OLeH : Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I.
💎M a T e R i💎
🌸TUNJUKILAH KAMI JALAN YANG LURUS (QS. AL FATIHAH AYAT 6).
Kata shiratal mustaqim (jalan yang lurus) ini paling tidak tersebar dalam 50 ayat di dalam Al Quran. Sesuatu yang perlu diperhatikan, apalagi setiap melaksanakan shalat kata shiratal mustaqim ini selalu dibaca. Bahkan sering didengar tentang cerita shiratal mustaqim ini sebuah jembatan menuju surga yang melewati neraka. Tetapi bukan jembatan itu yang akan dibahas dalam tulisan ini, melainkan shiratal mustaqim yang terkait dengan agama.
Ini penting diketahui mengingat banyaknya agama yang berlalu lalang tiap hari yang diaku sebagai agama langit atau berasal dari Tuhan dan bukan budaya manusia. Lalu dari berbagai agama tersebut, manakah yang termasuk agama yang lurus sebagai jawaban dari doa yang diajarkan lewat Al Qur'an itu.
Beberapa ayat-ayat yang terkait dengan shiratal mustaqim ini menunjukkan agama yang lurus adalah agama Ibrahim. Salah satu ayat yang menunjukkan hal ini adalah surat Al An’am ayat 161. Kemudian pada ayat berikutnya diterangkan sejumlah ciri-ciri agama Ibrahim yang lurus itu. (QS. Al An’am ayat: 162-163).
Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik”.(161). Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (162). tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama (Muslimin) menyerahkan diri (kepada Allah)” (163). (QS. Al An’am 161-163)
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ Widia ~ Bekasi
Assalamualaikum,
Bagaimana pengaplikasian dari surat Al fatihah ayat 6 tersebut dalam kehidupan?
🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Aplikasi ada pada kesungguhan dalam mencari kebenaran lewat memahami isi Al-Qur'an dan hadist dengan mengkaji dan penerapan ya dari setiap mengkaji sumber syari'at secara kaffah.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Nurul ~ Tangsel
Assalamu'alaykum ustadz,
Bolehkah Saya tanya ayat lain di luar tema?
🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Sangat boleh.
💎Mohon penjelasan dari surat Al Mulk: 13?
🌷Jalaluddin al-Mahalli dan al-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain menafsirkan ayat di atas bahwa Alloh ﷻ bahkan mengetahui segala yang terbesit dan yang akan dibesitkan dalam kalbu dan pikiran manusia.
Penafsiran serupa juga disampaikan oleh Ibnu Katsir dengan redaksi khatara fil qulub (yang terbesit dalam kalbu), yakni segala sesuatu yang terbesit, terdetik dan tersimpan dalam hati manusia. Lalu ayat selanjutnya menandaskan apakah Alloh ﷻ yang menciptakan itu tidak mengetahui?
Pendapat lain berkata, “Apakah Alloh ﷻ tidak mengetahui makhluk-Nya”? Makna yang pertama lebih utama, karena dalam firman berikutnya disebutkan wahuwa lathiful khabir (Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui). Sedangkan Quraish Shihab menafsirkan bahwa tidak peduli engkau menyembunyikan atau menyatakan secara terang-terangan perkataanmu, keduanya sama saja menurut Alloh ﷻ. Sebab Dia Maha Mengetahui segala yang tersembunyi dalam dada.
Segala Rahasia Kita Pasti Diketahui Alloh ﷻ.
Dari ayat ini pula dapat diambil kesimpulan bahwa semua doa yang dipanjatkan kepada Alloh ﷻ, baik dengan suara keras, berbisik, lemah-lembut maupun dengan gerakan hati saja akan diketahui Alloh ﷻ. Dia mengetahui apa yang telah, sedang dan hendak atau ingin kita katakan. Jangankan yang sudah jelas tampak, yang tersembunyi pun Ia pasti mengetahui.
Karena itu, hati-hati tatkala kita hendak bertindak dan bersikap. Jika kita mampu mengelabui manusia misalnya memanipulasi jumlah anggaran, berbohong kepada anak istri kita, keluarga kita, akan tetapi tidak bagi Alloh ﷻ, jangan coba-coba untuk mengelabuhi-Nya. Sebab segala gerak-gerik kita tidak luput dari pengawasan-Nya. Maka dari itu sudah seharusnya kita merasa sebagai ODP (orang dalam pantauan Alloh ﷻ) selalu diawasi, Ia bukan hanya Maha Mengetahui, tapi Maha Mendengar, Mengawasi, Maha Teliti, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya baik di langit maupun yang ada di bumi.
Wallahu A’lam
💎Jazakallaah khoyron, ustadz.
0️⃣3️⃣ Mila ~ Tegal
Ustadz, Mila pribadi atau mungkin kebanyakan kita punya teman, rekan kerja atau atasan yang tidak seagama. Biasanya karena keakraban dan untuk menjaga hubungan baik, saat mereka nikahan atau ada berita duka cita kan kita datang ke pesta atau ke acara pemakanan tersebut.
Hal tersebur apakah masih dalam jalan lurus toleransi dalam kehidupan bersosialisasi?
🌷Jawab:
Ini hanya toleransi tetapi dalam perkara ritual ibadah ya agar tidak mengikuti sebab saling menjaga iman ya.
💎Ustadz, jadi misal saat dalam melayat itu ada ritual keagamaan mereka yang sedang berlangsung kita tidak boleh berada di tempat tersebut ya?
🌷Ya... Tentu, agar saling menjaga.
💎 Baik ustadz, terimakasih penjelasanya.
🌷Sama-sama. Alhamdulillah
0️⃣4️⃣ Safitri ~ Banten
Ustadz, sebenarnya bentuk teloransi dalam Islam yang baik dan benar itu seperti apa, kadang banyak orang yang menggunakan kata toleransi untuk agama yang lain, jika dilihat itu bukan bentuk sebagai toleransi tapi dukungan atau pengakuan?
Kata-katanya juga ada kan ustadz agamaku agamaku agamamu agamamu
🌷Jawab:
Toleransi hanya dalam perkara muamalah saja, tetapi dalam ibadah dan perkara iman agar menjaga.
💎Muamalah itu seperti apa?
🌷Interaksi sesama manusia terbatas selama dibenarkan oleh syari'at.
💎Terimakasih ya Ustadz.
🌷Sama-sama. Alhamdulillah
0️⃣5️⃣ Hesti ~ Yogya
Ibu mertua meminta suami Saya untuk mengantar ke wihara dan menjadi kebiasaan karena ibu mertua selalu memilih suami Saya daripada anak-anak yang lainnya. Bagaimana hukumnya, Ustadz?
🌷Jawab:
Taat pada syari'at bila makhluk ya taat pada syari'at, bila tidak sesuai syari'at tidak wajib mengikuti ya.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Phity ~ Yogja
Assalamu'alaykum,
Ustadz, apakah berada di jalan lurus itu termasuk takdir? Atau sesuatu yang harus diupayakan?
Syukron
🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Jalan lurus bagian dari qadha dan qadar diberikan hamba yang berada di jalan yang Alloh ﷻ Ridhoi.
Wallahu a'lam
0️⃣7️⃣ Yeni ~ Semarang
Agar selalu di jalan yang lurus harus selalu sami'na wa athona dengan perintah Alloh ﷻ.
Mohon penjelasan dengan konsep sami'na wa atho'na pada perintah Alloh ﷻ.
Apakah kita harus benar-benar mengerti dan paham dengan perintah Alloh ﷻ itu, baru kemudian mengerjakannya, atau sebaliknya, Ustadz.
🌷Jawab:
Melaksanakan perintah Alloh ﷻ dilaksanakan tetapi dengan mengkaji agar diamalkan.
💎Apakah beda dilaksanakan dengan diamalkan, Ustadz?
🌷Dilaksanakan kewajiban yang sudah baligh agar dilaksanakan setiap ibadah yang fardhu dan sunnah. Bila sudah paham ilmu ya wajib diamalkan.
💎Assif jidan, Ustadz...
Masih bingung. Mohon dijelaskan lagi dengan contoh, misal kewajiban menutup aurat.
Apakah mengkaji dulu ilmunya, baru melaksanakan untuk tutup aurat?
🌷Menutup aurat itu wajib agar dilaksanakan.
Agar paham ada pada akhlak dalam menutup aurat wajib diamalkan.
💎Alhamdulillah, insyaAllah sudah mengerti, Ustadz.
Jazakallah khoir katsir jawabannya.
0️⃣8️⃣ Hesti ~ Surabaya
Setan bersumpah menggoda manusia dari hal yang baik terlihat jelek atau sebaliknya.
Bagaimana cara melepaskan godaan setan sebab meski sudah baca taawudz tapi setan tetap bercokol?
🌷Jawab:
Setan hanya takut dengan hamba yang istiqamah di jalan Yang Alloh ﷻ Ridhoi yaitu sungguh-sungguh berjuang di jalan yang Alloh ﷻ Ridhoi.
💎Berarti istiqomahnya perlu diragukan?
🌷Istiqomah dapat ragu karena tanpa ilmu dan amal, maka Istiqomah akan terjaga bila sungguh-sungguh ibadah dan beramal shalih.
💎Maksudnya?
Misal sholat tapi pikiran tidak khusyuk terus cara ngusir setannya, bagaimana? Kan sudah baca taawudz.
🌷Ada pada NIAT maka luruskan niat dalam ibadah ya.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Jalan lurus hanya berada dalam Islam maka ikutilah syari'at Islam secara kaffah akan selamat di dunia dan di akhirat.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar