Sabtu, 08 Februari 2020
BERSIHNYA HATI KUNCI BAHAGIA SEJATI (Episode 6)
OLeH: Bunda Endria
💎M a T e R i💘
🌸BERSIHNYA HATI ADALAH KUNCI KEBAHAGIAAN SEJATI
Bismillaah....
Alhamdulillah.
Allahumma sholi ala Muhammad wa ala ‘aliy Muhammad wa Shohbihi ajma’iin....
Ukhtifillah yang semoga senantiasa dirahmati Allah...
Mengapa seorang muslim harus memiliki ambisi untuk memiliki hati yang bersih?
Karena hati yang bersih akan membuahkan kondisi kebahagiaan yang sejati. Bukan kamuflase. Hati yang bersih juga membawa diri seseorang kembali kepada Allah dengan mendapatkan keberuntungan yang besar.
Allah subhanhu wa ta’ala tidak melihat paras dan rupa kita tetapi Allah melihat kebersihan hati kita.
Allah selalu memperhitungkan nilai dari sebuah amal baik yang dzahir maupun yang bathin (amalan hati), akan tetapi amal hati lebih utama daripada amalan hati.
Oleh karena itu mengapa hati harus selalu dijaga kebersihan hati kita? karena hati merupakan wadah yang paling utama dalam beramal.
Hati merupakan sumber segala kebaikan dan keburukan. Jika tidak dijaga maka hati akan menjadi sarang setan yang akan mengendalikan setiap amal yang keluar selalu berupa buruk.
Berbicara tentang upaya pembersihan hati maka kita sedang membicarakan suatu perkara yang besar. Dan hanya orang-orang yang dipilih Allah saja yang mau memperhatikan kebersihan hatinya.
Kebanyakan orang hanya pandai membersihkan badannya, rumahnya, dan harta bendanya yang lain. Juga pandai memperindah ahlaq dzahirnya tetapi jarang yang rajin memperhatikan kebersihan hatinya.
Padahal jika saja ia tahu bahwa...
Hati yang dibersihkan akan menjadi jernih, cemerlang hingga memberikan kebahagiaan kepada pemiliknya.
Bagaimana hakikat dari hati yang bersih itu?
Kebersihan hati ada tingkatan-tingkatannya. Adapun tingkatan hati yang bersih adalah hati yang paling bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan bersih dari segala bentuk kesyirikan sekecil apapun.
Kemudian hati yang bersih juga dimiliki oleh hati yang jauh dari sifat kebencian terhadap orang beriman, tidak ada rasa dendam pada orang lain dan juga tidak ada rasa iri dengki bahkan kepada siapapun dari orang-orang yang dilihatnya. Yang mana semua sifat mulia tersebut dilakukan karena dirinya ingin agar Allah ridho kepadanya.
Tentu upaya membersihkan hati adalah suatu perjuangan besar yang tidak setiap orang dengan mudah bisa melakukannya. Harus ada dasar iman dan ilmu didalam dirinya..
Seorang yang hatinya bersih akan lebih mudah khusyuk dalam beribadah kepada Allah terutama dalam ibadah-ibadah yang utama yakni Sholat, Berdo’a dan membaca al Qur’an dan lain-lain.
Mengingat betapa urgent seorang muslim memilki hati yang bersih hingga dirinya mencapai kebahagiaan hidup di dunia ini dan di akhirat nanti, maka seharusnya difahami hal-hal apa saja kiranya yang bisa menjadi sebab-sebab bersihnya hati. Berikut diantaranya:
🔹 Pertama:
MENJAGA LISAN
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
"Tidaklah lurus (istiqomah) seorang hamba, kecuali hatinya lurus (istiqomah). Dan hati seorang hamba tidak akan lurus (istiqomah), kecuali lisannya lurus. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga." (HR. Ahmad).
Dari hadist diatas terbaca bahwa LISAN KITA SANGAT MENENTUKAN KEBERSIHAN HATI KITA.
Hati ibarat wadah yang bisa diisi untuk apa saja. Karena itu lisan harus dijaga karena hingga hati selalu terisi dengan hal-hal yang baik-baik saja dari lisannya.
Menjaga lisan ini akan menguntungkan terutama pada saat seorang mengalami sakaratul maut. Karena jika lisannya selalu dijaga... hanya yang baik-baik saja yang kita ucapkan maka hatinya akan mengikuti apa yang selalu kita ucapkan sebagaimana keseharian kita.
Termasuk hati-hati dengan dengan apa yang kita tulis. Karena hukum tulisan sama dengan ucapan lisan. Perhatikan benar dengan apa-apa komentar kita, apa-apa yang kita share di ruang maya, dan juga status kita disana.
Jika kita berhasil menjaga lisan kita maka Rasulullah-lah yang akan menjamin kita di surga nanti. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (lisan) dan yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin surga baginya.” (HR. Al-Bukhari).
Jika kita pandai menjaga lisan maka hati kita akan terjaga kebersihannya.
Berhati-hatilah saat berbicara kepada seseorang, jangan menyakiti lawan bicara kita. Termasuk tatkala kita bergaul di dalam grup whatsapp maka pilihlah kata-kata atau ucapan yang ingin kita lontarkan.
🔹 Kedua:
BANYAK BERTISTIGHFAR
Jangan biarkan sedikitpun maksiat menjadi kebiasaan kita. Termasuk juga jangan kita mencoba-coba untuk melakukan maksiat yang baru, karena kita tidak tahu apakah kita akan mampu meninggalkan maksiat tersebut. Setan itu tidak akan rela kita menjadi orang yang baik.
Ketika kita terjerat suatu jenis maksiat maka syetan akan berjuang agar kita tetap terjerumus dalam kondisi bermaksiat. Sedangkan jika kita baik maka segala upaya mereka perjuangkan agar kebaikan kita tidak langgeng. Bisa dengan dibuat jenuh, berat saat melakukannya, tidak khusyu’ sampai dengan melakukannya tetapi dengan riya’ - hingga dengan sebab semua itu (kekotoran hati itu) kita merasa telah melakukan ibadah tetapi tidak mendapatkan pahala apa-apa...
Na’udzubillahi mindzalik.
Jadi banyak hal yang dapat membuat kotornya hati karena sebab-sebab yang tidak kita sadari. Karena itu dengan istighfar insyaAllah akan dapat membersihkan kotoran hati kita.
Jika hati bersih maka seorang akan sensitive ketika melakukan maksiat atau terhalang kebaikan darinya. Seperti, ketika dirinya sulit untuk bangun malam dan beribadah malam, atau mungkin kesiangan sholat subuh.
Atau mungkin kita tidak merasa berdosa saat tidak melayani suami dengan baik. Kurang berbakti kepada orang tua. Tidak perhatian kepada pendidikan anak-anak kita.
Itu semua harus segera disadari dan dimohonkan ampun kepada Allah dengan istighfar. Agar hati kembali bersih dan memancarkan kejernihan dalam akhlaq dan kebahagiaan.
🔹 Ketiga:
JANGAN TERLALU BANYAK INGIN TAHU URUSAN ORANG DAN JUGA JANGAN SERING MENDENGAR KEBURUKAN-KEBURUKAN ORANG LAIN
Semakin banyak kita tahu banyak urusan orang lain maka ketika kita bertemu dengannya hati kita kita akan lebih banyak berpikir yang negatif terhadapnya daripada memandang kebaikannya. Inilah yang bisa membuat hati kita menjadi kotor.
Sebaik-baiknya amalan adalah kebersihan hati hingga kita tidak memiliki permusuhan dengan orang lain yang kita temui.
Jika kita punya teman yang suka menceritakan keburukan orang lain maka jauhi dia. Agar hati kita tidak kotor dari sebab pendengaran kita yang sering mendengarkan kabar keburukan-keburukan orang lain yang akhirnya akan masuk ke hati dan nengotori hati kita sendiri. Betapa ruginya jika seperti ini. Belum dosa yang tak kalah berat azabnya jika kita terlibat dalam ghibah.
Na’udzubillahi mindzalik.
🔹 Keempat:
BERUSAHA MENDAPATKAN KETENTRAMAN DIRI SAAT KITA SENDIRIAN
Ada kalanya kita bahagia saat kita bersama-bersama teman dan saudara atau keluarga kita. Akan tetapi kita harus melatih diri kita agar memiliki waktu untuk diri kita sendiri - dengan kita sengaja mencari waktu untuk menyediri dan kita bahagia dalam ke sendirian itu.
Jangan sampai kita tidak bisa merasa nikmat dan khusyu saat berada dalam kondisi sendirian tersebut.
Cobalah melatih diri untuk meluangkan waktu kita untuk menyediri dan merenung serta melakukan amalan yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah.
Karena dalam kesendirian kita akan lebih mudah menghadirkan Allah - dengan demikian pasti akan muncul rasa tenang, damai dan bahagia.
Jika dalam kesendirian kita tidak bisa merasakan kebahagiaan dan ketenangan maka ini indikasi hati kita sedang bermasalah.
🔹 Kelima:
MEMPERBANYAK DZIKIR KEPADA ALLAH
Semakin banyak kita mengingat Allah (berdzikir) maka semakin banyak Allah mengingat diri kita.
Renungkanlah bahwa jumlah hambanya Allah itu sangat banyak. Dan diantara mereka banyak yang berlomba-lomba mencari perhatian Allah melalui ibadah-ibadah mereka hingga mereka.
Maka carilah perhatian Allah dengan banyak mendekat kepada-Nya - dengan banyak mengingat-Nya (berdzikir) hingga Allah juga akan mengingat kita dan Dia memberikan perhatian kepada kita. Dengan demikian kita pasti akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
Sebaliknya seorang yang jarang mengingat Allah maka bisa jadi dia tidak termasuk hamba yang diberi perhatian lebih oleh-Nya. Artinya ia bukan menjadi hamba yang spesial - memiliki kedudukan khusus disisi-Nya.... karena itulah pastinya ia juga tidak akan mendapatkan jatah karunia kebahagiaan walaupun hartanya berlimpah ruah. Karena kebahagiaan itu yang mampu memberikan kepada hati manusia hanya Allah.
Jika seorang melalaikan Allah maka ia juga akan dilalaikan. Jika seorang memberi perhatian kepada Allah maka ia pasti akan diperhatikan.
Apa yang ia butuhkan akan Allah berikan. Dan kebutuhannya yang utama adalah tentu rasa bahagia.
Bahagia itu rasa yang muncul atas karunia-Nya yang Allah sematkan didalam hati yang dipilih-Nya.
Bukan harta benda atau kecantikan dan kemasyhuran.
Adapun jika kita melihat seorang tidak banyak mengingat Allah bahkan tidak taat kepada-Nya tapi tampak bahagia maka ketuilah bahwa kebahagiaan yang mereka rasakan adalah kebahagiaan semu. Bukan kebahagiaan sejati.
Kebahagiaan sejati adalah apa-apa yang bersumber dan berkahir ppada Allah sebagai titik tujuannya.
🔹 Keenam:
SERING MELATIH DIRI UNTUK IKHLAS
Tidak mengharap pujian orang lain. Hanya pujian Allah saja kita melakukan sesuatu.
Apa pun yang kita lakukan hanya kita tujukan untuk mengharap ridho Allah maka kita pasti akan mendapatkan kebahagiaan.
Jika kita berbuat sesuatu untuk mendapatkan pujian manusia atau komentar orang lain maka kepuasan yang didapat hanya sekilas setelah itu akan nenemui kekecewaan. Karena kufurnya atas nikmat Allah dan sibuk memikirkan respond atau tanggapan dari orang lain atas apa yang ia lakukan atau apa saja ada pada dirinya.
Karena itu latihlah diri untuk terbiasa menyembunyikan setiap amal sholih kita. Karena amal sholih yang jauh dari pengetahuan orang lain akan mudah untuk ikhlas.
Dan ikhlas itu merupakan tempaan hati sekaligus pembersih hati dari segala penyakit hati.
Ikhlas juga pengusir jin setan yang bersembunyi di dalam tubuh manusia.
Seorang yang terbiasa ikhlas maka ia akan bersih hatinya. Dan merasakan kebahagiaan hidup.
🔹 Ketujuh:
SERING MEMBANTU ATAU MEMBERI PERTOLONGAN KEPADA ORANG LAIN DENGAN HATI YANG TULUS.
Membantu Orang lain dengan hati yang tulus ikhlas dapat menjadi sumber bersihnya hati dan datangnya kebahagiaan hidup. Selain itu juga akan mendatangkan cinta Allah kepada dirinya.
Seorang yang bahagia saat bisa bermanfaat bagi orang lain maka itulah kebahagiaan yang sejati yang ia dapati pada dirinya. Sebagai karunia Allah atas ahlaq budinya yang mulia.
🔹 Kedelapan
JANGAN SAMPAI MEMASUKKAN DUNIA KEDALAM HATI
Cukuplah segala yang ada kaitan dengan dunia ini hanya sampai diluar pintu hati saja. Artinya jangan sampai urusan duniawi menjadi fokus perhatian dan kesibukan kita.
Biasa-biasa saja....
Karena kalau hati kita tersita oleh urusan dunia, apakah itu harta, kecantikan, jabatan dan lain-lain, maka hati akan mudah keras dan sulit untuk diajak mengingat kehidupan akhirat dan mempersiapkan kedatangannya.
Silahkan punya dunia tetapi jangan dimasukkan ke dalam hati kita. Penuhi hati kita dengan segala yang berkaitan dengan nasib kita kelak di akhirat. Seperti takut dan khawatirkan diri kita jika kelak si yaumil mahsyar termasuk orang yang berjalan dengan muka (wajah) kita... Na’udzubillahi mindzalik.
Jadi segala ancaman akhirat harus menjadi ketakutan dan kekhawatiran kita. Sedangkan nikmat akhirat yang Allah janjikan harus menjadi sumber motivasi kita dalam beramal sholih hingga kita bisa mendapatkan kenikmatan itu (surga dan segala ke ini yang ada didalamnya).
Dengan memenuhi hati kita pada urusan-urusan yang penting yakni urusan akhirat maka hati kita akan lebih terjaga kebersihannya. Karena ada rasa takut dan kehati-hatian diri jika terperosok pada perbuatan dosa.
🔹 Kesembilan:
SENANTIASA MENERIMA TAKDIR ALLAH DAN BERPRASANGKA YANG BAIK KEPADA-NYA DALAM SETIAP KEADAAN YANG SEDANG KITA ALAMI
Ini diantara kiat yang paling afdhol dalam upaya membersihkan hati adalah dengan selalu berprasangka baik kepada Allah atas segala takdir yang menimpa diri kita.
Kita harus memiliki keyakinan bahwa setiap takdir yang Allah bagikan pada diri kita pasti mengandung hikmah yang baik.
Allah itu tidak pernah mendzalimi hamba-Nya. Dia Maha Baik, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
🔹 Kesepuluh:
LAZIMKAN DIRI BERDOA KEPADA ALLAH AGAR DIBERIKAN KEBERSIHAN HATI
Diantara doa terkait hati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan kepada kita doa yang berbunyi :
Allahumma yaa Muqolibal Quluub. Tsabits Qolbiy ‘alaa Diinik.
Doa ini merupakan salah satu doa yang paling sering dipanjatkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Allah.
Dan dianjurkan untuk kita baca saat sebelum salam di setiap sholat kita.
Jika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang dijamin surga dan bersih dari dosa dan kesalahan saja masih melazimkan doa seperti ini. Maka bagaimana dengan diri kita yang kualitas iman dan islam kita tentu ppjauuuuh dibawah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam ?
سُبْحَانَ اللَّهِ
Semoga materi malam ini bisa menjadi tadzkirah bagi diri saya sendiri dan juga bagi para Jama’ah kajian yang membacanya.
Alhamdulillah...
والله أعلم
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💎TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum bunda,
Kalau kita suka mengeluh saja terus suka ngedumel karena sesuatu atau karena orang tersebut bikin kesel, bikin bad mood kita itu sama saja kita punya penyakit hati dan hati kita sudah kotor?
🌴Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Bismillaah
InsyaAllah itu bukan penyakit hati yang akut. Tetapi seharusnya lebih belajar ikhlas lagi hati. Karena bagaimanapun sikap itu muncul karena tabiat hati yang sering merasa tidak puas dan sabar. Seharusnya sikap tenang dan memaklumi lebih dikedepankan. Dan sikap seperti ini untuk menjadi tabiat (karakter atau kepribadian) harus dilatih. Tidak bisa serta merta.
Karena kekesalan hati itu menunjukkan kekurang sabaran seseorang. Suatu sifat yang tidak baik dan akan selalu menghalangi ketentraman dan kebahagiaan hati.
Walaupun bukan merupakan penyakit hati yang akut hanya tabiat hati yang tidak baik, jika kebiasaan ngedumel tersebut terus menerus dibiarkan menajdi tabiat diri tentu ini merupakan kondisi kepribadian yang sanagat merugikan diri.
Karena hidup ini terlalu singkat waktunya. Jika tidak fokus mencari ketentraman maka kapan kita akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan.
Berusahalah menghargai waktu dan teliti dalam memanfaatkannya dengan memperbaiki kualitas amal perbuatan dzahir (lahir) dan bathin (hati) kita.
Perasaan kesal semacam itu sering terjadi ketika seseorang kurang paham makna Takdir.
Seorang yang kurang memahami bahwa setiap hal itu jika sudah terjadi maka itu merupakan takdir (ketetapan) Allah hatinya akan mudah diarahkan setan pada sikap kekesalan, kekecewaan, amarah hingga penyakit hatinyang akut seperti iri dan dengki.
Na’udzubillahi mindzalik.
Karena itu perlunya kita pandai mengelola hati. Dengan ilmu dan iman seseorang akan pandai mengarahkan hatinya hanya pada hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya hingga di dunia ini hidupnya bahagia dan di akhirat pun ia selamat.
Akan tetapi perlu diingat juga bahwa dengan ini bukan berarti kita tidak boleh kesal atau marah.
Tetapi marah itu ada tempatnya. Marah harus diletakkan pada alasan yang tepat. Seperti kemarahan yang terjadi pada diri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabat beliau rodhiallahu ‘anhum terhadap kaum kafirun pada saat itu yang banyak merendahkan dan memusuhi kehidupan kaum muslimin. Maka patutlah seorang yang beriman marah dan melakukan pembelaan terhadap agama-Nya.
Dan juga kemarahan-kemarahan yang beralasan lainnya hingga tidak adanya semangat orang dalam melakukan perjuangan yang terkait dengan dakwah dan syiar islam.
Adapun kemarahan yang sifatnya sebab pribadi maka sebaiknya kita belajar terus untuk menahan diri. Bersabar dan mempertahankan kemuliaan diri.
Artinya, sikap memberi maaf dan memaklumi saudara-saudara kita yang bersalah pada kita harus lebih diutamakan. Karena jika diikuti bisa terjadi perpecahan dan permusuhan. Ini berarti misi setan dalam mengadu domba kita dengan saudara kita berhasil.
Bagaimana agar kita bisa menahan diri kita jika terpancing untuk marah kepada orang-orang disekitar kita yang terasa menjengkelkan?
(1) Menghindarlah sementara waktu untuk meredam diri. Sampai kita tenang dan ketika datang kemabli kepadanya dalam keadaan sikap hati dan perbuatan kita bisa memaafkan dan memaklumi dia serta ada rasa kasiah dan sayang kepadanya.
(2) Memohon kesabaran dan pertolongan kepada Allah dan agar dijauhkan dari prifokasi setan hingga kita terpancing pada siakp yang rendah, hina dan jauh dari mulia, karena suka memperturuti hawa nafsu.
(3) Segera ingat pada firman Allah yang maknanya bahwa Allah menjanjikan surga bagi orang-orang beriman yang berlapang hati untuk memaafkan orang lain yang bersalah kepadanya. (Buka QS. Ali Imran ayat 133 - 136)
(4) Ingat bahwa sifat sabar dan pemurah itu disukai Allah. Dan dibenci setan. Karenanya mengapa sulit mencapai sikap seperti itu karena hati kita selalu dihalangi syetan jika ingin menjadi baik. Makanya harus ada perjuangan - jihad - bersungguh-sungguh demi meraih kasih sayang Allah.
(5) Pilihlah ampunan-Nya daripada murka-Nya. Jika kita suka memaafkan dan memberi permakluman kepada saudara kita maka kelak di akhirat kita juga akan mendapat banyak permakluman dan maaf dari اللهِ subhanahu wa ta’ala.
(6) Ingatlah bahwa orang-orang yang ada disekitar kita itu... Siapapun mereka adalah ujian bagi kita. Maka apapun tingkah mereka yang menjekelkan sekalipun jangan dibawa ke hati - jangan mudah baper. Santai saja.
Fokuslah pada keutamaan yang lebih besar yakni kemuliaan dari sisi Allah bagi orang yang berjiwa lapang dan senang memaafkan.
Jika sikap tersebut di atas bisa kita terapkan pada diri kita dan jadikan sebagai acuan dalam menghadapi seseorang yang menjadi ujian bagi diri kita insyaAllah hati kita akan tentram dan lebih bahagia dalam menjalani hidup ini.
Dan yang terpenting yang perlu kita ingat bahwa jika hati sudah terbiasa lolos dari segala bentuk kekecewaan dan kekesalan pada orang lain maka hati tersebut akan lebih mudah sakinah dan khusyu dalam beribadah kepada Allah. Dan inilah point yang harus kita ingin capai dan keberuntungan yang besar.
Waallahu musta’aan.
0⃣2⃣ Muthia ~ Riau
Bunda, jika kita punya rekan kerja yg negatif, suka ngeluh, menyalahkan orang lain, bagaimana cara kita menjaga kebersihan hati kita sementara dia tidak bisa kita hindari karena kerja di tim yang sama setiap harinya. Kadang lelah mendengar ocehannya setiap hari.
🌴Jawab:
Bismillah
Berdoalah kepada Allah agar anti dihijrahkan kepada kondisi yang lebih baik.
Teman seperti itu memang sangat besar berpotensi mengotori hati kita. Karena seriap ucapan dan prilaku yang tidak simpati tersebut apabila terekam oleh mata dan telinga kita akan dikirim ke hati dan mempengaruhi keadaan hati kita. Hingga pastinya akan mengotori hati.
Kemudian doakan teman tersebut agar oleh Allah diberi hidayah dan diperbaiki Ahlaqnya.
Ingat bahwa doa seseorang untuk temannya tanpa setahu teman yang didoakan termasuk salah satu doa yang dijamin dikabulkan oleh Allah. Selama doa itu berisi kebaikan.
Terakhir...
Jika kondisi formasi team masih tetap demikian, sambil menunggu ketetapan Allah yang lebih baik maka bersabarlah dan jangan ambil semua tingkah laku yang menjengkelkan itu ke dalam hati anti.
Beri nasihat yang baik dan keteladan serta - sekali lagi -doakan dia.
Waallahu musta’aan.
0⃣3⃣ Bunda Khansa ~ Bekasi
Ustadzah, terkait yang nomor 6, kita niat ikhlas awal lillahi ta'ala tapi seiring waktu ada kejadian yang membuat kita marah dan akhirnya mengungkit semua pemberian kita, maksudnya sih biar dia ingat kalau dia bisa sekali karena kita juga ikut andil, jadi ikhlas kita seperti menguap karena marah tadi.
Bagaimana solusinya dzah biar ikhlas kita bisa benar-benar ikhlas dari hati kalau menghadapi masalah seperti itu?
Terimakasih.
🌴Jawab:
Bismillaah
Sebaiknya sikap mengungkit jasa atau kebaikan kita kepada orang lain tidak lagi ada dalam diri kita ukhti...
Karena segala kebaikan itu sejatinya datang dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bukan dari diri kita.
Dan kalaupun kita berbaik hati maka itu adalah taufiq dan hidayah Allah yang Dia berikan kepada kita.
Karena itu tumbuhkan rasa malu kepada Allah...
Jadi sekali lagi inga, bahwa segala kebaikan yang ada pada diri kita itu adalah pemberian dari Allah bukan muncul dari diri kita sendiri. Sehingga tak layak kita berbangga diri. Sungguh tidak ada setitik kebaikan yang kecuali datang dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Namun jika hal seperti itu kadang terjadi pada diri kita maka itu sifat manusiawi... Suatu akhlaq yang gidak terpuji bahkan dilarang di dalam Al Qur’an. Karena itu harus segera diperbaiki.
Manusia kita memang penuh kelemahan sehingga tak jarang (out of control) lepas kendali emosi dan mudah mengikuti hawa nafsu buruk dan tergelincir bisikan syetan. Karena itu harus terus menuntut ilmu agama dan selalu membersamai teman-teman yang sholih yang mau mengingatkan dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah.
Kemudian masih terkait dengan pertanyaan diatas, apa yang harus kita lakukan?
(1) Segera beristighfar kepada Allah.
(2) Bertekad dan berjanji tidak mengulangi lagi.
(3) Ingat bahwa jika suatu pemberian atau jasa diungkit-ungkit maka hapuslah pahalanya. Sayang bukan?
(4) Belajar lagi tentang makna ikhlas lillahi ta’ala.
(5) Sadari bahwa setiap amal kebaikan itu harus terus dikawal. Karena bisa jadi di asal kita ihlas, ditengah mulai luntur... eeh diakhir justru berakhir dengan suatu yang menjadi sebab hapusnya pahala amal tersebut.
Setan itu selalu mengawal hati kita saat beramal sholih. Tetapi pengawalannya ditujukan untuk mengendorkan keihlasan kita hingga sampai akhir amal nilai pahala tidak ada - terhapus - karena rusaknya niat saat tengah beramal.
Bagaimana agar pengawalan kita terhadap amal kebajikan yang kita lakukan selamat sampai akhir dan tetap mendapatkan pahala yang sempurna?
Yakni ingatkan pada diri kita bahwa Allah itu selalu memperhatikan setiap gerak gerik dan seluruh amal yang kita lakukan.
Jika ditengah beramal kita sadar ada ketidak khusyu’an atau berkurangnya rasa ikhlas maka segeralah kembali ingat Allah dan segera perbaiki niat kita. Dan bertahanlah dengan niat yang sudah kita perbaiki itu hingga akhir amal tersebut.
Jadi jangan putus asa. Teruslah semangat dalam memperbaiki niat hati kita dalam beramal sholih walaupun harus jatuh bangun untuk itu. Karena setiap amal itu dinilai oleh Allah dalam setiap prosesnya. Dan penilaian paling besar pointnya adalah saat pada fase akhir dari amal tersebut.
Demikian ukhti...
بَارَكَ اللّهُ فِيْكُمْ
والله أعلم بالصواب
0⃣4⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum ustadzah,
1. Pada poin pertama. Bagaimana caranya agar bisa tetep jaga lisan bila mertua ipar dan istri kakak ipar lah yang tidak pernah jaga lisan didepan saya, tapi ketika didepan suami mereka bilang sayalah yang tidak bisa jaga lisan, dengan mancing-mancing agar perkataan mereka terbukti, padahal ketika tidak ada suami mereka yang mbuly saya. Bagaimana caranya agar lisan ini tidak terpancing emosi?
2. Pertanyaan pada poin ketiga. Bagaimana caranya menghindari itu semua, bila hidup dilingkungan rumah dan keluarga yang suka bergunjing. Orang satu kampung di absensi satu-satu untuk dikorek-korek aibnya?
3. Pertanyaan pada poin keempat. Kenapa ya Ustadzah, saya kalau pas sudah mau khusuk ibadah, misal sholat, tiba bisa ingat semua yang lupa, bila berusaha khusuk, bisa ingat orang-orang yang suka nyakitin saya, kalau berusaha khusuk, nanti dikepala muncul kleler-kleler seperti ada yang jalan-jalan didalam kepala, kalau mbatal, bisa tiba-tiba dada terasa sesak, jengkel, ingin marah. Tapi kalau terus berdzikir, entar yang jalan dikepala seperti mau keluar dari lubang telinga terasa geli sekali, kalau di raba tidak ada apa-apa begitu setiap saya berusaha khusuk. Apa yang harus saya lakukan Ustadzah, sehubungan dengan yang saya alami?
4. Pertanyaan pada poin keenam. Bagaimana caranya melatih diri untuk ikhlas dengan perlakuan orang-orang yang menginginkan saya jatuh dalam aib? Dan bagaimana caranya menetralkan suasana hati disaat melihat beliau-beliau dalam keadaan istijrot?
5. Pertanyaan poin ketujuh. Bagaimana caranya bisa legowo membantu orang yang menginginkan saya jatuh dalam aib terkena musibah?
Mohon pencerahannya?
🌴Jawab:
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
1. Bismillah.
Ketika kita berbuat baik kepada orang lain terutama kepada orang tua (berbakti) pasti ada ujian.
Jika kita tidak faham kalau mereka ujian ya pasti akan mudah terpancing emosi.
Sebaiknya baca jawaban-jawaban saya dari pertanyaan-pertanyaan yang semalam. InsyaAllah banyak hal yang juga mewakili jawaban dari apa yang ditanyakan disini.
Intinya ketika kita menyadari setiap orang yang ada disekitar kita adalah ujian dan kita bertekad untuk mencari ridho Allah maka hati kita akan mudah dikendalikan dan tidak mudah terpancing emosi.
والله أعلم بالصواب
2. Bismillah...
Ya idealnya hijrah jika keadaan lingkungan tidak bisa mendukung kita bisa hidup lebih baik maka kita harus hijrah dari lingkungan tersebut.
Jika tidak memungkinkan karena satu dan lain hal maka kembalikan semua ujian tersebut kepada Allah.
Jangan tertutup dalam bermediasi dengan Allah. Cukup semua permasalahan kita adukan kepada Allah.
Sembari kita menahan diri agar tidak ikut menjadi seperti mereka kita harus berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dalam kebaikan dan berdoa memohon kepada Allah kekuatan dan penjagaan agar istiqomah dalam kebaikan dan kesabaran.
والله أعلم بالصواب
3. Bismillah
Ibadah apapun itu kalau hati ikhlas pasti akan tersingkir dengan sendirinya apa saja yang bisa menjadi penghalang kesempurnaannya.
Keikhlasan juga akan mengusir keberadaan setan yang berusaha mengacaukan hati hingga tidak muncul keikhlasannya.
Saran saya...
Coba mulai renungkan diri bunda...
Apa kira-kira maksiat kepada Allah yang selama ini belum pernah berusaha diperbaiki dan dimohonkan ampunan.
Berdoalah kepada Allah agar diberi hati yang ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.
Biasakan baca do'a :
Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik.
Lakukan baca dzikir di pagi dan petang hari secara lengkap seperti yang doajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan sudah sangat mudah kita temukan untuk menjadi acuan.
Tentang adanya sesuatu yang aneh terjadi pada tubuh saat sholat dan dzikir seperti yang diceritakan itu bisa jadi merupakan indikasi adanya gangguan jin pada diri bunda.
Sebaiknya bertekad untuk melakukan upaya ruqyah mandiri dulu semaksimal yang kita bisa lakukan.
▪Hal-hal Yang Bisa Mengusir Jin Adalah:
(1) Mentauhidkan Allah dengan konsisten.
(2) Murnikan niat hanya untuk Allah dalam setiap beribadah.
(3) Jauhi segala perbuatan syirik sekecil apapun.
(4) Ketika Sholat dan berdzikir pusatkan hati hanya kepada Allah. Singkirkan bisikan-bisikan yang muncul dalam pikiran. Tetapi fokus merasa sedang dilihat Allah dan diawasi-Nya.
Karena itu pahami makna setiap bacaan sholat dan dikir yang sedang kita baca. Untuk mepermudah memperoleh kekhusyu’an hati.
(5) Buang segala penyakit hati yang masih tersembunyi, seperti rasa dendam, iri, dengki, kekesalan dan lain sebagainya yang bersarang di dalam hati karena itu hanya menjadi rumah jin syetan saja dalam diri anti. Jika perasaan yang menjadi penyakit hati itu anti buang, anti hilangkan maka setan tidak akan betah bersarang disana. Selama perasaan itu masih ada maka mereka (setan) akan tetap merasa betah disana. Dan jika perasaan negatif itu muncul ibarat anti sedang memberi jamuan atau hidangan yang lezat bagi setan-setan itu.
(6) Bacalah doa berikut disaat-saat waktu mustajab terutama lazimkan minimal pagi dan sore (rutin).
Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy-syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy-syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
Artinya:
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” (Dibaca cukup 1 x saja).
Juga dzikir berikut :
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Tidak ada illah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x)
Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di pagi hari sebanyak sepuluh kali, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan, menghapuskan baginya 10 kesalahan, ia juga mendapatkan kebaikan semisal memerdekakan 10 budak, Allah akan melindunginya dari gangguan setan hingg petang hari. Siapa yang mengucapkannya di petang hari, ia akan mendapatkan keutamaan semisal itu pula. (Al Hadist).
Akan lebih baik jika dibaca 100x diwaktu pagi dan sore atau lebih dari itu.
والله أعلم بالصواب
4. Bismillaah...
Belajarlah Fokus pada diri sendiri. Jangan sibuk mikirin orang lain hingga akan lebih mudah mengotori hati.
Jika kita sibuk beribadah apakah berdzikir atau melakukan amal sholih yang lain atau melakukan hal-hal yang bermanfaat insyaAllah kita tidaka akan disibukkan oleh perkara-perkara rendah dan tidak bermanfaat.
والله أعلم بالصواب
5. Bismillaah...
Fokus saja pada penilaian Allah jangan sibuk dengan penilaian orang lain pada diri kita.
Jika hati kita sibuk mengingat Allah maka apapun hal yang menyakitkan yang ditujukan kepada kita tidak akan membuat diri kita galau. Karena sudah cukup dengan mengingat اللهِ hati kita terpenuhi kebahagiaannya.
والله أعلم بالصواب
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Jagalah selalu kebersihan hati dengan menjauhi syirik, buruk sangka dan iri dengki. Lapang dada dalam setiap berperkara.
Mudah memaafkan orang lain. Selalu ikhlas dalam beribadah. Ridho pada setiap takdir yang menimpa.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar