OLeH: Ummu Azkia Fachrina
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌸JANGAN BIARKAN MELELA JADI BIASA
◾Ta'rifat Melela
Kata 'melela' sempat digunakan penulis Pramoedya Ananta Toer di dalam novelnya berjudul Bukan Pasar Malam yang terbit pada 1951. Kata 'melela' bermakna ‘menunjukkan diri dengan cara yang elok.
Menurut wikipedia, melela atau keluar (Inggris: coming out) adalah istilah yang merujuk kepada tindakan seorang individu yang mengungkapkan orientasi seksual mereka kepada orang lain. Melela ini biasanya merujuk kepada tindakan pengungkapan jati diri oleh kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) tentang orientasi seksual mereka, kepada orang-orang terdekat mereka seperti keluarga, teman, rekan kerja atau lingkungan mereka.
◾Fakta Melela
Pada tahun 2020, ada sejumlah tokoh publik yang melela (coming out), mulai dari Cara Delevingne dan Elliot Page, sampai Ben Aldridge dan François Arnaud—semuanya aktor. Kebanyakan daftar melela memuat orang kulit putih yang berasal dari Eropa maupun Amerika Serikat. Memang ada jaminan hukum bagi individu LGBTQ di sana, sehingga melela tidak hanya merupakan peristiwa pribadi, tapi bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan tidak dianggap mengganggu kehidupan sosial mereka.(Magdalene.co/12 Jan 2021)
Melela.org memberikan wadah pada insan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dan non-LGBT untuk berbagi cerita, sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat akan kelompok minoritas LGBT di Indonesia. Kisah para LGBT terangkum dalam kolom “YOUR STORY” dan kisah penerimaan serta mereka yang mampu berpikiran terbuka bisa ditemukan dalam kolom “OUR STORY” pada halaman muka website ini.
Ternyata melela menjadi bagian yang alurnya diwacanakan sebagai hal yang orang lain seharusnya menerima apa yang di 'melela'kan oleh seseorang....dan seseorang yang melela jangan merasa berat untuk melela.
◾Akar Masalah
Sebetulnya menyampaikan sesuatu kepada orang lain itu bisa saja dilakukan, asalkan hal tersebut memang perlu disampaikan dan memang diperbolehkan untuk disampaikan kepada orang lain, baik dari sisi cerita maupun perbuatannya.
Permasalahannya, terkait melela ini, ada perbuatan yang memang dilarang Alloh ﷻ.
Islam menjadikan akidah Islam ‘Laa Ilaaha illallah Muhammad Rasulullah ﷺ‘ sebagai asas, wahyu Alloh ﷻ sebagai pijakannya. Islam memiliki aturan yang sangat terperinci dan sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan.
Sebagai sistem aturan yang lahir dari Yang Maha Mengetahui akan makhluk ciptaan-Nya, seluruh persoalan yang dihadapi makhluk-Nya dapat diselesaikan dengan memuaskan tanpa ada pihak mana pun yang dirugikan. Ini karena sesuai fitrah dan memuaskan akal manusia yang akhirnya akan mententramkan jiwa. Karenanya, dengan menerapkan aturan-aturan Alloh ﷻ, manusia akan mendapatkan kebahagiaan, terhindar dari malapetaka.
Islam mengharuskan umat Islam untuk terikat dengan aturan dari Alloh ﷻ dan Rasul-Nya, tanpa terkecuali. Islam sebagai aturan kehidupan yang diturunkan Alloh ﷻ merupakan aturan paripurna yang mampu menyelesaikan setiap persoalan manusia secara menyeluruh, tuntas, dan sempurna. Dalam Islam, yang halal dan haram sangat jelas, tidak lekang waktu, tidak tergantung pendapat penduduk bumi.
LGBTQ adalah perilaku yang seharusnya tidak dilakukan oleh manusia. Dan Islam telah melarangnya.
Dari Ibnu Abbas ra. berkata, bahwasanya Rasulullah ﷺ melaknat mukhannasin (laki-laki yang menyerupai perempuan) dan mutarajjilat (perempuan yang menyerupai lelaki). Beliau ﷺ bersabda,
“Keluarkan lah mereka dari rumah-rumah kalian. Maka Rasulullah ﷺ mengeluarkan Fulan dari rumahnya dan Umar juga mengeluarkan Fulan dari rumahnya.” (HR Bukhari).
Jika melakukannya dilarang Alloh ﷻ, maka seharusnya melela pun harusnya tidak terjadi. Karena perilaku yang dilarang seharusnya dihindari dan jika terjadi segera ditinggalkan, disembuhkan, diobati.
Sistem Islam adalah sistem kehidupan yang unik dan mencakup seluruh kaum muslimin. Negara bertanggung jawab menerapkan aturan-aturan Islam secara utuh dalam kerangka mengatur seluruh urusan umat, baik lelaki maupun perempuan. Akan tetapi, tentu saja haruslah membenahi seluruh aspek kehidupan dan menatanya sesuai syariat Islam, aturan yang datang dari Sang Maha Pencipta yang Mahatahu akan makhluk ciptaan-Nya.
Selain itu, kontrol masyarakat pun sangat diperlukan, sehingga akan mencegah terjadinya kerusakan di tengah-tengah masyarakat. Amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah umat akan memunculkan masyarakat sehat dan jauh dari penyimpangan.
Tidak kalah pentingnya adalah peran individu dan keluarga muslim untuk menjauhkan terjadinya penyimpangan di dalam keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga dan ibu sebagai sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya, berperan besar mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang dalam keluarga.
Lalu mengapa LGBTQ bisa terjadi? Dan melela menjadi hal harus dianggap biasa?
Semua ini adalah karena diterapkannya sistem sekuler kapitalisme yang menjadikan manfaat sebagai asas kehidupan dan menjadikan kebebasan, baik beragama, berpendapat, kepemilikan, dan berperilaku di atas segalanya merupakan biang keladi munculnya berbagai macam pemikiran dan tingkah laku yang menyimpang. Terlebih lagi sistem ini mengusung hak asasi manusia (HAM) yang makin mengukuhkan kebebasan ini.
Mereka merasa bebas berbuat sekehendak hati selama tidak mengganggu orang lain. Nilai kebebasan yang dianut sistem ini menjadi racun mematikan bagi akal dan naluri manusia. Sah-sah saja yang dilakukan seseorang walaupun menyimpang atau melanggar, selama yang bersangkutan siap menanggung risiko.
Pemahaman inilah yang akhirnya menyebabkan lunturnya semangat saling menasihati atau amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat, bahkan di dalam keluarga. Seorang ayah dan ibu seolah-olah “terpaksa” mengikuti kehendak anaknya, padahal yang dilakukan anaknya jelas menyimpang.
Lemahnya pemahaman umat terhadap ajaran Islam kafah menjadi salah satu faktor utama kondisi ini bisa terjadi. Islam telanjur dipahami sebatas ritual saja, hingga tidak mampu berpengaruh dalam perilaku keseharian, baik konteks individu, keluarga, maupun dalam interaksi masyarakat dan kenegaraan.
Ketika Islam tidak dijadikan standar perilaku, hawa nafsu menjadi penentu. Akibatnya, orang berlomba memenuhi kebutuhan naluri dan jasmani sesuka hatinya, menghilangkan ketakwaan individu. Terlebih lagi negara, alih-alih bisa melindungi rakyatnya tercegah dari perilaku menyimpang, yang terjadi justru sebaliknya, malah menumbuhsuburkan perilaku menyimpang.
Dalam sistem kehidupan sekuler liberal saat ini, kebebasan berperilaku begitu diagung-agungkan. Negara pun kehilangan nyali mengatur warga negaranya karena momok demokrasi yang mengharuskan mengakomodir semua kepentingan dan kelompok. Akibatnya, benar dan salah menjadi kabur, halal atau haram tak dapat jelas dibedakan. Sistem seperti ini pun telah menyeret “orang baik” berbuat maksiat dan pelaku maksiat makin kuat.
Lalu, apa yang bisa kita upayakan?
✓ Pertama, menanamkan keimanan sejak dini.
✓ Kedua,
mengenalkan syariat Islam dan akhlak mulia.
✓ Ketiga,
mengasah akal anak untuk berpikir benar.
✓ Keempat, mengeksiskan sisi keperempuanannya bagi perempuan dan sebaliknya untuk laki laki.
✓ Kelima, menanamkan sikap tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan.
✓ Keenam, membiasakan amar makruf nahi mungkar di antara anggota keluarga.
◾Khatimah
Demikianlah, telah sangat jelas Islam untuk di pahami peran pentingnya dalam mengarahkan anggota keluarga agar selalu dalam aturan Alloh ﷻ Al-Khaliq Al-Mudabbir.
Perilaku menyimpang atau tidak sesuai Islam akan bisa dihindari jika senantiasa menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik, sesuai yang Alloh ﷻ perintahkan.
Karena itu, solusi satu-satunya tidak lain adalah mengembalikan aturan Sang Pencipta dengan menerapkan aturan Din Islam secara menyeluruh.
Melela adalah suatu perbuatan dan bagi seorang muslim perbuatan itu terikat dengan hukum syara.
Jika melela terkait dengan perbuatan yang dilarang Alloh ﷻ (LGBTQ) maka melela tidak seharusnya menjadi hal biasa, tetapi seharusnya dikembalikan pada apa yang seharusnya dikehendaki Alloh ﷻ.
Dan hanya sistem Islam yang mampu mengaturnya.
Wallahu a’lam bishshawwab.
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum.
Umm, bagaimana dalam menghadapi eljebete yang sudah marak dan semakin terang-terangan bahkan sudah menjangkiti remaja bahkan anak-anak usia sekolah ada yang SD bahkan. Dan orang tua itu tidak mengetahuinya.
1. Bagaimana menghadapi hal seperti ini?
2. Dan bagaimana meminimalkan setidaknya walaupun tidak bisa memberantas semuanya.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh.
Mbak Han shalihah.
1. Saat kita dihadapkan dengan permasalahan ini, kita memang harus memahami dulu akar masalahnya. Mengapa ini bisa terjadi dan kita juga tahu fakta-fakta akuratnya sampai kita faham bahwa ini adalah bahaya besaaaar.
Di Indonesia, dalam laporan akhir 2017 Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), kampanye LGBT yang berorientasi pada seksual menyimpang dilakukan secara masif dan terorganisasi.
Gerakan berskala global ini sudah mengintai anak-anak Indonesia sebagai sasaran untuk memperluas jumlah komunitas mereka. Bahkan, tidak sedikit yang menyasar anak-anak sebagai korban. (inews.id, 28/2/2017)
Astaghfirullaaah ya Raabb.
Indonesia pun menjadi tempat menjamurnya advokasi, kelompok-kelompok komunitas yang menyediakan suaka bagi LGBT, termasuk Suara Kita dan Arus Pelangi. Bahkan mereka secara terang-terangan memberikan tempat bagi perjuangan hak-hak kesetaraan untuk kelompok LGBT.
Jadi menghadapi hal ini, kita tidak bisa bersantai ria dan biasa-biasa saja, harus ada upaya pembentengan yang luar biasa seperti poin-poin yang saya tuliskan di materi.
2. Bismillaah...
Menurut pengamat politik Yahya Abdurrahman, pemberantasan LGBT harus sistemis. Peran negara menjadi sangat penting. Solusi bagi masalah LGBT tidak lain kecuali dengan mengganti sistem ideologinya. Sebab, kasus LGBT lahir dari kebebasan yang dibawa ideologi kapitalisme. (mediaumat.news, 23/1/2018)
Syariat Islam mengharuskan negara untuk menanamkan akidah Islam dan membangun ketakwaan pada diri rakyat. Hal itu ditempuh melalui semua sistem, terutama sistem pendidikan baik formal maupun nonformal melalui beragam institusi, saluran, dan sarana.
Sehingga rakyat bisa menyaring informasi, pemikiran, dan budaya yang merusak termasuk LGBT. Penanaman keimanan dan ketakwaan juga akan membuat masyarakat tidak didominasi sikap hedonis, mengutamakan kepuasan hawa nafsu.
Di samping itu, negara juga tidak akan membiarkan penyebaran pornografi dan pornoaksi lewat berbagai media. Sistem Islam pun dengan tegas menghukum pelakunya. Karena seluruh jalan dan celah sudah ditutup rapat, maka mereka yang menyimpang dalam kondisi seperti itu dianggap nekat.
Upaya sistematis harus diupayakan dan tegas bahwa yang haram itu haram, yang halal itu halal. Jadi tidak ada pembolehan dalam hal yang dilarang. Ketahui sedini mungkin, jika ada penyimpangan, nasihati dalam iman.
Wallaahu a'laam bisshawaab.
0️⃣2️⃣ Aisya ~ Riyadh
Assalamualikum warahmatullahi.
Perihal pelaku ELGBT Ini ustadzah memang di lingkungan, saya ada di jumpai bahkan di negara arab pun ada.
Bagaimana cara mengingatkannya bahwa itu salah?
Adakah cara lain selain mendoakan terbaik?
Soalnya pelaku LGBT ini kalau di ingatkan selalu jawabnya (tidak usah urusin hidup gue, hidup loe sudah berkualitas belum, sudah benar belum)?
Kadang semakin di tegur malah semakin di sengaja. Bagaimana itu ustadzah?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh.
Bismillaah ukhtiiy Aisya shalihah.
Caranya tetap dengan menyampaikan kebenaran tersebut walaupun pahit.
Tentunya dengan mendakwahkan bukan hanya pada pelaku, tetapi juga pada umat. Bahwa lgbtq itu berbahaya lahir bathin, bahaya dan merusak keluarga.
Maka bersabarlah, tetap sampaikan kebenaran walau dicaci maki.
Laa haulaa walaa quwwata illaa billaah.
0️⃣3️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Bagaimana membentengi anak remaja kita supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif itu, karena pergaulan sangat berpengaruh ke diri anak, anak lelaki remaja lebih banyak bergaul di luar. Afwan.
🌸Jawab:
Bismillaaah...
Tanamkan akidah yang kuat dan seterusnya seperti poin-poin yang sudah saya tuliskan di materi.
Wallaahu a'laam.
0️⃣4️⃣ Yama ~ Bengkulu
1. Ustazah, andai ada temen yang mengakui kalau dia ada kelainan, biseks yang intinya tidak normal, bagaimana cara kita menyikapinya? Apakah kita harus jauhi temen tersebut, dengan sebelumnya kita beritahu kalau perbuatan itu adalah salah?
2. Apakah kelainan atau gay sejenisnya itu suatu penyakit yang bisa di sembuhkan?
Wassalamu'alaikum.
🌸Jawab:
Bismillaah...
Yama shalihah...
1. Nasihati dia untuk segera meninggalkan perilaku tersebut.
Sampaikan bahaya nya.
Sampaikan tentang keharamannya.
Sampaikan bahwa ada laknat Alloh ﷻ di dalamnya.
2. Menurut syariat Islam, pelaku homoseksual hukumannya dijatuhkan dari tempat yang tinggi sampai mati, bukan sekadar penjara seumur hidup. Hal ini akan memberikan efek jera bagi pelaku kriminal dan mencegah orang lain melakukan kejahatan yang sama.
Naah...
Perilaku ini bisa hilang, jika dia sadar betapa besar hukumannya.
Betapa besar laknat Alloh ﷻ, betapa besar pula ampunan Alloh ﷻ, jika dia mau bertaubat.
Dia bisa sembuh jika sistem yang ada mendukungnya, artinya tidak lagi membiarkan pornografi pornoaksi berseliweran tidak membebaskan aksi seksual bertebaran. Harus ada upaya tegas agar penyimpangan ini tidak subur makmur.
Harus ada upaya tegas menghentikan semua pembolehannya.
Wallaahu a'laam.
0️⃣5️⃣ Afni ~ Garut
Assalamualaikum...
Bagaimana cara mendampingi seorang anak yang sudah mulai terlihat gejala tersebut?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Bismillaah...
Afni shalihah di Garut.
Cara dampinginya.
Kembalikan dirinya pada jalur yang seharusnya.
Alihkan perhatiannya pada hal-hal yang seharusnya dia perhatikan.
Jauhkan dari lingkungan yang membuatnya semakin terperosok.
Dan jangan lupa, doa kan dia, agar Alloh ﷻ palingkan dia pada kebenaran dari Alloh ﷻ saja.
Wallaahu a'laam
🔹Maaf, apa dengan menitipkannya ke pesantren itu tepat? Karena orang tuanya kurang paham.
🌸Jika pesantren menerapkan pola penguatan akidah dan pengontrolan yang tepat terhadap perilaku santri, bisa jadi ini menjadi salah satu solusi.
Namun jangan salah, saat ini pesantren pun tidak bisa membendung kelainan ini. Benteng utama tetaplah keluarga, rumah utamanya.
Wallaahu a'laam.
0️⃣6️⃣ Safitri ~ Banten
Umm, berarti kasus LGBT ini dari dulu bahkan dari zaman Nabi sudah ada ya.
1. Umm apa yang membedakan kasus ini di zaman Nabi dan di zaman sekarang?
2. Faktor apa yang membuat LGBT ini terjadi?
🌸Jawab:
Bismillaah...
Ukhtiiy safitri shalihah.
1. Yang membedakan adalah zamannya, dulu saat nabi Luth saat ini saat Nabiyallaah Muhammad sudah sempurna dengan risalah-Nya, kasusnya masih sama. Sama-sama homoseksual dan sama-sama dilaknat sampai dengan sekarang.
2. Faktornya adalah tiadanya penjagaan akidah yang berbuntut tiadanya iman takwa, jadinya yang jelas diharamkan pun tetap dilanggar. Dan sekulerisme telah memisahkan agama dengan kehidupan.
Agama tidak lagi diterapkan sehingga bentengnya rapuh dan lgbtq pun semakin merajalela.
Tidak adanya ketegasan penguasa terkait dengan penyimpangan ini menjadikan lgbtq semakin menjadi-jadi pengaruh buruk terus merangsek generasi.
Wallaahu a'laam
0️⃣7️⃣ Aisya ~ Riyadh
Untuk poin yang ke 6 bunda.
Kepada anak yang broken home dan yatim, berarti ada upaya yang lolos pada poin ke enam, adakah solusi alternatifnya atau tidak apa bunda?
🌸Jawab:
Menghidupkan amar maruf tersebut dalam masyarakat dan negara.
Keluarga adalah benteng yang harus di jaga. Jika tiada maka masyarakat dan negara berperan di dalamnya.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Bismillaah....
Jadikanlah diri kita bagai panah yang melesat dari busur. Tidak berbalik arah, namun tetap pada tujuan, menuju ridho-Nya Alloh ﷻ.
Sampaikan kebenaran ini walau celaan datang menghadang.
Sampaikan kebenaran ini sebagai pesan kemuliaan. Kemuliaan Islam yang harus tegak di bumi Alloh ﷻ.
Jangan biarkan MELELA yang isinya dilarang Alloh ﷻ menjadi biasa dilakukan.
Cegah dengan amar maruf nahi munkar dan bentengi keluarga dengan iman. Perjuangkan syariah Alloh ﷻ agar selamat dunia wal akhirat.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar