OLeH: Bunda Endria Soediono
💎M a T e R i💎
🌷BAB WAKTU (Episode 23)
بسم الله.ألحمد لله.
ألصلاة والسلام علی رسول الله وعلی آله وصحبه ومن تبعهم إلی يوم الدين.
أمّا بعد.
Mari kita sejenak memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh ﷻ yang telah memberi kita semua nikmat yang berlimpah, diantaranya yang terbesar adalah nikmat Iman dan keIslaman kita, yang dengannya semoga akan menjadi jalan selamat kita menghadap kembali kepada-Nya.
Rasa syukur sering terlupa dari diri kita.
Karena dunia telah menyibukkan hati kita dengan segala pernak perniknya.
Adakalanya kita mudah menghadirkan rasa syukur itu justru ketika saat setelah ujian menerpa kemudian secercah harapan dan pertolongan Alloh ﷻ diberikan-Nya.
Akan tetapi justru saat keadaan lapang yang berkepanjangan setan telah membuat jiwa kita lupa untuk bersyukur kepada-Nya.
Ini adalah bukti lemahnya diri kita, begitu mudah terlena dengan alunan bisikan setan yang terus menerus membuat kita sibuk mencari kesenangan dunia dan menikmatinya dengan tiada hentinya.
Bahkan termasuk kelapangan yang sejatinya Alloh ﷻ lah yang memberikan lebih sering seseorang lupakan karena setan lebih giat mengarahkan hati manusia pada rasa bangga diri dan merasa segala kenikmatan dan kesejahteraan yang mereka dapatkan adalah dari hasil usaha kerasnya.
Tidak terbersit bahwa dirinya sesungguhnya sangatlah lemah dan miskin jika Alloh ﷻ tidak berikan kekuatan dan kemampuan untuk menghasilkan kesuksesan atas setiap usahanya.
Semoga malam hari ini dengan merenungi bab Waktu, menjadi bahan renungan bagi kita semua sehingga setiap waktu kita tidak pernah terputus dari ungkapan syukur dan syukur kepada Alloh ﷻ dalam segala keadaan apapun yang sedang kita alami.
آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Mengapa kita Seharusnya selalu memperhatikan tentang Waktu? Tentu tidak hanya agar kita tidak pandai bersyukur kepada Alloh ﷻ tetapi juga agar setiap waktu yang kita miliki benar-benar selaras dengan tujuan penciptaan diri kita yang hanya untuk beribadah kepada Alloh ﷻ semata.
Jawaban dari pertanyaan di atas diantaranya adalah :
✓ Pertama karena WAKTU adalah Modal yang Alloh ﷻ berikan kepada kita yang dengannya kita akan mendapatkan keberuntungan besar jika saja pandai mengisinya dengan amal-amal yang menghasilkan pahala.
✓ Kedua adalah karena Waktu itu, merupakan nikmat yang harus disyukuri dengan baik dan benar sehingga tidak menjadi sebab terperosoknya diri kita ke dalam golongan orang-orang yang merugi baik di dunia ini apalagi di akhirat kelak.
Dalam suatu hadist Rasulullah ﷺ dikatakan bahwa :
“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (Muttafaqun ‘alaih)
Di antara makna dari hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat.
Dan jika seseorang yang mendapatkan seperti ini, yakni memilik waktu luang dan badannya dalam keadaan sehat, maka seharusnya ia selalu bersemangat dalam beramal kebajikan agar tidak tertipu dan lalai dari bersyukur kepada Alloh ﷻ atas nikmat yang diberikan oleh-Nya.
Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
Adapun seseorang yang tidak pandai syukur semacam ini, maka dikatakan ia yang tertipu oleh dunia, oleh setan.
WaAllahu A’lam
Ibnul Jauzi dalam kitab yang sama mengatakan,
”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun dia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dalam aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun dia dalam keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untuk melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya). Itulah manusia.”
سُبْحَانَ اللَّهِ
Ungkapan diatas, merupakan nasihat yang layak untuk menjadi perhatian karena bisa jadi kita termasuk yang sering terbuai dengan kenikmatan dunia ini. Sehingga sedikit sekali meluangkan waktu untuk ketaatan yang sungguh-sungguh.
Padahal setiap nikmat waktu luang dan kesehatan itu Alloh ﷻ yang telah berikan dan kelak Alloh ﷻ akan tanyakan kepada kita.
Alloh ﷻ berfirman,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan (yang kamu bermegah-megahan di dunia itu).”
(QS. At Takaatsur : 8)
Ukhtifillah yang semoga dirahmati Alloh ﷻ marilah mulai saat ini kita benar berusaha menggunakan waktu-waktu kita sebaik-baiknya agar beban hisab kita kelak di akhirat tidak berat. Setiap waktu yang akan dihisab akan tercatat kita selalu dalam keadaan melakukan suatu perbuatan yang baik dan bernilai ibadah.
Ingatlah, setiap detik waktu yang kita miliki jika telah berlalu maka ia tidak mungkin bisa kembali lagi.
“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”
Syaikh ‘Abdul Malik Al Qosim berkata,
”Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.”
(Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3)
والله أعلم
Waktu itu juga dikatakan Laksana Pedang.
Apa maksudnya?
Yakni jika kita tidak pandai menggunakan waktu yang kita miliki, maka waktu yang diibaratkan pedang akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah diberikan oleh Alloh ﷻ. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, maka waktu yang telah Dia berikan kepada kita akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.
Astaghfirllaah wa atuubu ilaiih ...
Baik ...
Selanjutnya mari kita dengarkan lagi dua nasihat ulama yang sangat syarat makna berikut ini:
Yakni Ibnu Mas’ud berkata,
”Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”
Dan Al Hasan Al Bashri berkata,
”Di antara tanda Alloh ﷻ berpaling dari seorang hamba, Alloh ﷻ menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Alloh ﷻ menelantarkannya.”
🌸🌷🌸
Sesi terakhir sebelum saya akhiri pemaparan materi malam ini, kiranya perlu kita memahami apa saja langkah dalam menyelamatkan diri kita dari kekacuan management (mengatur) waktu selama ini.
Semoga dengan beberapa point berikut ini nanti hati kita lebih tercerahkan dan terarahkan dengan baik.
🔹1. Yang pertama adalah ulailahM Mengarahkan Hati Kita Pada Urusan Ibadah Kita Kepada Alloh ﷻ sebagaimana tujuan diri kita diciptakan Alloh ﷻ.
Tanpa mengingat perkara ini maka pantaslah sebagian diantara kita dalam menjalani hidup ini penuh kekacauan urusan, waktu-waktunya banyak yang terbuang sia-sia tanpa menyisakan catatan pahala, atau bahkan hanya dosa dan dosa yang ada pada catatan amalnya.
Na’udzubillahi mindzalik.
🔹2. Tanamkan Prinsip Hidup Bahwa Ketika Kita Telah Menyia-nyiakan Waktu Kita Maka Sesungguhnya Kita Sedang Mengukir Derita.
Yakni derita di dunia ini. Dan derita kelak di akhirat adalah lebih dahsyat.
Nabi ﷺ, beliau bersabda, yang artinya :
”Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.”
(HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Al-Fawaid berkata yang maknanya sebagai berikut :
”Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari (mengingat) Alloh ﷻ dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”
Astaghfirllaah wa atuubu ilaiih...
🔹3. Bertekadlah Sejak Saat Ini Untuk Mengurangi Maksiat.
Mengapa ?
Yaa karena usia hidup kita dari waktu ke waktu terus berkurang.
Dan ada yang tidak ada yang bisa menjamin dirinya akan hidup terus hingga waktu tua.
Rasulullah ﷺ pernah menasihati seorang sahabat yang tatkala itu berusia muda (berumur sekitar 12 tahun) yaitu Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah Syaikh Shalih Alu Syaikh, hlm. 294).
Beliau, Rasulullah ﷺ memegang pundaknya lalu bersabda,
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ , أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari no. 6416)
Apa maksud ibarat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas?
Ath Thibiy mengatakan, “Rasulullah ﷺ memisalkan orang yang hidup di dunia ini dengan orang asing (al-gharib) yang tidak memiliki tempat berbaring dan tempat tinggal. Kemudian beliau ﷺ mengatakan lebih lagi yaitu memisalkan dengan pengembara. Orang asing dapat tinggal di negeri asing. Hal ini berbeda dengan seorang pengembara yang bermaksud menuju negeri yang jauh, di kanan kirinya terdapat lembah-lembah, akan ditemui tempat yang membinasakan, dia akan melewati padang pasir yang menyengsarakan dan juga terdapat perampok. Orang seperti ini tidaklah tinggal kecuali hanya sebentar sekali, sekejap mata.” (Dinukil dari Fath Al-Bari, 18: 224)
🔹4. Mulailah Memperhatikan Dengan Siapa Kita Berteman.
Teman dekat akan membuat seseorang akan Sengsara atau Selamat.... سُبْحَانَ اللَّهِ
Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya:
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Dawud, At Thirmidzi dan Ahmad).
Saya kira cukup kiranya beberapa point diatas sebagai penutup dari materi yang sederhana ini.
Semoga dari saya yang dhaif ini yang atas pertolongan-Nya telah sampai pada pengujung amanah, semoga apa yang telah disampaikan diatas mampu menjadi nasihat yang bermanfaat khususnya bagi diri saya sendiri dan juga para jama’ah grup-grup kajian yang menyimaknya.
والله أعلم…
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ Endang Iswati ~ Jakarta
Assalamualaikum bunda,
Bagaimana caranya mengingatkan kepada orang sekaligus untuk diri sendiri bun agar bisa menghargai waktu.
Jazakillahu khoiron katsiro bunda.
🌸Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــــــمِ اللّه
Nasihat yang paling ampuh bagi diri kita terutama adalah dengan sering mengingat saat kematian kita. Kepada orang lain pun juga tak perlu ragu kita juga sampaikan ungkapan-ungkapan yang mengingatkan dirinya saat-saat kematiannya.
Kemudian lebih jauh lagi ingatlah saat setelah kematian itu kita akan dibangkitkan dan mulia lah babak perjalanan yang sangat lama waktunya, yang sangat melelahkan dan dan bahkan sangat menyiksa yakni saat masa-masa kehidupan akhirat dimulai, yakni setelah kebangkitan manusia akan dikumpulkan di pada mahsyar dan seterusnya dan seterusnya hingga sampai pada saat kita akan dihisab.
Maka saat itu bagaiamanalah keadaan amal kita?
Setiap waktu-waktu kita bahkan dalam hitungan menit dan detik akan ditanya, untuk apa kita lewatkan? Amal apa yang kita kerjakan saat itu, semua-semuanya akan Alloh ﷻ tanyakan dan dengan sangat detail.
Demikian bunda sehingga tidaklah patut jika dengan mengingat perkara-perkara yang pasti akan kita alami itu tidak menggerakkan hati kita untuk memperbaiki pengaturan waktu-waktu, kita yakni dengan mengisi amal-amal yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Bunda Hapsa ~ Jakarta
Assalamualaikum,
Saya ikut belajar mengaji dan menghafal al quran metode tiqrar. Saya sering merasa sedih dan bingung dengan segala urusan yang tiada hentinya akhirnya hafalan banyak yang hilang kan kurang murojaah. Mohon tips bunda bagaimana supaya bisa membagi waktu khususnya mengulang hafalan al quran?
Terima kasih
🌸Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــــــمِ اللّه
Ukhti...
Tidaklah seorang itu akan pandai membagi waktu-waktu dengan baik dan penuh keberkahan jika tidak ditolong oleh Alloh ﷻ.
Oleh karena itu perbanyaklah berdoa memohon kepada Alloh ﷻ agar kita diberikan ilmu dan taufiq-Nya hingga bisa selalu mengambil amal-amal yang terbaik menurut-Nya.
Lazimkan membaca doa berikut ini diantaranya:
Allahumma a-inni ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik
Doa diatas mengandung makna permohonan agar kita yang mungkinn sudah ingin menjadi seoarang yang sholih yang taat beribadah kepada Alloh ﷻ ditunjuki ibadah-ibqdah yang mana saja atau ibadah-ibadah apa saja yang terbaik menurut-Nya, ini tentunya juga terkait dengan waktu-waktu yang kita miliki. Alloh ﷻ akan gerakkan kita mengisi waktu-waktu kita untuk melantunkan dzikir-dzikir yang membuat Alloh ﷻ senang (ridho) dan juga amal-amal yang Dia cintai dapat kita laksanakan dengan baik dan berkualitas.
Sehingga dengan sendirinya tidak ada kekacauan dalam pengaturan waktu apalagi kelelahan jiwa hingga sampai beribadah tapi kok malah menderita, karena tidak pandai mengatur waktu.
Sekali lagi berdoa lah kepada Alloh ﷻ meminta seperti doa diatas dan juga doa tambahan taufiq dan hidayah serta keberkahan waktu-waktu kita.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Angghi Puspito Rini ~ Purworejo
Assalamualaikum,
Jika kita sering beraktifitas setiap hari dan kadang kita merasa malas bunda, nah saat malas dan bosan melanda apalagi jenuh bunda bagaimana kita mengatasi dan memanfaatkan waktu itu supaya kita lebih dekat dengan Alloh ﷻ disisi ini posisi kita tahu pasti banyak setan dan jin yang mengganggu kita bunda yang menyebabkan jenuh, malas dan sebagainya melanda. Pertanyaan saya bagaimana memanfaatkan waktu itu jika kita dalam kondisi seperti ini?
🌸Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ
Mulailah dengan memenuhi waktu-waktu kita dengan diiringi lantunan dzikir.
Dzikir apa saja... seperti :
Subhanallah wa bihamdih, subhanallahil ‘adziim.
Atau istighfar :
Astaghfirllaah wa atuubu ilaiih.
Atau ...
Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha ilallahu Allahu Akbar.
Dan dzikir-dzikir yang lain.
Bisa saja dzikir-dzikir itu kita baca saat kita sedang beraktivitas, agar hati kita selalu dalam keadaan mengingat Alloh ﷻ.
Jika demikian yakni hati kita sudah terbiasa kita ajak untuk berdzikir maka jiwa kita akan hidup, hati kita sehat dan setan enggan mendekat.
Maka keadaan hidup kita akan lebih terasa hidup. Tidak mudah mengalami kejenuhan, hati kita akan selalu bersemangat. Jikapun ujian melanda iman kita sudah lebih kokoh sehingga tidak akan terlalu down dan jauh dari putus asa.
Kemudian ikat pula diri kita dengan suatu waktu dimana kita secara rutin mempelajari ilmu agama.
Ini adalah suatu langkah hidup yang insyaAllah akan menjadi pembuka jalan-jalan kemudahan dan kebaikan kita baik di dunia dan di akhirat.
Karena Alloh ﷻ mudah Mencintai hamba-Nya yang istiqomah mempelajari ilmu agama-Nya.
Karena dengan ilmu-ilmu itu hamba tersebut akan lebih mengenal-Nya, memahami syariat-Nya dan lebih mudah memenuhi perintah-perintah-Nya serta meningkatkan kualitas penghambaan nya kepada Robb nya. Yakni Alloh ﷻ.
Demikian ya bunda sayang ... بَارَكَ اللّهُ فِيْك
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Pika ~ Purwokerto
Bismillah
Assalamu'alaykum warah matullaahi wabarakaatuh...
Bunda, bagaimana cara efektif menyampaikan hal menghargai waktu kepada anak-anak usia SD (Sekolah dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama)untuk menghargai waktu? Apalagi saat pandemi sekarang anak-anak tidak pernah lepas dari HP (Handphone), sedangkan orang tua bekerja tidak bisa mengawasi setiap saat.
Syukron Jazaakillah Khoyron
🌸Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــــــمِ اللّه
Tentu selain menjelaskan kepada mereka sebaiknya orang tua juga pandai menyiapkan aktivitas yang lebih positif yang bisa menggantikan apa yang telah biasa dikalukannya.
Dan memang jika semakin dibiarkan keadaan anak sangat tidak baik akibatnya kelak di masa dewasanya.
Oleh karena itu sebagai orang tua khususnya di era yang sangat berat ini karena adanya pandemi harus lebih giat dalam mensholihkan dirinya dan juga mendoakan anak-anaknya agar Alloh ﷻ lindungi dari segala efek buruk dari situasi yang ada saat ini dan juga yang akan datang. Termasuk doa agar Alloh ﷻ berikan bimbingan hidayah kepada anak-anak kita serta agar Alloh ﷻ jauhkan mereka dari pengaruh dan godaan setan melalui apa saja termasuk melalui handphone dan juga pengaruh teman dan lain sebagainya.
Pendek kata, selain kita berusaha memperbaiki diri, carikah jalan ikhtiar yang sesuai dengan kondisi yang ada anak-anak kita, kemudian gunakan doa sebagai senjata.
Dalam kondisi seperti ini gunakan doa sebagai senjata kita. Dan juga dalam kondisi apapun doa adalah segalanya.
Karena Alloh ﷻ sajalah yang Maha Kuasa sehingga layaklah jika hanya kepada-Nya saja kita mengadukan urusan kita apapun itu untuk memohon pertolongan-Nya.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Han ~ Jatim
Assalamu'alaikum,
Bund, mengapa waktu berasa cepat sekali kalau kita sibuk bekerja, atau apapun tentang dunia. Tetapi mengapa terasa lama kalau kita misal, Tilawah, sholat, puasa, bawaannya ingin cepat-cepat saja.
🌸Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Alloh ﷻ berfirman bahwa dunia ini menipu dan sangat melalaikan. Perhatikan potongan ayat berikut, al Hadid : 50
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“....dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
Betapa banyak manusia yang tertipu oleh dunia. Tanpa dia bersungguh-sungguh menuntut ilmu dan mengasah hatinya dengan iman dan amal sholih serta selalu melakukan muhasabah diri maka ia akan lebih sering terjebak pada tipu daya dunia daripada merasakan nikmat dan khusyuknya saat beribadah.
Karena tanpa ilmu seseorang akan tipis imannya sehingga tanpa terasa mudah sekali terpedaya oleh setan hingga hati selalu lebih cenderung pada segala yang terkait dengan dunia daripada keutamaan akhirat.
Seorang penuntut ilmu pun tak terlepas dari godaan setan yang menyerang hatinya sehingga tanpa kesadaran menghayati ilmu tersebut dan berupaya menjadikan ilmu sebagai benteng imannya maka ia bisa berada dalam keadaan yang tidak ada bedanya dengan orang yang tidak berilmu.
Oleh karena itu, sekalipun para pedakwah dan juga penuntut ilmu perlu memperhatikan keimanan dan penjagaan dirinya sendiri dari tipu daya dunia sebelum atau seiring dengan aktivitasnya mengajak orang lain pada jalan kesholihan.
Iman yang tidak dikuatkan dengan pemahaman ilmu dan kesungguhan hati untuk menjadi penghamba sejati masih akan sangat mudah terperdaya oleh setan sehingga ibadah-ibadah yang dia tahu keutamaan-keutamaannya pun tidak mampu membuat dirinya tertarik dan menikmati saat melaksanakannya.
Sedangkan apabila ia sedang melakukan suatu perkara dunia maka munculah semangat hati dan antusias tanpa lelah malas dan keletihan.
Inilah gambaran keberhasilan setan kala mereka memperdaya manusia hingga membuat manusia benar-benar merasa bahwa dunia dengan kenikmatannya itu adalah yang layak dia kejar sedangkan amal akhirat dianggapnya tidak ada artinya.
Seorang yang sadar akan keutamaan akhirat dan selalu bisa bersemangat mengejarnya hanyalah orang-orang yang telah diberi taufiq dan hidayah Alloh ﷻ saja. Tanpa pertolongan Alloh ﷻ maka ia akan berada pada kelalaian sebagaimana kebanyakan yang lain.
Adapun untuk menjadi seorang yang selalu mendapat petunjuk Alloh ﷻ adalah dengan berusaha mendekat pada Al Qur’an dengan tidak hanya puas membacanya secara rutin tetapi harus mau mempelajari makna kandungannya, hingga hatinya terbuka dan imannya terbangun. Dan pada gilirannya keadaan jiwanya akan selalu terikat pada kehidupan akhirat dan setan sulit menganggunya.
Orang seperti ini lebih sering berfikir tentang agamanya karena ia selalu memperhatikan bagaimana nasibnya kelak di akhirat daripada sibuk pada urusan dunianya.
Sehingga keadaan hatinya yang sering berfikir tentang agama dan terpikat pada urusan akhirat menjadi sebab mudahnya hidayah dan pertolongan Alloh ﷻ kepadanya yakni dalam meneeguhkan hati bahwa aktivitas ibadah adalah sesuatu yang lebih berharga dan hatinya juga tidak mudah tergiur oleh aktivitas dunia yang hanya akan merenggut waktu-waktunya dan akan menjadi penyesalannya.
Semoga kita semua selalu diberi taufiq dan hidayah Alloh ﷻ hingga selalu mampu mengisi waktu-waktu kita dengan amal sholih dan bisa menikmatinya saat melaksanakannya.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Riyanti ~ Yogja
Manajemen waktu yang baik itu baiknya dengan mempertimbangkan apa saja ya bunda?
🌸Jawab:
بِسْــــــــــــــمِ اللّه
Tentu dengan memantabkan lebih dahulu tujuan hidup kita. Yakni apa yang dikehendaki Alloh ﷻ dari diri kita di dunia ini.
Perhatikan firman Alloh ﷻ ini :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz Daariyat: 56).
Setelah kita jiwai benar tujuan Alloh ﷻ menciptakan diri kita yakni hanya untuk beribadah kepada-Nya, maka selanjutnya rancanglah perkara-perkara yang diperlukan agar hidup kita selalu berada dalam kondisi beribadah kepada Alloh ﷻ.
Diantaranya yang utama adalah menjadikan diri kita sebagai penuntut ilmu agama yang terikat pada suatu halaqoh majelis ilmu.
Karena dengannya kita akan lebih mudah untuk berkomitmen dan akan mendapat asupan ilmu secara terus-menerus hingga menjadi pengetahuan untuk bekal melakukan amal ibadah kepada Alloh ﷻ.
Semakin sedikit ilmu yang dimiliki seseorang maka semakin sedikit amal yang bisa ia kerjakan dan semakin ringan kualitas amal tersebut.
Sebaliknya jika seorang memiliki ilmu yang banyak maka ia lebih mudah membangun keimanannya dan menempa dirinya dalam Kesholihan.
Dan bukan berarti orang seperti ini juga akan pasti terbebas dari godaan setan, tetapi setidaknya dengan iman dan iman yang ada pada dirinya akan lebih mudah menangkal bisikan setan yang mengajaknya pada kehancuran dan kehinaan diri.
Kemudian perkara lain yang tidak kalah penting adalah kita perlu mengingatkan diri pada lingkungan pergaulan yang baik.
Hal ini masih ada kaitannya dengan yang diatas ya... yakni ketika seorang telah menetapkan niat menjadi seorang penuntut ilmu maka untuk membangun istiqomah dan semangatnya adalah dengan mengikatkan diri pada pergaulan dengan sesama para penuntut ilmu yang lain.
Melakukan interaksi yang baik membangun rasa peduli dan saling bersemangat dalam mengingatkan pada urusan akhirat.
Kemudian yang ketiga adalah dengan selalu melakukan muhasabah diri sesering mungkin. Bahkan setiap hari tidak hanya menunggu datangnya malam.
Saat melihat sesuatu, saat setelah mengerjakan sesuatu, berpikir sesuatu, mengucap sesuatu maka semuanya itu jadikan ajang kita melalukan muhasabah, apakah itu semua berpengaruh baik atau buruk pada nasib akhirat kita.
Jika urusan dunia maka abaikan. Tetapi fokuslah saja pada dampak akhirat kita.
InsyaAllah dengan demikian hati kita akan selalu tersadar pada perkara-perkara yang penting-penting saja. Dan dengannya hati akan lebih cenderung mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan menghasilkan pahala.
Jika keadaan seperti ini sudah terbangun maka setiap waktu yang ada akan terisi dengan hal-hal yang bernilai ibadah.
Adapun hal-hal yang sia-sia akan tersingkirkan atau paling tidak akan bisa diminimalisasi dengan izin Alloh ﷻ.
Dan yang terakhir tentu dengan doa. Karena semua kebaikan itu semata-mata berasal dari Alloh ﷻ. Termasuk seorang yang pandai mengisi waktu-waktu hidupnya dengan perkara dan amal-amal yang baik akibatnya bagi akhiratnya hanyalah karena sebab dirinya telah diberi taufiq dan hidayah oleh Alloh ﷻ.
Wallahu a'lam
0️⃣7️⃣ Safitri ~ Banten
Ustadzah kita kan tidak boleh menyalahkan waktu ya, ketika kita menyalahkan waktu itu sama saja kita menyalahkan Alloh ﷻ, kadang terbesit pikiran atau kata-kata coba saja waktu itu tidak sepetir itu pasti tidak bakal gini jadinya tanpa sadar kita selau melakukan itu, jika seperti ini kita masih belum beryukur dzah atas apa yang Alloh ﷻ sudah tentukan untuk kita?
🌸Jawab:
بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ
Benar sekali ukhti...
Kita dilarang mencaci maki masa (waktu). Termasuk mecela waktu adalah ketika menggerutu kenapa waktu berjalan begitu cepat. Yang benar adalah kita harus selalu menyadari kecepatan waktu atau lambatnya waktu adalah karena sebab penerimaan perasaan kita.
Tidak ada yang salah pada waktu. Yang ada adalah perasaan penyesalan diri karena tidak pandai menggunakan waktu sehingga benar ungkapan bahwa waktu adalah bagai pedang. Jika kita pandai menggunakan pedang itu untuk hal-hal yang manfaat maka kita akan mendapatkan keberuntungan yang banyak.
Sebaliknya jika kita tidak pandai menggunakannya maka pedang itu bisa mencelakai atau bahkan membunuh diri kita.
Waktu yang digunakan dengan baik maka tidak hanya keberuntungan akhirat saja yang akan kita dapatkan tetapi kebaikan dunia juga akan kita rasakan. Hidup lebih teratur dan terasa lebih berkualitas hingga banyak kebaikan yang bisa kita lakukan, banyak pahala dan banyaknya pula sebab-sebab mudahnya kita mencapai surga. InsyaAllah.
Kemudian mengenai ungkapan seperti yang disebutkan diatas adalah ungkapan yang dilarang oleh agama, agas dasar dalil hadist berikut:
“..., Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, “Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu.” Tetapi katakanlah, “Qadarullah wa ma sya-a fa’al (hal ini telah ditakdirkan Alloh ﷻ dan Alloh ﷻ berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya). Karena ucapan “seandainya” akan membuka pintu perbuatan syaitan.” (HR. Muslim).
Jadi benar bahwa jika seorang mengatakan “Seandainya... atau kalau saja ... coba kalau ... dan lain-lain.”
Maka ia telah terjebak pada sikap tidak ridho pada takdir Alloh ﷻ, atau minimal dirinya tidak menyakini bahwa setiap kejadian adalah merupakan takdir kehendak Alloh ﷻ.
Ini merupakan penyimpangan dari kaidah keimanan yang benar dalam meyakini rukun iman khususnya iman kepada takdir. Baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Berikut perintah agar seorang mukmin beriman kepada takdir yang baik dan takdir yang buruk bahwa keduanya itu adalah datang dari Alloh ﷻ.
“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia beriman kepada qadar baik dan buruknya dari Alloh ﷻ, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya.” (HR. Tirmidzi).
Dan juga mari kita hayati satu hadist berikut agar iman dan islam kita lebih baik lagi wa bil khusus dalam menyikapi segala bentuk takdir.
“Engkau beriman kepada Alloh ﷻ, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir serta qadha’ dan qadar, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Dengan memahami kaidah bab takdir diatas semoga kita tidak lagi menyesali waktu dan setiap kejadian yang menimpa diri kita.
Dan sebaliknya kita pandai merubah musibah menjadi peluang mendapatkan pahala yang berlimpah dengan mengimani takdir buruk kemudian juga karena kita bisa bersabar karenanya.
Dan juga saat kita mendapatkan suatu kebaikan maka juga tidak terlena, menjadikan kebaikan itu sebagai sumber ladang pahala karena kita pandai mensyukurinya.
Wallahu a'lam
0️⃣8️⃣ Lila ~ Padang
Bunda, saya ibu dari 4 anak. Anak paling besar sekarang sudah kelas 3 SMA (Sekolah Menengah Atas). Dulu saya menikah muda dan belum tahu pentingnya ilmu agama untuk anak-anak. Saat anak saya paling besar masih SD (Sekolah Dasar), saya tidak begitu memaksakan untuk sekolah Madrasah dan sekolah agama. Dan sekarang saya menyesal, karena anak saya tersebut tidak bisa membaca al qur'an.
Saya pernah membujuknya untuk belajar membaca Al qur'an, tapi anak saya tidak mau karena katanya malu. Dan saya juga sudah membelikan Al qur'an digital agar dia bisa belajar sendiri di rumah, tapi namanya anak remaja, omongannya saya tidak begitu didengarkan. Dan sampai sekarang dia tidak pernah berusaha untuk belajar. Dan saya merasa menyesal terlambat menyadarinya dan sudah melewatkan waktu yang berharga untuk anak saya itu bunda. Tapi Alhamdulillah adik-adiknya bisa membaca Al qur'an.
Pertanyaan saya, bagaimana caranya agar anak saya tersebut mau belajar ya bunda?
Mohon bimbingannya. Terima kasih.
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
🌸Jawab:
Bismillah,
Ya sebagai orang tua tentunya selain terus menasihati dan memberi pengertian kepada anak juga harus memberi contoh. Jadi tidak hanya menyuruh tetapi dirinya juga melalukannya.
Sehingga anak akan berpikir bahwa ternyata tidak ada kata terlambat untuk belajar membaca Al Qur’an.
Terlambatnya ketika nyawa sudah berada di kerongkongan, maka tidak ada amal bahkan pengakuan yang ditrima oleh Alloh ﷻ.
Langkah bunda selanjutnya adalah:
1). Membatasi anak bergaul dengan teman-temannya yang juga seperti dia.
Carikan dan arahkan anak kita agar dekat dengan teman-teman yang lebih baik lebih sholih dan mampu mempengaruhinya untuk senang belajar agama.
Tunjukkan contoh-contoh betapa banyaknya orang yang lebih dewasa dari usianya juga belajar membaca Al Qur’an tanpa ada rasa malu karena belajar Al Qur’an adalah suatu amal yang besar pahalanya dan akan menyelamatkan hidupnya di dunia ini dan juga di akhirat nanti.
Bahkan Al Qur’an kelak akan memberi syafaat kepada para pembacanya saat di dunia dulu dengan izin Alloh ﷻ.
Maka rugilah mereka yang tidak mau belajar membaca Al Qur’an.
Dan upaya yang utama adalah dengan dibantu doa. Mohonkan kepada Alloh ﷻ agar anak bunda diberi hidayah.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Waktu adalah modal hidup yang sangat berharga. Pandailah memanfaatkan waktu dalam segala bentuk amal yang mengasilkan pahala. Jangan biarkan waktu-waktu terbuang sia-sia, karena kelak kita pasti akan ditanya. Jangan pula persulit diri kita selagi di dunia kita masih bisa merancang nasib kita dengan amalan yang bisa menyelamatkan nasib di akhirat.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar