OLeH : Ustadz Syahrawi Munthe
💘M a T e R i💘
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah atas semua karunia-Nya. Semoga kita tetap bersyukur atas rizki yang Allah berikan dan bersabar atas ujian dari-Nya.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah pada bagian Rasulullah Muhammad shalallahu wa'alaihissalam.
InsyaAllah kajian kita sore ini, terkait dengan kehidupan kita yang sebentar saja.
🌸(TERNYATA) SEBENTAR SAJA
Saat ajal tiba, maka itulah akhir dari segalanya (di dunia). Tidak lagi bisa berbuat apa-apa, waktunya sudah habis. Sampai disitu saja. Jika meninggalkan kesedihan bagi kerabat yang ditinggal, mungkin hanya sebentar, sebab mereka harus melanjutkan kehidupannya. Setelah itu, seolah mereka (yang telah tiada) 'terlupakan'.
Hidup ini memang sebentar saja. Sudah menjadi sunnatullah bahwa usia manusia sekarang hanya dalam sekitaran rentang 70-an tahun, dan 'sepertiganya' buat tidur, yang artinya melek di dunia hanya sekitar 45 tahun. Tidak seorangpun yang bisa memajukan atau memundurkan usia. Jika tiba saatnya, maka semuanya berakhir. Pastinya umur manusia akan disempurnakan hingga masanya tiba.
Firman Alloh ﷻ:
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰ أَجَلٌ مُسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS. 6: 60)
Sebentar saja ternyata. Tetiba rambut sudah beruban, gigi mulai rontok, tulang tidak lagi sekuat dulu. Makanan pun sudah pilah-pilih. Tanpa terduga, teman di sebelah rumah meninggal. Besoknya berita duka dari teman kantor si fulan meninggal. Tidak berapa lama, kerabat atau keluarga juga berpulang kepada pemilik ruh. Dan.... akan tiba saatnya. Ah..., ternyata sebentar saja.
قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Alloh ﷻ berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS. 23: 114)
Sekalipun dunia ini sebentar saja, tetapi ada saja yang ingin hidup beribu tahun. Hal yang tidak mungkin terwujud. Firman Alloh ﷻ :
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
"Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."
(QS. 2 : 96)
Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa kehidupan hanya di dunia ini, tidak mungkin akan dibangkitkan lagi.
وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
"Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan"."
(QS. 6: 29)
Bagi mereka yang ingin hidup seribu tahun di dunia dan tidak percaya dengan kebangkitan setelah kematian adalah mereka yang aqidahnya bermasalah. Mereka tak beriman kepada Alloh ﷻ dan hari akhir (kiamat). Tujuan akhir hidupnya hanyalah dunia. Itulah sebabnya mereka selalu bangga dengan 'capaian' dunianya. Padahal, tanpa disadari kesenangan dunia juga hanyalah sebentar.
ٍ ۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun."" ( QS. 4: 77)
Demikianlah hakikatnya, ternyata hanya sebentar saja. Hanya sekitar 45 tahun saja melek di dunia. Jika dibandingkan dengan 1 hari akhirat (1000 tahun di dunia), maka usia melek hanya 1/22 hari di akhirat. Luar biasa. Padahal entah berapa lama kita akan melalui perjalanan di akhirat.
Ternyata hanya sebentar saja. Sebentar lagi kita akan berlalu, dan digantikan manusia yang lainnya, demikian seterusnya hingga kiamat. Maka cukuplah nasihat Hasan Basri sebagai pengingat.
“Seorang mukmin di dunia seperti orang asing. Tidak pernah gelisah terhadap orang yang mendapatkan dunia, tidak pernah saling berlomba dengan penggila dunia. Penggila dunia memiliki urusan sendiri, orang asing yang ingin kembali ke kampung akhirat punya urusan sendiri.” (Al Hikam).
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Adhry ~ Makassa
1. Apakah jodoh termasuk takdir yang tidak bisa dirubah lagi seperti kematian? Seperti membentuk jodoh kita seperti apa? Apa istri satu-satunya atau dipoligami? Dengan berdoa dan menjadi orang yang lebih baik agar bisa mendapatkan yang baik juga?
2. Mengapa beberapa orang yang tidak shalat, ngaji dan meninggalkan perintah Allah umurnya panjang tetapi anyg mematuhi perintah Allah malah umurnya pendek?
🔷 Jawab:
1. Semua takdir yang telah terjadi tidak bisa lagi diubah. Kalau pasangan masalahnya bukan pada perilaku ya. Artinya saat ditakdirkan menikah dengan si fulan, ya itulah takdir. Merubah takdir, bukan lantas menggantinya, tapi ikhtiar untUk menerima pasangan, mengajak ia kearah kebaikan. Demikian juga, apa ia istri satu-satynya? Tidak ada yang tahu, kecuali setelah suaminya meninggal dengan satu istri. Terkait dengan doa supaya jadi orang baik, bisa justru sangat baik. Tapi usaha ke arah kebaikan harus ada, sesuai dengan doanya.
2. Mungkin Allah memberi kesempatan baginya untuk taubat. Usia panjang tidak berarti selalu berkah, justru bisa jadi penambah dosanya. Tapi mungkin Allah menunggu keinginan orang tersebut taubat.
Wallahu'alam.
🌴1. Jadi kalau ada yang dtakdirkan tidak menikah sampai meninggal di usia yang tidak muda lagi, itu bukan karena misal doa orang tuanya yang selalu menyumpahi anaknya agar jadi perawan tua?
2. Apakah orang yang sudah taubat terus tidak istiqomah atas taubatnya, apakah bisa disebut lalai dan akan mendapatkan dosa yang lebih besar dari dosa ssebelum dia bertaubat?
🔷1. Doa bisa jadi berubah jadi takdir. Sumpah ibunya jadi doa, menjadi takdir dikemudian hari bahwa si anak tidak akan menikah sampai mati. Na'udzubillah.
Maka orang tua, sebenci apapun sama anaknya, tidak boleh mengutuk anaknya sebab jika hal tersebut jadi doa, maka kutukan itu jadi kenyataan.
Wallahu'alam.
2. Harusnya taubat nashuha tidak boleh mengulangi lagi dosa-dosanya supaya Allah ampuni ia.
Jika ternyata masih terus melakukan dosa, maka ia belumah taubat nashuha, ia kembali berdosa. Allah sebenarnya tidak pernah bosan menerima taubat hamba-Nya, tapi masalahnya Allah tidak butuh taubatnya karena taubat itu kebutuhan hamba. Jika ia tidak mau taubat, maka itu resiko dia, kelak akan disiksa Allah.
Wallahu'alam.
0⃣2⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Ustadz, jika seseorang merasakan kematian akan datang padanya lalu dia seprti memberi tanda pada orang di sekitarnya merupakan tanda seorang yang husnul khotimah?
Jazaakallahu khoiran.
🔷Jawab:
Semoga saja. Tanda-tanda seseorang husnul khatimah sebenarnya ada beberapa, misalnya di hari Jumat, mengucapkan kalimat syahadat dan lain-lain.
√ Berikut beberapa tanda-tandanya:
(1) Seseorang yang mengucap kalimat ‘Laa ilaaha illallah‘, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam;
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلامِهِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallooh’ maka dia akan masuk Surga.” (HR. Abu Dawud)
(2) Meninggal dengan keringat di dahi, berdasar hadits Ibnu Buraidah bin Hashib sebagai berikut;
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّه
كَانَ بِخُرَاسَانَ فَعَادَ أَخًا لَهُ وَهُوَ مَرِيضٌ فَوَجَدَهُ بِالْمَوْتِ وَإِذَا هُوَ يَعْرَقُ جَبِينُهُ فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
“Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya bahwa ia berada di Khurasan, ia menjenguk saudaranya yang sakit, ia menemuinya tengah sekarat dan dahinya berkeringat, ia berkata: Allaahu Akbar, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang mu`min meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat di dahinya.” (HR. Ahmad)
(3) Mati pada malam Jum’at atau di siang hari Jum’at, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam;
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia di hari Jum’at atau pada malam Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
(4) Orang yang meninggal karena tho’un (penyakit wabah atau sampar).
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;
الطَّاعُوْن ُشهَاَدَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Mati karena penyakit sampar adalah syahid bagi setiap muslim.” (HR. Bukhari)
(5) Orang yang meninggal karena sakit perut, atau penyakit yang berhubungan dengan perut seperti; maag, kanker, usus buntu, kolera, disentri, batu ginjal dan lain sebagainya.
وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ
“Barangsiapa yang mati karena sakit perut maka dia adalah syahid.” (HR. Muslim)
(6) Orang yang meninggal karena tenggelam, karena kejatuhan bangunan atau tebing.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang meninggal karena penyakit tha’un, sakit perut, tenggelam, orang yang kejatuhan (bangunan atau tebing) dan meninggal di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
(7) Orang yang meninggal dalam suatu urusan di jalan Allah (Sabilillah).
Seperti seseorang yang meninggal dalam perjalanan dakwah atau meninggal sewaktu mengajar ilmu agama atau ketika melakukan amal kebajikan kepada sesama yang diniatkan ikhlas karena Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari diatas. Fisabilillah adalah berjuang di jalan Allah juga dalam pengertian luas sesuai dengan yang ditetapkan oleh para ulama.
(8) Seorang wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;
قَتْلُ الْمُسْلِمِ شَهَادَةٌ وَالطَّاعُونُ شَهَادَةٌ وَالْبَطْنُ وَالْغَرَقُ وَالْمَرْأَةُ يَقْتُلُهَا وَلَدُهَا جَمْعَاءَ
“Terbunuhnya seorang muslim terhitung syahid, kematian karena wabah thaun terhitung syahid, kematian karena sakit perut terhitung syahid, kematian karena tenggelam terhitung syahid dan seorang wanita yang mati karena melahirkan anaknya terhitung syahid.” (HR. Ahmad)
(9) Seseorang yang terbunuh karena mempertahankan hartanya atau kehormatannya.
Demikian.
🌴Terkadang urusan dunia sungguh membuat lalai dengan segala rutinitasnya, terkadang baru sadar saat melihat dan mendengar kabar kematian orang dengan tiba-tiba misalnya tetangga, teman dekat.
Bagaimana agar selalu ingat akan tiba waktu giliran kita dipanggil dan berharap husnul khotimah?
Jazaakallahu khoiran
🔷Banyak-banyak baca Al Qur'an dan tadabbur. Banyak sekali tentang kematian dan hari kiamat yang dikisahkan. Cukup kiranya Al Qur'an jadi pengingat. Baca terjemahannya, jika sempat tafsirnya.
0⃣3⃣ Erni ~ Jogja
Assalamualaikum ustadz,
Apa bedanya takdir dengan qodho dan qodar dan dengan sunnatullah?
Mohon pencerahannya.
🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Yang qodho ketentuan Allah yang belum terjadi, sedang qodar adalah ketentuan Allah yang sudah terjadi.
Wallahu'alam.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Semoga kita semua bisa mempersiapkan diri sebaiknya untuk menghadapi kematian.
Semua di dunia ini hanya sebentar saja, hanya sebentar. Bersiaplah untuk kehidupan abadi di surga kelak.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar