OLeH: Ummi Yulianti, S.Pd
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌸MENJAGA HATI PASANGAN
Rumah tangga yang selalu bertabur kebahagiaan adalah harapan setiap pasutri. Kebahagiaan ibarat mutiara yang indah.
Salah satu tips agar pernikahan bahagia dan langgeng, yakni bagaimana pasutri mampu memahami serta menghargai perasaan pasangannya.
Lelaki pada umumnya lebih didominasi faktor akal atau logika ketimbang sisi perasaan, debaliknya seorang wanita lebih kuat perasaannya.
Sehingga dengan kondisi tersebut butuh kerja sama dan saling memahami agar selalu tercipta keselarasan hidup diantara suami-istri.
Banyak kisah-kisah inspiratif bagaimana pasutri memahami perasaan pasangannya, seperti cerita mengagumkan yang dituturkan sahabat Anas radhiyallahu ’anhu:
“Ketika Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berada dirumah Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ’anha kemudian ada salah seorang ummahatul mukminin mengirimkan sepiring makanan maka Aisyah memukul tangan pembantu yang mengirim makanan hingga piringnya terjatuh dan pecah kemudian Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menghimpun pecahan piring dan beliau memungut makanan yang tertumpah dari piring dan beliau bersabda : “Ibumu sedang cemburu.” (Shohih : Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dalam shohihnya no : 5225).
Subhanallah, beliau tidak memarahi Aisyah bahkan mensikapinya dengan lembut karena tahu perasaan Aisyah tengah dihinggapi api cemburu.
Ada lagi kisah menarik, betapa dengan memahami relung-relung terdalam perasaan pasangan akan membuat cinta anda semakin bersemi sebagaimana dialog beliau dengan Aisyah: “Sungguh aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah berkata, maka aku berkata,” Bagaimana engkau tahu hal itu?”
Beliau bersabda, “Bila kamu sedang senang kepadaku, kamu berkata, “Demi Tuhan Muhammad”, dan bila kamu marah kepadaku kamu berkata, “Demi Tuhan Ibrohim.” Maka aku berkata, ”Benar, demi Alloh ﷻ, wahai Rasulullah aku tidak menghindar kecuali dari namamu.” (Shahih : Diriwayatkan Imam Ahmad dalam musnadnya, no. 24199, Imam Bukhari dalam shahihnya, no. 5228. Imam Muslim dalam shahihnya, no. 2439. Imam Ibnu Hibban dalam shahihnya, no. 7068. Imam Al-Baihaqi dalam sunannya 10/27. Imam Abu Ya’la dalam musnandnya no. 4872 dan 4873 ).
Ketika pasutri saling menyayangi maka hubungan emosi dan hatinya semakin erat. Dia sangat bisa memahami perasaan yang tengah bergejolak, bahasa tubuh seperti mimik muka, sorot mata atau ungkapan implisit mampu ia terjemahkan, sehingga sang suami bisa menebak apa yang ada di hati pasangannya, meski istrinya sempat berkata : “Aku tidak apa-apa kok!”.
Dalam sejarah juga dikabarkan kehidupan Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shidiq yang hingga detik ini mungkin sebuah potret kehidupan yang unik, langka sekaligus mengharukan.
“Zubair menikahi ku dalam kondisi tidak mempunyai harta, kecuali unta untuk menyiram tanaman dan seekor kuda. Dan akulah yang memberi makan dan minum kudanya. Dan akulah yang memperbaiki embernya dan akulah yang membuat roti. Tetapi aku tidak begitu pandai membuat roti, dan para tetangga dari kaum wanita Anshor membantuku membuatkan roti dan mereka adalah kaum wanita yang baik. Aku mengangkut biji kurma dari kebun kurma Zubair yang diberi Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dari (rampasan orang-orang kafir) yang aku panggul di atas kepalaku yang berjarak 2/3 farsakh (tiga mil) dari rumahku."
Suatu hari aku pernah memanggul biji kurma berpapasan dengan Rasulullah ﷺ yang ditemani beberapa kaum Anshor, maka beliau memanggilku kemudian berkata: ”Ikh..!…ikh..!..(isyarat untuk menundukkan unta agar merunduk).” Beliau ingin memboncengku dibelakang untanya.
Dan aku malu berjalan bersama kaum laki-laki, apalagi aku ingat Zubair adalah orang yang sangat pencemburu kepadaku.
Maka Rasulullah ﷺ memahami keadaanku hingga aku menolak tawarannya, akhirnya beliau pergi, setelah aku sampai rumah dan bertemu Zubair maka aku berkata, aku tadi berpapasan dengan Rasulullah ﷺ yang ditemani beberapa kaum Anshor. Sementara aku sedang memanggul biji kurma diatas kepalaku.
Maka beliau merundukkan untanya agar aku menaikinya, namun aku menolaknya karena malu, apalagi aku tahu kamu seorang lelaki pencemburu.
Maka Zubair berkata: “Demi Alloh ﷻ, kamu memanggul biji kurma di atas kepalamu lebih berat buatku daripada kamu menaiki unta beliau.” (Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya, no. 5224 dan Imam Muslim dalam Shahihnya, no 2182).
Demikianlah Asma’ dia sangat menghargai Zubair yang pencemburu sehingga memilih jalan kaki demi menjaga hati suaminya.
Seorang istri pernah mengungkapkan bahwa selama hampir 20 tahun ia merasa belum pernah bisa mencintai suaminya sebagaimana wanita mencintai pria idamannya. Dan menurut pengakuannya ia selalu berlaku baik kepada suaminya. Rumah tangga baginya adalah ladang ibadah. Semua rahasia hatinya ini tidak pernah diungkapkannya pada pasangannya dan kehidupan pernikahan mereka nampak bahagia serta harmonis.
Pernah ditanyakan kepada Abu Utsman An-Naisaburi, “Perbuatan apakah yang lebih anda harapkan bagimu?” ia menjawab, “Ketika aku beranjak dewasa keluargaku berusaha agar aku menikah, tapi aku abaikan saja. Lalu datang kepadaku seorang wanita seraya berkata, ”Wahai Abu Utsman sungguh aku sangat mencintaimu, dan saya memintamu dengan nama Alloh ﷻ agar engkau menikahiku.” Kemudian ia mendatangkan bapaknya dan menikahkan aku dengan putrinya. Ia pun merasa bahagia ketika kami berdua berada di kamar, aku tidak melihatnya berparas cantik (bahkan jelek). Karena sangat besar cintanya kepadaku, ia melarangku keluar. Aku pun menurutinya demi menjaga hatinya dan tidak menampakkan kebencianku padanya. Seolah-olah aku berada di atas bara api kayu bakar karena membencinya. Aku berlaku demikian hingga 15 tahun, sampai ia meninggal dunia. Tiada perbuatanku yang lebih kuharap kan (pahalanya) bagiku daripada menjaga hatinya.”
Semestinya masing-masing pasutri saling menjaga perasaan agar diantara keduanya saling menyayangi dan terhindar dari prasangka buruk.
وَعَا شِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفٍ فَإِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْأً وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Dan bergaulah dengan mereka (para istri) secara baik, kemudian apabila kamu membenci mereka (maka bersabarlah), karena mungkin kamu membenci sesuatu, padahal Alloh ﷻ menjadikan padanya kebaikan yang banyak.“ (QS. An-Nisa: 19).
Seorang istri hendaknya selalu mengagungkan pernikahan dan menjaga hak suami agar perasaannya tentram. Tidak mudah meminta cerai tanpa alasan Syar’i, serta pandai bersyukur terhadap pemberian suami. Jangan sampai suami terluka dan marah lantaran sang istri tidak pandai menjaga hak-hak suami, yang hal ini merupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga.
Wallahu a'lam
┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Widia ~ Bekasi
Assalamualaikum bunda,
Bagaimana menjaga hati pasangan dan diri kita sendiri, jika salah satu dari pasangan kita pernah berselingkuh.
Jazakillah bunda.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Perselingkuhan salah satu ujian dalam berumah tangga yang membuat luka di hati. Ada dua pilihan dalam menyikapi ujian ini melepaskan atau bertahan. Saya tidak akan bahas melepaskan. Tapi saya akan bahas ketika kita memilih untuk bertahan.
Ketika memilih bertahan yang pertama kita lakukan adalah menerima ujian perselingkuhan sebagai bagian episode kehidupan yang mau tidak mau harus dilewati. Kemudian maafkan suami. Tentu tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa. Maafkan dan peluk luka itu. Sampai kita bisa tersenyum ketika mengingat peristiwa tersebut. Minta kekuatan sama Alloh ﷻ.
Semoga Alloh ﷻ mudahkan.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum,
Bagaimana cara menyikapi yang benar, ketika suami diingatkan baik maupun anak-anak sikap beliau yang tidak pada tempatnya, malah marah, dan mengungkit semua kejadian yang telah lalu?
Mohon penjelasan.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Lelaki dengan sifat egosentris nya, memang agak susah untuk diingatkan, terlebih kalau mengingatkan nya seperti menggurui atau menghakimi, apalagi diingatkan di depan anak-anak. Maka penolakannya lebih keras. Jadi ketika kita ingin memberikan nasihat pada suami, jangan di depan orang lain. Sebaiknya ketika berduaan, bicara dari hati ke hati. Sampaikan keinginan kita.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Cucu Cudliah ~ Tasikmalaya
Assalamu'alaikum,
Bagaimana sikap yang terbaik untuk menjaga hati ku dari sikap pasangan yang egois atau keukeuh terhadap keinginannya sendiri. Padahal keinginannyanya itu bisa menghancurkan tatanan keharmonisan keluarga
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Pertama kita pahami dulu bahwa karakter laki-laki itu punya egosentris yang tinggi. Sama dengan pertanyaan sebelumnya. Sentuh hatinya bicara dari hati ke hati, tanyakan alasan kenapa keukeuh terhadap keinginannya tersebut. Kasih masukan sedikit-sedikit.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Ridha ~ Bekasi
Bismillah...
Begitu bagusnya adab istri di zaman Rasulullah ﷺ.
Ustadzah apa ganjaran jika istri melihat kekurangan suaminya saja. Boro-boro berterimaksih ngobrol saja nadanya tidak enak.
🌸Jawab:
Baik istri atau suami jangan fokus pada kekurangan. Kalau fokus pada kekurangan jatuhnya nanti jadi tidak bersyukur kemudian timbul kekecewaan.
Sebaiknya suami istri itu fokus pada kebaikan masing-masing. Meski sedikit, kebaikan dari pasangan itu pasti ada.
Dengan fokus pada kebaikan menjadikan kita bersyukur. Hubungan antara suami istri menjadi harmonis dan saling menghargai.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Bunda Ika ~ Bandung
MaSyaAllah materi yang sangat luar biasa, ustadzah. Saya jadi sedikit membayangkan alangkah bahagianya sebagai seorang istri bisa punya suami se-ideal RASULULLAH ﷺ, Dimana Rasulullah ﷺ sangat memahami istrinya dan juga sebaliknya. Bila melihat fenomena sekarang (AFWAN) banyak curhatan-curhatan dari teman suami yang justru sangat miris... Kedudukan suami sudah tidak ada lagi POWER nya dihadadapan sang istri. Dimana si istri bisa mendominasi di rumah tangganya. Bagaimana tanggapan ustadzah mengenai hal tersebut?
Dan apakah bijak jika kami masuk ke dalam permasalahan rumah tangga mereka (untuk memberikan beberapa masukan).
🌸Jawab:
Dalam berumahtangga harus serba saling, diantaranya saling menghargai saling menghormati. Sehingga tidak ada lagi merasa yang paling sendiri. Sebagai qowwam sudah seharusnya suami dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Boleh saja memberikan masukan, tapi jangan terlalu jauh melibatkan diri.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Aisya ~ Cikampek
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatu
Saya ada ukhty fillah yang curhat.
Intinya dia ingin di poligami tapi di sisi lain sebagai study banding.
Kalau si istri atau akhwat ini lebih baik dari wanita lainya?
Kalau dalam islam konsepnya bagaimana ya bunda?
Mohon saran dan masukan.
Karena akhwat ini tidak pandai beromantisme.
🌸Jawab:
Dalam islam, tidak mengharuskan suami mengantongi ijin istri pertama dulu. Tapi... Adabnya dibicarakan dulu dengan istri pertama nya, mengenai kesiapan di poligami. Sehingga istri tidak merasa dibohongi
Dengan istri pertama mengijinkan suami menikah lagi, sebenarnya sudah teruji kesabarannya tidak usah dibandingkan lagi.
Mungkin sebaiknya titik beratnya lihat bagaimana akhlaknya. Kalau akhlaknya bagus yang lain-lain nya biasanya mengikuti.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Dalam menjalani biduk rumah tangga, tidak ada yang memiliki porsi lebih besar dalam menjaga hati. Setiap pasangan memiliki peran yang sama untuk saling menjaga.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar