Senin, 10 Februari 2020
KEUTAMAAN TAUHID
OLeH: Ustadz A. Jumadi Toha, Lc
💘M a T e R i💘
🌷MEMAHAMI KALIMAT TAUHID
لا إله إلا الله
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداه.
Semua kita dengan mudah dapat mengucapkan kalimat tersebut dengan lancar tanpa kesulitan sama sekali, kecuali seseorang yang mengikrarkan kalimat ini untuk memeluk Islam. Bahkan sudah menjadi tradisi dan pemandangan umum ketika kalimat yang lebih berat bobotnya ini jika ditimbang dengan tujuh lapis langit dan bumi diucapkan secara berjamaah setiap selepas melaksanakan shalat di masjid. Namun apakah kalimat yang sudah lama dan biasa kita ucapkan -meskipun sekedar di lisan- tersebut sudah juga kita pahami maknanya dan kita terapkan nilainya dalam kehidupan kita sehari-hari? Mari kita belajar sejenak untuk memahami hakikat makna kalimat tauhid ini, meskipun sebenarnya tidaklah mungkin dapat kita pahami makna keseluruhannya hanya dalam waktu singkat, namun setidaknya ada niat dan usaha untuk berubah dari sekedar bertahan dalam suatu tradisi yang tidak kita pahami.
Kalimat لا إله إلا الله terdiri dari dua rukun pondasi yang menjadi akar masalah, yaitu kalimat لا إله dan إلا الله
Adapun kalimat لا إله maknanya adalah Tiada Ilah atau Tuhan yang berhak disembah. Lebih dari sekedar makna Tiada Tuhan yang disembah, selain kenyataannya tuhan-tuhan yang disembah sangat banyak dan beragam bentuknya.
Sehingga terjemahan tersebut masih menyisakan persoalan interpretasi yang keliru dan tidak utuh. Karena penganut agama lain di luar Islam juga menyebut kata "Tuhan" untuk sesembahan mereka. Orang nasrani atau Kristen meyakini "Yesus" sebagai "Tuhan" mereka. Mereka sering mengucapkan "semoga Tuhan memberkatimu" padahal Tuhan yang dimaksud adalah sudah pasti sesuai dengan keyakinan mereka, bukan menurut keyakinan orang lain.
Karena itu ketika dimaknai Tiada Tuhan yang disembah seakan-akan kita menutup mata dari fakta keberagaman tuhan-tuhan selain Alloh ﷻ dalam aspek teologi ketuhanan di tengah masyarakat yang plural ini. Dan pemaknaan tersebut tidak akan menyentuh aspek keimanan seorang mukmin secara kuat ke dalam hati sehingga terdapat sisi kelemahan untuk mengaktualisasikan diri sebagai seorang muslim dan mukmin. Padahal Alloh ﷻ telah menyatakan,
وأنتم الاعلون إن كنتم مؤمنين
"Dan kamulah yang paling tinggi jika kamu orang-orang yang beriman."
Inilah salah satu dampak ketika kalimat tauhid yang sangat agung itu hanya sekedar diucapkan di lisan tanpa dipahami dengan ilmu dan amal. Padahal hakikat iman itu sendiri adalah mencakup tiga aspek, yaitu; lisan dengan cara diikrarkan, hati dengan cara dibenarkan atau diyakini dan anggota tubuh dengan cara direalisasikan atau diamalkan.
Oleh sebab itu agar kita mendapatkan makna yang utuh dan mengantarkan kepada makna yang tepat sesuai dengan pemahaman para ulama, kalimat tauhid tersebut haruslah diterjemahkan sebagai berikut Tidak ada Tuhan atau sesembahan yang berhak disembah atau diibadahi.
Dengan terjemahan seperti ini berarti kita telah menafikan segala sesuatu yang disembah atau yang diibadahi selain Alloh ﷻ. Maka seluruh tuhan dan yang diperTuhankan manusia, baik benda mati, yang dibuat, ciptaan Alloh ﷻ yang lain seperti api, bintang, matahari, jin, malaikat, alam, laut, hewan, dan sebagainya harus dibatalkan, harus dideklarasikan sebagai tuhan-tuhan yang batil secara tegas baik dengan lisan, hati maupun tindakan, tanpa ada kompromi dan sikap toleransi. Salah satu sikap keliru dan harus diperbaiki adalah meletakkan perilaku toleransi secara sembarangan. Atas nama toleransi sekelompok orang rela menjaga secara ketat rumah ibadah orang lain. Atas nama toleransi dan kebebasan beragama-padahal sesungguhnya benih liberalisme-seorang tokoh papan atas mengatakan jilbab budaya Arab.
Sesungguhnya sikap demikian menggambarkan lemahnya akal dalam memahami hakikat tauhid sehingga memberikan "wala" (loyalitas) kepada orang-orang yang dimurkai Alloh ﷻ dan di saat bersamaan bersikap "Baro" (berlepas diri) dari orang orang beriman yang notabene adalah lebih diutamakan setelah Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.
Wallahu alam.
Banjarmasin, 17 Jumadal Tsani 1441/10 Februari 2020
Penulis adalah da'i, imam dan ketua yayasan Pendidikan Islam Istana Al-Qur'an berdomisili di kota Banjarmasin ~ Kalsel.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Tefarelian ~ Bekasi
Bagaimana caranya agar kita benar-benar terus istiqomah dijalan Allah dengan serius? Dan supaya kita tidak terpancing dengan hal-hal yang tidak baik?
Syukron.
🔷Jawab:
√ Biasakan diri berada dalam lingkungan orang yang taat kepada Alloh ﷻ.
√ Saat rasa malas datang ingatlah kehidupan dunia ini yang sangat singkat dan akhirat selamanya.
√ Bacalah buku-buku tentang keutamaan beramal soleh dan Istiqomah di dalamnya.
√ Selalu luangkan waktu untuk mendengarkan tausiah dan nasehat Agama di masjid.
√ Berdoa kepada Allah agar dikaruniai Taufiq untuk selalu beramal soleh secara istiqamah dalam kondisi apapun.
Wallahu alam.
0⃣2⃣ Devi ~ Balikpapan
1. Jika lingkungan kita banyak yang ISLAM KTP hanya bisa mengucapkan tanpa dimaknai. Bagaimana mengubah persepsinya. Masa nunggu mau mati baru ingat Allah?
2. Bagaimana Sebaiknya memposisikan diri sebagai muslimah taat tanpa merasa menggurui yang lain?
🔷Jawab:
1. Jika anda seorang da'i maka wajib menyampaikan kebenaran dan memperbaiki keadaan sesuai kemampuan, jika bukan maka cukupkan diri dengan doa dan tidak perlu merisaukan keadaan orang lain sementara kita melupakan diri sendiri.
2. Berdakwah tidak harus dengan ceramah yang boleh jadi ketika tidak menguasai komunikasi yang tepat dapat memperburuk keadaan. Banyak pendekatan yang dapat digunakan dan dimaksimalkan seperti mengajarkan Al-Qur'an dan lain-lain.
0⃣3⃣ Nisa ~ Tegal
Apakah seorang pelajar yang takut jika mendapatkan nilai jelek sehingga melakukan berbagai cara untuk mendapat nilai sempurna termasuk menuhankan nilai dan menyekutukan Allah?
🔷Jawab:
Kasus seperti ini dan yang sejenisnya tidak termasuk dalam kategori dosa syirik menuhankan sesuatu selain Allah, tapi masuk dalam perbuatan curang atau gisy, nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa yang menipu kami maka ia bukan termasuk golongan kami."
Bertaubatlah kepada Allah, hindari cara-cara batil dan haram dalam meraih prestasi, karena hanya akan menyebabkan tidak berkahnya ilmu yang didapat.
0⃣4⃣ Rukmana ~ Jember
Bagaimana cara kita ingin menasehati seseorang tanpa membuat orang itu tersinggung?
🔷Jawab:
Pada hakikatnya berdakwah atau menyampaikan nasehat dalam konteks memperbaiki keadaan seseorang akan berhadapan dengan berbagai tantangan, seperti penolakan. Jika anda tidak siap dengan penolakan sebaiknya anda perlu mengkaji ulang sejarah dakwah nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam agar mendapatkan siraman spirit beliau. Selebihnya hanya masalah komunikasi saja.
Wallahu alam.
0⃣5⃣ Erni ~ Yogja
Assalamualaikum Ustadz.
1. Bagaimana dengan peribadahan yang sebenarnya dari tradisi hindu buda yang bermula dari animisme dan dinamisme yang di hias-hiasi dengan doa-doa islami? Misal seperti peringatan 7 hari hingga 1000 hari, peringatan nyadran baca Quran di kuburan jelang romadhon? Padusan mandi bareng jelang romadhon, nyekar dan bikin apem jelang romadhon? Peringatan harlah tokoh ulama dengn ritual yang tidak islami dihias-hiasi dengan doa islami? Merti dusun yang dihias-hias dengan keislaman tapi dalam ritualnya membuat patung jin penunggu kampung setempat, terus anak-anak kecil di dandani seperti tuyul, disuruh mengelilingi patung jin tersebut?
2. Bagaimana sikap kami agar bisa tidak dijauhi tetangga saat menolak? Juga saat kami menyampaikan pendapat, kalau anak kita rela diperlakukan demikian berarti kita rela anak-anak kita menjadi pengikut jin tersebut, dan yang pasti karnavalnya jam lima, antri dirias jam 11. Dapat dipastikan tidak sholat dhuhur, ashar dan manghrib. Isyak kecapaian terus tidur, bangun jam 9 pagi tidak sholat subuh. Apa yang mesti kami lakukan hidup ditengah masyarakat yang seperti itu?
3. Apa mesti kami lakukan menghadapi paman dan bibi yang menganggap kami tidak bakti pada orang tua dan tidak mau mikul duwur mendem jero orang tua yang telah tiada karena kami tidak mau menyelenggarakan ritual 3 hari- 1000 hari?
4. Bagaimana caranya menghindari tanda cinta dari orang tua berupa pusaka atau jin?
5. Bagaimana caranya saat sholat, tadarus, dan dzikir bisa seperti bercakap-cakap dengan Alloh, dan merasa senantiasa dalam pengawasan dan penjagaan Alloh?
6. Bagaimana caranya agar saat sholat atau dzikir atau tadarus, pikiran bisa fokus, tidak menghayal kemana, dan menghilangkan seperti ada yang jalan-jalan di kepala atau ada seperti yang bercakap-cakap di kepala?
Mohon pencerahannya.
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
1. Hidup ini adalah ujian. Siapapun akan diuji cepat atau lambat, ringan atau berat, ujian dunia atau agama. Namun kita berlindung dari musibah yang menimpa dan merusak agama kita. Karena itu menghadapi masalah-masalah seperti ini tidak perlu berlebihan kalau kita membaca sejarah.
Pelajaran dari sejarah nabi kita, dalam hal agama yang menyangkut aqidah dan pokok ajaran Islam harus bersikap lurus tidak diperkenankan plin-plan atau ragu, dalam masalah dunia berbuat baiklah kepada siapapun juga meskipun kepada orang yang dzalim kepada kita. Perbuatan yang tidak menyenangkan balas dengan kebaikan, antarkan makanan ke tetangga dan lain-lain.
2. Lindungi anak-anak dari fenomena penyimpangan aqidah dengan usaha apapu yang menurut anda tidak bertentangan dengan agama dan efektif, misal carikan komunitas kajian hijrah untuk mereka dan lain-lain.
3. Untuk menghadirkan taqwa dalam diri perlu waktu dan proses yang terus menerus dilakukan.
4. Ibadah itu awalnya dipaksakan, kemudian menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi kenikmatan, sehingga muncul perasaan rugi kalau tidak melakukannya. Itu dulu.
5. Shalat itu harus mengikuti tata cara nabi dalam semua ucapan dan gerakannya. Sujud itu harus fokus menghadapi ke tempat dahi ini bersujud sambil mendengarkan bacaan imam atau membaca surat tertentu, jangan menghitung butiran pasir atau justru terbawa pikiran dan khayalan.
6. Lindungi diri dengan tiga qulhu, tambahan ayat kursi dan lain-lain agar terhindar dari kejahatan tukang sihir, pelet, dukun dan lain-lain.
Wallahu alam.
0⃣6⃣ Dawi ~ Tasikmalaya
Assalamuallaikum,
Ustadz, apa setiap orang yang hijrah selalu di berikan ujian?
Dan bagaimana cara menyikapi ujian itu semua karena memang saya dahulu bukan orang baik jadi keluarga saya menjauhi saya tapi saat ini saya benar-benar ingin memperbaiki diri!
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Ya pasti. Para sahabat hidup damai sampai datang rasul membawa Islam laku mereka ikuti dan menerima dakwah beliau. Barulah muncul semua beragam tantangan dan bahkan siksaan baik psikologi maupun fisik.
Maka siapapun yang menempuh cara mereka pasti akan berhadapan dengan cobaan dari keluarga maupun lingkungan.
Tapi berbahagialah hijrah anda jika dilakukan karena Alloh ﷻ semata akan sampai pahala besarnya di sisi Alloh ﷻ dan derajat anda akan ditinggikan demikian dengan kekuatan hati anda untuk semakin mantap hijrah dan lebih baik. Itulah karunia Alloh ﷻ yang Agung.
0⃣7⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Ada titipan pertanyaan nih tadz,
Apakah seseorang wafat dalam keadaan husnul khotimah jika hanya menyebut Laillah..
Bukankah itu hanya menyebut Tiada tuhan!
Jazaakallahu khoiran
🔷Jawab:
Nabi ﷺ bersabda,
"Barangsiapa yang terakhir kali dalam hidupnya di dunia ini mengucapkan Kata لا إله إلا الله maka ia pasti masuk surga." (HR. Bukhari).
Oleh sebab itu dianjurkan talqin (bimbingan atau tuntunan) kepada orang yang akan meninggal dunia dengan suara perlahan dan tenang agar dapat mendengar dengan jelas dan tidak terganggu konsentrasi pendengarannya.
0⃣8⃣ Neng Dawiah ~ Tasikmalaya
Saya berniat memakai niqob namun suami dan keluarga tidak mengijinkan apa yang harus saya lakukan ustadz, sedangkan dalam hati saya hanya ingin menjaga pandangan dari laki lain saja!
🔷Jawab:
Kembalikan dulu masalah hukum menggunakan niqob sebelum memutuskan untuk menggunakannya. Secara ringkas terdapat dua pendapat:
1) Wajib.
2) Sunnah.
Namun sepakat ulama mengatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangan.
Hemat saya ketika anda merasa lebih aman, tentram dan aman dengan menggunakan niqob daripada tidak, maka coba gunakan langkah komunikasi persuasif kepada suami secara bertahap dan kuatkan dengan doa agar Allah melapangkan hati suami dan keluarga anda.
Sehingga sementara ini anda di rumah melepaskan niqob namun pada saat keluar memakai niqob. Katakan kepada suami dan keluarga anda bahwa anda lebih tentram dan nyaman menggunakan niqob di luar rumah daripada tidak sama sekali untuk menjaga diri dari pandangan laki-laki yang boleh jadi ketika anda diberikan kelebihan dari segi fisik bisa menimbulkan fitnah dalam hati dan mengganggu keluarga.
Wallahu alam.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Jadilah umat nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam yang paham agamanya sendiri jangan menjebak diri dalam tradisi yang lemah akan ilmu pengetahuan.
Semangat hidup akan lebih tinggi dengan benar-benar memahami rahasia kalimat tauhid لا إله إلا الله
Wallahu alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar