OLeH: Ustadz Abdillah Noor Rahmat
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌷MEMPERBERAT TIMBANGAN DENGAN AMALAN LISAN
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Saudariku muslimah yang berbahagia, setiap kita sangat menginginkan memasuki surga Alloh ﷻ. Ini sudah menjadi fitrah manusia bahwa mereka menginginkan memasuki surga Alloh ﷻ yang luasnya seluas langit dan bumi yang mengalir sungai sungai di bawahnya.
Saudariku, sungguh surga itu sudah ada. Sungguh Ulama Ahlussunnah telah bersepakat bahwa surga sudah ada saat ini, bahkan sejak diciptakan Adam. Keyakinan ini berdasarkan nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah serta berita dari semua rosul sebelum Muhammad.
Alloh ﷻ berfirman:
"Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha, di dekatnya ada surga tempat tinggal." (QS. an Najm: 13-15)
Anas rodhiyallohu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
(( وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا )). قَالُوا وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ (( رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ ))
“Demi Robb yang jiwaku di tangan-Nya, sekiranya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis!” para sahabat bertanya, “Apa yang kau lihat wahai Rasulullah ﷺ?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Aku melihat surga dan neraka.” (HR. Muslim)
Saudariku, Surga memiliki tingkatan-tingkatan, semakin tinggi tingkatan surga maka semakin besar anugerah Alloh ﷻ yang diberikan kepadanya, oleh karena itu yang akan menempati “al-Wasilah” satu tempat tertinggi di dalam Surga adalah Rasulullah ﷺ.
Alloh ﷻ berfirman:
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Alloh ﷻ dengan harta mereka dan jiwanya. Alloh ﷻ melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk [karena ada udzur] satu derajat. kepada masing-masing mereka Alloh ﷻ menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Alloh ﷻ melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Alloh ﷻ Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. an-Nisa: 95-96)
Abu Sa’id pun berkata dalam musnadnya bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
(( يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ إِذَا دَخَلَ الْجَنَّةَ اقْرَأْ وَاصْعَدْ. فَيَقْرَأُ وَيَصْعَدُ بِكُلِّ آيَةٍ دَرَجَةً حَتَّى يَقْرَأَ آخِرَ شَىْءٍ مَعَهُ ))
Dikatakan kepada ahli al-Qur’an ketika dia masuk surga: “Bacalah (al-Qur’an) dan meninggilah, maka diapun membaca dan meninggi, setiap ayat menambah satu derajat, sehingga dia membaca akhir ayat yang dia hafal." (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Albani)
Hadits ini menunjukan bahwa jumlah derajat di Surga sebanyak jumlah ayat al-Qur’an.
Saudariku yang berbahagia, jalan menuju surge itu hanya satu dan tidak berbilang, yaitu mengikuti sirotul mustaqim, mengikuti jalan wahyu, hanya pengikutan terhadap syari’at Alloh ﷻ, yakni mengikuti al Qur’an dan sunnah.
Ibnu Mas’ud berkata bahwa Rasulullah ﷺ pernah membuat sebuah garis di hadapan para sahabat lalu berkata, “Inilah jalan Alloh ﷻ” Lalu beliau membuat banyak garis di kanan kirinya, seraya berkata, “ini adalah jalan-jalan yang diserukan oleh setan.” Setelah itu, beliau membaca ayat:
"Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Alloh ﷻ agar kalian bertakwa." (QS. al-An’am: 153)
Oleh karenanya dalam kesempatan ini saya mengajak diri saya dan anda sekalian untuk berpegang pada wahyu, agar dapat memasuki surga Alloh ﷻ dan bertetangga dengan orang orang soleh lagi berbakti di sana. Aamiin.
🔶Memperberat Timbangan Dengan Amalan Lisan
Saudariku muslimah dimanapun anda berada, semoga senantiasa mendapatkan bimbingan atau hidayah atau petunjuk Alloh ﷻ.
Sebelum memasuki surga yang sangat kita rindukan tentu ada saat-saat yang sangat membuat jantung berdebar-debar serta kepanikan yang tak berujung. Serta timbul pertanyaan akankah hisab saya mudah ataukah berat? Apakah buku catatan saya akan diserahkan dari arah kiri, belakang ataukah kanan yang merupakan tanda keselamatan? Serta bagimanakan timbangan amal saya pada saat yaumul mizzan Alloh ﷻ tegakkan? Beratkah amalan soleh atau amalan buruk?
Kesemua pertanyaan itu harusnya kita siapkan sejak awal (di dunia ini) sebelum tiba masanya hari berbangkit. Pertanyaan itu harusnya kita pertanyakan pada diri kita setiap malam menjelang tidur. Agar kita dapat selalu muhasabah terhadap amalan apa yang sudah kita perbuat di siang hari, sehingga dapat dievaluasi dan diperbaiki di esok hari, dan dapat menimbulkan hati yang khusyu’ dan penuh harap akan ampunan di sepertiga malam terkahir, menengadahkan tangan, seraya berbisik dengan lembut dan diiringi kucuran air mata sebagai tanda penyesalan atas kesalahan diri dan kurang mampunya memanage waktu yang telah Alloh ﷻ berikan.
Saudariku muslimah, sebagai seorang wanita yang lebih senang dan mudah berbicara, bercerita dan mengobrol. Maka hendaknya perhatikan setiap apa yang anda ucapkan, sebab semua ucapan itu dicatat oleh Roqib dan Atid.
Sebagaimana firman-Nya:
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. “Apapun kata yang terucapkan pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid.” (QS. Qaaf : 18)
Saudariku muslimah, mari jaga lisan agar Alloh ﷻ mencintai anda sekalian. Ingatlah selalu pesan Nabi:
((إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لا يُلْقِي لَهَا بَالا يَرْفَعُ اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ. وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لا يُلْقِي لَهَا بَالا يَهْوِي بِهَا فِيْ جَهَنَّمَ))
"Sesungguhnya seorang hamba, benar-benar mengucapkan suatu perkataan yang di ridhai oleh Alloh ﷻ, yang dia tidak menganggapnya penting, (maka) Alloh ﷻ mengangkatnya dengan perkataan tersebut beberapa derajat dan sesungguhnya seorang hamba, benar-benar mengucapkan suatu perkataan yang dibenci Alloh ﷻ, yang dia tidak memikirkannya terlebih dahulu, yang dengan perkataan tersebut dia terjerumus ke dalam jahannam." (HR. Al-Bukhariy no.6478)
🔶Amalan-amalan Lisan
A. Penggugur Dosa
B. Pengangkat Derajat
C. Pemberat Timbangan Amal
✓A. Penggugur Dosa.
Sungguh banyak sekali amalan lisan yang dapat menjadi sebab penggugur dosa, diantaranya adalah:
◾1. Istighfar
Sebagaimana terdapat dalam hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذَا أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ : أَيْ رَبِّ أَذْنَبْت ذَنْبًا فَاغْفِرْ لِي فَقَالَ : عَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ قَدْ غَفَرْت لِعَبْدِي ثُمَّ أَذْنَبَ ذَنْبًا آخَرَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ أَذْنَبْت ذَنْبًا آخَرَ . فَاغْفِرْهُ لِي فَقَالَ رَبُّهُ : عَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ قَدْ غَفَرْت لِعَبْدِي فَلْيَفْعَلْ مَا شَاءَ قَالَ ذَلِكَ : فِي الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ
“Jika seorang hamba berbuat dosa, lalu ia berkata: Wahai Rabbku, aku betul-betul telah berbuat dosa, ampunilah aku. Rabbnya menjawab, “Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku.” Kemudian ia berbuat dosa lainnya, lantas ia pun mengatakan pada Rabbnya, “Wahai Rabbku, aku benar-benar telah berbuat dosa lainnya, ampunilah aku.” Rabbnya menjawab, “Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku. Lakukanlah sesukamu (maksudnya: selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Alloh ﷻ akan mengampunimu).” Kemudian ia pun melakukan dosa lain yang ketiga atau keempat.” [HR. Muslim].
Dalam shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمِ يُذْنِبُونَ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُونَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
“Seandainya kamu sekalian tidak berbuat dosa sama sekali, niscaya Alloh ﷻ akan memusnahkan kalian. Setelah itu, Alloh ﷻ akan mengganti kalian dengan umat yang pernah berdosa. Kemudian mereka akan memohon ampunan kepada Alloh ﷻ (beristighfar) dan Alloh ﷻ pun pasti akan mengampuni mereka.” [HR. Muslim]
Dapat kita katakan bahwa sebagai pelebur dosa ialah istighfar (mohon ampunan pada Alloh ﷻ) disertai dengan taubat. Hal ini sebagaimana dapat dilihat pada hadits,
مَا أَصَرَّ مَنْ اسْتَغْفَرَ وَإِنْ عَادَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Bukanlah orang yang terus berbuat dosa orang yang meminta ampunan (beristighfar) walaupun ia kembali melakukan dosa dalam sehari sebanyak seratus kali.” [Hadits Hasan Riwayat. Abu Daud dan At-Tirmidzi, ]
◾2. Bersholawat Kepada Nabi Muhammad ﷺ
Perlu kita ingat bahwa dalam hadits shohih nabi pernah menyampaikan siapa Bersholawat kepadaku 1X maka Alloh ﷻ akan Bersholawat kepadanya 10X. Sholawat Alloh ﷻ kepada hamba adalah bentuk pengampunan dosa.
✓ B. Pengangkat Derajat
Saudariku, sungguh sangat banyak amalan lisan yang dapat mengangkat derajat, dan beberapa diantaranya adalah berdakwah (mengajak, menunjukan dan mengajarkan kebaikan) dan membaca al Qur'an serta doa.
✓ C. Pemberat Timbangan
Sungguh setiap hamba akan mengharapkan timbangan amal sholehnya lebih banyak daripada dosa nya.
Maka ucapan alhamdulillah adalah salah satu amalan yang bisa memenuhi timbangan amal soleh, serta sebuah kartu yang akan lebih berat dibandingkan seluruh dosa meskipun melingkupi seisi bumi dan langit, kartu tersebut adalah ucapan laa ilaha illalloh. Yang diucapkan dengan kesungguhan hati dan menjalankan apa apa yang menjadi konsekuensinya.
Dan ucapan yang Alloh ﷻ sangat cintai adalah ucapan seorang anak yang berkata penuh dengan adab dan memperhatikan akhlak dihadapan orang tuanya.
Wallohu a'lam.
Ini yang dapat saya sampaikan. Semoga bisa memberikan manfaat dan menjadi ladang amal saat menghadap al kholiq.
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,
1. Ustadz, sebagai kaum hawa mengapa lebih mudah untuk berbicara, apalagi kalau sudah berkumpul yang awalnya bicara santai pasti akhirnya jadi ngegosip.
Bagaimana tadz agar kita tidak mudah bergosip kalau sudah berkumpul dan bagaimana menjauhkan diri dari lisan yang bisa menyakitkan dan merusak diri dan orang lain?
2. Mengapa tadz penghuni neraka paling banyak dari kaum hawa?
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
1. Bermajelislah dengan orang-orang soleh yang takut akhirat. Ingat hisab, dan perbanyak Dzikir. Hindari majelis gosip.
Biasanya kenapa mudah gosip, karena:
a) Ketemu kawan yang suka gosip. Maka hindarilah.
b) Merasa diri lebih baik dan unggul dari orang lain. Maka ingatlah dosa dan kekurangan diri.
c) Lupa hisab dan akhirat.
2. Karena wanita kurang akalnya, dan lebih mementingkan perasaan. Serta mudahnya terjerumus dalam dosa lisan serta menebar aurat dan fitnah.
Wallohu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Sebagai pesan penutup saya. Lisan ini membawa kita pada dua arah berbeda. Keselamatan atau kenestapaan.
Keselamatan bagi siapa saja yang mampu menjaga dan menggunakan lisan dengan baik. Dan kenestapaan bagi siapa saja yang tidak mampu menjaga lisannya.
Semoga kita semua dimudahkan Alloh ﷻ untuk menjaga lisan kita.
Baarokallohu fiikunna.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar