Kamis, 06 Desember 2018
KOLAG RAK
OLeH: TeaM Muwajih PeRiNDu SuRGa
Selasa, 04 Desember 2018
Moderator : Ella & Sinda
Notulensi : Bund Haniek
➖➖➖➖➖➖➖➖
0⃣1⃣ Han
Bunda Dini
Bunda, bagaimana kita menyikapi dengan maraknya dan bahkan sudah tidak ada malu lagi LGBT ini sudah merambah dan menjamah kalangan anak-anak, bahkan tingkat sekolah dasar sudah terpengaruh juga. Apakah itu sekedar meniru atau memang suka dengan sesama jenis.
1. Bagaimana bund menyikapi fenomena yang sudah sangat luar biasa ini di kalangan masyarakat kita. Baik itu peran Orang tua ataupun Guru sebagai wakil orang tua di sekolah agar anak tidak sampai kebablasan!
2. Mengapa perkembangan dan pengaruhnya itu begitu pesat sampai tingkat anak-anak yang tingkat sekolah dasar? Astaghfirullah...
🔷Jawab:
1. LGBT atau GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender." Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender." Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender. Maka dari itu, seringkali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili (contoh. "LGBTQ" atau "GLBTQ", tercatat semenjak tahun 1996.
Terhadap pelaku homoseks, Allah SWT dan Rasulullah SAW benar-benar melaknat perbuatan tersebut. Al Imam Abu Abdillah Adz-Dzahabiy -Rahimahullah- dalam Kitabnya “Al Kabair” [hal.40] telah memasukan homoseks sebagai dosa yang besar dan beliau berkata: “Sungguh Allah telah menyebutkan kepada kita kisah kaum Luth dalam beberapa tempat dalam Al Quran Al Aziz, Allah telah membinasakan mereka akibat perbuatan keji mereka. Kaum muslimin dan selain mereka dari kalangan pemeluk agama yang ada, bersepakat bahwa homoseks termasuk dosa besar.”
Hal ini ditunjukkan bagaimana Allah SWT menghukum kaum Nabi Luth yang melakukan penyimpangan dengan azab yang sangat besar dan dahsyat, membalikan tanah tempat tinggal mereka, dan diakhiri hujanan batu yang membumihanguskan mereka, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Hijr ayat 74.
فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيل.
“Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.”
1. Bagaimana orang tua dan guru dan guru dalam menyikapinya.
Tetap kepada anak yang sudah baligh kita memberi pengertian apa itu sebetulnya LGBTQ. Agar mereka faham bahwa ada sesuatu yang lain didunia ini. Memberi mereka rambu-rambu agar tidak terlibat dalam perilaku tersebut.
Untuk anak-anak yang sudah masuk pesantren, pilihkan pesantren yang memiliki tempat tidur satu-satu. Tidak seranjang atau sekasur berdua. Dan ustadz yang disana memiliki pengawasan yang lebih ketat.
2. Kenapa bisa menjamur?
Karena LGBTQ adalah penyakit menular. Yang memang sengaja ditularkan secara masif. Lewat apa saja. Pergaulan sehari-hari, dikampus-kampus, maupun medsos yang pemberitaanntnya makin liar.
Maka mari kita berlindung kepada Allah akan kita, anak cucu dan keturunan kita tidak terjangkit penyakit ini.
0⃣2⃣ Bund Lisa
Ustadz Farid Nu'man
Afwan ustadz, Kita sedang menunggu kebangkitan kaum muslimin seperti yang Rasulullah janjikan.
Apakah sudah ada tanda-tanda kebangkitan Islam dinegara-negara terjajah zionis Israel tersebut ustadz?
Apakah yang harus dipersiapkan ibu-ibu menjelang kebangkitan generasi penerus, pembebas Palestina ini?
#afwan atas pertanyaannya, masih kebawa semangat reuni 212.
🔷Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim...
Yang kita lalukan adalah bukan menunggu kebangkitan Islam. Tapi peran apa yang kita bisa berikan untuk kebangkitan Islam.
Kebangkitan Islam, menurut Syaikh Muhammad Al Ghazaliy Rahimahullah, sudah dirasakan sejak akhir abad 14 H atau awal Abad 15 H. Kira-kira 40-50 th lalu.
Gelombang para pemuda yang kembali ke masjid. Wanita berhijab sudah sangat banyak dan biasa. Gerakan Islam muncul di mana-mana, termasuk gerakan mujahidin di Afghanistan, Kashmir, Moro, tentunya Palestina.
Kemudiam, kebangkitan itu juga dirasakan di sekolah-sekolah dan kampus-kampus, kegiatan Islam marak, berbeda dengan sebelumnya. Begitu pula di perkantoran baik milik negara, bumn, dan swasta.
I'tikaf bukan lagi milik aktifis Islam, tapi warga muslim menengah ke atas. Kesadaran politik sudah mulai nampak, setelah puluhan tahun sekuler yang begitu kuat.
Semua memang baru tumbuh, baru berkembang, jangan sampai layu sebelum berbuah, mengingat usia perjuangan itu bukan usia manusia satu generasi, tapi usia dari generasi ke generasi. Kita mungkin menyemai, menanam, tapi buahnya dirasakan anak cucu kita. Insya Allah.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ Mala Hasan
Ustadz Farid Nu'man
Ustadz, bagaimana sikap kita sebagai yang melihat pernikahan beda agama (hindu dan islam) yang berada di lingkungan kita tinggal. Dan apakah kita wajib datang dalam undangan pernikahan tersebut? Bagaimana sikap yang pantas kita tunjukkan sehari-hari melihat pasangan itu.
Syukron ustadz
🔷Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim...
Pernikahan Hindu dan Islam, baik yang hindu adalah pihak laki-laki atau wanitanya, adalah tidak sah. Kecuali jika dia masuk Islam dulu.
Dalilnya adalah:
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. (QS. Al Baqarah (2): 221)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:
هذا تحريم من الله عز وجل على المؤمنين، أن يتزوجوا المشركات من عبدة الأوثان
Ini adalah pengharaman dari Allah Ta'ala atas orang-orang beriman untuk menikahi wanita-wanita musyrik para penyembah berhala.
(Tafsir Ibnu Katsir, 1/436)
Jika yang musyrik adalah pihak laki-laki, maka lebih terlarang lagi. Jadi, ketika pernikahan ini haram dan tidak sah, maka tidak dibenarkan pula mendatangi pestanya. Sebab itu pengakuan atas pelanggaran tersebut.
Demikian.
Wallahu a'lam
🌴Ustadz, terus bagaimana sikap kita yang seharusnya dengan mereka karena mereka menjadi tetangga di dekat rumah?
🔷Datangnya jangan pas nikahan, tapi esoknya, silaturrahim biasa saja.
Wallahu a'lam
0⃣4⃣ Yayi
Bunda Dini
Bunda, saya punya anak laki-laki 2 orang yang jarak kelahirannya kurang lebih 10 tahun. Anak yang pertama sedikit bermasalah dengan tingkah lakunya sehari-hari tapi alhamdulillah dia punya tanggung jawab terhadap saya dan adiknya. Anak yang ke 2 alhamdulillah walaupun masih berumur 11 tahun tapi kewajiban beribadahnya sudah bagus dibanding kknya. Persoalannya anak yang pertama sebagai pengganti imam di keluarga kami tidak memberikan contoh yang baik dalam beribadah maupun bertingkah laku. Saya khawatir adeknya mengikuti jejaknya. Haruskah saya memisahkan mereka? Agar contoh yang tidak baiknya tidak ditiru adiknya!
🔷Jawab:
Mohon maaf. Bisa dijelaskan "bermasalah dengan tingkah lakunya sehari" itu apa. Karena ini harus spesifik.
🌴 Sholatnya sudah jarang-jarang bun, terus bergaul dengan anak geng motor. Mungkin dia broken home karena kami bercerai dan ayahnya menyalahkan anak saya sebagai penyebab bercerainya kami. Mohon solusinya bun.
🔹Tingkah laku saudara memang bisa bertolak belakang. Sesuai dengan apa yang telah mereka lihat dan pelajari selama ini.
Sebaiknya kita tilik kembali apa yang telah kita berikan ke anak-anak. Sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan.
Apa yang salah dari semua itu.
Memang memperbaiki sesuatu akan terasa berat. Apalagi ibu telah sendiri tanpa dampingan orang yang mencintai. Namun minta tolonglah kepada saudara terdekat untuk memperbaiki bersama.
Memisahkan antara kakak dan adik bukanlah hal yang bijak. Karena kakak akan merasa diperlakukan beda.
Jika masih hidup serumah, jangan pernah bosan mengingatkan si kakak. Bisa jadi sekarang dia belum berubah. Lakukan terus sembari iringi dengan doa yang tidak pernah luput. Hati itu milik Allah. Allahlah yang akan menggerakkannya.
Untuk si adik, beri pengertian bahwa ada tingkah laku kakak yang tidak boleh diikuti. In syaa Allah adik akan faham.
Namun sebisa mungkin tidak membandingkan keduanya karena akan melukai perasaan kakak apalagi bisa dibilang kakak adalah produk broken home.
Tetap beri pelukan. Tetap beri kasih sayang.
Semoga tetesan kasih sayang ibu setiap hari mampu melunakkan hatinya.
Berat memang, bu. Tapi ibu harus kuat demi anak-anak.
0⃣5⃣ Bund Atin
Ustadz Farid Nu'man
Bagaimana menghadapi calon besan yang punya keluarga besar, kekeh untuk menghitung hari pernikahan dengan hitungan jawa?
🔷Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim...
Berikan pengertian, semampu kita, yang paling utama tentu ke calon besan dulu. Sebab ini acara kita dan dia. Keputusan ditangan pemilik acara.
Allah Ta'ala berfirman:
فذكر انما انت مذكر لست عليهم بمصيطر
Maka berikanlah peringatan tugasmu hanyalah memberikan peringatan, kamu tidak berkuasa memaksa mereka. (QS. Al Ghasyiyah: 21-22)
Ayat lainnya:
إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ
Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup.
(QS. Huud: 88)
Demikian. Wallahu a'lam
0⃣6⃣ Mulifa
Bunda Dini
Jika kita mau bersedekah, manakah yang harus di dahulukan, sedekah terhadap keluarga atau anak yatim?
🔷Jawab:
: خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
“Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ جُهْدُ الْمُقِلِّ وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
“Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Abu Dawud dan Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1112)
Dalam kedua hadits tersebut dijelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah dimulai dari yang kamu tanggung. Penjelasan “yang kamu tanggung” sendiri ialah keluarga sendiri. Hal demikian lebih besar pahalanya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
« دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ » .
“Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak-isteri) lebih besar pahalanya.” (HR. Muslim).
Jadi sedekah yang paling utama adalah terhadap keluarga. Baru setelah kebutuhannya tercukupi, minimal kebutuhan primer baru kepada orang lain.
Lain jika anak yatim itu jadi tanggungannya, maka keduanya sama-sama harus diutamakan.
Wallahu a'lam bish showab
🌷🌸🌷
Jazakumullah khoir atas jawabannya.
Mari kita tutup dengan beristighfar...
Astaghfirullohal adzim...
Mengucap hamdallah bersama...
Alhamdulillahirabbil'alamiin...
Dan Do'a Khafaratul Majelis...
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان
لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu anlaaillaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik...
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaykum wr.wb.
*~*
@Ustadz H. Farid Nu'man Hasan, S.S
@Ustadzah Hj. Irnawati Syamsuir Koto
@Ustadzah Bunda Heradini Faizah, S.Psi
@Ustadz H. Syahrawi Munthe
@Ustadzah Ren Dina Zahrana, M.Sc
🌷KOLAG🌷
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar