OLeH: Bunda Rizki Ika S.
💎M a T e R i💎
Senang sekali bisa bersua dengan ibu-ibu dan muslimah shalihah semua.
Bismillahirrahmaanirrahim.
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad.
Mudah-mudahan tidak mengurangi semangat kita untuk mengkaji sekaligus memahami realita yang menyelimuti umat Muhammad hari ini.
🌷TINGGINYA KEMATIAN NAKES & RENDAHNYA TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT AKAN WABAH COVID YANG BISA MEMATIKAN
★ IDI: Kematian Nakes di RI Tertinggi ke-5 di Dunia
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20210102172140-20-588766/idi-kematian-nakes-ri-tertinggi-ke-5-di-dunia
★ Kematian Nakes di Indonesia akibat Covid-19 Tertinggi di Asia
https://www.republika.co.id/berita/qmb3dr459/kematian-nakes-indonesia-akibat-covid19-tertinggi-di-asia
Melihat data atau angka, kematian nakes kita luar biasa banyak.
Sementara di sisi lain, masyarakat mulai mengabaikan protokol kesehatan.
★ Warga Tak Peduli Covid Lagi
https://rmco.id/baca-berita/ngopi/52685/warga-tak-peduli-covid19-lagi
Nah, teman-teman kita ingin membongkar fakta-fakta yang tersaji tersebut.
Mengapa kematian nakes angkanya tinggi dan mengapa masyarakat semakin tidak peduli dengan wabah yang semakin menjadi, bahkan meski bisa merenggut nyawa mereka sekalipun?
Yang jelas, nakes menjadi orang pertama digarda depan dalam menangani wabah. Sementara, wabah semakin tidak terkendali akhir-akhir ini.
Banyak Rumah Sakit kewalahan, tentu saja imbasnya pada nakes. Sekitar 2 pekan lalu saat saya mengalami (kpd) dan harus menjalani operasi caesar, saya baru diterima di RS ke-4 setelah keliling mencari RS yang mempunyai fasilitas NICU.
Di Rumah Sakit keempat pun, saya harus mengantre di (IGD) Instalasi Gawat Darurat selama kurang lebih satu jama sebab IGD (Instalasi Gawat Darurat) penuh.
★ Jelang Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Jabodetabek Memburuk
https://newsmaker.tribunnews.com/2020/12/22/jelang-akhir-tahun-kasus-covid-19-jabodetabek-memburuk-rs-hampir-penuh-bekasi-nyalakan-alarm
★ Ruang Rawat ICU Penuh
https://radarbekasi.id/2020/12/22/ruang-rawat-dan-icu-penuh/
Ini semua terjadi sebab penanganan terhadap wabah memprioritaskan kepentingan ekonomi bukan mengutamakan keselamatan kesehatan dan nyawa masyarakat.
Aktifitas ekonomi bahkan didorong untuk terus berjalan, meski korban terus berjatuhan. Yang lebih menyakitkan lagi, dana BanSos (Bantuan Sosial) yang menjadi hak masyarakat sekaligus kewajiban negara sebagai penanggungjawab urusan umat, dikorupsi.
Pemberlakuan New Normal (Normal Baru) adalah bukti nyatanya. PSBB seperti setengah hati. Maka wajar jika kematian nakes pun tidak bisa dihindarkan.
Sementara itu, komunikasi penguasa akan bahaya wabah kepda masyarakat masih belum efektif. Pemberlakuan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan tampak tebang pilih. Di satu kasus sangat ketat, tapi di kasus yang lainnya longgar bahkan seperti sengaja membiarkan.
Jelas ini membuat masyarakat bersikap acuh terhadap wabah. Ketidakseriusan penguasa dalam penanganan wabah seperti memberi izin industri bahkan mendorong pengusaha untuk menjalankan bisnisnya di tengah wabah dengan alasan ekonomi, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang tidak kompak dan terkesan Normatif, juga pemberlakuan protokol kesehatan yang tampak Diskriminatif, menyebabkan masyarakat di level bawah semakin memandang wabah ini sebagai sesuatu yang tidak serius. Sehingga muncul beragam teori konspirasi terkait wabah yang seringkali tidak didukung data akurat. Bahwa wabah ini hanya kepura-puraan, Covid-19 hoax (bohong), dan seterusnya.
Ditambah, tidak ada yang benar-benar menjamin kebutuhan Vital masyarakat (terutama masalah pangan), sehingga mau tidak mau mereka tetap beraktifitas (bekerja, dan seterusnya) dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka meski dengan risiko tertular covid-19.
Yang lebih menyakitkan lagi, dana bantuan sosial yang menjadi hak masyarakat sekaligus kewajiban negara sebagai penanggungjawab urusan umat, dikorupsi. Sehingga yang terjadi, masyarakat harus menanggung penderitaan sekaligus mencari solusi sendiri, sementara negara mengalami Disfungsi.
Wajar jika kemudian masyarakat semakin ke sini semakin tidak peduli pada aturan penguasa. Wacana vaksin misalnya, banyak ditolak sebab krisis kepercayaan telah merajalela. Jadi, teman-teman, jadi terbayang, kenapa 2 fenomena dalam judul kajian malam ini bisa terjadi. Mandulnya penguasa dalam menangani wabah menjadi penyebab utama kematian nakes sekaligus ketidakpedulian masyarakat terhadap bahaya wabah.
Kita di sini hendak membuka mata, bahwa menyelesaikan persoalan wabah ternyata membutuhkan "Political will, tidak bisa hanya mengandalkan personal, tapi juga melibatkan kebijakan negara."
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali
Assalamu'alaikum bunda rizki,
Bila menanggapi dan melihat yang berkuasa, saya sebagai masyarakat yang biasa saja (tidak memiliki apapun untuk menyuarakan).
Hal apakah yang sebaiknya harus dilakukan?
Dan tentang ekonomi, saya pun hanya bisa membaca berita dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Bagaimana ya bunda?
Syukron.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh..
Bunda Iin yang dirahmati Alloh ﷻ.
Sama pun, saya juga hanya "wong cilik" yang tak punya kekuatan apa pun untuk mempengaruhi kebijakan negara. Meski sendirian kita lemah, namun suara "wong cilik" jika bersatu dalam visi yang sama, menyuarakan perubahan yang sama, maka akan besar pengaruh dan kekuatannya bahkan mampu membuat penguasa dzalim gentar.
Realitanya bisa kita lihat saat umat bersatu berbondong-bonding menyambut ulamanya beberapa waktu lalu, yakni saat Habib Riziq pulang ke tanah air. Itu baru berupa sambutan, belum berupa kesatuan visi perubahan, betapa kita lihat reaksi penguasa demikian menunjukkan kepanikan.
Maka, menjadi kebutuhan bagi kita bersatu dalam bersuara dengan saudara-saudara kita yang satu frekuensi, yang sama-sama memperjuangkan perubahan ke arah kehidupan Islam, dengan penerapan Islam secara kaffah.
Suara tersebut insyaAllah bernilai dakwah ya, Bunda.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Safitri ~ Banten
Bun, dalam kasus seperti ini jika dilihat dari sisi politik memang pemerintah dapat disalahkan karena tidak tegas dalam menyikapi kasus yang ada, jadi malah mementingkan tentang persoalan berbisnis dan lain-lain, untuk rakyat mereka wajar memberontak dan tidak peduli dengan aturan pemerintah karena bagi mereka mencari sesuap nasi itu sangat penting iya kan bun, jika kita harus merubah semuanya dan agar rakyat dan pemerintah bisa bekerja sama seharusnya dimulai dari rasa peduli dan tanggunga jawabnya pemerintahan terhadap rakyat begitu kah bun?
🌸Jawab:
Senang sekali ya, Ukhti, kalau penguasa dan rakyat bisa satu visi. Tentu visi yang memuliakan sekaligus menyelamatkan, dunia maupun akhirat.
Terkait dengan perubahan menuju ke arah yang lebih baik lagi bermartabat, yakni ke arah kehidupan yang Islami, maka diperlukan perubahan dari dua sisi:
(1) Perubahan rakyatnya, agar bersedia diterapkan syariat Islam atas diri mereka.
(2) Perubahan penguasanya, agar menerapkan syariat Islam dalam mengelola masyarakat.
Maka yang kita lakukan adalah berdakwah untuk tujuan mengubah mindset, baik mindset individu-individu rakyat di semua level, sehingga mereka menjadi rakyat yang cerdas menuntut keadilan dan penerapan Islam terhadap seluruh urusan mereka (Ekonomi, Politik, Pendidikan, Kesehatan, dan seterusnya), juga mengubah mindset para pejabatnya, sehingga mereka tergerak untuk menyelaraskan kebijakan tata kelola negara sesuai dengan Islam.
Begitu, Ukhti.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Mutia ~ Tangerang
Ana mau bertanya, mengenai vaksin. Apa benar berita yang beredar bahwa vaksin pertama yang dilakukan Presiden dan sebagiannya itu batal? Karena salah perlakuan vaksin? Suntik kulit dalam.
🌸Jawab:
Ukhti, mohon maaf, saya malah baru dapat info mengenai ini.
Tapi yang jelas, sebagai individu tentu kita menolak dharar atau bahaya sebagaimana yang diperintahkan Alloh ﷻ. Jika vaksin yang beredar terbukti bahaya, musti kita tolak. Tapi jika vaksin tersebut bermanfaat, serta bisa menghindarkan diri kita dari virus, maka utamanya kita bersedia divaksin.
Jadi kita mau divaksin bukan karena percaya penguasa berbuat adil, amanah, tapi semata karena dorongan keimanan, yakni menetapi perintah Alloh ﷻ untuk menjauhi dharar.
Terkait dengan kebijakan pengadaan vaksin yang terkesan masih amburadul dan menguntungkan pebisnis serta industri vaksin, maka ini adalah kebijakan negara yang musti dikritisi.
Begitu, Ukhti.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Fatimah ~ Bandung
Terkait vaksin bagaimana menurut hukum agama ustadzah?
🌸Jawab:
Hukum memanfaatkan vaksin sama dengan hukum berobat, yakni Sunnah. Bahkan meski vaksinnya mengandung zat yang diharamkan, hukum memanfaatkannya dengan memasukkannya ke dalam tubuh tidak jatuh haram, tapi Makruh saja.
Maka, boleh kita divaksin, terutama dalam kondisi wabah untuk menghindarkan diri dari virus. Hukumnya Sunnah jika vaksinnya Halal. Tapi jika vaksinnya mengandung unsur yang Haram, maka hukumnya Makruh. Wallahu a'lam.
Lihat juga jawaban saya di pertanyaan no.2 ya, terkait penyikapan kita terhadap kebijakan vaksin.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Iyen ~ Sumut
Assalamualaikum ustadzah.
Ustadzah, orang yang berangkat haji itu apakah harus divaksin ustadzah dan kalau tidak mau kenapa rupanya ustadzah?
Saya dengar info vaksin sekarang mematikan. Kenapa yang diberi vaksin mati langsung?
Proses Menangkis vaksin itu bagaimana ya ustadzah, agar tidak berkembang?
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh.
Vaksin diwajibkan secara administratif bagi mereka yang hendak berhaji, seperti vaksin Meningitis. Tujuannya, untuk menghindarkan jamaah haji dari terpapar penyakit. Biasanya ada yang tidak bersedia divaksin karena meragukan zat dalam vaksin (ditengarai mengandung unsur babi misalnya). Padahal, kalaupun ada unsur yang diharamkan dalam vaksin, memasukkan vaksin dalam tubuh hukumnya tidak sampai haram, namun makruh saja. Lihat jawaban saya di pertanyaan no.3 ya.
Vaksin harus diuji coba untuk mendapatkan kepastian tentang keamanan dan efektivitasnya. Vaksin Sinovac dari China belum tuntas diuji klinis, karenanya menimbulkan kekhawatiran banyak pihak. Tapi menurut info yang saya terima, vaksin ini akan diberikan setelah tuntas uji klinis. Terkait efektivitasnya, Sinovac punya efektivitas menjaga tubuh dari paparan virus sebesar kurang lebih 60%. Jadi bisa saja orang terap terpapar virus meski sudah divaksin karena perlindungan vaksin tidak 100%.
Kalau vaksin yang lainnya, seperti Pfizer dari Jerman, kabarnya jauh lebih baik perlindungannya.
Nah, orang meninggal setelah disuntik vaksin harus diteliti apakah meninggalnya karena kandungan vaksin atau karena hal lain, seperti kesalahan prosedur, atau karena punya penyakit bawaan yang kambuh dipicu oleh zat dalam vaksin, dan seterusnya. Jadi musti ada penyelidikannya oleh orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya: Dokter, Nakes, dan seterusnya.
Menangkis vaksin maksudnya bagaimana? Kalau menangkis virus atau menghalangi virus masuk ke dalam tubuh, salah satu caranya dengan di vaksin.
Begitu, Ukhti.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Phity ~ Yogja
Bun, dalam kondisi seperti ini, rasanya sedih, gemes, marah campur aduk. Berita-berita berseliweran, sering membuat cemas. Mau percaya pemerintah, tapi rasanya pemerintah sendiri malah seperti tidak serius mengurusi rakyat.
Apa yang harus kita lakukan ?
🌸Jawab:
Benar sekali, Bunda.
Saat ini terjadi krisis kepercayaan yang amat sangat terhadap penguasa. Karena penguasa sudah banyak sekali melakukan kedzaliman serta kebohongan yang nyata terang benderang di depan mata. Wajar sekali, rakyat kehilangan trust (kepercayaan) kepada penguasa.
Yang harus kita lakukan adalah, terus berdakwah, menyampaikan kebenaran Islam, melakukan Amar Ma'ruf Nahi Munkar (termasuk kepada penguasa) dengan menyampaikan kritik membangun, meski memang kita akan berhadapan dengan berbagai tudingan tidak mendasar seperti: Radikal, menyebar kebencian, dan seterusnya. Lakukan kritik denga menampilkan data akurat (jauhi hoax), menyampaikan solusi yang seharusnya diambil penguasa, serta mengajak umat untuk kembali kepada jalan Islam.
Terlebih di momen awal tahun dimana bencana bertubi-tubi menghantam. Tentu ini adalah peringatan agar kita segera bertaubat.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar