OLeH: Ustadzah Dini Inayati
💎M a T e R i💎
🌷BANYAK BICARA ADALAH RACUN HATI
Di antara adab berbicara yang diajarkan Rasulullah Saw adalah berbicara seperlunya, tidak berlebihan. Rasulullah memerintahkan kita untuk berbicara hanya yang baik. Rasulullah melarang kita banyak bicara dengan pembicaraan yang tidak terkait dengan dzikir kepada Allah.
Banyak berbicara selain untuk hal yang terkait dengan dzikir kepada Allah membuka peluang terjerumusnya manusia ke dalam urusan-urusan yang tidak berfaedah. Di antara bahan pembicaraan yang mendorong seseorang banyak bicara adalah pembicaraan yang tidak penting.
Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar.” [QS. Al-Ahzab : 70-71]
◾LARANGAN BANYAK BICARA
Kita dilarang banyak bicara antara lain berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:
Hadits dari Ibnu Umar:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي
Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
“Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras.” [HR. Tirmidzi]
Hadits dari Al Mughirah ia berkata:
عَنْ الْمُغِيرَةِ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ وَأْدِ الْبَنَاتِ وَعُقُوقِ الْأُمَّهَاتِ وَعَنْ مَنْعٍ وَهَاتِ وَعَنْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةِ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengubur anak perempuan hidup-hidup, durhaka kepada ibu, tidak memberi tapi mau menerima, banyak bicara, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.” [HR. Ad-Darimi]
Hadits dari Abu Umamah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَيَاءُ وَالْعِيُّ شُعْبَتَانِ مِنْ الْإِيمَانِ وَالْبَذَاءُ وَالْبَيَانُ شُعْبَتَانِ مِنْ النِّفَاقِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي غَسَّانَ مُحَمَّدِ بْنِ مُطَرِّفٍ قَالَ وَالْعِيُّ قِلَّةُ الْكَلَامِ وَالْبَذَاءُ هُوَ الْفُحْشُ فِي الْكَلَامِ وَالْبَيَانُ هُوَ كَثْرَةُ الْكَلَامِ مِثْلُ هَؤُلَاءِ الْخُطَبَاءِ الَّذِينَ يَخْطُبُونَ فَيُوَسِّعُونَ فِي الْكَلَامِ وَيَتَفَصَّحُونَ فِيهِ مِنْ مَدْحِ النَّاسِ فِيمَا لَا يُرْضِي اللَّهَ
“Sifat malu dan al ‘iyyu adalah dua cabang dari cabang-cabang keimanan. Sedangkan Al Badza dan Al Bayan adalah dua cabang dari cabang-cabang kemunafikan.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadits Hasan Gharib. Ia berkata, Al ‘Iyy adalah sedikit bicara dan Al Badza adalah kata-kata yang keji, sedangkan Al Bayan adalah banyak bicara seperi para khatib-khatib yang memperpanjang dan menambah-nambahkan isi pembicaraan guna memperoleh pujian publik dalam hal-hal yang tidak diridlai Allah." [HR. Tirmidzi]
◾BANYAK BICARA YANG DIBOLEHKAN
Kita boleh banyak bicara apabila pembicaraan yang kita lakukan merupakan bagian dari dzikir kepada Allah, yakni berbicara tentang kebenaran serta amar makruf nahi mungkar sebagaimana dituntunkan Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah Saw bersabda: “Semoga Allah memberikan keindahan kepada seseorang yang mendengar sesuatu dari kami, lalu ia menyampaikannya sebagaimana ia dengar. Betapa banyak orang yang menyampaikan lebih paham dari yang mendengar.” [HR Abu Daud dari Anas bin Malik].
Beliau bersabda pula: “Barangsiapa yang mengajarkan suatu ilmu, maka baginya pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan sedikitpun.” [HR Ibnu Majah, dari Sahal bin Mu’adz bin Anas]
“Orang yang menunjukkan kebaikan seperti orang yang mengerjakannya.” [HR Al Bazzar, dishahihkan Ibnu Hibban]
◾AKIBAT DARI BANYAKNYA BERBICARA
Rasulullah Saw bersabda: “Siapapun yang banyak bicara, maka dia akan banyak keliru. Orang yang banyak keliru, maka dosanya akan berlimpah. Orang yang dosanya berlimpah, akan masuk neraka.” [HR Tahbrani]
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Kiki
Afwan ustadzah mau bertanya, bagaimana caranya agar kita bisa meminimalisir banyak bicara yang tidak perlu, terutama berbicara dengan teman, dan misalnya diri ini termasuk orang yang cerewet ustadzah.
🌷Jawab:
Bismillah...
Selalu ingat dengan bahayanya banyak bicara. Pilih perkataan yang baik sebelum berbicara sehingga yang terucap bukanlah perkataan yang tidak bermanfaat.
0⃣2⃣ Atieq
Bagaimana menyikapi ketika kita banyak bicara dibilang kepo. Tapi ketika kita diam dibilang cuek, tidak perhatian.
🌷Jawab:
Jangan hiraukan perkataan orang lain. Selagi yang kita bicarakan bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.
Tetapi jika diam lebih baik, maka diam saja, dan tidak usah peduli apa kata orang saat kita diam.
0⃣3⃣ Rika
Assalamualaikum ustadzah,
Bagaimana cara berbicara kepada orang yang lebih tua atau lebih kita hormati seperti kepada suami atau orang tua atau orang yang lebih tua untuk tujuan amar ma'ruf nahi mungkar agar kesannya tidak menggurui, karena bagaimanapun juga kita merasa tidak pantas tapi harus tetap selalu mengingatkan?
Semoga pertanyaannya dimengerti maksudnya.
Jazakumullah khairan katsiran.
🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Pilih kata-kata yang santun dan mudah dimengerti oleh beliau. Dan sampaikan dengan halus.
0⃣4⃣ Bunda Adek
Assalamu'alaykum ustadzah.
Bagaimana caranya jika kita terjebak situasi seseorang yang cerita ke kita yang ujungnya ceritakan aib orang lain dan kadang sempat menuduh orang itu. Kita sudah kasih nasehat tapi masih aja cerita. Sedangkan kita tidak bisa menghindar dari dia karena punya kepentingan sama dia.
Jazakillahu khoyr atas jawabannya dzah.
🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Jika kita sudah menasihati tetapi dia tetap seperti itu, jangan dengarin dan tinggalkan saja.
0⃣5⃣ Nesa
Assalamualaikum ustadzah,
Mohon nasehatnya. Bagaimana cara menghadapi orang yang tidak mau mengakui kesalahannya dan menyalahkan kita untuk akibat dari semua perbuatannya?
Saya sudah berusaha menghindar tapi tetap saja kemana-mana ia selalu bicara menyalahkan saya tanpa peduli bahwa saya menghindari dia akibat dari semua perbuatan buruknya juga.
🌷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Pertama nasihati dia, jangan sampai dia mengulangi apa yang telah dia perbuat, agar dia sadar dengan apa yang dia perbuat, tetapi jika tetap seperti itu, biarkan. Tegur dia lewat doa kita. Coba meminta maaf meskipun bukan kita yang salah.
🔷 Afwan ustadzah, terimakasih untuk jawabannya. Saya sudah sering coba meminta maaf, tapi yang saya sayangkan, saya malah selalu diancam dan dikasari oleh orang bersangkutan, ketika saya sudah menjauh tapi kemudian ada saja cara dan alasannya untuk kembali mencari masalah dengan saya.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Kurangi berbicara yang tidak bermanfaat atau diam. Sebagaimana sabda Rasulullah "Barang siapa berimana kepada Allah dan hari akhir maka berkata kebaikan atau diam."
Dan karena banyak orang salah dari bicaranya, maka waspadalah dengan apa yang kita ucapkan, jangan sampai apa yang kita ucapkan jadi bomerang buat kita sendiri.
والعياذ بالله..
Semoga Allah jauhkan kita dari perkataan sia-sia tanpa ada manfaatnya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar