OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe, S.Mn.,S.ST.,M.Ak
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
💎 ORANG-ORANG JAHIL (BODOH)
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Alloh ﷻ atas segala karunia yang telah dikaruniakan kepada seluruh hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada baginda Nabi Rasulullah ﷺ, yang telah menyampaikan risalah kebenaran, sebagai cahaya penerang bagi umat manusia sehingga terbebas dari kejahiliyahan.
InsyaAllah tema kajian kita sore hari ini tentang orang-orang yang jahil. Silahkan dibaca materi berikut :
ORANG-ORANG JAHIL (BODOH).
Islam datang sebagai cahaya yang menerangi kegelapan iman, mengajarkan hakikat kehidupan dan menuntun setiap jiwa untuk mengikuti pedoman dari Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
Islam juga mencerahkan akal manusia agar terhindar dari kejahilan atau kebodohan. Sebab, kebodohan membuat akal tak mau berpikir hakikat ketuhanan yang hakiki. Sebagaimana umat terdahulu (umat Nabi Musa) ingin menyembah sapi dan menjadikannya sebagai Tuhan. Nabi Musa mengatakan kepada kaumnya, "Kamu adalah orang-orang yang bodoh."
وَجَٰوَزۡنَا بِبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡبَحۡرَ فَأَتَوۡاْ عَلَىٰ قَوۡمٖ يَعۡكُفُونَ عَلَىٰٓ أَصۡنَامٖ لَّهُمۡۚ قَالُواْ يَٰمُوسَى ٱجۡعَل لَّنَآ إِلَٰهٗا كَمَا لَهُمۡ ءَالِهَةٞۚ قَالَ إِنَّكُمۡ قَوۡمٞ تَجۡهَلُونَ
"Dan Kami selamatkan Bani Israil menyeberangi laut itu (bagian utara dari Laut Merah). Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata, “Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” (Musa) menjawab, “Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A'raf: 138)
Kejahilan sesungguhnya adalah musuh utama dari Iman. Kejahilan terjadi karena tertutupnya hati dari hidayah Alloh ﷻ, sehingga tidak bisa melihat titik cahaya kebenaran. Hati yang tertutup sebab adanya penentangan dan kesombongan pada Alloh ﷻ.
Ketika Nabi Nuh meminta pertolongan kepada Alloh ﷻ agar keluarganya diselamatkan dari air bah, Alloh ﷻ menegurnya bahwa anak dan istrinya bukanlah keluarganya dan mengingatkan Nabi Nuh agar tidak termasuk bagian dari orang-orang yang bodoh. Firman Alloh ﷻ;
{ قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيۡسَ مِنۡ أَهۡلِكَۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيۡرُ صَٰلِحٖۖ فَلَا تَسۡـَٔلۡنِ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۖ إِنِّيٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ }
Dia (Alloh ﷻ) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Surah Huud: 46)
Kejahilan memang tendensinya pada penentangan, pembangkangan dan ketidakpercayaan pada Alloh ﷻ sekalipun yang menyampaikan itu sekelas Nabi.
Syaikul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab "Tazkiyatun Nafs' menjelaskan, asal mula yang menjerumuskan manusia kepada keburukan adalah kebodohan. Karena dengan ketiadaan ilmu maka hal itu akan membawanya kepada bahaya yang lebih besar, atau menyangka bahwa sesuatu itu dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar.
Hakikat kebodohan dalam Islam adalah tidak mengenal kebenaran, dan menentangnya hingga membuatnya tersesat. Itulah kemudian Alloh ﷻ menurunkan wahyu pertamanya yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Dalam ayat pertamanya bermakna “Bacalah”, artinya bahwa manusia harus selalu belajar agar tidak terjerumus dalam kebodohan.
Di akhir zaman, sepertinya manusia akan kembali pada kejahilan. Apalagi yang 'tampil' di publik dan dipercaya banyak orang, padahal ia adalah orang-orang bodoh. Sebagaimana sabda Nabi :
"Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –dimana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh. Nabi ﷺ ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak atau umum." (HR. Ahmad, dan Ibnu Majah)
Hari-hari ke depan fenomena ini bisa jadi akan semakin terlihat. Bahwa kejahilan akan semakin merajalela, sebagai akibat semakin jauhnya manusia dari agama. Semoga Alloh ﷻ hindarkan kita dari kejahilan sebab orang-orang yang bodoh termasuk orang yang paling buruk.
{ إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلۡبُكۡمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ }
"Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Alloh ﷻ ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti." (QS. Al Anfal: 22).
Wallahu a’lam bishawab
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh Ustadz,
Bodoh yang dimaksud dalam materi tersebut adalah menolak kebenaran. Ini berarti orang yang sudah tahu mana yang benar tetapi tidak mau menjalankan.
Bagaimana sikap kita menghadapi orang yang seperti itu Tadz?
Bagaimana juga agar kita tidak terhasut oleh orang-orang jahil yang gencar untuk mengikuti pola pikir mereka?
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
Hakikatnya orang-orang modern sekarang yang tidak mau belajar Islam termasuk golongan jahil, karena mereka tidak mengenal kebenaran. Adapun orang yang sudah mengenal kebenaran, tapi tidak mau menjalankan, ini termasuk orang-orang fasik, bisa jadi hatinya tertutup karena banyak dosa-dosa, sehingga tidak ada sensitivitas pada iman. Sikap kita, selalu mengingatkan dengan dakwah agar bisa kembali ke jalan ysng benar dan menjalankan Islam seutuhnya.
Cara kita agar tidak terhasut, bisa dengan ikut pengajian-pengajian, bertanya kepada ustadz, ulama, tentang isu-isu yang digunakan dalam hasutan mereka. Perlu minta penjelasan dari orang-orang yang punya ilmu agar tidak terpancing oleh isu-isu tersebut.
Wallahu a’lam bishawab
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Selalulah belajar tentang banyak hal dalam kehidupan ini, yang utama tentang iman, agar semakin kuat cintamu kepada Sang Pencipta. Engkau tidak akan pernah mengenalnya, pun tidak akan berjumpa dengan-Nya jika iman tidak ada di relung jiwa.
Wallahu a’lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar