❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Senang bisa berada di grup ini. Semoga Alloh ﷻ senantiasa menuntun kita meniti jalan keselamatan.
Ba'da tahmid dan shalawat, izinkan saya berbagi tentang pentingnya kita memahami dua pola pikir yang umumnya dimiliki oleh banyak orang. Orang yang selalu merasa nyaman di zona aman dan orang yang menyukai tantangan sehingga hidupnya lebih berwarna.
Izinkan saya berbagi tentang MENDAMPINGI ANAK BELAJAR DI RUMAH DENGAN GROWTH MINDSET.
Hasil penelitian memperlihatkan cara 77 responden menyikapi pembelajaran jarak jauh atau Belajar dari Rumah. Pada umumnya mereka merespon secara negatif. Respon positif hanya dua saja. Hal ini menunjukkan cara berpikir tetap (Fixed Mindeset atau FM). Pandemi dan PJJ dianggap sebagai ancaman dan sesuatu yang selamanya menjadi sesuatu yang menggelisahkan.
🌸MENDAMPINGI ANAK BELAJAR DI RUMAH DENGAN GROWTH MINDSET
KOL Bidadari Surga
Selasa, 31 Agustus 2021/
22 Muharram 1443 H
◾PENELITIAN TENTANG SIKAP ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING
Oleh Forum Alumni Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa (Deasy Rosanti)
~ Membuat orang tua menjadi lebih dekat dan lebih mengenal sifat dan watak anak.
~ Orang tua memiliki banyak waktu bersama anak.
~ Mengganggu aktivitas orang tua.
~ Orang tua merasa kerepotan dengan pembelajaran daring.
~ Menyita waktu orang tua.
~ Membuat anak tidak semangat belajar.
~ Anak cepat bosan.
~ Anak sulit memahami materi pelajaran.
~ Mengurangi pembentukan karakter dan etika anak.
~ Membuat anak kurang bersosialisasi.
~ Membuat anak kurang disiplin.
~ Mengganggu kesehatan anak.
~ Mengurangi motivasi belajar anak.
◾BAGAIMANA SIKAP YANG SEHARUSNYA DI BANGUN?
✓ HARAPAN
Keadaan kembali normal seperti sedia kala, atau new normal.
✓ KENYATAAN
1. Pembelajaran Online atau PJJ baru memulai masanya.
2. Pandemi belum bisa dipastikan kapan berakhir.
Padahal, banyak pakar pendidikan mulai menyatakan, pembelajaran daring atau aktivitas manusia dengan menggunakan teknologi informasi dengan format digital, baru saja dimulai. Kegiatan pendidikan masa depan akan bertumpu pada pembelajaran online. Demikian pula dalam berbagai lini.
Maka, sikap yang harus sudah mulai dibangun adalah, menyesuaikan diri dengan situasi yang ada dan merencanakan langkah yang sesuai.
Jika kenyataannya new normal harus berlaku dan kita mau tidak mau harus berteman dengan teknologi digital, yang tentu saja pada sebagian kalangan merasakan adanya gagap teknologi, maka teori tentang pola pikir tumbuh yang diajukan Prof. Carol. S. Dweck dari Standford University, menjadi pilihan yang tepat.
◾KENALI MINDSET ANDA!
Mindset adalah kumpulan keyakinan atau cara berpikir yang akan menentukan reaksi dan pemaknaan seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
◾MELIHAT DENGAN CARA BERBEDA
(Prof. Carol S.Dweck)
"Failure ia an opportunity to grow"
🔹GROWTH MINDSET
~ "I Van learn to do anything I want"
~ "Challenges help me to grow"
~ "My effort and attitude determine my abilities"
~ "Feedback ia constructive"
~ "I am inspired by the success of others"
~ "I like to try new things"
"failure ia the limit of my abilities"
🔹FIXED MINDSET
~ "I'm either good at it or I'm not"
~ "My abilities are unchanging"
~ "I don't like to be challenged"
~ "I Van either do itu, or I can't"
~ "My potential ia predetermined"
~ "When I'm frustrated, I give up"
~ "Feedback and criticism are personal"
~ "I stuck to what I know"
◾MENGENAL DUA POLA PIKIR ATAU MINDSET
Fixed vs Growth
✓ FIXED : Keyakinan bahwa seseorang lahir dengan kecerdasan dan kemampuan yang tetap dan tidak dapat diubah lagi.
✓ GROWTH : Keyakinan bahwa kecerdasan dan kemampuan seseorang bisa dikembangkan secara tidak terbatas lewat proses belajar dan usaha.
Growth Mindset (GM) dilambangkan dengan otak dengan gambar tanaman yang tumbuh.
Menandakan orang dengan GM senantiasa berpikiran terbuka, melihat berbagai bisa berubah selama ada upaya melakukan perubahan, bersedia menerima tantangan, tidak melihat kesulitan itu sesuatu yang dapat menghambat, melainkan menjadi sahabat. Karena kesulitan mendorong seseorang berpikir untuk mencari solusi. Latihan berpikir dalam menemukan solusi atau upaya untuk meningkatkan kualitas diri dengan melakukan banyak stimulasi, menandakan terjadinya banyak sinapsis dalam otak. Sinapsis yang terus bergerak ini disimbolkan dengan tumbuhan.
Sedangkan FM dilambangkan dengan otak dengan gambar gembok. Mengapa gembok? Karena orang dengan FM biasanya lebih suka berada di zona nyaman. Malas untuk melakukan sesuatu yang baru, malu jika ia harus membuat kesalahan atau gagal dalam mencoba hal baru. Akhirnya ia lebih sering menghindari tantangan. Ketiadaan tantangan ini menunjukkan sinapsis otak tidak terjadi. Ia hanya akan hidup pada bagian yang sering distimulasi saja. Itulah sebabnya simbolnya gembok, terkunci.
★ Fixed Mindset: Percaya bahwa talenta atau bakat seseorang bersifat tetap, sukses dan gagal tergantung takdir. Oleh karena itu menghindari tantangan dan kegagalan dengan cara membatasi diri dari hal-hal yang beresiko.
★ Growth Mindset: Percaya bahwa segalanya dapat dipelajari, sukses atau gagal ditentukan oleh usaha. Oleh karena itu tantangan dan kegagalan harus diterima sebagai sarana untuk dapat terus tumbuh dan berkembang.
✓ 5 Area Kunci
Tantangan : Ibu jari
Usaha : jari telunjuk
Kritik : jari tengah
Kesuksesan orang lain : jari manis
Rintangan : jari kelingking
Ini adalah 5 Area Kunci yang dibuat Prof. Dweck untuk membedakan bagaimana orang dengan FM dan GM merespon sesuatu. Silakan dibaca kelima area tersebut dan bagaimana FM dan GM meresponnya.
Bagaimana sikap yang harus dibangun oleh orang tua atau guru yang memiliki pola pikir GM?
🌸Kenali Bagaimana Karakter FM dan GM Dalam Merespon 5 Area Kunci
🔸1. TANTANGAN ATAU CHALLENGES
★ Fixed Mindset
Dihindari agar tetap kelihatan pintar dan hebat.
★ Growth mindset
Dihadapi sebab ada keinginan kuat untuk belajar dan berkembang.
Kenali bagaimana FM dan GM mengelola 5 Area Respon.
🔸2. USAHA ATAU EFFORTS
★ Fixed Mindset
Dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Jika seseorang harus berusaha mencoba, maka dia akan dianggap kurang pintar.
Ketika ada peluang, merasa takut gagal atau terlihat bodoh oleh orang lain.
★ Growth Mindset
Bekerja keras dengan usaha yang terbaik sebab ini jalan menuju hasil yang baik dan sukses.
Jika gagal, tidak merasa malu, melainkan menjadikan landasan untuk usaha berikutnya hingga berhasil.
🔸3. KRITIK ATAU CRITISIZM
★ Fixed Mindset
Kritik dianggap sesuatu yang negatif. Tidak peduli betapapun baiknya, akan ditolak.
★ Growth Mindset
Dianggap sesuatu yang penting yang sangat berguna dan dapat membantu dalam pembelajaran.
🔸4. KESUKSESAN ORANG LAIN ATAU SUCCESS OF OTHERS
★ Fixed Mindset
Dilihat sebagai ancaman sehingga membuat gelisah dan tertekan.
★ Growth Mindset
Dijadikan sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran.
🔸5. RINTANGAN ATAU OBSTACLES
★ Growth Mindset
Tampak tegar saat berhadapan dengan kendala dan pantang mundur.
★ Fixed Mindset
Cepat menyerah saat berhadapan dengan kendala dan biasanya segera mundur.
🌸MENJADI ORANG TUA DENGAN GROWTH MINDSET DI RUMAH
1. Saya percaya anak saya bisa belajar dan berhasil.
2. Saya percaya anak saya unik dan pembelajar yang cerdas.
3. Saya percaya bahwa saya harus membantu anak saya agar ia memiliki keyakinan bahwa ia adalah anak yang baik dan pembelajar yang tangguh.
4. Saya percaya jika anak saya tidak paham satu materi atau kesulitan menguasai satu ketrampilan,
berarti saya harus mencari cara lain untuk membantunya.
5. Saya percaya bahwa anak saya harus diberi tantangan dan juga pujian
untuk keberanian mengambil resiko serta menghadapi tantangan.
Pada tahap awal (tangga 1-4), biasanya anak (mulai paud hingga remaja) cendrung tidak mau melakukan sesuatu jika tidak distimulasi dengan keras. Cendrung menyerah, tidak mau melakukan karena merasa tidak mampu, atau tidak percaya diri karena sering diremehkan, atau merasa sering dicap IQ-nya sedang saja, tidak mungkin pintar seperti yang rangking 1, sehingga anak lebih suka mager (malas gerak). Nah, pada situasi ini, intervensi psikologis harus diberikan oleh orang tua atau guru agar anak bisa berpindah dari keadaan malas menyerah menjadi memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu. Intervensi psikologis ini berupa kalimat-kalimat positif yang memberi rasa aman, mendorong keberanian anak dan memberi jaminan bahwa ia tidak akan dicela manakala melakukan kesalahan.
Silahkan berlatih, bagaimana orang GM merespon hasil penelitian tersebut. Apakah anda bisanya?
Simbol otak GM otak FM. Mau pilih yang mana?
Nah, jika dikaitkan dengan posisi sebagai muslim, kita sudah diajarkan Alloh ﷻ melalui Rasulullah ﷺ dengan membaca QS. Ali Imran 190-191.
Dalam ayat itu disebutkan bahwa orang yang terbaik itu adalah orang yang selalu mengingat Alloh ﷻ dalam berbagai keadaan. Memikirkan kebesaran Alloh ﷻ dan penciptaan-Nya. Orang ini disebut Ulul Albab.
◼️Ciri-ciri Manusia Ulil albab antara lain:
~ Mereka senantiasa yang mengingat dan melibatkan Alloh ﷻ dalam kondisi apapun seperti keadaan berdiri, duduk, berbaring yang senantiasa mengingat Alloh ﷻ.
~ Mereka yang senantiasa dalam keadaan mengingat Alloh ﷻ dikenal sebagai orang yang tenang dan memiliki kepribadian yang stabil. Karena yakin Alloh ﷻ yang selalu menjaga dan memandu, maka menghadapi persoalan apapun ia akan selalu berpikiran terbuka. Memandang baik semua yang terjadi karena semua merupakan takdir yang telah Alloh ﷻ tetapkan. Maka ia akan selalu optimis. Tidak takut menerima kritik, bersedia menerima ujian, dan selalu berpikir strategis karena ia yakin, Alloh ﷻ tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuannya.
~ Ia juga tidak mudah iri dan dengki, jauh dari hasad manakala melihat keberhasilan saudaranya. Bahkan menjadikan motivasi baginya untuk mencapai prestasi serupa.
~ Ia juga tidak jumawa, karena tahu apa yang ia dapat, karena ikhtiar yang ia lakukan juga tidak akan terjadi tanpa izin-Nya. Sehingga memandang kesuksesan adalah bagian dari kasih sayang Alloh ﷻ padanya, setelah ia menunjukkan pada Alloh ﷻ, usaha sungguh-sungguhnya (mujahadah).
~ Ia yakin bahwa setiap waktu manusia itu dapat berubah. Karena ia tahu ada yang namanya hijrah. Berpindah dari satu keadaan tidak baik menuju keadaan yang lebih baik.
Prof Dweck telah membuktikan dari penelitiannya, pola pikir tumbuh atau Growth Mindset dapat mendorong seseorang untuk mencapai prestasi yang tinggi. Temuan Prof Dweck merupakan sebagian kecil dari aktivitas ulul albab. Dalam perspektif beliau yang bukan muslim, tentu sangat berbeda dengan kita. Kita dapat mengambil manfaat dari temuan beliau untuk lebih meyakini bahwa Al Qur'an telah sempurna.
Nah, dengan GM yang didasari keimanan, akan lebih memudahkan kita mendampingi anak-anak beraktivitas di rumah, belajar banyak hal yang tidak melulu mengerjakan soal, melainkan bagaimana membangun cara berpikir yang terbuka dan tumbuh sehingga anak-anak terbiasa untuk berdialektika, tidak steril pada nasihat, dan bersedia bekerja keras untuk menunaikan kewajibannya sebagai anak dan sebagai peserta didik.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Pipit ~ Cikarang Selatan
Ustadzah, jika anak-anak usia TK belajar di bawah tekanan. Misal emak nya marah marah sambil bentak itu menimbulkan trauma. Tapi anak tetangga kok jadi pintar ya?
🌸Jawab:
Asli bacanya saya sambil ketawa.
Itu darimana indikator pintar karena dibentak?
Buat anak-anak ya. Jadi kalau anak-anak belajar dibawah tekanan, itu kita sebagai ibu atau orang tua harus tahu, bahwa ketika terjadi bentakan, ketika terjadi pada situasi yang membuat anak merasa takut, tertekan, maka sinapsis yang terjadi di otaknya akan menciut. Jadi kan mungkin teman-teman masih ingat, dulu saya pernah share tentang Three Uni Brain.
Three uni brain itu cara otak bekerja, jadi ada 3 di otak, otak reptil (bagian belakang), kemudian ada otak yang berkaitan dengan emosi, kemudian ada otak yang berkaitan dengan mengolah data (berfikir). Jadi ada 3: reptilia brain, kemudian dengan emosi (limbik sistem), kemudian di depan itu adalah yang berkaitan dengan neocortex dalam mengolah masalah untuk mencari solusi.
Nah, jadi kalau misalnya, anak kita itu tadinya sedang bermain, kemudian dia mau diajak untuk belajar, ketika si ibu membentak "ayo sini, duduk sini belajar, yang bener duduknya, jangan pecicilan." Nah, itu otomatis bentakan-bentakan tadi membuat sistem limiknya menjadi mengkerut. Jadi perasaannya jadi terganggu, perasaan tidak senang, rasa marah, sedih. Sehingga membuat limbik sistemnya tadi tidak bekerja. Jadi sinapsis yang terjadi disistem itu berhenti, lalu yang akan bekerja adalah reptilian brainnya, yang memang berfungsi hanya pada saat dia menghadapi situasi-situasi yang sifatnya berkaitan dengan, apa namanya, dia lari atau menghindari.
Jadi kalau misalkan dia reptilian ini biasanya untuk mempertahankan hidup, mempertahankan diri dari rasa lapar, dari rasa takut. Misalnya ketika dia berhadapan anjing, misalnya, maka ia akan lari. Atau misalkan dia tidak dengan sengaja menyenggol yang panas dengan tangannya, maka dia akan menjauhkannya tangannya dari sumber panas, atau ketika dia melihat api, maka dia akan menghindar.
Sehingga jikalau anak selalu mendapat tekanan, misal di marahi atau dibentak, upaya dia tidak dihargai, misalkan ia sudah bagus bikin gambar, kalau menurut orang tua itukan coretan, tapi itu sebenarnya bentuk awal anak, untuk bisa menggambar dan menulis, mengekspresikan diri dalam bentuk coretan-coretan. Maka ketika anak tidak mendapatkan penghargaan terhadap usahanya, maka yang bekerja bukan otak neocorteks atau sistem limbiknya, tapi yang ada adalah reptilian brainnya, jadi ketika ia sudah senang menunjukkan hasil karyanya, "Bunda, aku gambar ini", terus Bunda misalkan mengatakan "apaan coretan-coretan begitu, sana-sana."
Nah, itu yang akan muncul itu tadi, bagaimana dia harus menghadapi ucapan ibunya, sehingga yang muncul adalah melindungi dirinya supaya tidak sakit hati. Maka yang ada adalah marah. Dia akan menjadi marah, jadi kecewa. Makin lama hal itu terjadi, maka akan membuat yang bekerja lebih baik adalah otak reptilnya, sehingga neokorteksnya tidak terjadi sinapsis, tidak terjadi aktivitas-aktivitas yang membuatnya semakin cerdas. Nah, memang kalau anak yang dibawah tekanan, ia cenderung akan patuh pada ibunya, cenderung akan patuh pada orang yang menekannya, kebanyakan masyarakat menganggap anak patuh itu, pintar, kenapa? Karena dia nurut, padahal yang terjadi sesungguhnya, di otaknya itu mengalami ketidakberkembangan, pengetahuannya segitu-segitu saja.
Jadi kalau misalnya pintarnya itu, makanya menurut konsep siapa? Kalau pintar yang dimaksud karena dia nurut saja, karena dia takut ya, karena sering dibentak. Makanya itu tidak sesuai dengan konsep Islam. Pinter itu bukan patuh tanpa alasan, tapi dia patuh dengan Paham.
Begitu ya buat Mba Pipit jawabannya.
Semoga bisa bermanfaat.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Kiki ~ Dumai
Bunda, bagaimana caranya menanamkan growth mindset tersebut pada diri seorang ibu ya nda, terutama seperti sekarang, semua mayoritas melalui online, baik materi pembeljran maupun tugas dan ujian anak.
Yang mana terkadang emaknya suka "menyerah" alias bingung nda?
🌸Jawab:
Pertama, harus dari si ibunya sendiri, memiliki keinginan untuk menggeser dari pola pikir tetap ke pola pikir tumbuh atau dari fixed mindset ke growth mindset.
Bagaimana caranya?
Tadi kan sudah disampaikan ya, ciri-ciri orang yang dengan growth mindset dan ciri-ciri orang dengan fixed mindset, berarti, kalau kita ingin menggeser menjadi growth mindset, maka harus diniatkan, bahwa saya ingin menggeser pola pikir saya, nah berarti saya punya niat dan usaha untuk mewujudkan meninggalkan semua ciri-ciri yang ada di fixed mindset. Yang tadinya, misalnya melihat segala sesuatu itu dengan pesimis, maka harus mengomlori dirinya sendiri, bahwa AKU BISA KOG, AKU BISA KOG.
Jadi si ibu harus berusaha yakin bahwa dia bisa, dia mampu. Kalau ibunya sudah percaya diri dan yakin bisa dan mampu, maka akan mudah untuk menggesernya. Jadi si ibu harus terbuka, bahwa dengan kondisi pandemi sekarang, berarti dia punya kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru, yang akan menambah keterampilan dia sebagai seorang ibu, yaitu bertambahnya kemampuan menggunakan teknologi. Jadi karena anak-anak sekarang belajar online, maka secara otomatis ibu harus belajar untuk mengoperasikan gadget ya.
Jadi harus bisa mengoperasikan berbagai macam aplikasi. Nah ini berarti bertambah ilmu, bertambah pengetahuan dan bertambah keterampilannya. Yang berarti, ketika dia sudah menguasai teknologi tersebut, maka dia akan merasakan hatinya bahagia. Ketika keterampilannya bertambah, maka akan semakin membuat pikirannya lebih terbuka. Oh ternyata pandemi itu tidak menakutkan seperti yang dibayangkan. Ternyata teknologi dalam pembelajaran online tidak sesulit yang dibayangkan.
Jadi harus didorong untuk mau berpindah dulu, mau belajar dulu, mau meninggalkan keyakinan-keyakinan lama seperti, "AKU GAK BISA, Aku kan udah 40 tahun", atau "Aku sudah 50 tahun, tidak mungkin aku bisa menguasai teknologi itu seperti begini." "Itu kan mainan anak milenial". Nah pikiran-pikiran seperti itu yang harus dihilangkan dahulu.
Tapi diganti dengan "walauoun aku usia 40 atau 50 tahun, generasi Y generasi Z gitu ya, itu bukan berarti kita tidak mampu untuk menguasainya. Hanya saja memang perlu waktu, proses untuk menguasainya. Tidak seperti anak-anak milenial, yang datang dengan teknologi ini sendiri. Maka itu Ibu tadi harus bergabung dengan orang-orang yang memang punya pemikiran yang sama, dengan demikian dia tidak merasa sendirian.
Jadi mudah-mudahan dengan bergabung dengan yang sama-sama suka belajar, maka sikap mudah menyerahnya itu akan teratasi. Bingungnya disingkirin saja. Jadi kalau dia bingungnya banyak, maka ditulis saja, apa sih yang bikin bingung, apa sih yang bikin kita merasa menyerah dengan teknologi ini. Misalnya tidak tahu nama aplikasinya, tidak tahu cara menggunakannya, kemudian tidak mengerti bahasanya karena kebanyakan bahasa Inggris. Kemudian tidak punya waktu kan, karena lebih banyak mengerjakan tugas domestik.
Terus dikeluarkan satu-satu yang menyebabkan kita jadi merasa mudah menyerah itu. Kalau misalnya tidak mengerti bahasa Inggris, bisa dicari aplikasi berbahasa Indonesia. Minta tolong kepada tetangga atau teman atau anak kita sendiri yang sudah besar, yang sudah menguasai ya. Belajar sama dia pelan-pelan.
Jadi tidak ada kata terlambat untuk berubah, tidak ada kata tidak bisa, karena bagi saya ya, saya pun usianya sudah 50 ya, artinya dari penguasaan teknologi, saya kalah jauh dengan orang-orang muda ya, tapi di diri saya ada dorongan, bahwa saya perlu belajar, supaya apa, supaya tidak tertinggal. Karena ketika kita menguasai sesuatu, itu akan memberikan kebahagiaan, "Ternyata Aku Bisa."
Nah ketika aku bisa, maka rasa bersyukur kita akan bertambah. Karena apa? Karena Alloh ﷻ mudahkan kita untuk melakukan berbagai urusan, yang ternyata dengan teknologi itu, kita bisa mencapai jarak yang lebih jauh. Kemudian kesulitan-kesulitan yang disebabkan misalnya yang kita harus ke sana langsung, tidak bisa pergi, dan dengan teknologi ini, jadinya bisa sampai. Jadi bergabunglah dengan komunitas. Sekarang sudah banyak pelatihan-pelatihan gratis ya, saya juga suka ngikutin itu. Gratis dulu, baru berbayar. Karena sudah tahu manfaat ilmunya, maka berbayar pun tidak keberatan. Jadi mudah-mudahan tidak bingung lagi ya buat mba Kiki ya, atau ibu nya atau saudaranya ya.
Terimakasih ya.
Assalamu'alaikum.
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Sebagai muslimah, teruslah memperbaharui diri baik mindset maupun kepribadian. Karena dengan selalu mengupdate diri dengan ilmu yang bermanfaat, akan memberi tambahan kontribusi kita di lingkungan, minimal untuk anak dan suami.
Ayo, jangan takut bergeser pada hal yang baik. Bergeser artinya berhijrah. Semoga dengan hijrah mindset ke GM, akan memberi nilai tambah pada diri kita.
Wallahu a'lam