Sabtu, 16 November 2019
JANJI TINGGAL JANJI
OLeH: Ibu Irnawati Syamsuir Koto
💘M a T e R i💘
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rizki untuk kita hingga kita bisa bertemu malam ini . Sholawat dan salam kita hadiahkan untuk junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW , keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Sholehah...
Sebagian orang sangat mudah membuat janji, namun mudah pula menyelisihi janji yang dibuatnya dan tidak mau berusaha menepati janjinya.
Janji menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Pengertian lain menyebutkan, bahwa yang disebut dengan janji adalah pengakuan yang mengikat diri sendiri terhadap suatu ketentuan yang harus ditepati atau dipenuhi.
JANJI BAGAIKAN HUTANG.
Dan memang benar adanya, karena janji adalah akad, sebagaimana artinya berupa ikatan yang selalu bersifat mengikat antara kedua belah pihak, baik yang mengucap janji maupun yang menerima janji.
Janji menjadi menu pergaulan kita sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan, janji termasuk tipe pekerjaan ringan. Mudah sekali diucapkan. Makanya, sebab ringan berjanji, orang-orang pun jadi ringan pula berjanji. Walaupun ringan diucapkan, bukan berarti setiap janji tidak memiliki konsekuensi. Tabiat janji mesti dipenuhi dan ditepati.
Janji adalah sesuatu yang begitu mudah untuk diucapkan.
Namun tidak semua janji bisa ditunaikan. Akhirnya membuat orang lain kecewa karena telah terlanjur berharap.
Dalam Islam, janji adalah sesuatu yang sangat di jaga, selama janji tersebut tidak bertujuan untuk berbuat dosa dan ingkar kepada Allah SWT.
Disamping janji diminta pertanggung jawabannya. Setiap muslim juga sangat ditekankan untuk menepati janji yang sudah mereka ikrarkan.
Dalam suatu kesempatan kita pernah membuat janji dengan seseorang misalnya saja berjanji untuk bertemu di suatu tempat yang telah disepakati tetapi salah satu pihak tak datang tanpa memberi penjelasan apapun. Akibat tidak ditepatinya janji tersebut bisa menimbulkan perselisihan di antara pihak-pihak yang telah berjanji. Pertemanan, keakraban, persaudaraan yang telah terjalin sebelumnya bisa menjadi buyar.
Dalam Islam, janji adalah sesuatu yang sangat di jaga, selama janji tersebut tidak bertujuan untuk berbuat dosa dan ingkar kepada Allah. Bahkan janji akan dimintai pertanggung jawabannya.
Sebagaimana firman Allah Swt,
"Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Isra’ 34).
Disamping janji diminta pertanggung jawabannya. Setiap muslim juga sangat di tekankan untuk menepati janji yang sudah mereka ikrarkan.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an Surah An-Nahl : Artinya “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (91) Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya mengujimu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu." (92)
Memenuhi janji itu adalah tanda berimannya seseorang manakala mengingkari janji tanda munafiqnya seseorang. Karena memenuhi janji itu wajib dan mengingkarinya adalah dosa besar dan pelakunya dianggap sebagai munafiq dan tidak bisa dipercayai.
Tabiat suka mengingkari janji adalah bukti seseorang itu tidak beriman sekalipun berpenampilan seperti orang salih seperti berjanggut dan memakai jubah dan sorban.
Nabi Saw bersabda Artinya: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga keadaan. Jika ia berkata ia berdusta, jika ia berjanji ia mengingkari, dan apabila diberi amanah (kepercayaan) ia mengkhianatinya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Setiap orang bisa dipastikan pernah berhubungan dengan orang lain. Kemungkinan besar sudah pernah merasakan, betapa pahitnya dibohongi orang lain dengan ingkar janji.
Memang ingkar janji itu penuh dengan madharat, banyak sisi negatif yang akan timbul akibat ingkar janji ini.
Di antaranya: Jika orang yang diingkari itu tidak rela, maka akan bereaksi dan timbul kemarahan. Jika marah tidak terkendali, bisa menimbulkan pertengkaran, perkelahian, bahkan bisa menyebabkan pembunuhan.
Pemimpin ingkar janji terhadap rakyatnya, maka bukan mustahil akan terjadi pemberontakan dan prahara di negerinya. Jika periodenya habis, jangan harap bisa terpilih lagi sebagai pemimpin.
Jika yang ingkar janji seorang suami atau Istri, sering menimbulkan keributan dalam rumah tangga, bahkan sampai terjadi perceraian.
Jika yang ingkar janji suatu perusahaan terhadap karyawannya. sering menbimbulkan mogok kerja yang pada akhirnya menimbulkan kerugian perusahaan.
Allah SWT akan mengutuk keras dan melaknat serta menimpakan bencana terhadap orang yang ingkar janji, baik itu berjanji kepada Allah maupun berjanji terhadap saesama manusia.
🔷🌷🔷
Dari Ali bin Abi Thalib ra. berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa banyak manusia yang mudah mengobral janji kepada manusia yang lain tapi tidak pernah menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan mudahnya berjanji untuk bertemu namun tidak pernah menepatinya.
Betapa banyak pula orang yang berhutang namun mengingkari janjinya. Manusia adalah makhluk sosial, dalam kehidupannya tidak dapat dipungkiri ada keterikatan dan pergaulan dengan orang lain. Tinggi kedudukannya manusia tersebut tercermin dalam hubungannya dengan manusia lain dan terpercaya dalam pergaulannya bersama mereka.
Orang yang senantiasa menghiasai dirinya dengan akhlak terpuji tentunya bisa meraih predikat orang yang baik dan bagus dalam pergaulannya. Dan di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji. Dunia serasa lebih indah saat berjanji, karena memang mudah diucapkan.
Tetapi mengingkarinya mampu menjadi musibah dan menjadikan diri kita dengan orang lain yang awalnya baik menjadi berubah. Mungkin saja janji-janji itu tidak bernilai bagi pelaku pemberi janji, mudahnya dia berjanji semudah dia berkata.
Namun bagi mereka yang mendengar, janji-janji itu akan selalu teringat dan terngiang-ngiang serta ada tuntutan di hatinya untuk meminta janji itu direalisasikan. Tidak perlu dan bahkan jangan berjanji jika tidak ingin meninggalkan ribuan bahkan jutaan sakit hati di dada manusia.
Ada janji yang tidak ditepati, itu sudah cukup untuk menjatuhkan wibawa dan kepercayaan orang lain meskipun kita tidak berniat untuk mengingkari janji tersebut. Ketika kita berjanji lagi maka orang pun akan meragukannya.
Bagi kita, janji itu mungkin saja tidak berarti apa-apa, tapi jangan lupa, apa yang bagi kita tidak berarti, boleh jadi bagi orang lain sangat dibutuhkan.
Mungkin hampir semua orang sudah pernah merasakan, bagaimana menunggu orang yang menjanjikan sesuatu pada kita, tapi kemudian entah alasan apapun, ia lupa akan janjinya.
Sayangnya banyak orang membiarkan pelajaran hidup yang begitu berharga, berlalu begitu saja. Lupa, bahwa rasa kecewa dan terluka yang pernah dialami, karena ada sahabat yang ingkar janji, juga akan dirasakan oleh orang lain, bilamana justru yang lupa menepati janji adalah diri kita.
Demikian saja malam ini dari saya. Majlis saya kembalikan ke mba Leily sebagai momod.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Lisa ~ Malang
Bagaimana dengan nadzar ya uni? Jika dulu pernah nadzar tapi sepertinya sampai sekarang tidak dilaksanakan, bagaimana ya?
🔷Jawab:
Moms Nazar itu sebuah wajib untuk dilaksanakan, jika nazar tersebut nazar yang baik.
Berdasarkan Firman Allah Ta'ala “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka.” (QS. Al Hajj: 29)
Jika memang tidak sanggup melaksanakannya maka harus membayar denda atau kafarat yang telah ditentukan didalam hukum fiqh.
Segerakan saja untuk melaksanakannya. Kalau tidak maka kita akan tetap dalam kondisi berhutang.
Wallahu a'lam
0⃣2⃣ Tira ~ Tanjungpinang
Assalamualaikum ustadzah,
1. Apakah yang dimaksud janji hanya untuk yang di barengi katanya janji?
2. Saya punya budhe tetapi sekarang sudah almh. Sebelum meninggal saya sempat ikut juga merawat sebelum meninggal itu sakit struk badan saja tapi saya rasakan beliau semakin cerewet banyak maunya minta ini minta itu kalau belum di iyakan pasti itu saja yang dibahas. Al hasil setiap apa yang dia minta dibelikan selalu di iyakan yang bisa dipenuhi ya di beli tapi dirasa yang budget agak mahal tidak dibeli karena kalau sudah dibelipun pasti minta beli yang lain lagi di iyakan biar diam dan tidak rewel.
Apakah itu keluarga dikatakan berhutang karena sudah mengiyakan tapi tidak dipenuhi?
🔷Jawab:
1. Tidak selalu janji itu yang dibarengi dengan kata janji, misal "besok saya akan datang" itu adalah sebuah janji.
2. Semoga Allah mengampuni kita.
Wallahu a'lam apakah ini dianggap janji atau tidak, karena kondisi dan tujuannya beda.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ iNdika ~ Kartasura
1. Bagaimana kalau kita janji jam 10.00, terus kita datang jam 10.15. Apakah termasuk ingkar janji?
2. Kita punya nadzar, karena satu & lain hal kita belum bisa melaksanakan nadzar kita. Kita ingat nadzar kita. Apakah termasuk ingkar janji?
🔷Jawab:
1. Ini bukan ingkar tapi lalai. ingkar itu adalah tidak melaksanakannya sama sekali.
2. Jika berniat untuk tidak melaksanakannya, maka ini dikatakan ingkar, tapi selama tidak ada niat untuk tidak melaksanakan, dan memang kendalanya bukan kendala yang diada adakan maka ini bukan sebuah keingkaran.
Laksanakanlah dengan segera apa yang telah dinazarkan. Karena melaksanakan nazar hukumnya wajib.
Wallahu a'lam
0⃣4⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum ustadzah,
Jika kita sudah membuat janji dan tiba-tiba membatalkanya tapi kita sudah kasih penjelasanya dengan baik bahwa tidak bisa dan dia juga mengiyakan tapi mungkin dia juga merasa dikecewakan. Nah dengan rasa kecewa itu apa kita sudah melakukan dosa terhadap dia karana mengingkari janji tersebut kita juga meminta maaf dan mungkin diganti dengan lain waktu. Apa janji ini termasuk hutang kelak diakhirat kita diminta pertanggungjawabannya?
Terimakasih
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Berhati-hatilah didalam berjanji, dan nampakkan kesungguhan disaat berjanji tersebut.
Jika sudah meminta maaf atas kesalahan maka tidak ada hutang lagi yang harus dibayar.
Wallahu a'lam
0⃣5⃣ Erni ~ Jogja
Ustadzah 19 tahun yang lalu kami menikah yang sebelumnya didahului ta'aruf didampngi comblang menyatukan visi motivasi pernikahan. Ngepras generasi agar lebih islami.
Ditengah perjalanan pernikahan banyak yang teringkari karena ulah ibu mertua dan kakak ipar perempuan serta ayah angkat.
Sekarang ibu mertua telah tiada ayah angkat telah menikah lagi. Kami ingin menata kembali pernikahan kami tapi ada ganjalan rasa sakit hati karena sama-sama merasa tersakiti dan teringkari.
Bagaimana meminta maaf pada pasangan untuk mencairkan suasana dan untuk menjaga kepercayaannya?
Dan bagaimana caranya agar bisa memaafkan secara kaffah untuk menata kembali romantisme keluarga kami untuk menguatkan kembali ikatan suami istri kami?
Mohon pencerahan. Nuwun.
🔷Jawab:
Cara meminta maaf tentunya dengan komunikasi, perbaiki dulu komunikasi yang mungkin selama ini tidak berjalan dengan baik.
Yang paling penting untuk disingkirkan adalah EGO, jika masih ada ego didalam hubungan suami istri, maka tidak akan tercapai sakinah. Siapapun dari pihak manapun tidak akan mau meminta maaf lebih dahulu. Tapi jika ego sudah disingkirkan, maka meskipun dia tidak salah, maka dia akan meminta maaf demi terjalinnya kembali hubungan yang baik.
Cara memaafkan adalah menerima semua rasa sakit, kecewa, dan rasa tidak nyaman selama ini dengan ikhlas. Tanpa keikhlasan, tidak akan ada maaf. Karena rasa sakit, kecewa dan segala macam yang negatif itu tidak akan hilang dari memory kita. Hanya rasa ikhlaslah yang mampu menyembuhkan sakit tersebut.
Sebagai istri yang sadar dengan kondisi bahwa rumah tangga itu harus dibina kembali, maka singkirkanlah ego, dan minta maaflah, meski berat, paksakan, karena setan tidak akan ingin ada kebaikkan diantara suami istri. Lawanlah kesombongan dan ego yang sengaja dihembuskan oleh setan tersebut.
Jangan berharap bahwa suami akan langsung bisa menerima, tapi siapkan mental untuk kecewa, dan coba lagi bicara.
Wallahu a'lam
0⃣6⃣ iis ~ Tanjung Pinang
Ustadzah apa janji sebuah perusahaan kita sebagai pekerja ikut menanggung janji tersebut?
🔷Jawab:
Siapapun yang tersangkut disana dan mengetahui akan dimintai pertanggungjawaban. Apalagi ikut mencanangkan, pertanggungjawabannya lebih besar.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Sholehah...
JANGAN BERJANJI, BILA TIDAK BISA MENEPATI.
Karena akan menghadirkan rasa kekecewaaan dalam diri orang lain.
Bisa menciderai hubungan persahabatan atau kekeluargaan.
Mampu memudarkan rasa hormat dan penghargaan orang terhadap diri kita.
Menimbulkan rasa tidak dihargai bagi orang yang menunggu janji kita.
HATI-HATILAH DENGAN JANJI.
Demikian saja malam ini, mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar