OLeH : Ustadz Syahrawi Munthe, S.Mn.,S.ST.,M.Ak
💘M a T e R i💘
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Alloh ﷻ atas segala limpahan karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Baginda Rasulullah Muhammad ﷺ.
InsyaAllah tema kajian kita sore ini adalah tentang 'influencer'.
🌷INFLUENCER TERBAIK
Di era media sosial (medsos) yang berkembang amat pesat, seorang influencer amatlah penting. Seorang influencer biasanya membagikan konten-konten yang dibuatnya untuk dibagikan melalui medsos.
Sebagaimana diketahui bahwa influencer adalah seseorang yang memiliki jumlah pengikut atau followers banyak dan punya pengaruh kuat bagi followers mereka. Sebab itu, konten yang mereka bagikan sedikit banyak dan tanpa disadari dapat memberi pengaruh pada followernya. Dari mulai gaya hidup, cara berpakaian, gaya bahasa dan bicara bahkan mungkin adab diri.
Saat ini, influencer banyak diperankan oleh para 'bintang' di bidangnya. Mungkin paling banyak oleh artis, olahragawan, dan penyanyi. Konten mereka ditunggu penggemar atau folowersnya. Itu jugalah sebabnya, mereka dapat banyak pesanan untuk meng-endorse produk baru. Sebuah alternatif strategi marketing yang cukup efektif.
Dari segi adab, jika influencer memberi pengaruh positif pada followernya maka ia akan mendapatkan pahala berlipat, sebab followernya akan mengikuti kebaikan-kebaikan yang dicontohkan. Demikian sebaliknya jika influencer membagikan konten negatif, maka ia menanggung dosanya dan dosa seluruh followernya yang mencontohnya.
مَنْ سَنَّ فِـي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ ، وَمَنْ سَنَّ فِـي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِـّئَةً ، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
"Barangsiapa yang memberi teladan (contoh) perbuatan yang baik, ia akan mendapatkan pahala perbuatan tersebut serta pahala orang yang mengikutinya (sampai hari kiamat) tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memberikan contoh kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa perbuatan tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya (sampai hari kiamat) tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HSR. Ahmad, Muslim dan An-Nasai).
Di era Nabi Musa, Fir'aun adalah seorang 'influencer' yang buruk dan kejam. Ia mempengaruhi pengikut dan rakyatnya dengan cara memaksa agar ia diakui sebagai Tuhan yang bisa mengatur kehidupan mereka. Bahkan Fir'aun mengatakan bahwa negeri itu adalah miliknya, beserta sungai-sungai yang mengalir. Dengan cara tersebut, ia berusaha meyakinkan pengikutnya tentang 'ketuhanannya'.
فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
"Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik." (QS. 43 : 54).
Dalam Islam, tentang ikut mengikuti haruslah selektif. Jika ia seorang influencer maka jadilah seorang influencer yang menyebarkan kebaikan. Menyebarkan konten-konten yang membuat orang lain ingat pada Rabb-Nya. Ingat asalnya dan kembalinya. Ingat kesalahan-kesalahannya, untuk terus memperbaiki diri.
Sebab jika ia mengajak pada keburukan, sementara yang diajak tidak tahu menahu lalu hanyut pada kesesatan, maka dosa orang-orang tersebut akan ia pikul. Firman Alloh ﷻ :
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
"Mereka pada hari kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu." (QS. 16 : 25).
Maka jadilah seorang influencer terbaik, seperti Rasulullah ﷺ, yang menjadi influencer terbaik sepanjang masa dunia akhirat. 'Konten' yang ia dapatkan dari Alloh ﷻ saat ini sudah dalam format digital, juga semua perilakunya (hadist) juga diformat dalam bentuk digital.
Semua kita bisa jadi influencer kebaikan, mengajak orang lain untuk menjadi baik. Bukan untuk memvonis atau menjauhi orang lain, tapi bersama menuju kebaikan. Jika ada satu orang saja yang bisa kita pengaruhi menuju kebaikan maka hadiah yang Alloh ﷻ berikan diumpamakan mendapat lebih baik dari seekor unta merah.
Rasulullah ﷺ bersabda kepada ‘Ali bin Abi Thalib ra :
فَوَاللهِ، لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
"Demi Allah, bila Alloh ﷻ memberi petunjuk (hidayah) lewat dirimu kepada satu orang saja, lebih baik (berharga) bagimu daripada unta-unta yang merah." (HSR. Bukhari Muslim).
Semoga kita bisa mengambil bagian sebagai influencer kebaikan.
Aamiin...
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali
Assalamu'alaikum Ustadz,
Bagaimana hukumnya dalam Islam bila kita mengikuti influencer yang melihat kontennya sekedar untuk hiburan tetapi minim faedah?
Apakah yang dilihat itu harus konten para Ustadz atau Ustadzah?
Kalau kita mengikuti influencer agar tidak ketinggalan berita saja bagaimana?
🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Jika sekadar saja apalagi hanya hiburan semata rasanya tidak mengapa. Sebab jiwapun terkadang jenuh dengan kondisi yang ada. Namun jangan sampai hal itu menbuat dia terlena, karena banyak juga orang menghabiskan waktu hanya untuk melihat konten-konten yang kurang bermanfaat, sehingga lupa dengan ibadahnya. Misal baca Al Qur'an, Dhuha dan lain-lain.
Wallahu'alam.
0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum Ustadz,
Kenapa di zaman ini yang lebih banyak dan cepat viral itu orang-orang yang hanya membawa keburukan bukan orang-orang yang membawa ke dalam kebaikan yang lebih banyak pengikut orang-orang yang seperti itu apa memang semakin bertambahnya zaman akan selalu seperti ini dan apa lebih parah lagi? Apa ini memang akhir zaman semakin dekat?
🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Bisa jadi demikian.
Salah satu tanda akhir zaman, semakin banyak orang yang lupa dengan amal shalih dan ibadah. Manusia semakin rusak akidahnya, dan malas belajar agama. Makanya tidak heran jika di dunia mayapun (medsos), para netizen tidak sedikit yang kerjanya menghujat orang lain, bahkan ulama.
Bisa jadi karena memang mereka diliputi kedengkian atau tidak paham dengan agama. Itulah mengapa Rasululah ﷺ mengatakan bahwa istiqomah dalam agama, ibarat kita memegang bara api. Banyak yang tidak sanggup, malah meninggalkan agama dan hanyut dengan kedzaliman.
Ya semoga kita tidak ikut-ikutan dalam membuat viral keburukan, tapi kita balas dengan berita-berita yang baik, minimal dicatat sebagai pembawa suara kebenaran.
Wallahu'alam.
0️⃣3️⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum ustadz,
Bagaimana caranya bisa melayani orang-orang yang minta tolong dengan sabar, utamanya para lansia yang beda halaqoh dengan kita?
Mohon pencerahannya.
🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Yaa sabar saja, tidak usah melihat bahwa orang tersebut beda halaqoh dengan kita. Setiap amal shalih, apalgi mengajarkan ilmu kepada orang lain insyaAllah itu akan menjadi amal jaryah kita saat meningga nanti. Tidak usah ragu dalam mengajarkan kebaikan kepada orang lain, terutama ilmu-ilmu agama.
Wallahu'alam.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Semoga kita jadi orang-orang yang bisa mengajak orang lain kepada kebaikan. Aamiin.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar