Sabtu, 08 Februari 2020
GHIBAH
OLeH: Ustadzah Nimas
💎M a T e R i💎
🌷GHIBAH
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَ لَا تَجَسَّسُواْ وَلا
يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ ١٢
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujuraat : 12)
Menceritakan ‘aib orang lain tanpa ada hajat sama sekali, inilah yang disebut dengan ghibah. Karena ghibah artinya membicarakan ‘aib orang lain sedangkan ia tidak ada di saat pembicaraan. ‘Aib yang dibicarakan tersebut, ia tidak suka diketahui oleh orang lain.
“Dalam ayat di atas terkandung isyarat bahwa kehormatan manusia itu sebagaimana dagingnya. Jika daging manusia saja diharamkan untuk dimakan, begitu pula dengan kehormatannya dilarang untuk dilanggar. Ayat ini menjelaskan agar seseorang menjauhi perbuatan ghibah. Ayat ini menjelaskan bahwa ghibah adalah perbuatan yang teramat jelek. Begitu tercelanya pula orang yang melakukan ghibah.”
Adapun yang dimaksud ghibah disebutkan dalam hadits berikut,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah memfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR. Muslim no. 2589, Bab Diharamkannya Ghibah)
🔹Imam Al Qurthubi mengutip pendapat Imam Hasan Al basri dalam menafsiri (QS. Al Hujuraat: 12), Ghibah ada 3 kategori:
(a) Al Ghibah: Ketika anda menceritakan sesuatu yang ada pada saudara anda, sementara dia tidak menyukainya.
(b) Al Ifki: Anda menceritakan suatu berita tentang saudara anda, dimana saudara anda tidak pernah menyampaikan berita itu kepada anda.
(c) Al Buhtaan: Anda menceritakan sesuatu yang anda tahu bahwa itu sama sekali tidak ada pada saudara anda.
🔹Menurut Imam Yahya bin Syaraf an Nawawi
GHIBAH adalah menyebut perihal seseorang dengan sesuatu dan cara yang tidak disukainya, baik menyebutnya dengan lisan, tulisan, sindiran, atau dengan isyarat mata, tangan, dan kepala.
🔹Ghibah Yang dibolehkan Menurut Imam An Nawawi
▪1. Ghibah dalam hal kezaliman. Orang yang terzalimi boleh mengadukan penganiayanya dihadapan Ulil Amri.
۞لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلۡجَهۡرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ إِلَّا مَن ظُلِمَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. An Nisaa : 148)
▪2. Ghibah yang ditujukan untuk meminta pertolongan orang lain agar ia melenyapkan kemungkaran dan memperingatkan dengan keras mereka-mereka yang berbuat maksiat, jika ia sendiri merasa tidak mampu melakukannya.
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ ٧٨ كَانُواْ لَا يَتَنَاهَوۡنَ عَن مُّنكَرٖ فَعَلُوهُۚ لَبِئۡسَ مَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ٧٩
"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." (QS. Al maidah : 78-79)
▪3. Ghibah untuk meminta nasehat menyelesaikan permasalahan.
Dari Aisyah RA. Saat Rasulullah menerima bai’at perempuan-peerempuan termasuk hindun isteri Abu Shofyan. Saat menjelaskan larangan mencuri, Hindun menyela; “Ya Rasulullah sesungguhnya Abu Shofyan adalah seorang yang kikir. Ia tak pernah memberi nafkah yang cukup untukku dan anak-anakku, kecuali bila aku mengambil tanpa sepengetahuannya.” Rasulullah menjawab; “ambillah nafkah yang cukup untukmu dan anak-anakmu dengan cara yang baik." (HR. Bukhari dan Muslim)
▪4. Ghibah dalam rangka memberikan nasihat kepada kaum muslimin agar tidak terjatuh kedalam kejahatan.
Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda tentang orang yang memiliki pemahaman yang merusak, “aku tidak tahu sedikitpun jikalau Fulan dan Fulan itu mengetahui tentang urusan agama." (HR. Bukhari)
▪5. Ghibah dalam rangka menegur secara terang-terangan orang yang berbuat kefasikan terang-terangan seperti minum khamr dan korupsi.
▪6. Ghibah dalam rangka memberikan penjelasan yang diperlukan. Bukan dalam rangka menghina atau mengejek. Ex: Orangnya agak gemuk dan pendek.
▪7. Haramnya Mengghibah.
Masalah ghibah kelihatannya adalah masalah yang sepele dan ringan, akan tetapi sebenarnya masalah ini adalah masalah yang sangat berat karena menyangkut kehormatan seseorang. Apalagi kalau yang di ghibah adalah saudara Muslim kamu sendiri yang mana kehormatan seorang muslim sangat dijaga. Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, (dan juga kehormatan kalian) semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana kesucian hari kalian ini (hari ‘Arafah), pada bulan kalian ini dan di negeri kalian yang suci ini.”
Mengenai hukum haramnya ghibah, dalilnya sudah sangat jelas sekali baik yang terdapat dalam Al-Qur’an, hadist Nabi dan kesepakatan kaum muslimin sendiri. Men-ghibah adalah perbuatan kemungkaran yang sangat besar yang sangat diharamkan, bahkan termasuk dari dosa-dosa besar. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Janganlah sebagian kalian menggunjing atau mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat : 12)
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadzah,
Kenapa ya manusia itu kebanyakan kalau diamanahi uang pasti berkurang, kalau diamanahi omongan atau wasiat pasti bertambah, utamanya emak-emak?
Terus bagaimana caranya agar bila diamanahi omongan tidak bertambah sampai kepada yang berhak menerima wasiat tersebut agar tidak mengubah maksud dan makna wasiat atau omongan yang dititipkan tersebut?
Mohon pencerahannya.
Soalnya hampir ibu-ibu itu punya tabiat semisal A diamanahi omongan untuk C lewat B. Dapat dipastikan sampai ke C bertambah. Kalau untuk sampai ke C harus lewat QRS dapat dipastikan sudah berubah maksud dan maknanya karena buanyak ketambahan. Ketahuan ketika C tabayun ke A.
🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Islam itu sesungguhnya sangat tertib untuk menghindari hal yang tidak di inginkan diantaranya dengan mencatat hal-hal yang penting sehingga tidak terjadi bertambahnya omongan atau berkurangnya uang jika di titipkan.
0⃣2⃣ Eni ~ Majalengka
Assalamualaikum,
Bagaimana cara bertaubat dari dosa gibah?
Syukron
🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Lakukan sholat taubat, minta maaf pada orang yang kita bicarakan dan mohon ampun kepada Allah.
0⃣3⃣ iNdika ~ Kartasura
Bagaimana apabila Ghibah itu membuka borok perusahaan, contohnya yang terjadi di Garuda Indonesia?
🌸Jawab:
Bila itu tujuannya untuk memperbaiki dan itu milik masyarakat maka laporan diberikan pada masyarakat dan itu bukan ghibah jika tujuan untuk memperbaiki serta tidak menyebut secara sempurna pelakunya.
0⃣4⃣ Bunda Khansa ~ Bekasi
Ustadzah, kalau kita punya masalah terus cerita ke orang lain, maksudnya sih minta solusi tapi malah orang yang kita ajak cerita malah cerita ke orang lain dan masalah bukannya selesai tapi malah tabah ruwet, bagaimana dzah caranya kita menyelesaikan masalah yang seperti ini?
🌸Jawab:
Maka diamlah dan jangan komentar apa pun kecuali senyum.
Jangan lupa untuk berdoa serta sholat taubat karena kita telah bergantung pada manusia bukan Allah.
0⃣5⃣ Ayu ~ Klaten
Assalamu'alaykum ustadzah,
Bagaimana jika kita terlanjur berada dalam lingkungan orang yang mereka sudah membicarakan aib orang lain dan bagaimana untuk mengerem kita supaya tidak ikut men GHIBAH juga?
🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Supaya kita tidak turut dalam lingkaran tersebut maka ijinlah meninggalkan tempat dengan alasan syar'i. Misalnya ke kamar mandi, atau ada sesuatu yang mesti di kerjakan.
0⃣6⃣ Yunita ~ Makassar
1. Bagaimana caranya supaya terbebas dari ghibah dari orang yang sengaja datang ke rumah buat cerita keburukan orang lain?
2. Bagaimana nasib pahala kita jika ternyata pada akhirnya kita tidak sadar ikut mendengarkan ghibah tersebut, apa semua pahala yang sudah kita lakukan habis seketika dan ketika kita taubat bisa kembali lagi pahalanya ke kita?
🌸Jawab:
1. Buat kesibukan dan alihkan pembicaraan jangan larut dan segan untuk menghindarinya.
2. Sadar atau tidak sudah ada konsekuensinya dan semua bisa kembali bila kita mendapat maaf dari orang yang kita ghibah insyaallah...
Wallahualam
0⃣7⃣ Sifa ~ Bogor
Hukum ber GHIBAH dan mendengarkan GHIBAH?
🌸Jawab:
Di Materi sudah ada.
Di baca lagi ya.
0⃣8⃣ Evi ~ Jaksel
Assalamualaikum,
1. Pengalaman pribadi saya sebagai anggota dalam kegiatan sekolah yaitu komite banyak yang bertanya tentang administrasi sekolah dan lain-lain mengenai kegiatan anak-anak.
Nah di satu sisi kepsek yang memberi amanah pada saya kadang tidak menjelaskan detail sehingga saya agak susah untuk menjelaskan pada ibu-ibu wali murid.
Ada beberapa orang yang pernah laporan ke saya kalau saya dan teman-teman dibilang korupsi dan lain-lain, padahal untuk acara-acara tersebut kami malah nombok dan banyak meninggalkan waktu bersama keluarga untuk survey dan lain-lain.
Bagaimana sikap saya seharusnya menghadapi ibu-ibu?? Apakah laporan seperti itu termasuk ghibah??
2. Di dalam lingkungan keluarga besar suami yang notabene betawi banyak saudara kadang saya menjadi tempat cerita ibu mertua sepupu tentang banyak hal salah satunya keburukan masing-masing entah masalah sepele, keuangan sampai rumah tangga.
Bagaimana seharusnya saya menyikapi dan bagaimana usaha saya supaya tidak terlanjur masuk ke dalam ghibah didalam keluarga?
Terimakasih jawabannya
🌸Jawab:
1. Laporan tersebut tidak termasuk ghibah jika tidak menyebutkan salah seorang berbuat salah tapi kurang detail saja tanpa sebut nama kepsek.
Hadapi wali murid dengan sabar dan ikhlas serta senyuman marah dan emosi tidak selesaikan masalah.
2. Coba alihkan pada cerita yang lain atau ajak isi kegiatan berguna misalnya masak dan lain-lain.
Jika tidak bisa maka tinggalkan dengan berbagai alasan.
0⃣9⃣ Ni'amah ~ Rembang
Apakah ghibah dapat menghambat terkabulnya do'a?
Terimakasih sebelumnya.
🌸Jawab:
Ber Ghibah itu berdosa dan salah satu penghalang terkabulnya doa adalah dosa.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
STOP GHIBAH....
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar