, makan dengan tangan kanan kemudian adab-adab tidur kita lakukan misalnya.
Kalau semua itu masih jauh dari sempurna, kita tidak boleh menyakini bahwa amalan kita itu diterima, yang boleh itu Alloh ﷻ meridhoi dengan apa yang kita lakukan. Jadi berdoa ya Alloh ﷻ mohon sekiranya amal yang saya lakukan ini adalah sebuah kebaikan semoga Engkau meridhoi. Jadi selalu diminta kepada Alloh ﷻ. Karena kan Alloh ﷻ tidak langsung menjawab 'Oya sudah saya terima', kan tidak seperti itu. Kita sama-sama tidak tahu, bahkan ada seseorang yang beribadah selama 500 tahun yang kemudian berdoa kepada Alloh ﷻ minta dimatikan dalam keadaan bersujud, kemudian Alloh ﷻ memerintahkan kepada malaikat masukkan hamba-Ku ini ke surga atas rahmat-Ku. Kemudian si ahli ibadah ini protes kepada Alloh ﷻ, ya Alloh ﷻ kenapa saya masuk surga atas rahmat-Mu, bukankah saya sudah beribadah 500 tahun hanya menyembah kepadamu, memuliakanmu. Kemudian Alloh ﷻ menjawab iya, karena rahmat-Ku engkau masuk surga, tetapi orang ini protes. Kalau begitu saya ingin masuk surga karena amalku, kemudian Alloh ﷻ memerintahkan malaikat lemparkan dia ke neraka dan kemudian orang itu merasa sadar bahwa tidak ada sesuatu pun yang dia lakukan tanpa Rahma dari Alloh ﷻ. Kemudian dia memohon ampun kepada Alloh ﷻ dan ia berkata masukkan aku ke surga-Mu atas rahmat-Mu ya Alloh ﷻ. Akhirnya orang itu kembali diambil dari neraka kemudian dimasukkan ke dalam surga. Itu ada kisahnya dan itu beribadah 500 tahun apakah usia kita sudah 500 tahun yang full benar-benar tidak pernah bermaksiat dan hanya beribadah saja kepada Alloh ﷻ sehingga ini menjadi kunci sebagai sebuah pemahaman. Kenapa tadi dikatakan dalam sebuah dalil "Jangan pernah meremehkan perbuatan kecil yang itu adalah sebuah kebaikan."
Karena kita tidak pernah tahu amalan mana yang akan diterima oleh Alloh ﷻ. Bahkan mungkin ketika kita sekedar menyeberangkan nenek-nenek yang sudah tua menyebrang jalan yang bagi kita biasa saja, tetapi Alloh ﷻ meridhoi, itu merupakan sebagai catatan pahala dan kemudian kita merasa bangga ketika menyumbang masjid satu juta tetapi kemudian kita merasa wahhh saya hari ini menyumbang banyak sekali sementara Alloh ﷻ tidak ridho dengan itu karena kita bangga dengan diri kita padahal rezeki itu datangnya dari Alloh ﷻ. Kadang kita merasa insecure ketika melakukan kebaikan-kebaikan yang kecil dan kita begitu jumawa ketika merasa melakukan sesuatu untuk ummat atau untuk diri sendiri atau melakukan sesuatu amalan yang luar biasa. Padahal kita tidak pernah tahu catatan pastinya amalan kita itu seperti apa. Itu kenapa kita senantiasa dianjurkan untuk berdoa bermohon kepada Alloh ﷻ sekecil apapun amalan kita itu Alloh ﷻ terima dengan ridho-Nya.
Wallahu a’lam bishawab
🌷Masyaallah tabarakllah.
SelfReminder, note bunda. Jazakallahu khair atas penjelasannya.
Setan jika tidsk berhasil membawa kita pada maksiat ,dia akan membuat kita merasa sudah taat ya nda.
Jazakillah Khairan bunda.
0️⃣3️⃣ Setya ~ Solo
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh Ustadzah,
Ketika sholat malam dan kita ingin melaksanakan sholat tahajjud dan sholat taubat, sebaiknya yang didahulukan sholat taubatnya dulu atau sholat tahajjud nya Ustadzah?
Mohon pencerahannya, Syukron
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Kalau merujuk dari dalil di yang atas pada poin tiga sholat taubat itu boleh dilaksanakan malam atau siang hari tanpa keterikatan atau syarat-syarat tertentu. Artinya boleh dilakukan yang mana saja yang bisa dilakukan untuk lebih memungkinkan. Misalnya Sholat taubat dulu kemudian kita sholat tahajud silahkan. Sholat tahajud dulu kemudian sholat taubat juga boleh. Jadi tidak ada keterikatan yang memastikan. Berbeda dengan sholat Dhuha kan memang harus dilakukan setelah sholat Subuh setelah sholat syuruk dan baru sholat dhuha itu ada persyaratan tertentu. Tetapi kalau sholat taubat ini tidak ada syarat-syarat yang mengikat untuk waktunya, tetapi yang dipersyaratkan itu adalah niat kemudian merasa kita banyak dosa kemudian kita menyesal dengan dosa-dosa itu kemudian kita berjanji untuk tidak mengulangi mengikuti perbuatan-perbuatan buruk setelahnya itu dengan berbuat baik, kemudian kita Istiqomah di jalan kebenaran.
Jadi tidak ada keterikatan waktu untuk kapan-kapan dan saat-saat yang bisa dilakukan untuk melakukan sholat taubat.
Yang ada Nash nya adalah sholat lail yang setiap malam kalau bisa ditegakkan. Kalau sholat taubat, Rasulullah ﷺ tidak ada Nash yang meminta demikian.
Wallahu a’lam bishawab
0️⃣4️⃣ Tia ~ Boyolali
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Ustadzah, bagaimana ya kiat untuk menghadirkan rasa takut supaya mau benar-benar bertaubat? Karena taubat sebentar mengulangi lagi taubat lagi, sampai rasanya sudah malu untuk bertaubat kepada Alloh ﷻ.
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ini yang perlu diasah benar-benar itu masalah tauhid nya ya. Jadi kalau tauhid nya sudah bersih, InsyaAlloh perasaan muroqobatullah, maiyatullah, ya muroqobah itu diawasi, maiyatullah itu dibersamai kemudian dia hal ini yang akan menjadikan kita itu merasa ada selalu dalam pengawasan Alloh ﷻ. Sehingga ketika kita misalnya akan melakukan maksiat maka kita berpikir andai saya melakukan ini kemudian Alloh ﷻ mendatangkan malaikat maut, nah ini kemudian akan menjadikan kita merasa risih untuk melakukan maksiat. Jadi sebagaimana ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah ﷺ yang mengatakan bahwa saya tidak bisa meninggalkan zina, kemudian Rasulullah ﷺ mengatakan silahkan saja kamu lakukan dimana Alloh ﷻ itu tidak tahu, silahkan kamu mabuk-mabukan tetapi jangan pernah kamu memakan rezeki dari Alloh ﷻ.
Akhirnya pemuda ini berpikir bagaimana bisa saya itu sembunyi sedangkan bumi ini milik Alloh ﷻ. Bagaimana kemudian saya tidak akan bisa membeli khamer kalau rezekinya datangnya dari Alloh ﷻ.
Sehingga kemudian pemuda ini bertaubat dengan kata-kata dialog dengan Rasulullah ﷺ seperti itu. Nah, kalau kita merasa dan ini satu hal ya, jangan pernah merasa malu untuk kemudian kembali bertaubat. Tolong dibaca lagi materinya di atas bahwa Alloh ﷻ sangat bergembira sekali ketika ada hamba-Nya itu yang bertaubat. Karena di dalam Al-Qur'an bahwa kita itu memang diciptakan dalam kondisi dhoif. Dhoif itu lemah, jadi kalau namanya lemah itu berarti kita mudah tergoda. Karena kita berbeda dengan malaikat itu kenapa, karena manusia itu akan menjadi jauh lebih mulia dari malaikat ketika kita bisa menekan yang namanya hawa nafsu, karena malaikat itu tidak mempunyai hawa nafsu sehingga yang ada hanya ketaatan. Dan manusia itu bisa lebih buruk dari bintang kenapa, ketika hawa nafsu menjadi komandan buat dia, sehingga sifat untuk menjadi hamba Alloh ﷻ yang yang Hanif, tunduk, taat itu menjadi tidak ada. Yang ada adalah bagaimana dia mengumbar hawa nafsunya seperti melebihi binatang. Maksiat saja sudah tidak perlu takut-takut lagi, dijalanan dilakukan. Artinya dia sudah sama dengan binatang.
Dan satu hal, jangan pernah merasa bahwa saya sampai malu untuk bertaubat pada Alloh ﷻ, jangan sampai kemudian justru ini dimanfaatkan oleh setan sehingga kita menjadi manusia yang berputus asa dari Rahmat Alloh ﷻ dan rasa putus asa ini kemudian dibumbui terus oleh setan sehingga kemudian kita merasa tidak ada lagi gunanya hidup kemudian kita mengambil jalan pintas bunuh diri atau merasa tidak berguna justru menyalahkan takdir dan lain sebagainya. Nauzubillah... Jangan sampai terjadi.
Jadi yang paling harus kita lakukan itu adalah sebisa mungkin menekan hawa nafsu yang ada, misalnya kita belum bisa bertaubat dari nonton atau bergaul yang bebas dalam artian berbaur antara laki-laki dan perempuan itu belum bisa kita memisahkan diri misalnya. Nah yang seperti ini banyak-banyak diistighfari, mulai mencari aktivitas yang bisa menjauh dari ini atau ketika kita masih rajin untuk terlibat dengan riba misalnya. Nah yang seperti ini mulai harus banyak dikurangi dan sadari bahwa apa sih murkanya Alloh ﷻ ketika saya melakukan ini harus dipelajari benar-benar dan minta pertolongan kepada Alloh ﷻ. Karena tidak ada sesuatu pun ikhtiar sekuat apapun kita ikhtiar tanpa rahmat dari Alloh ﷻ kita tidak akan bisa melakukan.
Karena satu-satunya yang bisa menjaga kita itu adalah Alloh ﷻ, untuk itu kenapa kita itu wajib untuk senantiasa meminta keistiqomahan salah satunya disarankan untuk sebelum salam itu kita membaca doa "Yaa muqollibal quluub, tsabbit quluubana alaa diinika." Bahwa tetapkan aku di dalam agama-Mu. Sehingga yang kemudian kita senantiasa harus membaca sehingga kita sadar bahwa satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita dari marabahaya itu ya Alloh ﷻ.
Tanpa kita merasa bahwa Alloh ﷻ senantiasa membersamai, Allohuma anna itu ditanamkan dalam diri kita bahwa Allohuma anna, sesendirian apapun kita kalau kita mengingat Alloh ﷻ maka sebenarnya kita aman. Makanya ingatlah Alloh ﷻ di dalilnya ketika dalam kondisi ramai, karena ketika engkau sendir Alloh ﷻ bersamamu. Jadi teruslah beristighfar dan merasa bahwa tidak ada tempat selain kita kembali kepada Alloh ﷻ dan satu-satunya yang bisa membuat kita kuat itu ya Alloh ﷻ, tidak ada yang lain, manusia itu hanya mensupport karena manusia yang lainnya itu juga bergantung kepada Alloh ﷻ. Sekuat apapun manusia itu mensupport kalau Alloh ﷻ menghalangi ya tidak akan terjadi apa yang kita inginkan. Tetapi sekuat apapun manusia itu akan menghalangi kita kalau Alloh ﷻ mensupport kita InsyaAlloh bisa terlaksana. Karena kita adalah makhluknya Alloh ﷻ.
Jadi senantiasa tanamkan rasa optimis di dalam diri kita tapi optimis berbeda dengan takabur. Jadi kalau optimis itu kita yakin Alloh ﷻ itu akan membersamai kalau kita senantiasa membersamai Alloh ﷻ dalam ketaatan. Kalau takabur itu kita sudah merasa yakin bahwa amal-amal kita sudah diterima, sholat kita sudah benar, niatnya ibadah kita sudah shahih. Padahal kita tidak tahu-tahu benar dalilnya itu seperti apa misalnya. Nah ini kemudian perlu untuk terus mengkaji sejauh mana pemahaman kita terhadap agama. Semakin banyak kita belajar, semakin banyak yang belum kita tahu. Itu yang harus ditanamkan dalam diri kita, sehingga semangat untuk tholabul ilmi itu senantiasa terasah.
Wallahu a’lam bishawab
0️⃣5️⃣ Tia ~ Bandung
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Ustadzah, dengan orang yang tiap malamnya sholat taubat tapi setiap hari menggunjing orang dan memfitnah orang bagaimana?
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
Menjawab ini dengan beberapa dalil berikut ini ya...
“Dia berpuasa, shalat malam, mengkhatamkan Al-Qur'an, bersedekah, membantu orang dan beragam kebaikan dilakukan. Tetapi kemudian dia berikan semua kebaikan dan pahalanya untuk orang lain. Itulah balasan orang yang ghibah atau menggosipi orang lain.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ㅤ
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه
"Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya." [HR. Bukhari dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhu]
"Ghibah Termasuk Dosa Besar Yang Tidak Bisa Di Hapus Oleh Sholat, Shadaqoh, Puasa Dan Haji." (Syarh Riyadushshalihin 6/109)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tahukah kalian apakah ghibah itu?" Sahabat menjawab: " Alloh ﷻ dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui," Nabi ﷺ berkata: "Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu," Nabi ﷺ ditanya: "Bagaimanakah pendapat anda, jika itu memang benar ada padanya?" Nabi ﷺ menjawab: "Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam berkata :
"Siapa yang pernah mendzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan (seperti ghibah) atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kedzaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukiran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.” (HR. Bukhari)
Alangkah buruknya jika kita bersama teman yang tukang ghibah. Simak dalil berikut.
Duduk bersama teman yang jelek tidaklah lepas dari perbuatan haram dan maksiat seperti ghibah, namimah, dusta, melaknat, dan semisalnya. Bagaimana tidak, sementara majelis orang-orang yang jelek umumnya jauh dari dzikrullah, yang mana hal ini akan menjadi penyesalan dan kerugian bagi pelakunya pada hari kiamat nanti. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ تَعَالَى فِيْهِ، إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً
“Tidak ada satu kaum pun yang bangkit dari sebuah majelis yang mereka tidak berdzikir kepada Allah ta’ala dalam majelis tersebut melainkan mereka bangkit dari semisal bangkai keledai-keledai dan majelis tersebut akan menjadi penyesalan bagi mereka.” (HR. Abu Dawud. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 77)
Demikian…
Semoga ini menjadi peringatan!
(Dinukil secara ringkas dengan perubahan dan tambahan oleh Ummu Ishaq Al-Atsariyah dari kitab Al-Mukhtar lil Hadits fi Syahri Ramadhan, hal. 95-99)
1) Seseorang akan berperilaku seperti kebiasaan temannya dan juga menurut jalan serta perilaku temannya. Maka hendaknya setiap kita merenungkan dan memikirkan dengan siapa kita bersahabat. Siapa yang kita senangi agama dan akhlaknya maka kita jadikan ia sebagai teman, dan yang sebaliknya kita jauhi. Karena yang namanya tabiat akan saling meniru dan persahabatan itu akan berpengaruh baik ataupun buruk. (Tuhfatul Ahwadzi, kitab Az-Zuhd, bab 45)
2) Sama dengan bangkai keledai dalam bau busuk dan kotornya. (‘Aunul Ma’bud, kitab Al-Adab, bab Karahiyah An Yaqumar Rajulu min Majlisihi wala Yadzkurullah)
Dan ingatlah dalil ini, jika sedang keranjingan membahas aib orang.
ﻣَﻦْ ﻋَﻴَّﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺑِﺬَﻧْﺐٍ ﻟَﻢْ ﻳَﻤُﺖْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻌْﻤَﻠَﻪُ
“Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut." (HR. Tirmidzi no. 2505. Syaikh Al-Albani berkata bahwa hadits ini maudhu’)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari 6016 dan Muslim 46)
Dan ini dalil agar kita terus semangat melakukan amalan kecil yang mungkin kita anggap remeh dan receh saja.
Imam Ibnu Abdil Barr رحمه الله berkata :
"Tidaklah sepantasnya bagi seseorang yang berakal serta yang beriman untuk meremehkan sedikitpun dari amal-amal kebaikan, bisa jadi dia akan mendapatkan ampunan dengan sebab amal yang paling kecil." (HR. At-Tamhid XII/22)
Wallahu a’lam bishawab
0️⃣6️⃣ Aisya ~ Cikampek
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Di luar tema bunda.
Usia berapa ya kira-kira anak mulai diajarkan sholat tahajud?
Bangun sebelum adzan subuh.
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
Kalau anak-anak bunda dulu usia 5 tahun sudah kami bangunin, meski sholatnya sembari manyun terngantuk-ngantuk.
Tapi karena kebiasaan sejak kecil jadi agak besaran sudah tidak dibangunkan lagi.
🌷5 tahun ya nda alhamdulillah sudah 7 tahun. Note nda.
Kadang suka tidak tega, tapi lebih tidak tega lagi kalau anak salah didikan karena tidak tegaan sih.
🔷Nahh ia, ibarat pohon selagi masih bisa ditegakkan batangnya mumpung masih sebesar kelingking, masih bisa di luruskan tumbuhnya. Kalau sudah sebesar paha susah.
🌷Benar sekali bund, harus tega kalau masalah tauhid. Mending anak nangis daripada nanti besarnya orang tua yang dibikin nangis anak masalah agama ini. Jazakillah Khairan bunda.
Wallahu a’lam bishawab
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Setiap kita punya takdir yang berbeda. Setiap kita punya ujian yang berbeda. Bisa jadi ujian yang kita terima sama. Namun selalu akan berbeda cara kita menyikapinya, namun, setiap kita memiliki kesempatan yang sama.
Karena Rabb kita adalah Allah azzawajalla. Menitahkan kita untuk ittiba' pada Sang Nabi utusan-Nya
Rasulullah ﷺ adalah teladan kehidupan. Sampai akhir zaman nanti. Jika saja kita senantiasa mengikuti Sunnah yang diajarkannya.
Maka insyaAllah kita akan menjadi
Hamba yang beruntung. Setiap kita tercipta dengan segala problematikanya. Untuk itu, teruslah belajar mencari keridhoan-Nya. Sehingga setiap benturan tidak akan membuat kita menjadi rapuh.
Karena sejatinya ujian adalah cara Alloh ﷻ untuk meng upgrade nilai keimanan dalam jiwa kita.
Wallahu a’lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar