OLeH : Ummu Nadia Alifulia
💎M a T e R i💎
🌸MENURUTI HAWA NAFSU
Kita diperintahkan untuk senantiasa bersyukur pada Alloh ﷻ atas nikmat yang telah diberikan kepada kita sekalian. Bentuk syukur ini sebagaimana dikatakan oleh Abu Hazim, seorang ulama yang zuhud di masa silam,
“Engkau tahan anggota badanmu dari maksiat dan engkau gunakan dalam ketaatan pada Alloh ﷻ.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 84)
Syukur inilah yang kita buktikan dengan takwa sebagaimana yang Alloh ﷻ perintahkan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh ﷻ sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Allah Ta’ala mengingatkan agar kita tidak menuruti hawa nafsu seperti yang pernah diingatkan pada Nabi Daud ‘alaihis salam,
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Alloh ﷻ. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Alloh ﷻ akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shaad: 26)
Dalam ayat lainnya juga diingatkan,
فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ
“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka.” (QS. Asy-Syura: 15)
Walau memang nafsu adalah suatu yang pasti ada pada diri manusia. Kalau tidak ada nafsu makan, nafsu minum, nafsu pada wanita, tentu ia akan sulit mempertahankan hidup dan sulit untuk menikah dan menyukai lawan jenisnya.
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ah Al-Fatawa (10: 635) menyatakan, “Adanya nafsu dan syahwat itu sendiri tidaklah berakibat seseorang dihukum. Seseorang baru dikatakan terkena hukuman ketika ia menuruti nafsunya sehingga yang ia harus lakukan adalah melarang nafsunya (untuk melanggar larangan Alloh ﷻ). Melarang nafsu yang akan salah itulah yang masuk ibadah dan amal shalih.”
Coba perhatikan hadits berikut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim, no. 6925).
Lihatlah bukan karena kita punya mata, telinga, lisan, tangan, kaki hingga hati yang membuat kita dihukum. Namun karena menuruti keinginan jelek dari anggota tubuh tersebut.
Perlu dipahami dahulu, dikarenakan mengikuti hawa nafsu itulah yang dapat mengarahkan kita pada kerusakan. Nafsu jelek bisa mengantarkan pada kesyirikan. Nafsu jelek bisa mengantarkan pada malas beribadah karena lebih senang untuk tidur dibanding bangun untuk shalat shubuh. Nafsu jelek juga bisa mengantarkan pada maksiat dan amalan yang tidak ada tuntunan.
★ Oleh karenanya kita mesti mengendalikan hawa nafsu dan tidak mengikutinya terus. Bagaimana caranya?
Coba ketahui sebab-sebabnya dan itulah yang diperbaiki.
1. Membiasakannya Sejak Kecil.
Kalau mengikuti hawa nafsu sudah dibiasakan sejak kecil, maka akan terus seperti itu hingga seseorang dewasa.
Karenanya orang tua tidak baik memanjakan anaknya dengan enggan membangunkannya shalat Shubuh. Kadang orang tua beralasan, “Ah dia masih ngantuk, kasihan dibangunkan.”
Namun kalau anak meminta mainan, bahkan ada yang merusak dan melalaikan, malah ketika itu dituruti.
Hati-hati terus mengikuti keinginan anak, karena ada yang sekedar nafsunya sehingga orang tua harus menimbang-nimbang manakah yang maslahat.
2. Duduk-duduk Dengan Pengikut Hawa Nafsu.
Ingat duduk-duduk dengan pengikut hawa nafsu, bermajelis dengan para pemabuk, pemain judi, orang yang akhlaknya rusak hingga dengan orang yang amalannya asal-asalan, hanya membuat kita terpengaruh.
Karena ingat,
الصَّاحِبُ سَاحِبٌ
“Sahabat itu sifatnya menarik.”
3. Kurang Mengenal Hak Alloh ﷻ Tidak Mengenal Akhirat Dengan Baik.
Karena kalau seseorang terus memikirkan dunia dan lalai dari akhirat, hawa nafsunya akan selalu dituruti.
4. Kurang Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
Kalau tidak saling mengingatkan, maka yang ada adalah maksiat akan terus ada di tengah masyarakat kita dan banyak yang menuruti hawa nafsu. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Alloh ﷻ).” (QS. Luqman: 17)
5. Cinta Dunia Dan Terus Tersibukkan Dengan Dunia.
Sifat ini akan membuat kita terus menuruti hawa nafsu.
6. Tidak Mengetahui Bahaya Karena Menuruti Hawa Nafsu.
Padahal mengikuti hawa nafsu itu amat berbahaya, dapat membuat kita lalai dari kewajiban, terjerumus dalam dosa besar hingga berbuat syirik pada Alloh ﷻ.
★ Kalau kita sudah mengetahui sebab-sebab yang membuat kita mengikuti hawa nafsu, lalu bagaimana cara mengobatinya?
1) Kembali Pada Alloh ﷻ, Banyak Ingat Akhirat.
Karena nurut pada dunia, tidak membuat kita kekal di dunia. Rumah, mobil, motor, sawah, kekayaan yang kita miliki tidak bisa membuat kita abadi di dunia. Hidup kita ada batasnya, sehingga butuh nafsu itu dikendalikan.
2) Melawan Hawa Nafsu, Tidak Menurutinya.
Hawa nafsu selamanya tidak dituruti. Kalau nafsu mengajak kita malas untuk beribadah, maka kita paksa dan lawan dengan bangkit dan bangun dari kemalasan kita.
3) Berteman Dengan Orang Shalih Dan Bermajelis Dengan Ulama.
Seperti dengan berada di majelis ilmu dan pengajian, dan lain-lain.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali
Terkadang ada orang yang bilang "jangan pilih-pilih teman, bertemanlah dengan siapapun", nah kalau kita tahu teman kita tidak baik, haruskah kita memutuskan tidak berteman lagi? Padahal kita tahu, kadang kita bisa istiqomah dalam hal baik tapi kadang kita merasa tidak enak, contohnya saat waktu sholat, malah terkadang kita tidak enak kalau harus membuat teman menunggu kita sholat.
Mohon penjelasannya.
🌸Jawab:
Tidak masalah jika teman yang tidak baik itu bisa kita ajak untuk kebaikan shalihah, dan juga kita tidak terpengaruh oleh keburukannya. Tapi memang benar, alangkah baiknya berteman dengan orang-orang baik karena mereka selalu mengingatkan kita dalam kebaikan, tapi jika kita meninggalkan teman tidak baik kita, siapa yang akan mengingatkan ia dalam kebaikan?
Kenapa tidak enak shalihah? Ummu pernah punya teman seperti begini, kalau mereka lagi main ke rumah dan waktunya sholat ya ummu ajak sholat. Kalau mereka menolak dan menunda, ummu suruh mereka pulang untuk sholat jangan merasa tidak enak ketika kita melakukan ibadah kepada Alloh ﷻ, kenapa merasa tidak enak? Apakah derajat Alloh ﷻ dan manusia sama? Tidak shalihah.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum umm,
Kenapa manusia itu paling sulit untuk mengendalikan nafsunya? Memang benar yah musuh terbesar dalam diri manusia itu hawa nafsu.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarahkatuh shalihah
Na'am shalihah makanya materi malam ini pembahasannya lumayan panjang, untuk bermuhasabah diri shalihah. Supaya kita sama-sama bisa belajar dari sekarang untuk mulai mengendalikan hawa nafsu secara perlahan.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Kiki ~ Dumai
Umm, berarti sikap menunda-nunda mengerjakan sesuatu atau menunda beribadah itu termasuk ke hawa nafsu tersebut.
Nah umm, jika sudah berusaha melawannya dan berhasil tetapi terkdang masih juga terbawa rasa malasnya itu bagaimana ya umm?
🌸Jawab:
Na'am shalihah, benar sekali. Seperti contoh yang sudah ummu berikan di atas karena ibadah kan tidak boleh ditunda, syaitan dengan senang jika kita kalah dengan hawa nafsu kita.
Berusaha jangan terbawa malas shalihah, kalau ibadah sama Alloh ﷻ saja malas, ntar dibalik saja kalau Alloh ﷻ malas juga kasih rezeki buat kita, malas memberikan nyawa untuk kita, bagaimana shalihah?
Selalu bersyukur shalihah, supaya malasnya tidak menguasai hati dan diri kita.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Hesti ~ Surabaya
Mohon saran cara tetap teguh dan tidak terpancing hal yang negatif misal mengontrol emosi. Di waktu tenang, kita bisa berkata jangan emosi tapi saat ada masalah maka akan lupa dan terpancing marah atau hal lain. Bagaimana caranya?
🌸Jawab:
Perbanyak istighfar dan berdzikir shalihah, dahsyatnya mengucapkan kata-kata itu masyaaAllah cobalah ketika sudah merasa akan naik amarahnya, cepat-cepat istighfar. Bisa kok bisa, ummu saja bisa, tentunya shalihah juga bisa jika berusaha dari sekarang.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Hesti ~ Surabaya
Meski sudah baca taawud tapi kenapa setan masih mengikuti? Apakah karena banyak dosa atau karena tipis iman atau hal lain. Mohon saran.
🌸Jawab:
Syaitan itu memang selalu mengikuti shalihah, ibaratnya memang pekerjaannya dan tugasnya untuk menguji iman kita.
Jadi itu balik ke diri kita masing-masing, kalau tidak tergoda, berarti imannya sudah kebal.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Baiklah shalihah semuanya, jazakillahu khair katsir sudah diberikan kesempatan untuk berbagi dan sharing ilmu yang insyaaAllah bermanfaat dan bernilai kebaikan untuk kita semua jangan putus untuk selalu menuntut ilmu yaa, karena ilmu itu luas dan ada dimana saja.
Semoga bisa bertemu kembali, Aamiin allahumma aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar