OLeH : Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I.
💘M a T e R i💘
🌸AKAL DAN NAFSU
Dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat-ayat yang menyebut kata-kata seputar akal atau penggunaannya, yaitu berpikir. Misalnya yang hadir dalam bentuk afala ta’qiluun (apakah kamu tidak mengerti) yang berulang sebanyak 13 kali.
Begitu pula dalam ungkapan la’alakum ta’qiluun (agar kalian memahaminya) berulang sebanyak 8 kali. Juga dalam ungkapan liqaumi yatafakkaruun (bagi kaum yang memikirkan) yang berulang sebanyak 7 kali. Semua ungkapan tentang akal dalam ayat-ayat tersebut berkonotasi positif.
Akal merupakan suatu anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia yang digunakan untuk berpikir dalam segala hal seperti alat untuk mentafakuri alam semesta sehingga ia mendapat petunjuk untuk beriman kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
Akal pulalah yang dipakai manusia sebagai alat untuk menggali ilmu-ilmu dan rahasia-rahasia alam untuk dimanfaatkan buat kepentingan manusia. Maka dengan akallah yang membedakan dan melebihkan manusia dari seluruh makhluk yang lainnya di muka bumi ini.
Sekalipun manusia dilebihkan oleh Alloh ﷻ dengan makhluk lainnya, bukan berarti manusia itu lebih mulia, terbebas dari kesalahan. Justru ia bisa lebih rendah daripada hewan, apabila ia tidak mengendalikannya. Manusia terkadang berbuat salah sekalipun aktivitasnya terbatas di wilayah dan batas-batas jangkauannya.
Oleh karena itu, manusia yang berakal membutuhkan saran dan pendapat dari orang lain (yang berakal pula) dengan cara saling mengingatkan dan saling menasihati, sehingga menjadikannya manusia yang paripurna.
Keutamaan seseorang dengan orang yang lainnya diukur dengan kemampuan akal mereka.
Sebagaimana diriwayatkan dari Al-Baihaqi dan Al-Hakim Al-Tirmidzi, sebagai berikut :
Dari ‘Aisyah radhiallahuanha, Wahai Rasulullah ﷺ dengan apa manusia diunggulkan antara satu dengan yang lainnya ketika di dunia? “Dengan akal,” jawab Rasulullah ﷺ. Kemudian ‘Aisyah kembali bertanya : Dan di akhirat? “Dengan akal,” jawab Rasulullah ﷺ kembali.
“Bukankah mereka akan dibalas sesuai dengan akal mereka?” Tanya ‘Aisyah dalam keraguan. Kemudian Rasulullah ﷺ meyakinkannya dan mengatakan : “Dan bukankah manusia beramal sesuai dengan kemampuan akal mereka yang dikaruniai oleh Alloh ﷻ kepada mereka? Pada tingkat mana akal mereka di sana perbuatan mereka berada, dan dari sanalah mereka dibalas.” (HR. al-Hakim al-Tirmidzi)
Maka, untuk mengetahui kualitas seseorang teruji dan terpujinya, bisa dilihat dalam hal penggunaan akal dan mengamankan jalur fitrahnya. Jika akalnya itu berefek negatif, maka hasilnya akan menimbulkan hal yang negatif pula. Begitupun sebaliknya jika akalnya berefek positif, maka akan menghasilkan sesuatu yang positif.
Mengenai dengan nafsu, nafsu juga merupakan pemberian Tuhan kepada seluruh makhluk-Nya. Namun, nafsu kerap kaitannya dengan emosional. Istilah nafsu lebih dekat kepada hal yang negatif. Nafsu manusia merupakan kekuatan dari dalam yang mendorong dan mengilhami kefasikan dan kejahatan. Mereka dapat mengetahui bahwa nafsu tidak pernah berhenti bekerja, sekalipun hanya sesaat. Melalui godaan, ia selalu berusaha menjerumuskan manusia dari jalan lurus.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ Phity ~ Jogja
Assalamu'alaikum Ustadz,
1. Akhir-akhir ini negara kita kok semakin ngeri ya... Perang pemikiran, adu pendapat, sehingga menguji akal kita. Apa yang harus kita lakukan menghadapi kondisi carut marut begini, tadz?
2. Nafsukan selalu identik dengan hal yang negatif, padahal ada juga nafsu yang positif. Misalkan bernafsu untuk sukses, nafsu makan dan lain-lain.
Bagaimana tips dan trik agar akal dapat mengontrol nafsu agar tidak melulu negatif?
💎Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
1. Sebab dasar negara saat ini belum mengacu kepada akidah Islam secara utuh. Hanya tatanan Islam saat ini berada lingkup individu dan masyarakat.
Oleh karena itu letaknya ada pada keyakinan yang benar dengan mengkaji Islam secara kaffah dan diterapkan sesuai perannya.
Jadi wahyu yang akan membimbing akal dan nafsu ke jalan yang Alloh ﷻ ridhoi.
2. Nafsu yang terbaik ke jalan yang Alloh ﷻ ridhoi yaitu nafsu Muthmainnah.
Akal dan nafsu dapat terkontrol lewat istighfar dan dzikir pagi & sore.
🌷Bagaimana kalau akal kita itu tahu, ini yang baik itu yang buruk?
Tapi kok berat melaksanakan yang baik? Apakah termasuk lemah akalnya?
💎Ambil yang yakin, tinggalkan perkara yang meragukan.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Akal dan nafsu terjaga adanya iman dan takwa.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar