OLeH: Ustadz Farid Nu'man
💎M a T e R i💎
🌸TAUBAT DAN SHALAT SUNAH TAUBAT
Bismillahirrahmanirrahim..
◼️Shalat Sunah Taubat Jelas Syariatnya:
1) Dalilnya:
Dari Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu, katanya: Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
" مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا، فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ} [آل عمران: 135] إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
"Tidaklah seorang hamba melakukan dosa, lalu dia bersuci sebaik-baiknya, lalu melakukan shalat dua raka'at, lalu dia beristighfar kepada Alloh ﷻ, melainkan Alloh ﷻ akan mengampuninya, lalu Beliau membaca ayat ini: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Alloh ﷻ, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh ﷻ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali ‘Imran: 135)
(HR. At Tirmidzi No. 406, katanya: hasan. Abu Daud No. 1521, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 6676, dan lain-lain. Syaikh Al Albani menshahihkannya. Lihat Shahihul Jami’ No. 5738)
2) Hukumnya.
Hukumnya sunah, menurut kesepakatan empat madzhab Ahlus Sunnah:
صَلاَةُ التَّوْبَةِ مُسْتَحَبَّةٌ بِاتِّفَاقِ الْمَذَاهِبِ الأْرْبَعَةِ
"Shalat taubat adalah sunah menurut kesepakatan madzhab yang empat."
(Hasyiah Ibni ‘Abidin, 1/462, Hasyiah Ad Dasuqi, 1/314, Asnal Mathalib, 1/205, Kasysyaaf Al Qina’, 1/443)
3) Cara Pelaksanaannya.
Caranya sama dengan shalat lainnya, yaitu terpenuhi syarat dan rukunnya. Dilakukan sebanyak dua rakaat sebagaimana shalat dua raka'at biasa. Tidak ada riwayat yang menunjukkan surat khusus yang mesti dibaca. Surat apapun boleh dan sah. Dan, dilakukan secara sendiri, karena ini termasuk shalat sunah yang memang dilakukan secara munfarid (sendiri).
4) Waktu pelaksanaanya.
Shalat sunah taubat waktunya adalah mutlaq, kapanpun boleh dilaksanakan. Sebagusnya memang dilakukan setelah melakukan kesalahan dan maksiat, sebagaimana keterangan hadits di atas, juga hadits lainnya sebagai berikut:
Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu: Berkata kepadaku Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
اتق الله حيثما كنت، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
"Bertaqwa-lah kamu dimana saja berada, dan susulilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapuskannya. Dan bergaul-lah dengan manusia dengan akhlak yang baik."
(HR. At Tirmidzi No. 1987, katanya: hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan: hasan. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 1987)
Adapun melakukan shalat sunah taubat (dan shalat sunah lainnya seperti shalat jenazah, shalat gerhana, tahiyatul masjid, dan lain-lain) pada waktu-waktu terlarang diperselisihkan para ulama kebolehannya. Sebagian ulama, seperti Imam An Nawawi, Imam Abul Hasan Al Mawardi mengatakan boleh, dan itu merupakan ijma’ sahabat.
Menurut mereka shalat-shalat yang terikat oleh sebab, boleh dilakukan kapan pun termasuk di waktu terlarang. Alasannya adalah karena para sahabat Nabi melakukan shalat jenazah setelah ashar, dan tidak ada satu pun yang mengingkarinya. Selain itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah mengqadha shalat sunah ba’diyah zhuhur, dilakukannya setelah ashar. Dihadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ada seorang sahabat yang mengqadha shalat sunah fajar (qabliyah subuh), dilakukannya setelah shalat subuh, dan Beliau membiarkannya. Adapun ulama lain, tetap pada pendirian terlarangnya shalat sunah dilakukan pada waktu terlarang tersebut. Wallahu A’lam
5) Banyak berbuat baik dalam pertaubatan Bagi orang yang bertaubat, selain melakukan shalat sunah taubat, juga dianjurkan banyak melakukan kebaikan, karena kebaikan itu akan menghilangkan keburukan-keburukan yang pernah dilakukannya. Hal ini sejalan dengan firman-Nya:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
"Sesungguhnya kebaikan-kebaikan, akan melenyapkan keburukan-keburukan." (QS. Huud: 114)
Tertulis dalam Tafsir Al Muyassar:
إنَّ فِعْلَ الخيرات يكفِّر الذنوب السالفة ويمحو آثارها
"Sesungguhnya melakukan banyak kebaikan akan menghapuskan dosa-dosa terdahulu sekaligus menghilangkan bekas-bekasnya." (Tafsir Al Muyassar, 1/234)
Di antara kebaikan tersebut adalah bersedekah, sebagaimana riwayat dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ
"Sedekah dapat memadamkan kesalahan seperti air memadamkan api."
(HR. At Tirmidzi No. 614, katanya: hasan. Ahmad No. 15284. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: “Isnadnya kuat, sesuai standar Imam Muslim. semua perawi terpercaya, kecuali Ibnu Khutsaim, dia orang yang jujur dan tidak ada masalah.” Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 15284)
◼️Anjuran Bertaubat
Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah:
قال العلماء: التوبة واجبة من كل ذنب, فإن كانت المعصية بين العبد وبين الله تعالى لا تتعلق بحق آدمي, فلها ثلاثة شروط:
أحدها: أن يقلع عن المعصية.
والثاني: أن يندم على فعلها.
والثالث: أن يعزم أن لا يعود إليها أبداً. فإن فقد أحد الثلاثة لم تصح توبته.
وإن كانت المعصية تتعلق بآدمي فشروطها أربعة: هذه الثلاثة, وأن يبرأ من حق صاحبها, فإن كانت مالاً أو نحوه رده إليه, وإن كانت حد قذف ونحوه مكنه منه أو طلب عفوه, وإن كانت غيبة استحله منها. ويجب أن يتوب من جميع الذنوب, فإن تاب من بعضها صحت توبته عند أهل الحق من ذلك الذنب, وبقي عليه الباقي
"Para ulama mengatakan: taubat itu wajib pada setiap dosa. Jika maksiatnya adalah antara manusia dengan Allah Ta’ala, tidak kaitan dengan manusia lain, maka ada syarat taubat:
√ Pertama. Dia meninggalkan maksiat nya itu.
√ Kedua. Menyesali perbuatannya
√ Ketiga. Dia bertekad tidak mengulangi lagi selamanya. Jika satu saja luput dari tiga syarat ini maka tidak sah taubatnya.
"Jika maksiatnya terkait kesalahan kepada sesama manusia, maka syaratnya empat; yaitu tiga yang di atas, dan membersihkan kesalahannya itu kepada saudaranya. Jika terkait harta atau semisalnya maka kembalikan kepadanya harta tersebut, kalau kesalahannya berupa “menuduh” maka minta maaf kepadanya, jika dosanya berupa ghibah maka minta dihalalkan kepadanya, dan wajib bertaubat dari semua dosa, jika dia bertaubat dari sebagian dosa maka taubatnya tetap sah menurut ahlul haq, dan dia tinggal menyempurnakan taubat yang sisanya."
(Riyadhushshalihin, Hal. 33-34)
◼️Istiqamah Dalam Taubat
Bertaubat mesti dilakukan tiap hari, sebab kita melakukan dosa juga setiap bari. Bahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri melakukannya tiap hari.
Beliau bersabda:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
"Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertobat kepada Alloh ﷻ dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Muslim no. 6307)
Wallahu A’lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ Ervita ~ Babel
Assalamu'alaikum ustadz,
Ketika dulu kita pernah berbuat maksiat dan sudah menyesali apa yang kita perbuat berniat hijrah seiring waktu berjalan tiba-tiba akhir-akhir ini terpintas terpikir atas apa yang pernah dilakukan dulu merasa di kejar dengan perbuatan yang dulu jadi merasa malu pada diri sendiri ustadz.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Angan-angan ingin kembali ke masa lalu saat belum hijrah, merupakan was-was dari setan. Hendaknya membentengi diri dengan ta'awudz, minta perlindungan kepada Alloh ﷻ dari gangguan mereka.
Lalu tetaplah bergaul dengan orang-orang shalih agar ada kontrol sosial. Serta perkuat hubungan dengan Allah Ta'ala dengan program-program ibadah pribadi.
Wallahu A’lam
🔹Afwan ustadz, apakah boleh memakai niqob dengan salah satu niat menutup diri dari masa lalu?
🌸Boleh, perubahan itu memang pelan-pelan. Bertahap. Tidak apa-apa.
Wallahu A’lam
0️⃣2️⃣ Dwi ~ Bondowoso
Assalamualaikum ustadz,
Adakah tanda-tanda bahwa taubat kita diterima?
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Keadaan kita semakin baik, seperti ibadah, sosialnya, pemahaman, ikhlas, tawakkal, dan lain-lain.
Wallahu A’lam
0️⃣3️⃣ May ~ Jakarta
Afwan Tadz, mohon penjelasan hadits-hadits... "jika dosa berupa ghibah, minta dihalalkan kepadanya..."
Caranya bagaimana Tadz?
🌸Jawab:
Itu bukan hadits, tapi itu penjelasan dari Imam an Nawawi. Maknanya, salah satu cara bertaubat dalam kaitan kesalahan kepada manusia, jika jenis kesalahannya adalah menggunjing dia maka hendaknya minta dihalalkan yaitu minta direlakan, tidak lagi dipermasalahkan.
Wallahu A’lam
0️⃣4️⃣ Safitri ~ Banten
Ustadz, kenapa kalau ingin sholat taubat tapi sepertinya belum siap, takut kalau sudah sholat taubat tidak bisa nahan diri dan terus ngelakuin lagi, apa ini termasuk imannya masih kendor tadz belum kuat? Pernah sekali sholat taubat karena nonton drama korea, sekarang lagi benar-benar berusaha keras biar tidak nonton karena ingat sudah sholat taubat
🌸Jawab:
Shalat sunnah taubat adalah sunnah, yang terpenting adalah TAUBATnya itu sendiri yaitu dengan menyesali dan bertekad tidak mengulangi lagi selamanya.
Mesti mujahadah, sungguh-sungguh. Jika pernah kembali lalai, maka perbarui taubat. Terus begitu, karena memang taubat harus diulang-ulang.
Wallahu A’lam
0️⃣5️⃣ Afni ~ Garut
Assalamu'alaikum,
Maaf di luar tema.
Yang saya ingin tanyakan adalah apa hukumnya kita menerima uang hasil menjual, sedangkan orang itu menjual sesuatu yang oleh pembelinya dipakai judi? Dan kadang kita tidak bisa membedakan mana makanan hasil kerja dan hasil jualan tersebut, hukumnya seperti apa?
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan:
وأما المحرم لكسبه فهو الذي اكتسبه الإنسان بطريق محرم كبيع الخمر ، أو التعامل بالربا ، أو أجرة الغناء والزنا ونحو ذلك ، فهذا المال حرام على من اكتسبه فقط ، أما إذا أخذه منه شخص آخر بطريق مباح فلا حرج في ذلك ، كما لو تبرع به لبناء مسجد ، أو دفعه أجرة لعامل عنده ، أو أنفق منه على زوجته وأولاده ، فلا يحرم على هؤلاء الانتفاع به ، وإنما يحرم على من اكتسبه بطريق محرم فقط .
"Harta haram yang dikarenakan usaha memperolehnya, seperti jual khamr, riba, zina, nyanyian, dan semisalnya, maka ini haram hanya bagi yang mendapatkannya saja. Tapi, jika ada ORANG LAIN yang mengambil dari orang itu dengan cara mubah, maka itu tidak apa-apa, seperti dia sumbangkan untuk masjid dengannya, bayar gaji pegawai, nafkah buat anak dan istri, hal-hal ini tidak diharamkan memanfaatkan harta tersebut. Sesungguhnya yang diharamkan adalah bagi orang mencari harta haram tersebut."
(Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 75410)
Wallahu A’lam
🔹Maaf ustadz, berarti anak atau istri memakan harta haram yang dihasilkan suaminya itu, dosa kah?
🌸Yang dosa suaminya, si anak istri karena tidak ada pilihan, tidak ada alternatif, posisinya lemah, maka dimaafkan.
Wallahu A’lam
0️⃣6️⃣ Hesti ~ Yogja
Assalamu'alaykum,
Bagaimana seseorang yang sebelum meninggal dunia belum penah melakukan sholat taubat, tetapi telah berusaha memperbaiki ibadahnya termasuk sholat dengan tepat waktu dan selalu ke masjid.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Shalat sunnah taubat hukumnya SUNNAH, dia tidak pernah melajukannya ya tidak apa-apa, dia tidak berdosa.
Yang WAJIB adalah TAUBATnya itu sendiri. Seperti meninggalkan maksiatnya, menyesali, dan bertekad tidak mengulangi selamanya.
Wallahu A’lam
0️⃣7️⃣ Mila ~ Tegal
Ustadz, disebutkan bertaubat mesti dilakukan tiap hari. Jadi baiknya kita sholat Taubat setiap hari ya atau cukup dengan memperbanyak istighfar setiap harinya?
🌸Jawab:
Untuk shalat sunnah taubatnya tidak wajib tiap hari. Yang penting taubatnya seiring maksiat yang kita lakukan.
Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar