OLeH: Ustadz Ayah Undang S.
💘M a T e R i💘
🌷PERUSAK UKHUWAH
Ukhuwah merupakan sesuatu yang sangat penting dan mendasar, apalagi hal ini merupakan salah satu ukuran keimanan yang sejati.
Karena itu, ketika Nabi Saw berhijrah ke Madinah, yang pertama dilakukannya adalah Al-Muakhah, yakni mempersaudarakan sahabat dari Makkah atau muhajirin dengan sahabat yang berada di Madinah atau kaum Anshar.
Ini berarti, ketika seseorang atau suatu masyarakat beriman, maka seharusnya ukhuwah Islamiyah yang didasari oleh iman menjelma dalam kehidupan sehari-hari.
Allah swt. berfirman,
“Sesungguhnya mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat:10).
Dalam Dekapan Ukhuwah ,Kita mengambil cinta dari langit.
Lalu menebarkannya di bumi...
Sungguh di surga menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta, mari membangunnya di sini ,dalam dekapan ukhuwah.
UKHUWAH adalah satu konsepsi Islam yang menyatakan bahwa setiap Muslim dengan Muslim lain hakikatnya ialah bersaudara.
Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang menjadi landasan konsep ini.
Bahkan dalam beberapa keterangan kerap sekali kata “ukhuwah” atau turunannya digandengkan dengan kata “iman”, “Islam” atau “mukmin”.
Hal ini mengindikasikan bahwa ukhuwah merupakan salah satu parameter utama keimanan dan keislaman seseorang.
Ukhuwah merupakan salah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yakni:
◼Pertama
Kekuatan iman dan aqidah.
◼Kedua
Kekuatan ukhuwah dan ikatan hati.
◼Ketiga
Kekuatan kepemimpinan dan senjata.
Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam. membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam di muka dunia kurang dari setengah abad.
🌷🌸🌷
Sejarah menceritakan kepada kita bahwa kaum Anshar sangat bahagia menerima tamu Muhajirin, hingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menerima setiap sahabat Muhajirin yang sampai di Yatsrib (Madinah).
Karena para Anshar saling bersaing dan berlomba untuk dapat menerima sahabat Muhajirin hingga mereka harus diundi untuk menentukan siapa yang menang dan dapat giliran menerima tamu Muhajirin. Ini sungguh terjadi hingga disebutkan bahwa tidaklah seorang Muhajirin bertamu ke Anshar kecuali dengan undian.
Mungkin kita akan berdecak kagum dengan sikap unik para sahabat Anshar ini yang kita tidak mampu berbuat seperti mereka, mungkin kita juga bertanya apa yang membuat mereka bisa sampai seperti itu, tindakan mereka di luar batas kemampuan manusia?
Al-Quran telah menjawab pertanyaan-pertanyaan kagum kita, Al-Quran telah menjelaskan rahasia yang mendorong para Anshar melakukan itsar luar biasa walaupun keadaan mereka yang sangat fakir dan juga sangat membutuhkan. Allah SWT berfirman memuji mereka:
والذين تبوءوا الدار والإيمان من قبلهم يحبون من هاجر إليهم ولايجدون في صدورهم حاجة مما أوتوا ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة.. (الحشر: 9).
“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan menempati keimanan (beriman) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Ukhuwah.
Taakhi.
Cinta, dan itsar.
Sejatinya syarat kebangkitan dan kemenangan.
Itulah strategi yang ditempuh oleh Rasullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam dengan mempersaudarakan sahabat Anshar dan Muhajirin dan membangun masjid tempat membina persaudaraan dan persatuan kaum Muslimin.
Satu hal yang harus diingat bahwa, ketika ukhuwah islamiyah hendak diperkokoh atau malah sudah kokoh, ada saja upaya orang-orang yang tidak suka terhadap persaudaraan kaum muslimin.
Mereka berusaha untuk merusak hubungan di antara sesama kaum muslimin dengan menyebarkan fitnah dan berbagai berita bohong.
Dalam kehidupan umat Islam, kita akui bahwa ukhuwah Islamiyah belum berwujud secara ideal namun musuh-musuh umat ini tidak suka bila ukhuwah itu berwujud,
Mereka terus berusaha menghambatnya. Karena itu, setiap kali ada berita buruk, kita tidak boleh langsung mempercayainya, tapi lakukan tabayyun atau cek dan ricek terlebih dahulu kebenaran berita itu.
Allah swt. berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya sehingga kamu akan menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).
Asbabun nuzul ayat tersebut di atas adalah, suatu ketika Al-Harits datang menghadap Nabi Muhammad saw., beliau mengajaknya masuk Islam, bahkan sesudah masuk Islam ia menyatakan kemauan dan kesanggupannya untuk membayar zakat. Kepada Rasulullah, Al-Harits menyatakan, “Saya akan pulang ke kampung saya untuk mengajak orang untuk masuk Islam dan membayar zakat dan bila sudah sampai waktunya, kirimkanlah utusan untuk mengambilnya.” Namun ketika zakat sudah banyak dikumpulkan dan sudah tiba waktu yang disepakati oleh Rasul, ternyata utusan beliau belum juga datang. Maka Al-Harits beserta rombongan berangkat untuk menyerahkan zakat itu kepada Nabi.
Sementara itu, Rasulullah saw. mengutus Al-Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat, namun di tengah perjalanan hati Al-Walid merasa gentar dan menyampaikan laporan yang tidak benar, yakni Al-Harits tidak mau menyerahkan dana zakat, bahkan ia akan dibunuhnya. Rasulullah tidak langsung begitu saja percaya, beliau pun mengutus lagi beberapa sahabat yang lain untuk menemui Al-Harits. Ketika utusan itu bertemu dengan Al-Harits, ia berkata, “Kami diutus kepadamu.” Al-Harits bertanya, “Mengapa?” Para sahabat menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah telah mengutus Al-Walid bin Uqbah, ia mengatakan bahwa engkau tidak mau menyerahkan zakat bahkan mau membunuhnya.”
Al-Harits menjawab, “Demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan sebenar-benarnya, aku tidak melihatnya dan tidak ada yang datang kepadaku.” Maka ketika mereka sampai kepada Nabi saw., beliau pun bertanya, “Apakah benar engkau menahan zakat dan hendak membunuh utusanku?” “Demi Allah yang telah mengutusmu dengan sebenar-benarnya, aku tidak berbuat demikian.” Maka turunlah ayat itu.
🌷🌸🌷
Apa saja Perusak Ukhuwah?
Lihat QS. Al Hujurat 11 dan 12
Dari ayat di atas, ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap terpelihara:
◼Pertama
Memperolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan.
Manakala kita tidak suka diolok-olok, maka janganlah kita memperolok-olok, apalagi belum tentu orang yang kita olok-olok itu lebih buruk dari diri kita.
◼Kedua
Mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar. Manusia yang suka menghina berarti merendahkan orang lain, dan iapun akan jatuh martabatnya.
◼Ketiga
Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai. Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk memanggil orang lain dengan keadaan fisiknya itu.
Orang yang pendek tidak mesti kita panggil si pendek, orang yang badannya gemuk tidak harus kita panggil dengan si gembrot, begitulah seterusnya karena panggilan-panggilan seperti itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Memanggil orang dengan gelar sifat yang buruk juga tidak dibolehkan meskipun sifat itu memang dimilikinya, misalnya karena si A sering berbohong, maka dipanggillah ia dengan si pembohong, padahal sekarang sifatnya justru sudah jujur tapi gelar si pembohong tetap melekat pada dirinya. Karenanya jangan dipanggil seseorang dengan gelar-gelar yang buruk.
◼Keempat
Berburuk sangka.
Ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad).
Akibatnya ia berburuk sangka bila seseorang mendapatkan kenimatan atau keberhasilan. Sikap seperti harus dicegah karena akan menimbulkan sikap-sikap buruk lainnya yang bisa merusak ukhuwah islamiyah.
◼Kelima
Mencari-cari kesalahan orang lain.
Hal ini karena memang tidak ada perlunya bagi kita, mencari kesalahan diri sendiri lebih baik untuk kita lakukan agar kita bisa memperbaiki diri sendiri.
◼Keenam
Bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang. Manakala kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak suka bila hal itu diketahui orang lain, maka menjadi amanah bagi kita untuk tidak membicarakannya.
Ketika ukhuwah islamiyah kita dambakan perwujudannya, maka segala yang bisa merusaknya harus kita hindari.
Bila ukhuwah sudah terwujud, yang bisa merasakan manfaatnya bukan hanya sesama kaum muslimin, tapi juga umat manusia dan alam semesta, karena Islam merupakan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Karenanya mewujudkan ukhuwah Islamiyah merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan ini.
Ukhuwah adalah cinta yang mengalir melalui keimanan…
Menguatkan...
Menjaga...
Memperbaiki...
Memberi...
Menghilangkan kelalaian & saling mengingatkan...
Ukhuwah adalah telaga bagi batin yang merindukan kesejatian cinta...
Tempat jiwa berlabuh untuk saling menguatkan, memberi & berbagi…
Didalamnya ada lantunan syahdu ketulusan untuk sahabat…
Ukhuwah tidak mengenal kesudahan, ia mengiringimu dalam kehidupan sebagai penyejuk, menyapamu dalam kesendirian yang melelahkan & menjagamu untuk tetap dalam senyuman...
Ukhuwah adalah persaudaraan yang kekal, ia tak mengenal kejenuhan, selalu punya sesuatu untuk dibagi, meski hanya sebait nasihat atau sebait do'a yang tidak nampak...
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Bund Adek
Assalamu'alaykum ustadz.
Bagaimana caranya membangun kembali ukhuwah dengan teman yang sedang bersedih dan kecewa dengan kita karena suatu sebab. Agar bisa kembali seperti dulu. Sedang kita segan untuk memulainya!
💎Jawab:
Bicarakan baik-bak di kala hanya berdua saja. Jangan meluruskan suatu ditengah ramai.
Sebab nasehat di depan banyak manusia terasa bagai hinaan yang membuat hatiku luka.
Kita semua anak adam, pernah melakukan kesalahan.
Dalam ukhuwah kelembutan nurani memberi kita sekeping mata uang yang paling mahal untuk membayarnya. Di keping uang itu, satu sisi bertuliskan : akuilah kesalahanmu”, sisi lain berukir kalimat,” maaflah saudaramu yang bersalah”.
Tidak mudah untuk mengatakan hal yang benar di waktu yang tepat namun agaknya yang lebih sulit adalah tidak menyampaikan hal yang salah.
Ketika tiba saat paling menggoda untuk mengatakannya, tidak pernah sama sekali ada ke kata dan perilaku orang.
Yang bisa menjadi penentu kemuliaan dan kehinaan kita. Dan tidak seorangpun bisa menyakiti, tanpa kita mengizinkannya.
Maka bercahayalah dalam gelora untuk meraih semua pahala.
Jika merasa bahwa segala yang disekitarmu gelap dan pekat, yakinlah bahwa kita yang dikirimkan Allah untuk menjadi cahaya baginya.
Sesungguhnya lubang jarum takkan terlalu sempit bagi dua orang yang saling mencintai.
Adapun bumi takkan cukup luas bagi dua orang yang saling membenci.
Saudara seiman itu adalah dirimu. Hanya saja dia itu orang lain.
Sebab kalian adalah satu jiwa, maka kalian adalah satu jiwa.
Hanya saja kini sedang hinggap di jasad yang berbeda.
Wallahualam bishahowab
0⃣2⃣ Bunga
Assalamu'alaikum..
Bagaimana jika ada teman yang mendapatkan fitnah sehingga dia harus pindah halaqohnya, tetapi saya dan teman-teman takut sama guru kami mau hubungi dia. Lantas bagaimana caranya agar kami bisa kuminikasi lagi seperti dulu?
💎Jawab:
Wa'alaikumsalam wr.wb.
Seberat apapun masalah tetap bicarakan.
Jangan pernah takut dengan sesuatu yang belum pernah di coba. Bicarakan dengan baik-baik dengan penjelasan yang gamblang dan tidak bertele-tele. InsyaAllah hasil tidak akan membohongi ikhtiar selama niat kita baik akan selalu ada jalan keluar dari semua masalah.
Wallahualam bishahowab
0⃣3⃣ Serra
Bagaimana memulai ukhwah kepada yang belum paham agama Islam?
Terima kasih.
💎Jawab:
Lain ladang lain belalang.
Di mana bumi di pijak di sana langit di junjung.
Gunakan pendekatan dengan cara mereka.
Setelah itu warnai mereka jangan kita yang terwarnai mereka.
Wallahualam bishahowab
🔹Dasarnya agar tidak di warnai selain ilmu apa ustadz? Ada tips atau apa begitu?
💎Per dalam ilmu agama terus dan terus. Kuatkan pondasi aqidah kita.
Tetap bergaul dengan komunitas orang-orang yang sholeh. Jangan pernah melupakan amalan yaumiah. Dan tambahkan dengan amalan-amalan sunnah.
Wallahualam bishahowab
0⃣4⃣ Rizka
Assalamualaikum ustadz.
Bagaimana menyikapi seorang teman yang berbeda pendapat mereka sudah di lerai tapi tetap tidak mau, saya sebagai teman bagaimna ustadz agar mereka tetep akur?
💎Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Biarkan dulu saja sampai amarah mereka mereda.
Memberikan nasihat pada orang yang sedang marah ibarat menggarami air lautan tidak akan di terima walaupun nasihat baik.
Ada beberapa tips.
1. Hanya mengharapkan ridha Allah Ta’ala.
2. Tidak dalam rangka mempermalukan mereka.
3. Menasehati secara rahasia setelah emosi mereka mereda.
4. Menasehati dengan lembut, sopan dan penuh kasih.
5. Tidak memaksakan kehendak.
6. Mencari waktu yang tepat.
Jika engkau inginkan kebaikan pada saudaramu, maka ajaklah ia untuk bergandengan dan beriringan menuju jalan-Nya.
Bertuturlah dengan baik.
Berilah senyuman tatkala ia tidak peduli.
Tunggulah… Bersabarlah… hingga pintu itu terbuka.
Jangan kau paksa dan jangan pula kau marahi. Sebab nasehat itu akan berubah menjadi pisau yang tajam yang hanya membuat goresan di hati dan akan membuat lari.
Jangan kau paksa dan jangan pula kau marahi, Sesungguhnya hidayah itu ada di tangan Sang Rabb
Yang Maha Membolak-balikkan hati.
Wallahualam bishahowab
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Dalam ukhuwah
Bismillah...
Hidup tidak selalu berjalan mulus...
Butuh "batu kerikil" supaya kita berhati-hati...
Butuh "semak duri" supaya kita waspada...
Butuh "air mata" supaya kita tahu arti kerendahan hati...
Butuh "masalah" supaya kita tahu bersandar hanya kepada Alloh swt...
Masalah sebesar apapun akan terasa ringan bagi hati yang BERSYUKUR...
Karena bukan kebahagiaan yang menjdikan kita bersyukur, tetapi hati yang bersyukur yang akan menjadikan kita berbahagia...
Insya Alloh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar