Senin, 31 Desember 2018
KOMUNIKASI REMAJA & ORANG TUA DI ZAMAN NOW
OLeH: Coach Novian T.J
💎M a T e R i💎
Bismillahirrahmanirrahim
Anak jaman now beda banget sama jaman old. Anak jaman now masuk ke jaman anak milenial, mereka dibesarkan di era digital. Dimana semua mudah, semua instan, informasi mudah didapat bahkan meluber sehingga mereka sangat akrab dengan teknologi dan sangat ingin bergerak bebas tanpa batas.
Sebagaimana berselancar di dunia maya tanpa ada batas, mereka intens dalam interaksi tapi dalam dunia maya atau media sosial, sehingga mereka memiliki kecenderungan lebih update untuk informasi dibanding orang tuanya. Tapi di sisi lain ada beberapa unsur generasi sebelumnya yang hilang yaitu karena semua instan, sehingga mereka cenderung kurang sabar.
Karena semua mudah, maka mereka cenderung menjadi kurang tangguh, karena informasi dan tren berubah dengan sangat cepat maka mereka cenderung menjadi mudah bosan. Karena semua interaksi bisa dilakukan di dunia sosial maka mereka cenderung kurang skill dalam menjalin hubungan real dan ini sangat berbeda dengan generasi orangtuanya yang masuk di 1 generasi sebelumnya yaitu generasi Y dan X (2 generasi sebelumnya), sehingga kita sebagai orang tua perlu tahu beberapa kecenderungan mereka seperti tersebut di atas.
Tetapi meski mereka adalah remaja jaman now tetap saja ada kebutuhan psikologis yang tetap sama dari jaman ke jaman, yang beda adalah cara menyampaikannya:
1. Mereka selalu butuh dukungan.
Kita sebagai orang tua suka kesal sama mereka. Medsos terus kapan belajarnya, di kamar terus kapan keluarnya. Di kamar mandi terus emang tidak bosan, main terus kapan pulangnya.
Dan ini benar-benar membuat kita sebagai orang tua bingung bagaimana mengatasinya dan agar teman-teman tahu saat ini banyak perusahaan, BUMN dan pemerintahan yang bingung dalam mengatasi generasi. Jadi bersyukurlah karena ternyata bukan kita saja yang susah. Mereka menghabiskan puluhan milyar untuk mendidik anak milenial agar memahami etika dalam bekerja, berkomunikasi dan bergaul.
Jadi saat ini semuanya ikut pusing dan hasil riset terakhir, generasi milenial cenderung tidak memikirkan beli rumah dan mobil, ribet kata mereka dan yang paling saya ngenes adalah iklan produk oxxx yang mengkampanyekan aku adalah jumlah umurku, jadi fokusnya ke karir terus.
Namun satu ciri remaja yang enggak berubah yaitu bila kita larang maka dia akan melawan. Jadi perlu dukungan, tetapi bukan berarti kita sebagai orang tua mengikuti semua keinginan mereka, karena mereka terbiasa bebas mengungkapkan segalanya di dunia maya, maka mereka menjadi cenderung baper dan menarik diri dengan larangan dan ketidaksetujuan.
Sehingga ketika mereka berkata sesuatu kita tidak perlu langsung bereaksi untuk menolak. Kalau bagus, dukung. Kalau tidak bagus beri kalimat dukungan, bisa seperti "wah menarik tuh, coba bunda pengen tahu yang kamu maksud apa?"
Jangan tolak dulu, tetapi dieksplorasi dan diarahkan ke yang benar atau lebih baik, karena 1 pegangan mereka sekarang yaitu mbah google.
2. Mereka juga butuh sentuhan sayang.
Karena mereka besar di dunia medsos, maka satu yang mereka berbeda dengan generasi sebelumnya adalah cara mengungkapkan dan meminta perhatian.
Setiap diri anak dan remaja butuh sentuhan sayang atau cinta dari kedua orang tua, umi dan abi, bila kurang maka mereka akan mencari di luar (bahaya kaaaannn).
Tapi mereka tidak akan pernah minta sama kita (kata mereka ih najong). Jadi kita yang berinisiatif, elusan lembut, tepukan manja, cium pipi. Memang semakin besar usia, intensitasnya akan berkurang tapi minimal tetap ada dulu.
Waktu 4 tahun kita bisa cium pipi mereka 10 kali dalam sehari, kalau sudah remaja 10 kali sehari .... ih najong.
Remaja minimal seminggu sekali, sehari sekali. Lebih bagus pada saat umi abi atau mereka pengen pergi, bukan cium tangan ya itu kurang bangetttt. Waktu dia cium tangan usap kepalanya atau cubit kecil kupingnya. Cowok bisa usap kepala, usap bahu, tepuk bahu. Nah itu dulu ya, sementara masih ada 3 lagi, saya belum sampai rumah, nih tadi habis meeting di Sentul, sekarang masih berada di POM bensin Sentul.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Bund Lisa
Kalau meminimalisir penggunaan gadget remaja sekarang sepertinya mustahil, tapi sudah kelihatan kurang sabar pada anak, tangan kadang gerak-gerak sendiri, mata memerah, gampang bosan.
Bagaimana cara menjelaskan kepada anak tentang bahaya gadget, coach? Meski sentuhan kasih sayang in shaa Allah selalu dilakukan, tetapi diingetin bisa lebih dari 5x selalu begitu lagi begitu lagi, kalau main hp suka lupa waktu.
🔷 Jawab:
Buat acara pergi bersama tanpa gadget, bisa 1 minggu sekali atau seminggu 2 kali. Gadget semua masuk di tas umi atau tas abi, ada notifikasi atau dering enggak boleh dijawab, insya Allah itu menjadi berpergian yang dapat memperbaiki komunikasi atau program 18-21 tanpa gadget, jam 18.00 sd 21.00, gadget ditaruh dan semua kumpul di ruang tengah. Intinya ada 3 jam tanpa gadget.
0⃣2⃣ Bund Sasi
Assalamualaikum,
A. Sebenarnya sejauh mana batas sentuhan fisik seorang bunda pada anak remaja laki-laki, kadang masih pengen meluk, cium pipinya? Tapi sungkan juga. Biar gimana dia tetap "my little sun" (jadi nangis nulis ini).
B. Untuk pemberian gadget itu sebaiknya umur berapa ya?
Untuk sekarang saya masih menggunakan 1 smartphone bareng dengan anak. Salah satu alasannya agar tetap bisa mengontrol aktivitas medsosnya.
Jazakallah khoiron coach.
🔷 Jawab:
A. Biasanya setelah anak Aqil baliq bisa diganti dengan mengusap rambut atau bahu, usapan sayang, biasanya anak laki-laki yang akil baligh sudah tidak nyaman untuk lebih dari itu.
B. Gadget sebaiknya usia 17 tahun.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar