Sabtu, 19 Januari 2019
TAFSIR SURAT AL IKHLAS
OLeH: Ustadz Ahmad Jumadi Toha, Lc
💘M a T e R i💘
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات. والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداه.
🌷Surat Al-Ikhlas terdiri dari empat ayat.
Termasuk satu di antara tiga surat yang dikenal dengan sebutan "qulhu" (istilah di kita) karena surat tersebut diawali dengan perintah untuk mengatakan atau menyatakan secara tegas perintah yang terkandung di dalamnya.
🌷Maksud penamaan Al-Ikhlas.
Kenapa dinamakan dengan surat Al-Ikhlas padahal kata tersebut tidak terdapat di dalamnya?
Karena surat ini mengandung nilai-nilai Tauhid dan Aqidah yang harus dimurnikan dari segala yang mengotorinya. Untuk itulah surat ini dinamakan dengan surat Al-Ikhlas yang berarti murni. Maksudnya adalah memurnikan peribadatan hanya kepada Allah SWT dari segala bentuk peribadatan kepada selain-Nya.
🌷Kata Qul (قل) artinya katakanlah, bentuk perintah yang berarti wajib. Rasulullah shalallahu'alahi wasallam diperintahkan agar menyatakan secara tegas ketauhidan Allah SWT di hadapan orang-orang kafir Quraisy. Mereka saat itu adalah para penyembah berhala seperti Uzza, Latta, Manat dan Hubal. Mereka adalah kaum paganis yang secara turun temurun mengalami pergeseran nilai-nilai ketauhidan semenjak beberapa kurun abad pasca penyimpangan aqidah kaum nabi Isya 'alaihissalam oleh Bani Israel.
"Katakanlah Dia Allah Yang Maha Esa."
🌷Ini bertolak belakang dari keyakinan orang-orang musyrikin Quraisy Mekkah yang saat itu mempunyai banyak sesembahan. Mereka menjadikan patung-patung itu sebagai perantara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Cara ini sangat dibenci Allah SWT karena berarti telah merendahkan kedudukan Allah SWT Yang Maha Tinggi dengan mencampur-adukkan pemberian-pemberian yang dipersembahkan kepada berhala-berhala dengan menjadikannya sebagai media mendekatkan diri kepada Allah SWT. Inilah inti kesyirikan.
"Allahu Tempat Bergantung Segala Sesuatu."
🌷Semua makhluk hidup dengan rahmat-Nya dan kehendakNya. Jika tanpa kehendak dan rahmatNya maka tidak satu pun mahkluk dapat hidup. Semua bergantung pada pertolongan-Nya.
"Tidak Melahirkan dan Tidak Pula Dilahirkan."
🌷Dia Allah Maha Tunggal dan Berdiri Sendiri. Tidak Ber-Ibu dan Ber-Bapak dan Tidak Pula Beranak. Maha Suci Allah SWT dari segala tudingan orang-orang yang mengatakan Allah Melahirkan dan Dilahirkan. Dia Allah Maha Tinggi dari semua sifat mahluk-Nya. Dia Allah Maha Suci dari segala apa yang disifati manusia dengan sifat-sifat mahluk-Nya.
"Dan Tidak ada seorang pun yang Setara dengan Dia."
Dalam hal sifat dan perbuatan. Dia Allah SWT memiliki sifat-sifat yang telah ditetapkan oleh diri-Nya dalam Qur'an dan Sunnah.
🌷Aqidah Ahlussunah Waljama'ah telah menetapkan kaidah-kaidah dasar dan sangat penting dalam masalah asma' dan sifat Allah. Ketika seorang muslim menemukan dalam Qur'an ataupun hadist sifat Allah, maka hendaknya dia berpegang pada kaidah-kaidah tersebut, yaitu tidak melakukan :
1. Tahrif : Mengubah dari sifat yang disebut dengan mentakwilkan maknanya.
2. Tasybih : Menyerupai dengan sifat mahluk.
3. Ta'thil : Meniadakan sama sekali sifat bagi Allah SWT.
4. Tamstil : Memberikan bentuk penyerupaan dengan memperagakan.
Banjarmasin, 14/01/2019
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Bund Lisa ~ Malang
Beberapa hari yang lalu saya diajak berdiskusi tentang Islam Nusantara ustadz, namun menjelaskan kepada kaum muda "milenial" sekarang tentang Islam Nusantara susaahhh sekaliiii. Sampai akhirnya saya kasih video beberapa ustadz yang membahas tentang topik itu agar mereka punya kesimpulan sendiri mengenai Islam yang Kaffah maupun Islam Nusantara.
Apakah yang saya lakukan tersebut kurang baik, Ustadz?
Afwan atas pertanyaan saya yang fakir ilmu dan saya ucapkan Jazakallah khayir sebelumnya atas ilmu dan penjelasannya.
🔷 Jawab:
Bismillah.
Apa yang ibu lakukan adalah bagian dari usaha dakwah di segmen anak muda atau millenial agar mereka memahami Islam berdasarkan pemahaman para ulama, bukan justru mengikuti paham-paham yang menyesatkan pemikiran dan iman. Usaha ini bisa dilakukan melalui pendekatan diskusi, meminjamkan buku atau video terkait tema yang dibicarakan.
0⃣2⃣ Bund Sasi ~ Bandar Lampung
Assalamualaikum ustadz.
Ustadz, sebenarnya bagaimana perlakuan dengan dalil shohih terhadap bayi yang baru dilahirkan. Afwan, pernah baca tidak diadzankan dan iqomat. Lalu bagaimana yang benar Ustadz?
Jazakallah khoiron untuk jawabannya.
🔹Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Mengenai adzan dan Iqamah untuk bayi yang baru lahir terdapat perbedaan di kalangan ulama antara yang menganjurkan adzan saja tanpa iqomat, keduanya dianjurkan dan antara tidak dianjurkan sama sekali. Namun saya secara pribadi memilih pendapat pertama yaitu hanya di-adzankan tanpa di iqomatkan. Adzan sudah cukup sebab tujuannya sudah tercapai, yaitu agar kalimat pertama di dunia yang didengar oleh telinga bayi adalah lafadz-lafadz tauhid.
Wallahu alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar