OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌸PERDEBATAN DAN SEGALA AKIBATNYA
Assalamu'alaikum sahabat-sahabat ku...
Tiba kembali saatnya kita sharing malam ini.
Segala puji hanya tertuju untuk Alloh ﷻ yang telah mengizinkan kita bersama di majlis ini.
Sholawat dan salam kita haturkan untuk Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Sahabat-sahabatku...
Bagaimana Islam memandang perbedebatan? Apa hukum berdebat dalam Islam? Debat seakan tiada hentinya. Perdebatan seperti sudah jadi kebiasan sehari-hari. Bahkan di layar TV, kita bisa melihat banyak orang saling berdebat dan adu argumen untuk menentukan siapa yang paling benar di antara mereka.
Hukum berdebat dalam Islam adalah dibolehkan selama kedua belah pihak sama-sama punya dalil yang kuat dan mengedepankan logika. Sedangkan debat yang tercela dalam islam adalah suatu perbedatan yang tidak memakai dasar ilmu, tanpa dalil, dan sepenuhnya subjektif. Debat yang tercela adalah debat yang lebih mengutamakan otot, bukannya argumen.
Secara umum, debat dalam menghilangkan keberkahan dari ilmu. Alloh ﷻ sendiri pun sangat membenci orang yang paling keras dalam berdebat atau merasa diri paling benar.
Orang seperti ini hanya ingin dirinya menang, oleh karena itulah Alloh ﷻ sangat tidak menyukainya.
أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ
“Orang yang paling dibenci oleh Alloh ﷻ adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, No. 4523)
Tujuan debat sejatinya hanyalah untuk mencari kebenaran. Maka ketika kebenaran sudah diterima dengan akal sehat dan logika, maka tidak perlu ada lagi perdebatan yang panjang. Contoh perdebatan yang tidak disukai adalah debat para pelaku bid’ah yang mendukung kebid’ahannya. Saat berdebat ia hanya ingin menang tanpa berusaha mencari tujuan sama sekali. Karena apa yang dicari hanyalah kemenangan diri sendiri, maka ilmunya yang banyak tidak akan mendatangkan berkah sama sekali.
Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk cari membenarkan dirinya sendiri, maka Alloh ﷻ tidak akan memberikan keberkahan pada ilmunya. Namun bagi siapapun yang berdebat hanya untuk mencari kebenaran dan ilmu, maka ia akan mendapatkannya.
Sebagai muslim, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga akhlak dalam setiap perbuatan yang dilakukan, termasuk salah satunya ketika berdebat.
Saudari-saudariku...
Berdebat memang diperbolehkan jika diperlukan, tapi alangkah baiknya jika seorang muslim menghindari perdebatan sekalipun dia berada di pihak yang benar. Karena debat hanya akan menimbulkan amarah, menyebabkan dengki yang merupakan salah satu penyakit hati, serta menimbulkan celaan terhadap orang lain. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
"Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa saja yang berakhlak mulia." (HR. Abu Daud, No. 4800)
Seperti yang dijelaskan di hadits di atas, hukum berdebat khususnya meninggalkan perdebatan sangat dianjurkan karena siapapun yang meninggalkannya akan diberi hadiah rumah di surga. Maksud meninggalkan debat adalah bersikap mengalah meskipun kita ada di pihak yang benar. Karena toh sebenarnya debat sendiri punya banyak kerugian, di antaranya:
~ Debat kusir yang panjang hanya akan membuang-buang waktu.
~ Membuat hati lebih keras karena sering merasa sakit hati dan menyimpan dendam untuk membalas.
~ Berdebat dapat menimbulkan perpecahan atau permusuhan antar umat muslimin dan umat beragama lainnya.
~ Terus menerus berdebat membuat kita kehilangan rumah di surga.
Dunia internet dan media sosial merupakan sarana yang mudah untuk berdebat. Perlu diketahui bahwa berdebat khususnya debat kusir sangat merugikan apabila kita lakukan. Terutama di media sosial, walaupun kita sudah berniat berdiskusi dengan baik akan tetapi diskusi di internet dan media sosial tetap sangat sulit dilakukan.
Mengalah dari debat kusir, karena “kita tidak akan bisa menang debat melawan orang yang bodoh dan tidak beradab.“
Mengalah dalam debat, sebagaimana sebuah ungkapan:
وما جادلني جاهلٌ إلا وغلبني
“Tidaklah aku mendebat orang bodoh, pasti aku akan kalah.”
Berdebat (apalagi di media sosial) menimbulkan banyak kerugian:
◾Pertama, Membuang-buang waktu yang berharga.
Waktu kita akan habis untuk berdebat kusir yang terkadang tidak ada ujungnya.
◾Kedua, Mengeraskan hati karena sering sakit hati dan berniat membalas. Padahal tujuan dakwah adalah menasihati dan yang namanya nasihat itu menghendaki kebaikan pada saudaranya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
“Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat.”
◾Ketiga, Berdebat akan menimbulkan permusuhan di antara kaum muslimin, padahal kita diperintahkan agar menjadi saudara se-iman.
Nabi Sulaiman ‘alaihis sallam berkata kepada anaknya,
يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ
“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.”
◾Keempat, Mengalah yaitu meninggalkan debat (walaupun nanti akan dikira akan kalah) bukanlah kalah yang sesungguhnya.
Mengalah untuk menang, mundur selangkah (mengambil kuda-kuda) untuk melompat jauh ke depan. Itulah kemenangan bagi mereka yang berjiwa besar menghidari debat tidak berguna. Oleh karena itu mengalah dan meninggalkan perdebatan, pahalanya sangat besar.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Alloh ﷻ akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka Alloh ﷻ akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.”
◾Kelima, Walaupun sebenarnya kita bisa menang dalam berdebat akan tetapi, bisa jadi dia menolak kebenaran karena gengsi kalah, padahal dia mengakui kebenaran telah datang.
Terkadang dakwah ditolak bukan karena materinya yang salah atau orang yang menyampaikan, tetapi cara dakwah yang tidak dapat diterima. Salah satunya adalah dakwah dengan debat kusir yang tidak bermanfaat.
Sekali lagi dakwah itu untuk kebaikan dan berniat kebaikan, perhatikan betapa tawadhu-nya Imam Syafi’i, beliau berkata,
مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا إِلا عَلَى النَّصِيحَةِ
“Tidaklah aku mendebat seseorang melainkan dalam rangka memberi nasihat.”
Beliau juga berkata,
وَاللَّهِ ، مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ يُخْطِئَ
“Demi Alloh ﷻ, tidaklah aku mendebat seseorang melainkan berharap akulah yang keliru.”
Semoga kita tidak terpancing ikut berdebat dan dihindarkan dari berdebat.
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Dwi ~ Bondowoso
Assalamualaikum bunda...
Dari 1 sampai 5 saya rasa tidak perlu dipertanyakan dan diperdebatkan lagi. Intinya harus menghindari debat meski kita benar sekalipun. Tapi bagaimana dengan hati ini, yang terkadang tidak terima dengan perlakuan orang lain terhadap kita, dijelaskan malah ngajak debat, ya ujung-ujungnya malah terkadang tidak tegur sapa.
Bagaimana bunda kita bisa diam?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh Mba Dwi.
Jika ada suatu masalah, maka yang harus dikedepankan adalah diskusi atau musyawarah, bukan debat. Kalau berdebat tentunya masing-masing tidak akan mau kalah dan mengalah.
Kenapa Islam meminta kita untuk menghindari debat, yaa karena itu tadi, agar kita terhindar dari perselisihan dan pertengkaran.
Kita harus melihat siapa lawan bicara, bagaimana karakter dia, jika dia penyuka debat, mending kita yang paham menghindar saja meski kita merasa benar. Tapi jika dia bisa diajak untuk berdiskusi, maka silakan diskusi, tanpa masing-masing merasa dikalahkan diakhirnya nanti.
Wallahu a'lam.
0️⃣2️⃣ Chusnul Chotimah ~ Jakarta
Assalamu'alaikum ibu...
Bagaimana cara kita menghindari debat sedangkan orang yang lawan bicara kita itu ngeyel dan nyeleneh sekali?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh Mba Chusnul.
Cara menghindari debat ya menghindari orang-orang yang suka berdebat, apalagi ngeyel. Iritkan bicara dengan mereka, jangan pancing mereka hingga akhirnya terjadi perdebatan yang unfaedah.
Yang menang debat belum tentu terhormat dan benar, kalah belum tentu hina dan salah. Tapi waktu sudah sama-sama habis untuk berdebat. Jadi minimkan bicara dengan orang-orang seperti itu. Mengalah adalah jalan terbaik.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Frin ~ Surabaya
Bunda Irna mohon pencerahan.
Qodarullah ba'da sholat ini tadi saya debat dengan jamaah yang ikut sholat isya' bersama. Masalahnya, imamnya itu tadi sholatnya sudah 4 roka'at tapi setelah takhiyat akhir imamnya berdiri lagi tapi saya tetap duduk saja sampai nunggu imam salam, ikut salam di tahiyat ke 5 mungkin imamnya lupa.
Lah setelah itu saya ulang sholat isya' saya takut tidak sah. Setelah pulang saya ditegur kok tidak ngikuti imam karena kita hanya makmum. Saya jawab, lah imamnya salah terus saya diam.
Yang saya tanyakan: Saya sebagai makmum bagaimana menyikapi bila ada yang terjadi seperti sholat tadi.
Maaf bunda Irna pertanyaan saya menyimpang dari tema. Jazakillahu khair bun.
🌸Jawab:
Kewajiban pertama makmum adalah mengingatkan Imam atas kelupaannya, jika si Imam masih tidak menyadarinya, maka makmum yang yakin dengan kekeliruan Imam, maka dia wajib menyelesaikan tasyahud dan salam, jika dia mengikuti imam sementara dia yakin bahwa imam terlupa maka sholatnya tidak sah, tapi jika dia ikut karena tidak tahu kesalahan imam, maka sholatnya sah.
Wallahu a'lam
🔷Berarti bund frin tadi tidak perlu ngulang sholatnya ya bu?
🌸Seharusnya tadi langsung tahyat dan salam, tidak perlu menunggu imam.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Bunda Ika ~ Bandung
Bunda, bagaimana perspektif Islam (memandang) fenomena-fenomena debat yang terjadi di gedung DPR sana, bahkan menjelang PEMILU, ada acara khusus yang ditayangkan TV-TV NASIONAL.
Syukron.
🌸Jawab:
Islam membolehkan debat-debat yang sehat, debat yang merhatikan tata bahasa dan menguasai masalah, hingga benar-benar fokus pada apa yang dibicarakan, mengilmui apa yang diperdebatkan, dan bukan untuk kesenangan semata, tapi untuk memecahkan suatu masalah.
Islam tidak anti politik, dan didalam politik akan terjadi debat-debat.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Meluruskan suatu masalah apakah termasuk debat ustadzah? Karena kalau tidak diluruskan akan timbul fitnah dari masalah tersebut. Kadang-kadang maksud kita hanya meluruskan masalah biar jelas malah kadang jadi debat.
🌸Jawab:
Untuk meluruskan masalah agar tidak terjadi perdebatan tanpa ujung, maka carilah orang ketika sebagai mediator, tentunya orang yang adil, tidak berpihak pada salah satu orang. Hal ini lebih kepada diskusi dan musyawarah.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum...
Bun, ketika kita menghindari perdebatan tapi di dalam hati kita belum bisa menerima dan masih dongkol gereget begitu, ingin dikeluarin tapi malas buat berdebat bagaimana bun?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Lakukan hal-hal yang bisa mengalihkan pikiran dari hal tersebut. Kalau sudah greget, dongkol sudah bisa dipastikan itu tidak sehat lagi, pasti debat yang terjadi, karena itu lebih baik dihindari, jangan pikirkan hal yang akan menjadi pemicu debat tersebut. Jika masih dipikirkan akan dongkol terus.
Wallahu a'lam
0️⃣7⃣ Aisya ~ Riyadh
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu.
Ustadzah, dimana letak atau batasan makna debat dan diskusi?
Kadang orang mencerna kita sedang melakukan perdebatan padahal sejatinya diskusi. Ini yang sering terjadi.
Terimakasih sebelumnya ustadzah.
Mohon pencerahannya.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Diskusi adalah bertujuan untuk mencari penyelesaian suatu masalah dan penyamaan persepsi melalui jalan mufakat.
Sementara debat adalah untuk memperoleh kemenangan melalui adu pendapat yang mematahkan pendapat lawan dengan dukungan bukti-bukti.
Jadi jika seseorang sudah tidak mau kalah dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, itu sudah dinamakan debat, karena sudah tidak akan ketemu titik terang. Diskusi bisa saja mengarah pada debat.
Wallahu a'lam.
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Sahabat-sahabatku...
Allah Subhanahu wa ta'ala selalu memerintahkan setiap Muslim menjadi pribadi yang rendah hati atau tidak sombong. Dengan menjadi umat Islam yang demikian, niscaya Allah Ta'ala akan mengangkat derajatnya.
Ilmu yang dimiliki wajib dipraktikkan dengan sangat baik, tidak untuk diperlihatkan kepada orang lain. Kerendahan hati ini bisa mengubah seorang Muslim menjadi manusia yang lebih baik. Tujuannya untuk membentuk akhlak yang baik, bukan hanya teori.
Hidari debat karena itu sangat merugikan kita dari segala hal.
Wallahu a'lam.
Mohon maaf lahir batin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar