OLeH : Bunda Nurhamida S.
💎M a T e R i💎
Bismillah ...
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Alhamdulillah Saya senang sekali bisa kembali hadir di antara akhwat fillah pada malam hari ini, mudah-mudahan pada malam hari ini, kita bisa sama-sama untuk mendapatkan manfaat dari kajian yang akan kita bahas bersama-sama ke depan.
Terima kasih kepada mba Hanny yang sudah memperkenankan Saya kembali hadir di room ini mudah-mudahan apa yang diusahakan oleh mba Han dan teman-teman itu diberikan balasan yang sangat baik oleh Allah Subhana wa Ta'ala.
Akhwat Fillah, alhamdulillah pada malam hari ini kita akan sama-sama untuk mengkaji tentang bagaimana cara Rasulullah ﷺ mendidik anak-anak terutama anak laki-laki dan anak perempuan, bagaimana yang beliau contohkan kepada kita, mungkin tekhnisnya nanti bisa kita diskusikan apa yang akan Saya sajikan itu lebih pada panduan secara umum saja.
Jadi, pada prinsipnya pendidikan yang digariskan oleh Rasulullah Alaihi wa Salam itu ada 2 ya, jadi:
🔷1. PENDIDIKAN SECARA UMUM
Yang sifatnya basic, yaitu penanaman nilai Tauhid dan Akhlakul karimah.
🔷2. PENDIDIKAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Baik itu dulu sebagai pengantarnya, nanti kita simak slide berikut:
Kita simak slide berikut ya. Saya buat PPt dan Pdf. Pada PPt bisa diakses kisah singkat 3 pemuda muslim yang memperlihatkan kekokohan kepribadian pada usia yang sangat belia atau usia remaja.
🌸MENDIDIK ANAK SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH ﷺ
(Mendidik Anak Laki-Laki dan Perempuan)
★ Fenomena Yang Marak di Masyarakat Tentang Remaja Saat Ini:
√ Kenakalan remaja
√ Free sex
√ Berpikir instan
√ Rapuh
√ Kurang bertanggungjawab
√ Bingung Nilai
√ LGBT
√ Tidak kenal identitas
√ Narkoba
★ Dengan Tidak Menafikkan Adanya Fakta Remaja Yang:
√ Kreatif dan inovatif
√ Menjadi agen perubah
√ Taat pada nilai
√ Bermental pejuang
√ Memiliki kepribadian yang kokoh
√ Berprestasi
√ Bertanggungjawab
Keadaan yang ditunjukkan diatas tidak lepas dari peran pendidikan yang diperoleh oleh remaja di keluarganya masing-masing
Semakin baik cara keluarga mendidik, semakin baik pula kualitas remaja yang dibentuk.
Semakin buruk pola asuh dan pendidikan yang diberikan keluarga, semakin buruk pula keadaan remaja yang keluar dari rumah tersebut.
Mengacu pada sejarah Rasulullah ﷺ, para pemuda tidak mengalami masa kriris seperti yang disampaikan oleh para peneliti perkembangan remaja di barat.
√ Kisah Umar Bin Abi Waqqash
√ Kisah Usamah Bin Zaid
√ Kisah Anas Bin Malik
Bagaimana pendidikan yang diajarkan dalam islam?
Apakah generasi muslim saat ini masih bisa memiliki semangat remaja muslim saat itu?
Insyaallah Bisa!!
Selama mengikuti prinsip dasar yang harus diajarkan pada anak laki-laki dan perempuan sejak usia dini hingga menjadi seorang pemuda/i.
Apa sajakah prinsip tersebut?
Tuntunan tersebut terdapat dalam QS. Luqman 12-19 :
1. Bersyukur pada Alloh ﷻ
2. Bahaya Syirik
3. Taat dan berbakti pada orang tua
4. Mengajarkan akhlak yang baik dan menghindari akhlak tercela
◼️1. Bersyukur Pada Alloh ﷻ
Membangun anak dengan doa, bersyukur masih bisa hidup untuk melaksanakan tugas dan amanah.
Bersyukur dengan semua yang dimiliki, tubuh yang sehat, ayah yang sehat, masih bisa bekerja, masih bisa makan dengan layak, utama dijadikan Alloh ﷻ sebagai muslim.
Bersyukur kepada Alloh ﷻ sama seperti bersyukur terhadap diri sendiri.
Jika kufur terhadap nikmat Alloh ﷻ, sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Kaya dan Maha Terpuji. (Penting disampaikan sebagai penanaman tauhid. Alloh ﷻ tidak memerlukan manusia, tetapi manusia yang memerlukan Alloh ﷻ)
◼️2. Bahaya Syirik
Menjelaskan definisi syirik dan bahayanya. Memberikan contoh perilaku syirik dan akibat yang akan diperoleh.
Syirik adalah perbuatan mengadakan sesembahan selain Alloh ﷻ, meyakini ada Tuhan selain Alloh ﷻ, meyakini ada kekuatan lain selain Alloh ﷻ yang menguasai bumi dan alam semesta. Meyakini bahwa yang dapat memberikan rizki bukan saja Alloh ﷻ melainkan ada kekuatan lain seperti dewa, meyakini ada penguasa tertentu, di daerah tertentu seperti pantai selatan dikuasi oleh ratu pantai selatan.
Mengajarkan anak untuk meniatkan seluruh perbuatan karena Alloh ﷻ. Mengharapkan ridho Alloh ﷻ semata. (Penting disampaikan sebagai penanaman tauhid, mengenali perbuatan syirik sehingga dapat terhindar dari perilaku tersebut).
◼️3. Taat Dan Berbakti Pada Orang Tua
Ajarkan cara menaati orang tua, bersyukur dan berbuat baik pada orang tua. Bertutur lemah lembut karena ibu telah mengandung, melahirkan, menyapih pada usia 2 tahun.
Penting disampaikan sebagai penanaman akhlak sehingga anak terbiasa dengan nilai-nilai mulia dalam berinteraksi dengan orang tua.
Jika perintah orang tua mengizinkan anak boleh menyontek, berbohong, atau berperilaku tidak jujur misal dengan membantu anak mengerjakan tugas anak dengan harapan mendapat nilai bagus, maka tidak ada ketaatan di dalamnya.
Tidak ada ketaatan jika perintah orang tua itu bermaksiat pada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
◼️4. Mengajarkan Akhlak Yang Baik Dan Menghindarkan Akhlak Tercela
Setiap perbuatan yang dilakukan akan mendapat balasan dari Alloh ﷻ. Maka pilihan berbuat baik adalah yang tepat agar tidak merugi saat kembali ke akhirat.
Mengajarkan anak mendirikan shalat, mengajak orang lain pada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan bersabar terhadap segala kejadian. Karena semuanya telah tertera di lauhul mahfudz dan Alloh ﷻ Maha Teliti.
Menanamkan anak untuk bersikap rendah hati, tidak sombong dan angkuh. Sombong itu adalah pakaian Alloh ﷻ, maka tanamkan hal ini dengan kuat agar anak tidak tergelincir pada perbuatan yang dibenci Alloh ﷻ.
Berjalan dengan sederhana (tidak tergesa-gesa, tidak juga terlalu lambat) dan bersuara rendah ketika berbicara dengan orang lain. Berbicara dengan suara keras atau berteriak akan menyakiti orang yang mendengarnya.
Bagaimana Caranya?
1. AJARKAN
2. CONTOHKAN
3. BIASAKAN
★ 5 WAJIB DALAM KELUARGA :
~ Diskusi Keluarga.
~ Sanksi dan Penghargaan.
~ Buat Jadwal.
~ Disiplin Keluarga.
~ Pola Hidup Bersih Sehat Sesuai Sunnah.
🔷 2. PENDIDIKAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Mengajarkan nilai-nilai, tujuan hidup, keterampilan dan tanggung jawab berdasarkan jenis kelamin sebagai bekal saat berkeluarga.
◼️Anak Laki-laki :
1. Perlakukan anak sebagai anak laki-laki, mulai dari cara berpakaian, bertutur, beribadah, bergaul dan bekerja.
2. Beritahukan bahwa kelak ia akan menjadi suami dan ayah yang akan bertanggung jawab terhadap istri dan anak. Maka ajarkan cara bertanggung jawab dalam setiap aktivitas harian dan berikan satu keterampilan yang bisa menjadi bekal hidupnya.
3. Beritahukan bahwa ia akan menjadi imam keluarga, maka ajarkan ia membaca Al Qur'an, bekali dengan ilmu agama, membiasakan sholat di Masjid dan menjadi pemimpin minimal untuk dirinya sendiri.
4. Ajarkan ia berbakti pada Ibu dan memahami karakter perempuan, sehingga ia akan bisa memperlakukan istri dan anaknya dengan baik.
◼️Anak Perempuan :
1. Perlakukan anak sebagai anak perempuan, mulai dari cara berpakaian, bertutur, beribadah, bergaul dan bekerja. Ajarkan rasa malu.
2. Beritahukan bahwa kelak ia akan menjadi istri dan ibu yang akan bertanggung jawab terhadap suami dan anak. Maka ajarkan cara bertanggung jawab dalam setiap aktivitas harian dan latihlah keterampilan mengelola rumah sebagai bekal hidupnya.
3. Beritahukan bahwa ia akan menjadi seorang ibu yang menjadi al madrosatun ula, maka ajarkan ia membaca Al Qur'an, bekali dengan ilmu agama dan keterampilan merawat. Sampaikan jihad istri adalah di rumah.
4. Ajarkan bahwa setelah menjadi istri, kelak wajib berbakti pada suami dan pahala surga seorang istri terletak pada keridhaan suami.
🔷CIRI-CIRI PUBERTAS
Jangan lupa dampingi anak masa pubertas.
◼️Anak Laki-laki :
~ Mimpi basah.
~ Penis, testis dan skrotum mulai tumbuh dan membesar.
~ Rambut tumbuh di ketiak, pubis, wajah (atas bibir dan sekitar dagu).
~ Suara memberat (tumbuh jakun).
~ Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
~ Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
~ Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori tampak membesar.
~ Kadang berjerawat.
◼️Anak Perempuan :
~ Menstruasi.
~ Sel-sel lemak didistribusikan ke seluruh tubuh.
~ Payudara mulai menonjol.
~ Pinggul, paha, pantat mulai membesar.
~ Rambut tumbuh di ketiak, pubis.
~ Muka cenderung tumbuh jerawat.
~ Kulit lebih halus karena distribusi lemak.
~ Perubahan proporsi tubuh.
~ Suara lebih nyaring.
Pendampingan anak saat masa pubertas sangat penting, karena menjadi jembatan bagi anak menuju masa dewasa yang selamat.
Perhatikan teman bermain anak pada masa ini. Karena boleh jadi keluarga mendidiknya dengan baik. Namun karena lalai tidak memilihkan teman yang baik, anak bisa tergoda untuk berperilaku seperti teman sebayanya.
Yang mulai dilupakan dalam pengasuhan dan pendidikan anak:
SENYUM-SAPA-SENTUH
Jangan lupa berdoa agar kita dan anak-anak dapat istiqomah di atas agama Alloh ﷻ.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
"Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."
★ KESIMPULAN
Orang tua yang dapat mengaplikasikan pola Pendidikan berdasarkan tuntunan Al Qur'an dan sunnah Rasulullah ﷺ, Insyaallah dipastikan telah memiliki generasi penerus yang memiliki kekokohan dalam kepribadian, lurus dalam berpikir dan bertindak, memiliki akhlak yang mulia karena semua Pendidikan yang ditanamkan berdasar di atas landasan tauhid yang kokoh. Tugas kita sebagai orang tua adalah membekali diri dengan ilmu agama dan parenting agar dalam mendampingi buah hati kita tidak mengalami kebingungan atau masalah yang tidak terselesaikan. Yuk kita mulai dari keluarga masing-masing. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Jika mengacu pada sejarah maka pada masa Rasulullah ﷺ telah tampak atau telah kita ketahui bahwa prodak remaja pada masa itu sangat luar biasa, dalam usia yang sangat muda mereka telah memiliki keyakinan yang sangat kuat kepada Alloh ﷻ sebagai landasan tauhid dan juga memiliki kecintaan yang luar biasa kepada Nabi dan kepada agama Alloh ﷻ sehingga keberanian untuk berjihad itu membuat mereka tidak atau mengabaikan usia mereka yang masih sangat muda. Nah, kalau kita tarik kepada kondisi kita saat ini di masyarakat kita maka kita melihat sangat kebalikan ya apa yang terjadi pada remaja muslim kita itu berbeda dengan pada masa Nabi.
Ya kita tidak bisa mengatakan ya itu kan zaman Nabi, Nabi sendiri yang mendidiknya, tentu memang tidak bisa dibandingkan, karena memang Nabi sendiri, Nabi Muhammad ﷺ sendiri sudah menjamin bahwa tidak ada generasi terbaik selain generasi pada masa beliau dan masa sesudahnya dan masa sesudahnya jadi generasi tabi'in, generasi masa Rasulullah ﷺ, generasi setelah itu, tabi'it, tabi'in, sehingga semakin kemari generasinya sudah semakin berkurang ya kualitasnya.
Namun, bukan berarti kita tidak bisa mencapai itu, kenapa demikian, karena Nabi Muhammad ﷺ telah mewariskan kepada kita Al Qur'an sebagai wahyu dari Alloh ﷻ dan juga As Sunnah sebagai bimbingan tekhnis untuk menterjemahkan apa yang Alloh ﷻ wahyukan di dalam Al Qur'an, nah karena itu kita perlu memperbaiki cara berpikir kita sebagai orang tua bahwa apabila selama ini kita mengacu kepada pendidikan di Barat baik dari sisi pandangan tentang pendidikan kemudian psikologi perkembangan anak maka kita perlu mempertimbangkan kembali apakah semua teori-teori yang telah kita aplikasikan dalam pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia ini, apakah memang sesuai dengan pandangan Islam dan ternyata setelah diteliti banyak sekali yang memang tidak berkesesuaian.
Kenapa demikian? Karena teori-teori perkembangan anak, teori perkembangan, psikologi perkembangan itu muncul di negara-negara yang tidak memiliki keyakinan kepada Alloh ﷻ. Jadi yang tidak beragama sehingga kondisi masyarakatnya kembali kepada kondisi masyarakat jahil sehingga mereka menemukan pada bahwa usia belasan tahun, anak-anak melakukan rebellion, melakukan pembangkangan, mereka ada fase yang mereka tidak mampu mengendalikan remaja-remaja ini, mereka sebut mencari indentitas, masa membangkang terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang ada sehingga mereka kewalahan dalam menghadapinya dan tetapi ternyata kalau kita mengacu kepada contoh yang diberikan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat, itu tidak pernah terjadi pada generasi pemuda muslim, nah karena itu sebaiknya ada baiknya kita merekonstruksi kembali cara kita mendidik anak dan landasan kita mendidik anak kembali ke Al Qur'an dan As Sunnah.
🌸🌷🌸
Silakan dicermati slidenya, dan Saya share VN pendamping slide 13.
Khusus slide 13 ada 5 wajib dalam keluarga, ini merupakan satu saran yang bisa dilakukan oleh setiap keluarga manakala ingin membuat sebuah perbaikan atau mencoba untuk memperbaiki ya, bagaimana pola komunikasi di dalam keluarga kemudian membangun kembali nilai-nilai yang baik untuk anak-anak kita di dalam keluarga. Jadi, pastikan antara ayah dan ibu itu sudah memiliki kesepakatan bahwa kita ingin memiliki keluarga yang lebih baik, kemudian mendidik putra putri lebih baik dari sebelumnya.
Jadi disepakati landasannya apa, misalnya kalau memang bunda dan ayah punya kesepakatan kita menggunakan nilai-nilai Islam itu sangat baik sekali dan memang seharusnya demikian begitu ya.
Kita tidak punya pilihan lain selain apa yang dituturkan oleh Rasulullah ﷺ. Kemudian disepakati ada diskusi keluarga setiap bulan, satu bulan satu kali paling tidak ketemu antara ayah ibu dan anak-anak. Dalam diskusi keluarga itu diberikan kesempatan kepada anak-anak seluruh anggota keluarga untuk menyampaikan kabar mereka masing-masing dan kemudian kesulitan apa yang mereka dapatkan selama satu bulan itu, kabar gembira apa yang mereka dapatkan, pokoknya istilahnya itu tempat mereka curhat ya, modelnya bisa macam-macam, bisa langsung diskusi atau diisi dengan membuat tulisan digulung kemudian masukkan ke dalam box atau stoples yang nanti kita, dibahas bersama, bisa macam-macam sesuai kesepakatan. Kalau Saya pernah, ada teman, mereka menggunakan cara setiap mereka mendapatkan masalah, mereka menulis di dalam kertas kemudian mereka masukkan ke dalam stoples, di akhir bulan mereka buka sama-sama kemudian mereka bahas bersama.
Diskusi keluarga ini sangat penting dan memang terbukti ampuh, untuk apa, mengurangi masalah dalam keluarga, mengurangi kecenderungan-kecenderungan saling memendam masalah, membiarkan masalah bertumpuk, mengurangi hal-hal demikian sehingga hubungan antar anggota keluarga makin dekat dan tidak menyimpan masalah.
Yang berikutnya dalam keluarga juga harus ada aturan main yang di situ ada sangsi dan penghargaan. Jadi, kalau misalkan disepakati aturan untuk keluarga itu seperti apa, misalkan jam bangun pagi, bangun shubuh jam berapa, paling telat jam berapa kemudian makan siang jam berapa lalu ada waktu untuk sholat maghrib berjamaah, ada waktu untuk berbincang, makan bersama dan lain sebagainya. Pokoknya yang sesuai dengan aturan yang disepakati di dalam keluarga. Lalu harus ada sangsi jika misalnya melanggar harus apa begitu ya, disepakati saja.
Kalau misalkan pada akhir bulan dilihat, oh anak-anak kita itu mereka patuh semua, perlu kita berikan penghargaan pada mereka secara verbal maupun boleh juga misalnya memberikan penghargaan, misalnya oh iya kamu karena sudah bersikap baik maka bunda dan ayah akan memberikan misalnya membelikan buku bacaan tertentu yang baik untuk mereka. Jadi memberikan hadiahnya juga bukan hadiah yang jor-joran tetapi yang mendidik, edukatif sifatnya.
Kemudian kalau sangsi tentunya juga harus yang edukatif ya, yang disepakati bersama. Kemudian, untuk jadwal ya, jadwal ini juga harus disepakati, jangan lupa jadwal dalam menggunakan gadget jadi gadget ini, saat ini kita tidak bisa lagi melarang atau memutuskan anak-anak dari gadget karena memang kondisi pandemi menyebabkan kita harus menggunakan gawai tersebut. Tetapi untuk anak-anak usia balita itu harus diberikan pembatasan, usia SD itu boleh diberikan itupun tetap dengan batasan, maksimalnya berapa jam begitu ya, jadi dan ada aturannya, misalkan setelah 30 menit mereka berhadapan dengan gawai, mereka harus mengistirahatkan matanya, memandang hal lain atau meninggalkan gadgetnya, beraktifitas misal sekitar 5 menit lalu kembali lagi ke gawainya.
🌸🌷🌸
Nah, kemudian ada juga disiplin keluarga. Disiplin keluarga inilah orang tualah yang menjadi pengendalinya, jadi orang tua harus memiliki kesepakatan untuk menunjukkan sikap disiplin yang sama jadi jangan sampai ketika mereka melihat ayah itu berbeda dengan ibu cara penerapan disiplinnya atau misalkan ayah itu sangat teratur, ibu sangat tidak teratur. Ini tidak boleh. Jadi, harus sama-sama, supaya apa? Anak-anak memiliki contoh yang sama sehingga nanti ini akan baik sekali bagi mereka dalam membentuk karakter mereka maupun cara berpikir mereka dan jangan lupa untuk mengajarkan pola hidup bersih yang sehat sesuai sunnah, misalnya membiasakan wudhu dan menjadikan wudhu itu sepanjang masa jadi misalkan mengusahakan dalam kondisi berwudhu kemudian sebelum tidur misalkan melakukan sunnah sebelum tidur lalu memastikan anak-anak itu terhindar dari najis, bagaimana mereka beristinja ya, mereka membersihkan kotoran, kemudian bagaimana pada saat memperlakukan diri atau membersihkan diri pada saat haid untuk anak perempuan, itu harus kita ajarkan, kenapa demikian, karena ini adalah hal-hal yang memang sangat penting dipelajari karena berkaitan dengan konsep najis tadi.
Kalau misalnya tubuh anak kita itu terkena najis pada saat mereka beribadah, sholat, itu dipastikan tidak diterima, ini kan sangat berbahaya, kelihatannya sederhana tetapi sangat penting.
Bunda-bunda tentu pernah mendengar kan kisah Rasulullah ﷺ yang sedang melewati kuburan dan menyampaikan bahwa pada saat itu bahwa penghuni kuburnya saat itu sedang disiksa karena kencing, hanya karena soal kencing. Dia tidak bersih pada saat beristinja ya, jadi pastikan benarl untuk anak-anak kita, laki-laki atau perempuan, mereka membersihkan diri dengan benar.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum bun,
Jika anak laki-laki yang sudah baligh SMA kelas 2 lah yah, nah itu kan sudah tahu mana yang baik dan buruk dan mana yang wajib dan tidak, ketika orang tua dan kakak memberi nasihat rajin sholat sih sudah besar loh cuma sih rajin sama ibadah apalagi subuh coba sih bangun sholat subuh berjamaah di masjid respon mereka hanya diam dan apa memang orang tua atau si kakak wajib harus membangunkannya setiap hari dan kalau sholat harus disuruh-suruh dulu, sudah pernah membangunkan tapi tetap tidak ada perubahan dan akhirnya orang tua tidak membangunkannya lagi itu bagaimana yah, Bun?
Terus ketika dalam sebuah keluarga ada sebagian yang rajin dalam beribadah dan yang lainnya malas dalam beribadah bukannya tidak mau mengajak tapi sudah mencoba tetapi hasilnya sama, apa yang rajin beribadah tersebut ikut berdosa dan ia tidak mendapatkan amalan apa-apa dalam ibadahnya?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Kalau anak usia baligh malas shalat, tidak suka dinasihati, coba flashback pada masa balita dan usia sekolahnya seperti apa.
Apakah ia sudah dibiasakan secara istiqomah? Lalu apakah orang tua juga mengajari nilai benar dan salah, baik dan buruk secara berkesinambungan disertai teladan? Jika tidak, maka tidak heran saat baligh, ia kesulitan untuk memahami hal-hal tersebut.
Karena tidak terbentuk adanya stimulasi tersebut di otaknya. Jika ingat teori bahwa setiap anak diberi 1 trilyun sel otak yang harus dioptimalkan, maka pembiasaan akhlaqul karimah, ibadah, seharusnya dilakukan sejak dini sehingga membentuk kebiasaan tersebut dalam dirinya. Terbentuk myelin dalam otaknya. Yakni sambungan antar neuron tentang kebiasaan tadi.
Jika sudah telanjur, maka langkah yang bisa diambil adalah, orang tua melakukan muhasabah, menyadari ini adalah bagian dari kesalahan dalam mendidik anak. Lalu bertaubat dan mohon pertolongan Alloh ﷻ agar ananda diberikan hidayah.
Lalu, ajaklah bicara dari hati ke hati. Jangan dinasihati. Ia tidak akan mendengarkan. Minta maaflah dahulu, sampaikan bahwa mas seperti ini karena ayah dan ibu yang kurang periksa dalam mendidik Mas saat kecil. Lalu, berjanjilah untuk sama-sama memperbaiki.
Lalu, ajaklah anak untuk sama-sama memperbaiki ibadah. Dalam hal ini seharusnya orang tua harus lebih dahulu menjadi contoh agar anak tidak punya celah mencela kita. Minta anak rajin ke masjid tapi ayah jarang ke masjid, misalnya.
Tugas mengingatkan anak pada orang tua berlaku sepanjang hayat. Selama anak kita msh hidup, mengingatkan anak menjadi kewajiban.
Jangan bosan mengingatkan. Patut diingat, anak berlaku demikian karena ada andil kita di dalamnya. Mengharapkan perubahan pada anak tidak bisa seperti membalik telapak tangan. Ia berproses karena anak memiliki sikap demikian bukankan melalui proses pula? Jadi, ikhtiar wajib dilakukan, doa sebagai kekuatan pendukung, karena yang dapat membolak-balikkan hati hanyalah Alloh ﷻ.
Jika sudah mengingatkan dan ananda tetap demikian, sudah gugur kewajiban. Tidaklah berdosa.
Dalam keluarga ada yang rajin dan malas beribadah, itu biasa ya, Bun. Berarti setan telah bekerja dengan baik. Yang harus diingatkan pada anak-anak kita adalah, mereka punya musuh yang sama, musuh abadi, yakni setan. Mereka tidak pernah tinggal diam melihat manusia yang ingin hijrah.
Karena itu, tetaplah istiqomah mengingatkan. Ada pahala besar bagi kita. Alloh ﷻ menjanjikan kita menjadi orang beruntung jika senantiasa menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Han ~ Jatim
Assalamu'alaikum,
Bunda, sekarang ini kondisi anak-anak bangsa kita semakin memprihatinkan. Anak usia sekolah baik SMU, SMP bahkan SD banyak yang berbuat tindakan asusila seperti free seks, nonton vidio porno dan lainnya. Dan banyak juga korban yang dari anak usia TK. Bahkan para anak-anak ini juga sampai tega untuk membunuh.
Ada apa dengan perilaku mereka yang masih usia sekolah sudah mengenal dan berbuat seperti itu. Apakah salah asuhan dari orang tua, atau pergaulan lingkungan, atau sistem sekolah itu sendiri bunda?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Pertanyaannya bagus Mbak Han. Memang demikianlah kondisi yang kita hadapi saat ini.
Kalau dari sisi sunnatullah, kita sekarang berada pada masa yang Rasulullah ﷺ sudah gambarkan melalui haditsnya. Kita berada di akhir zaman yang memiliki ciri banyak fitnah, pembunuhan, free sex, kembali ke zaman jahiliyah.
Kalau merujuk pada pendidikan di Indonesia, tidak dapat dipungkiri ini merupakan hasil dari grand design New World Order, yang memang mereka sudah miliki berabad lalu. Ini grand design kaum yahudi yang ingin membuat seluruh manusia di planet bumi untuk tidak mentaati Alloh ﷻ melainkan mentaati tuhan mereka yang mereka gambarkan sebagai dajjal.
Kelihatannya jauh sekali ya. Tapi memang kita berada dalam kekuasaan mereka. Secara perlahan, sistim pendidikan di Indonesia dihancurkan. Bermula dari pendangkalan materi agama, dihilangkannya materi budi pekerti di sekolah-sekolah, dihapusnya lembaga pendidikan guru dan diubah menjadi universitas, direduksinya materi pedagogik dari kurikulum calon pendidik, diubahnya visi pendidikan, yang tadinya berlandaskan kepada Ketuhanan yang Maha Esa, sekarang diarahkan kepada sains, mengandalkan logika berpikir, dan tuhan baru yakni kekuatan semesta.
Bagaimana cara merusaknya?
Dengan 7 F: Film, Fashion, Food, Free-sex, Fun, Free thinking, Friction.
Nah, mengapa terjadi anak-anak belia memiliki perilaku yang tidak pantas? Dimulai dari mengenalkan film anak-anak yang mengandung unsur kekerasan seperti pahlawan: Tom and Jerry, Ultraman, Satria Baja Hitam, Boboboy, dan lain-lain. Film yang menyerang akidah: Doraemon, Harry the Potter, Masha and the Bear. Film yang meniadakan jenis kelamin mengarah ke LGBT: Sponge Bob, Minion, Frozen.
Saya hanya menyebut beberapa saja. Sangat banyak di luaran yang bisa diakses dengan mudah. Terlebih saat ini musim gawai. Semua dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak.
Dimana orang tua? Sejak tahun 80-an, faham feminisme telah berhasil ditanamkan dalam benak perempuan. Kebijakan negara luar memberi kesempatan luas pada perempuan dan muslimah untuk berkarir dan diberi posisi istimewa. Perempuan dicabut dari rumah. Sehingga anak-anak tidak memiliki siapapun untuk dijadikan panutan dan sandaran.
Bagaimana dengan guru? Mereka disibukkan oleh tugas administrasi. Karena mata kuliah pedagogik telah dihilangkan, maka guru sekarang hanya pandai mengajar, transfer ilmu tapi tidak pandai mendidik. Bisa mengajar tapi tidak memiliki kepribadian sebagai pendidik.
Lengkap ya?
Karenanya, ajakan untuk kembali ke rumah pada para ibu dan wanita muslimah harus gencar digaungkan, kembali ke pendidikan cara Rasulullah ﷺ harus diterapkan untuk menyelamatkan generasi muslim kita.
🔹Lengkap sekali bunda.
Orang tua pada sibuk kerja, anak bebas mengakses apa saja dengan fasilitas yang dicukupin dari orang tua.
Dan gurupun hanya mementingkan nilai dan nilai. Akhirnya murid...
0️⃣3️⃣ Dewi ~ Bekasi
Assalamualaikum,
Mohon ajarkan Saya step by step mempersiapkan anak lelaki sebagai pemimpin yang baik, mulia dan memuliakan, Bunda?
Jazakillahu Khairan katsiran
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
★ Untuk Usia 0-2 Tahun:
1) Bicaralah dengan nada lemah lembut, pengucapan harus jelas.
2) Awali semua aktivitas dengan nama Alloh ﷻ dan akhiri dengan menyebut nama Alloh ﷻ.
3) Kenalkan wajah ayah dan ibu dengan jelas, kakek dan nenek, panggil sesuai dengan posisi (uwa, om, tante, kakak, abang).
4) Pakaikan pakaian yang sesuai jenis kelamin dan pemilihan warna.
5) Berikan media bermain sesuai jenis kelamin.
★ Usia 4-6 Tahun Anak Belajar
A. Mengenali Diri Sebagai Anak Laki-laki.
1) Berikan pakaian sesuai identitas sebagai Muslim.
2) Mendorong anak laki-laki tidak mudah menyerah jika menghadapi kesulitan.
3) Membiasakan ke masjid dan sholat berjama'ah.
4) Memperlengkapi kebutuhan anak sesuai jenis kelaminnya.
B. Mencapai Pertumbuhan Dan Perkembangan Jasmani Yang Sehat.
1) Memberikan asupan gizi yang sesuai pertumbuhan, memenuhi pertumbuhan menu gizi seimbang yang halal dan baik.
2) Memperhatikan perkembangan jasmaninya adakah kelainan atau penyakit yang mungkin timbul dalam masa pertumbuhannya.
3) Mengajarkan pola hidup sehat sesuai sunnah.
C. Mengenal Konsep Sederhana Dalam Berinteraksi Dengan Lingkungan.
1) Kenalkan anak dengan berbagai aktifitas seperti sholat adalah bukti ketaatan kepada Alloh ﷻ, Alloh ﷻ tidak suka perbuatan syirik, macam perbuatan syirik, niat setiap perbuatan adalah karena Alloh ﷻ, membaca doa dalam setiap aktifitas.
2) Ajarkan anak konsep berbakti untuk seperti membantu Ibu atau Ayah dirumah dengan cara mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
D. Mengenal Konsep Sederhana Dalam Berinteraksi Dengan Alam
1) Kenalkan anak dengan kejadian-kejadian sederhana seperti hujan, siang-malam, terik, banjir, macet, kebakaran, berantakan vs rapi, lapar vs kenyang, sepi vs ramai.
2) Kenalkan dengan alam sekitar seperti matahari - bulan, tanaman, hewan, sungai, laut, pasir, tanah, dan perilaku menjaga lingkungan.
E. Mengenal Berbagai Ekspresi Emosi Dan Membangun Relasi.
1) Ajarkan berbagai ekspresi emosi seperti gembira, bahagia, senang, kesal, sedih, marah, benci, takut, malu, kecewa. Kenalkan cara mengenali ekspresi tersebut pada wajah orang lain, yang terdekat adalah Ayah dan Ibu, Kakak atau Adik.
2) Beritahu cara merespon yang tepat terhadap berbagai emosi tersebut agar anak dapat membangun hubungan yang baik dengan teman dan orang dewasa lain di sekelilingnya.
3) Ajarkan bahwa ketika kita dapat merespon dengan tepat, maka Ananda akan lebih mudah mendapatkan teman, disayang teman dan orang lain, dan dapat menyelamatkan diri dari perbuatan tercela.
F. Mengembangkan Kata Hati.
1) Ajarkan anak tentang perbuatan baik dan konsekuensinya.
2) Beritahukan anak perbuatan tercela dan buruk yang harus dihindari dan konsekuensinya.
3) Kenalkan konsep pahala bagi perbuatan baik dan dosa bagi perbuatan buruk.
4) Kenalkan konsep surga dan neraka.
5) Kenalkan musuh abadi manusia dan dirinya yaitu Setan atau Iblis yang selalu menggoda manusia untuk melanggar aturan Alloh ﷻ.
6) Kenalkan tujuan hidup manusia secara sederhana, dimulai dari kisah Nabi Adam as.
★ Bagaimana Dengan Anak Usia 6-12 Tahun
A. 1) Latihlah anak menggunakan tubuhnya agar terampil dan Gesit dalam melakukan aktivitas harian seperti menggunakan pakaian, sepatu, membuat simpul pada sepatunya, mencuci piring bekas makanannya sendiri, merapikan tempat tidur, melipat pakaian, memasukkan pakaian ke lemari bajunya sendiri.
2) Latihlah anak untuk berolahraga ringan dan sederhana sehingga tubuhnya dapat bergerak dengan lincah dan sehat.
B. 1) Ajarkan untuk mensyukuri dirinya sebagai makhluk Allah, sebagai anak laki-laki. Menerima dirinya apa adanya.
2) Ajarkan cara menghadapi masa pra pubertas dan hukumannya.
3) Ajarkan cara hidup sehat seperti mandi dua kali sehari, menyikat gigi minimal 2 kali sehari (ajarkan bersiwak setiap wudhu sebagai sunnah harian), berpakaian bersih dan rapi, menampilkan diri sebagai Muslim.
C. 1) Pilihkan teman sebaya yang berakhlak baik dan ajarkan cara bergaul yang benar.
2) Ajarkan bahwa setelah mengalami masa baligh, ia tidak boleh bersentuhan dengan teman perempuannya atau menyalami guru perempuan.
D. 1) Ajarkan anak bertanggung jawab.
2) Kenalkan dengan aktivitas yang sesuai dengan jenis kelamin.
3) Cegah anak Bila memiliki kecenderungan pada feminitas.
4) Kenalkan perbedaan tugas dan peran ayah dan ibu dengan jelas.
E. 1) Ajarkan keterampilan literasi yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari.
2) Ada anak mencintai Al Qur'an dan buku.
3) Contohkan untuk mencintai ilmu melalui teladan ayah dan ibu atau lingkungan tempat tinggal, seperti masjid, pesantren, sekolah atau lingkungan pendidikan.
F. 1) Belajar konsep kehidupan sehari-hari sesuai usianya seperti berbuat baik kepada tetangga, memarkir kendaraan sesuai aturan, tidak mengambil hak orang lain, bersedekah, meringankan kesulitan teman, mendoakan keluarga dan teman.
2) Praktik menjalankan kewajiban sebagai Muslim yakni belajar berpuasa, membaca Al Quran adalah bagian dari kebutuhan, belajar mengenal ketenangan melalui dzikrullah, membiasakan istighfar.
G. 1) Belajar bahwa apa yang dia inginkan tidak selalu harus dipenuhi, apabila tidak baik untuknya.
2) Memahami bahwa ada kebebasan yang bertanggung jawab, yaitu kebebasan dirinya dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Sudah waktunya kita sebagai muslimah untuk kembali ke rumah. Mempelajari kembali apa yang diamanahkan Rasulullah ﷺ dalam mendidik anak-anak kita.
Pendidikan yang benar sejak dini yang dilakukan berkesinambungan hingga baligh sesuai jenis kelaminnya, insyaallah akan membentuk kepribadian remaja muslim yang kokoh dan siap untuk mengabdikan diri sesuai fungsinya dalam keluarga masing-masing.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar