OLeH : Ustadz Endri N. Abdullah Sunono
💘M a T e R i💘
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah wa syukurillah wala haula wala quwwata illa billah.
Asyhaduallailla ilallah illallah wahdahula syarikalah, wa asyhaduanna Muhammadan abduhu wa rasuluhu la nabiyya ba'dah.
Allahumma sholli ala nabiyina Muhammadin wa ala alihi wa ashabihi wamantabiahumbiikhsanin ila yaumil qiyamah.
Rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ. Alhamdulillah malam hari ini kita dipertemukan Alloh ﷻ, semoga pertemuan kita pada malam hari ini mendapatkan rahmat maghfiroh dan barokah dari Alloh ﷻ.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad ﷺ, kepada para keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau ila yaumil qiyamah.
🌷MUHASABAH AKHIR TAHUN
Malam ini kita membahas materi tentang muhasabah di akhir tahun.
Alloh ﷻ :
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok atau akhirat. Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Hasr : 18).
Ayat ini memanggil orang-orang yang beriman sehingga di awal ayatnya berbunyi ya ayyuhalladzina aamanu. Kemudian perintah yang pertama adalah perintah untuk bertakwa kepada Alloh ﷻ yaitu ittaqullah bertakwalah kalian kepada Alloh ﷻ. Takwa artinya adalah al khauf awil wiqoyah yaitu rasa takut kepada Alloh ﷻ sehingga melahirkan kehati-hatian.
Kemudian perintah berikutnya adalah wal tandzur nafsumma qoddamat lighod, dan hendaklah setiap diri, setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya. Jadi memperhatikan apa yang sudah dia lakukan. Untuk apa ya? Lighodin yaitu untuk hari esok kita.
Jadi ayat ini adalah perintah untuk memberi tahu orang yang beriman supaya bertakwa kepada Alloh ﷻ dan memperhatikan perbuatannya yang kemarin untuk apa? Untuk mempersiapkan hari esok. Hari esok itu bisa besok, hari itu adalah hari esok yang dekat selama di dunia dan ada hari esok yang jauh yaitu di akhirat.
Dari ayat ini kita bisa mengetahui bahwa Alloh ﷻ memerintahkan kita supaya memperhatikan apa saja yang telah kita lakukan. Disitulah makna dari muhasabah atau evaluasi yaitu meneliti apa saja yang sudah kita lakukan dan itu kita pakai untuk menghadapi masa depan.
Itu pulalah yang dikatakan oleh Umar Ibnul Khattab radhiallahu anhu yang mengatakan hasibu anfusakum qobla an tuhasabu, hendaklah kalian menghisab diri kalian kalian dihisab. Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dan Imam Ahmad.
Perkataan Ummar Ibnul Khatab ini maknanya adalah evaluasilah diri kamu sendiri evaluasi oleh Alloh ﷻ karena nanti di akhirat itu ada yaummul hisab, hari penghisaban, hari perhitungan.
Nah sebelum hari itu datang maka Umar mengajak kita untuk mari kita hitung amalan kita sendiri kita evaluasi amalan kita.
Di dalam perkataan yang lain amirul mukminin Umar Ibnul Khaththab radhiallahu anhu mengatakan wainnama ya'riful hisab yaumal qiyamah ala mankhasabannafsahu fiddunya, yang artinya artinya adalah "Sesungguhnya hisab pada hari kiamat itu akan menjadi ringan bagi orang yang menghisap dirinya pada saat hidup di dunia." (Hadis diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi).
Jadi, kalau kita di dunia mulai menghitung, mengevaluasi amalan kita itu memudahkan kita untuk menghadapi yaumul hisab di akhirat nanti karena kita sudah menghitung-hitung nya, maka mulailah dihitung amalan kita hari ini untuk meghadapi perhitungan di hari kiamat.
🔷🌷🔷
BAGAIMANAKAH MUHASABAH YANG BAIK?
◾Muhasabah yang baik itu yang pertama adalah yang kita bisa menghilangkan rasa sombong di dalam diri kita atau menghilangkan rasa takabur di dalam diri kita.
Kita tidak boleh merasa diri kita itu sudah sempurna, tidak memerlukan lagi perbaikan-perbaikan sehingga kita tidak bisa mengevaluasi diri kita sendiri dan juga tidak bisa dievaluasi orang lain karena kita merasa sudah sempurna. Karena apa? Karena ketakaburan kita, kesombongan kita.
Orang yang sombong itu susah untuk melakukan muhasabah, susah untuk melakukan introspeksi, evaluasi terhadap dirinya karena kesombongan itu menutup hatinya, menutup dirinya dari kebenaran.
Sebagaimana Alloh ﷻ telah berfirman :
كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
"Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang”. (QS. Al Mukmin : 35).
Jadi, orang yang sombong dan sewenang-wenang itu hatinya tertutup.
Tertutup dari kebenaran karena mereka merasa tidak membutuhkan, oleh karena itu dia juga tidak membutuhkan untuk melakukan evaluasi seperti iblis yang karena sombong maka dia tidak mau melakukan introspeksi dirinya dia merasa dirinyalah yang paling layak untuk menjadi penguasa dibandingkan dengan Nabi Adam 'alaihissalam.
Maka muhasabah yang baik nomor satu adalah hilangkan rasa sombong atau takabur.
◾Muhasabah apa yang baik yang kedua adalah ridho terhadap masa lalu.
Artinya kita itu menerima dan mengakui apa yang terjadi di dalam kehidupan kita dimasa lalu. Kita menerima keputusan Alloh ﷻ yang telah terjadi di dalam kehidupan di masa lalu. Itu muhasabah kita menjadi baik.
Kenapa? Karena orang itu bisa memperbaiki dirinya kalau dia mengerti kesalahannya. Orang bisa meningkatkan kualitasnya kalau mengerti kebaikan dan potensi dirinya. Tetapi seseorang yang tidak ridho terhadap keputusan Alloh ﷻ, dia tidak menerima apa yang terjadi di masa lalu maka dia tidak bisa melakukan muhasabah tidak bisa melakukan evaluasi terhadap dirinya.
Mungkin dia merasa ya Itu semuanya baik-baik saja sehingga dari zaman dulu sekarang dan yang akan datang ya seperti itu seperti itu saja.
Misalkan seseorang yang kakeknya pemabuk turun ke bapaknya pemabuk turun ke anaknya pemabuk cucunya pemabuk cicitnya pemabuk. Tidak ada yang melakukan evaluasi karena ya mereka tidak mengerti mana yang tidak mengakui apa yang salah apa yang benar pada kehidupan mereka.
Maka muhasabah yang baik yang kedua adalah ridho dan mengakui apa yang menjadi kebaikan dan kesalahan kita kemarin. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa kepada kita :
Allahumma robini bikhodooikaa.
(Ya Allah, jadikan aku ridha dalam menerima kodok atau ketentuan).
◾ Muhasabah baik yang ketiga adalah melakukan evaluasi berdasarkan data yang terperinci bukan hanya sekedar kira-kira atau analisa.
Kita kalau mengevaluasi apa yang telah kita lakukan kemarin ada baiknya adalah terperinci sehingga kita bisa merancang masa depan juga lebih terperinci. Kalau kita hanya mengevaluasi global, maka ke depan kita tidak bisa membuat program yang terperinci. Sehingga muhasabah itu yang terbaik adalah dengan terperinci.
Kenapa kok saya tidak berubah dari kubangan dosa...?
Nah itu diperinci, bisa jadi karena kemanakah kita dengan orang yang sejenis, yang bisa jadi kita tidak punya teman yang baik, bisa jadi kita selalu melihat membaca sesuatu yang buruk sehingga kita terdorong untuk ke sana anak kecil sehingga nanti kita bisa membuat program ke depan yang lebih detail.
Sebagaimana Alloh ﷻ itu juga mengevaluasi kita di hari kiamat juga detil. Sehingga Alloh ﷻ berfirman:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ۗ
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya." (QS. Az Zalzalah : 7).
Sebaliknya,
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
iapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya."_ (QS. Az Zalzalah : 8).
◾Muhasabah yang baik nomor empat adalah berorientasi masa depan, yaitu evaluasinya itu diorientasikan untuk perbaikan di masa depan.
Bukan muhasabahnya itu mencari-cari kesalahan masa lalu dan sibuk dengan masa lalu, kemudian saling menyalahkan masa lalu, atau menyalahkan dirinya di masa lalu. Muhasabah atau evaluasi masa lalu itu adalah untuk melakukan evaluasi, dan yang lebih disibukkan lagi adalah merancang masa depan, menyibukkan pekerjaan pada hari ini.
Sehingga kita bisa mempersiapkan atau memplanning (merencanakan) yang lebih baik di masa depan. Makanya Alloh ﷻ menyebutnya, "wal tandur nafsun ma qoddamat li ghod," surat Al Hasyr ayat 18. "Perhatikanlah apa yang sudah kamu perbuat untuk apa, untuk liighodin untuk hari esok."
Masa lalu adalah sesuatu yang sudah lewat tidak bisa diulangi. Tidak perlu kita menyibukkan diri terhadap masa lalu karena tidak ada perubahan apa-apa kalau kita sibuk dengan masa lalu, yang harus kita fokus konsentrasi dan menyibukkan diri adalah lii ghodin menghadapi masa depan karena masa depan. Karena masa deoan itu bisa kita planning (rencanakan), bisa kita rekayasa, bisa kita rencanakan, dengan sebaik-baiknya, walaupun nanti setelah itu kita tawwakal kita sandarkan hati kita kepada Alloh ﷻ mana hasil yang terbaik kita kembalikan kepada Alloh ﷻ.
🔷🌷🔷
Kapan kita melakukan Muhasabah? Muhasabah itu bisa dilakukan.
🔸Pertama, Qoblal 'Amal.
Yaitu sebelum beramal. Sebelum melakukan perbuatan maka kita evaluasi diri kita. Pertama niat kita sudah lurus atau belum dan yang kedua amaliyah kita itu sudah benar apa belum. Dari situ, kita evaluasi.
🔸Kedua, 'indal amal
Yaitu saat beramal. Apakah ketika beramal itu sesuai dengan yang kita rencanakan. Apakah ketika beramal itu kita tidak melakukan sesuatu yang menyebabkan rusaknya amalan kita, itu kita juga evaluasi.
🔸Ketiga adalah ba'dal amal.
Setelah beramal, ketita selesai beramal kita evaluasi niat kita, bisa jadi selesai beramal ada orang yang memuji kita, maka kita kemudian menjadi riya'. Ada juga orang yang menjelek-jelekan kita, kemudian kita marah, kita juga masuk dalam amaliyah yang riya'.
Kita lihat juga apakah amaliyah yang kita kerjakan itu sudah sesuai dengan ketentuan Alloh ﷻ dan sesuai dengan yang sudah kita planningkan (rencanakan) atau belum, itu kita evaluasi. Kemudian waktu muhasabah juga bisa Yaumiyan (Harian), bisa menjelang tidur. Kita muhasabah apa saja yang sudah kita lakukan, dan bagaimana cara kita memperbaiki di hari berikutnya.
🔸Kelima adalah ushbu'ian (pekanan).
Kita bisa akhir pekan itu melakukan evaluasi apa yang sudah kita lakukan di dalam sepekan. Kalau evaluasi untuk diri kita sendiri bisa tertulis, bisa juga didalam bayangan kita. Tetapi kalau untuk organisasi, untuk jama'ah mestinya tertulis, supaya kemudian bisa dievaluasi bersama dan menjadi acuan, seandainya kita melakukan kesalahan supaya tidak terulang. Supaya, kita kalau melakukan yang baik bisa jadi acuan untuk pekerjaan berikutnya.
🔸Keenam, bulanan.
🔸Ketujuh, tahunan.
Seperti sekarang akhir tahun, kita melakukan evaluasi.
Mari kita berlatih, kenapa kita susah sekali, karena kita belum terlatih untuk melakukan evaluasi. Marilah kita melatih diri, untuk mau dan bisa melakukan muhasabah yaitu evaluasi terhadap diri kita sendiri. Bisa juga untuk keluarga, masyarakat, organisasi dan negara kita.
Semua evaluasi itu sangat baik, bagi perencanaan kita ke depan. Supaya kesalahan itu tidak terulang, supaya progress kita itu bertambah, tidak statis (berjalan ditempat), supaya kebaikannya itu meningkat karena ada ukuran kebaikan sebelumnya. Dan supaya kita juga menjalankan perintah Alloh ﷻ, yaitu tidak menjadi orang yang lalai karena tidak pernah melakukan evaluasi terhadap diri kita sendiri.
Semoga Alloh ﷻ memberi kekuatan kepada kita untuk bisa melakukan muhasabah, aamiin ya robbal alamin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali
Assalamu'alaikum ustadz,
Tentang muhasabah yang berorientasi masa depan.
Bila mempunyai masa lalu yang kurang baik dan orang itu merasa bahwa masa lalunya itu membuat masa sekarang ini berjalan kurang baik, dan kemudian orang itu masih selalu terpikirkan kesalahan-kesalahan masa lalunya, dan berpikir jika menjadi "kualat atau karma", dan menjadi was-was tidak tenang.
Apakah dalam Islam, hal seperti itu ada?
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirohmanirohim.
Jadi kalau masa lalu kita kurang baik, bagaimanapun juga itu adalah masa lalu. Artinya dia sudah lewat dan tidak bisa diulangi lagi. Demikian pula kalau masa lalu kita itu indah, dia adalah masa lalu yang tidak bisa diulangi lagi.
Nah hari ini yang kita lakukan adalah melakukan muhasabah atau evaluasi. Apa yang anda anggap tidak baik di masa lalu itu, apakah itu kehendak Alloh ﷻ yang tidak bisa dirubah, ataukah itu kehendak Alloh ﷻ yang anda masih diberi pilihan untuk merubahnya.
Kalau masa lalu anda itu adalah ketetapan Alloh ﷻ yang tidak bisa dirubah, misalkan orang tua anda, anda lahir dimana, warna kulit anda, kemudian anda suku apa, kemudian saat itu anda sukses atau tidak, maksudnya sekolahnya lancar atau tidak dan segala macam, itu sesuatu yang ketetapan Alloh ﷻ yang sudah tidak bisa dirubah.
Sesuatu ketetapan Alloh ﷻ yang tidak bisa dirubah, itu kita tinggal mencari hikmahnya. Apa hikmah dibalik itu semua? Ya bisa jadi hikmah di balik itu semua adalah positif buat kita di masa sekarang. Mike Tyson itu lahir di daerah Prong di daerah preman dan dia pekerjaannya adalah berkelahi, sehingga fisiknya sangat kuat.
Ternyata itulah yang menjadi modal dia kemudian menjadi petinju profesional yang sangat menakutkan. Ya karena masa lalunya yang dianggap tidak baik sehingga kita mencari hikmahnya, kemudian apa yang ada kita optimalkan. Misalkan kita tinggal di daerah mana, ya kita optimalkan. Kita kemudian punya keterampilan apa, kita optimalkan.
Sebaliknya kalau itu kehendak Alloh ﷻ yang kita masih diberi pilihan untuk merubah, maka kesalahan masa lalu pertama, diusahakan untuk tidak terulang kembali dan yang kedua, kita harus memplanning (merencanakan) masa depan yang lebih baik. Tetapi tentu saja tidak bisa tiba-tiba.
Misalkan masa lalu kita adalah kita orang yang miskin. Orang yang miskin dari keluarga yang miskin. Maka kita memplanning untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Mencari penghidupan yang lebih baik karena kedepannya itu kita diberi pilihan oleh Alloh ﷻ untuk menentukan ya. Kalau kita hanya bisa mengeluh karena masa lalu, maka semua itu tidak akan merubah apapun terhadap diri kita.
Yang kita bisa lakukan adalah saya kita bahagia saja, mensyukuri masa lalu kita. Mungkin dengan itu kita dijadikan orang yang kuat menghadapi kesulitan hidup dan dengan bekal itulah kita juga kuat di dalam bekerja untuk mencari penghidupan dengan berbagai macam kesulitan.
Nah, kita fokus ke masa depan bukan kemudian ke masa lalu, tidak. Kalau masa lalu kita suram, misalkan keluarga kita dari keluarga yang naudzubillah, ya misalkan keluarganya terdiri dari keluarga yang pelaku maksiat penjudi. Kita harus hentikan, kita sendiri harus ngerti dulu bahwa itu tidak baik. Kemudian yang kedua kita hentikan, maksudnya untuk diri kita dan kita harus mencari alternatif yang lebih baik dari itu yaitu bekerja yang lebih benar, meninggalkan perjudian.
Nah, jangan sampai kita tuh terkekang oleh masa lalu, kemudian malah mengatakan gara-gara masa lalu saya jadi seperti ini. Padahal masa lalu sudah lewat. Anda bisa mulai dari sekarang.
Oleh karena itu tutup masa lalu yang tidak baik. Kita tidak perlu mengeluh tuk masa lalu yang tidak baik. Berlatih menghadapi hari esok yang lebih baik. Dengan merencanakan rancangan kerja bukan merencanakan lamunan demi lamunan.
★ Apa perbedaan lamunan dengan cita-cita?
Lamunan itu adalah mimpi yang sangat tinggi yang tidak pernah direalisasikan dalam praktik. Kalau cita-cita, kita membuat rencana yang tinggi boleh, kemudian kita realisasikan sedikit demi sedikit lewat praktik kehidupan yang nyata.
Jangan banyak melamun, kita memperbanyak amal. Nah, begitu ya tinggalkan masa lalu yang tidak baik. Dan ingat jangan terpaku dengan masa lalu, apakah masa lalu itu indah, apakah masa lalu itu suram, ya semuanya adalah sesuatu yang sudah berlalu dan tidak akan kembali lagi di dalam kehidupan kita.
Demikian, terimakasih.
🌸Ustadz, tentang menyadari kesalahan, masih banyak orang yang tidak mau menyadari kesalahan, yang masih menganggap bahwa dia itu benar, kemudian dia bersikap sewenang.
Bagaimana cara mengahadapi orang seperti itu, disaat (saya) tidak bisa menasihati atau berbuat sesuatu untuk mengingatkan?
Jazakallah, Ustadz.
🔷Bismillahirrahmanirrahim.
Bagaimana kalau kita menghadapi orang yang tidak mau mengakui kesalahan dirinya, mau menangnya sendiri dan berbuat sewenang-wenang.
Nah, biasanya orang seperti itu terkena penyakit takabur, sombong ya. Penyakit sombong itu menutup hatinya dari kebenaran. Sehingga dia tidak bisa dievaluasi, tidak bisa diberitahu kebenaran, dia menganggap dirinya yang benar. Yang bisa kita lakukan pertama adalah tentu saja jangan sampai kita meladeni kesombongannya.
Artinya jangan sampai kita menyibukkan diri dengan orang yang tidak mau mengakui kesalahannya. Karena orang seperti itu selalu berbuat semaunya sendiri. Jadi jangan menyibukkan dengan orang seperti itu, jadinya kita akan tersibuk kan dengan hal yang tidak penting.
Kalau kesalahnnya itu mendzolimi orang lain, (dengan tetap tidak mengakui kesalahannya) memang ya ada dua, yang pertama kita maafkan, kemudian kita tidak usah lagi bergaul sama dia. Kedua kadang agak rumit adalah kita proses secara hukum yang berlaku.
Ada orang itu punya tanah tiba-tiba tanah di sebelahnya dibangun sebuah bangunan, yang semula kosong, mendirikan bangunan tingkat dan lantainya menabrak batas tanah kita tanpa pernah izin, tanpa memberitahu. Akhirnya orang yang punya tanah yang ditabrak itu membuat tembok, yang itu berdiri di atas semen yang dia bangun, dia terkejut dan kemudian nelpon," nih bagaimana baiknya ya", kemudian yang ditelepon cuma bilangin iya terima kasih pak. Karena kalau dia mempermasalahkan secara hukum, maka dia tetap kalah, karena melanggar batas tanah orang lain. Tetapi kita tidak usah berdebat dengan dia. Jadi kita tidak tersibukan oleh dia.
Menyelesaikan yang kedua ini memang gampang-gampang susah, makanya musti ditimbang dulu, dimusyawarahkan dengan pihak terkait.
Kemudian mendoakan, semoga orang itu terbuka hatinya, hilang ketakaburannya. Nah, karena yang mempunyai hati adalah Alloh ﷻ dan Alloh ﷻ lah yang mempunyai kekuasaan untuk membuka hati seseorang.
Nah, kalau yang terakhir kita itu dekat sama dia, bisa jadi kita ajak bicara, supaya dia tersadar dari kelakuannya yang tidak benar, yaitu tidak pernah merasa bersalah. Bagaimana kita kemudian menasehati dengan sebaik-baiknya, supaya dia juga tersadar dari sikapnya yang tidak benar.
Demikian, terimakasih.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten.
Assalamualaikum Ustadz,
Ketika kita muhasabah diri dan ingin benar-benar berubah kita harus meninggalkan kegiatan kita yang tidak berfaedah tapi bagaimana sih Ustadz biar hati dan iman ini kokoh buat meninggalkannya?
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirraahim.
Buat Mbak Safitri Banten, ya kita itu ingin benar-benar baik sehingga harus meninggalkan yang biasa kita lakukan. Bagaimana kita ingin kokoh?
▪️Yang Pertama, yang harus kita lakukan adalah kita benar-benar menghitung manfaat dan mudharat perbuatan yang kita lakukan, di evaluasi. Apakah perbuatan kita selama ini membawa manfaat bagi kita yang manfaat itu kemudian bisa kita rasakan atau bisa dirasakan kita dan keluarga kita, serta masyarakat sekitar, ataukah yang kita lakukan itu membawa mudharat bagi diri kita dan masyarakat kita.
Nah, itu yang harus dievaluasi, dari evaluasi itulah kita bisa mengerti, bahaya perbuatan yang kita lakukan. Sehingga kita semakin mempunyai azzam, mempunyai tekad untuk meninggalkan perbuatan itu.
▪️Kedua, adalah kita harus membayangkan akibatnya di akhirat. Apakah kita berani menanggung akibat di akhirat dari perbuatan kita itu, yaitu adzab dari Alloh ﷻ? Apakah kita mau meninggalkan kenikmatan akhirat yaitu surga dari Alloh ﷻ. Itu terus kita tanamkan di dalam diri kita, sehingga kita juga mempunyai tekad yang kuat untuk meninggalkan perbuatan tidak baik yang selama ini kita lakukan.
▪️Ketiga, kita harus ingat bahwa hidup kita ini singkat, pandemi Covid-19 ini semula orang yang meninggal itu seringkali orang yang kita tidak kenal. Tetapi sekarang pandemi Covid-19, itu yang meninggal orang yang kita kenal, kadang dekat dalam kehidupan kita. Kadang usianya juga dibawah kita. Kita harus yakin bahwa hidup ini hanya sementara. Kalau kita mau terus-terusan berbuat seperti itu, maka itu sudah sementara, setelah itu kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Alloh ﷻ.
▪️Yang Keempat, adalah putuskan hubungan pertemanan anda dengan orang-orang yang ada di komunitas itu dan anda harus berani memutuskannya.
Beralihlah kepada komunitas orang-orang yang baik. Walaupun kita harus beradaptasi dulu. Karena Alloh ﷻ sudah menjelaskan, bahwa seseorang itu bersama dengan agama teman dekatnya.
Oleh karena itu, perhatikanlah dengan siapa dia berteman. Hilangkan semua hal yang mengarahkan kita kepada perbuatan yang tidak baik itu. Apakah itu barang, atau tulisan, atau pakaian, supaya kita tidak terngiang-ngiang.
▪️Yang Terakhir, sibukkan diri kita dengan kebaikan-kebaikan.
Karena kebaikan itu juga banyak musik yang baik, juga banyak artis yang baik, juga banyak tontonan yang baik, supaya kita lupa dengan yang tidak baik. Dan itu semua anda lakukan terus-menerus, maksudnya kadang hampir kalah, kadang menang, kadang hampir terus Insyaallah anda akan menang.
Demikian.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Yulia ~ Bekasi
Assalamu'alaikum Ustadz,
Tentang muhasabah di masa lalu, sudah ingin berubah menjadi yang lebih baik, namun di tengah masyarakat masih ada orang yang sering membicarakan tentang masa lalunya yang tidak baik?
Bagaimana menyikapi perilaku masyarakat sekitar?
Terimakasih Ustadz.
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Buat Yulia di Bekasi,
Kita sudah ingin berbuat baik, meninggalkan masa lalu, ternyata orang-orang itu masih membicarakan masa lalu kita. Bagaimana kita berbuat?
1. Kita harus selalu ingat, jangankan kita, Rasulullah ﷺ saja dihina oleh kaumnya. Sebelum menjadi Nabi, Rasulullah ﷺ bergelar al amin (orang yang bisa dipercaya) setelah menjadi Nabi menjadi al majnun (orang gila). Jadi jangan kaget, orang baik saja dihina apalagi orang yang ada cacatnya salahnya.
2. Jangan menyibukan diri dengan perbuatan orang lain kepada anda. Jangan menyibukan diri tetapi sibukkan diri kita dengan perbuatan baik kita kepada orang lain.
Artinya begini, orang tuh boleh apa saja terhadap kita, tidak suka boleh, suka juga boleh, membicarakan kita juga boleh, mau benci juga boleh, cinta juga boleh, tidak bisa dipaksa, tidak bisa kita maksa orang kamu harus senang sama saya, kamu harus bicara membicarakan yang baik tentang saya, tidak bisa. Dan itu nggak usah kita jadikan kesibukan kita, orang boleh menilai apa saja boleh. Yang kita sibukan adalah bagaimana kita berbuat baik kepada orang. Siapapun, termasuk orang yang mencela kita.
3. Sebenarnya orang yang mencela kita itu sedang berbaik hati memberikan pahala kepada kita. Karena didalam Islam, dalam hadis Riwayat Bukhori, bahwa kalau ada orang yang mencela kita, berarti orang tersebut sedang memberikan pahala kepada kita, atau men transfer pahala kepada kita. Sampai kalau pahala mereka habis, dan masih mencela anda, maka dosa anda itu ditransfer ke dia.
Lalu kenapa kita marah dan membalas. Jadi kita biarkan saja, dia sedang setor pahala ke kita atau malah mungkin kita sedang setor dosa ke dia. Itu keyakinan iman seorang muslim.
4. Dan kemudian yang berikutnya adalah ingat bahwa orang itu ketika berbuat buruk, maka dia lagi hilang kesadarannya, hilang ingatannya atau bisa dikatakan sedang gila.
Seandainya ada orang gila lewat di depan rumah anda, kemudian dia mengomel-ngomel dan mengatakan apa yang anda tidak suka dan anda tidak terima. Kemudian membalas dia, maka orang akan mengatakan ini sama edannya ya. Kalau ada orang lagi hilang akal gila seperti itu, tidak usah melayani. Kenapa? Nanti anda gila seperti dia, levelnya jadi sama. Jadi biarin saja.
5. Orang itu kalau menghina kita, mengungkit-ungkit masa lalu kita itu keinginannya biar kita sakit hati. Marah. Dan ketika kita tidak sakit hati dan tidak marah, maka mereka akan bingung sendiri. Dan akhirnya akan berhenti. Karena kita hanya butuh waktu saja. Biarkan saja dia seperti itu.
6. Dan terakhir, kalau ini mampu, maka carilah lingkungan yang baik. Teman yang baik. Lingkungan yang tidak mengungkit kesalahan masa lalu yang sudah tidak lagi kita kerjakan dan tinggalkan. Misalnya pindah rumah, pindah komunitas. Cari komunitas yang baik.
Demikian.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Bismillahirrahmaanirraahiim.
Rekan-rekan semuanya,
Marilah kita membiasakan diri untuk melakukan muhasabah. Karena dengan muhasabah ini, semoga kehidupan kita kedepan lebih baik dan diridhoi oleh Alloh ﷻ.
Cukup sekian kurang lebihnya saya minta maaf.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar