OLeh :Irnawati Syamsuir Koto
Rasulullah SAW adalah sosok yang mulia, pribadi yang istimewa, penuh perhatian dan selalu memikirkan umatnya, siang malam beliau tak pernah luput memikirkan nasib ummat yang amat dicintainya, bahkan menjelang akhir ajalpun Rasulullah SAW masih saja memikirkan kita ummatnya.
Salah satu di antara keisitimewaan beliau di hati umatnya adalah beliau senantiasa memperhatikan mereka pribadi-pribadi. Beliau sangat tahu kelebihan dan kekurangan tiap-tiap sahabatnya, pribadi per-pribadi, individu per individu. Tidak jarang beliau mendoakan mereka dengan doa yang khusus, atau memberi nasehat dengan nasehat yang khusus. Sehingga orang-orang yang mendapat doa atau nasehat itu, merasa dihargai, merasa menjadi orang yang memiliki tempat tertentu di hati Rasulullah SAW, sangat banyak nasehat nasehat yang telah beliau berikan baik berupa ucapan maupun contoh perilaku agungnya.
Saudariku Allah Jalla wa ‘ala telah mengumpulkan pada diri Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam tutur kata yang sangat indah, singkat namun kaya makna dan sempurna. Mari sejenak kita bersama menyelami nasehat Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam yang singkat namun dalam maknanya, besar pengaruhnya dan terkumpul banyak kebaikan.
Dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Ibnu Majah dan yang lainnya, dari hadis Abu Ayub al Anshori- radhiyallahu’anhu– bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata, “Beri aku nasehat singkat”. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعْ الْإِيَاسَ مِمَّا فِي يَدَيْ النَّاسِ
“Jika kamu hendak melaksanakan shalat, shalatlah seperti shalat terakhir, jangan mengatakan sesuatu yang membuatmu minta maaf di kemudian hari dan kumpulkan keputus-asaan terhadap apa yang ada pada manusia”.
🔷💘🔷
Sahabat-sahabatku
Pesan pertama Rasulullah SAW adalah Tentang Sholat. Laksanakan sholat seperti sholat terakhir.
Kedudukan sholat bagi seorang muslim ini sangatlah penting, sholat merupakan sarana bagi kita untuk berbincang dengan Sang Maha Pencipta , Rabb kita, Tuhan semesta alam ini. Nikmatnya berkomunikasi dengan Allaah Azza Wajalla tak akan bisa kita bandingkan dengan isi alam ini. Semua keluh kesah kita akan didengar seksama yang tak akan terlewat meski satu katapun, Allaah tak akan pernah mengabaikan ucapan ucapan kita, berapapun banyak kata yang kita ucapkan, berapapun banyak kesah yang kita keluhkan, bahkan Allaah tak akan pernah bosan meski kita lakukan itu sepanjang hari dengan iringan tangis memelas. Allaah siap menerima kita dalam pembicaraan secara khusus seorang diri ataupun secara beramai- ramai (berjama’ah).
Fikiran dan hati adalah alat utama untuk berkomunikasi dengan Allaah Azza Wajalla, kita tidak mungkin bertemu Allaah Azza Wajalla secara fisik . Kita harus melatih kepekaan hati dan fikiran untuk berkomunikasi denganNya. Allaah maha tahu tentang keadaan kita, Dia selalu menjawab pertanyaan kita baik yang diucapkan secara lisan maupun dalam hati. Masalahnya hati dan fikiran kita kurang peka sehingga tidak mampu menangkap isyarat atau jawaban dari Allaah Azza Wajalla.
Nabi SAW menasehatkan kepada orang yang melakukan shalat untuk merasa bahwa shalatnya adalah sholat terakhir baginya. Karena sudah lumrah bahwa perpisahan akan membuat seseorang maksimal dalam berucap dan bertindak, totalitas yang tidak didapati pada keadaan lainnya. Seperti yang lumrah terjadi di saat berpergian, seorang yang pergi dari suatu daerah dengan rencana kembali ke daerah tersebut, berbeda dengan orang yang pergi tanpa ada rencana ingin kembali. Seorang yang berpisah, akan melakukan totalitas (meninggalkan jejak baik) yang tidak dilakukan oleh yang lainnya.
Bila seorang sholat dengan perasaan seakan sholat itu adalah sholat yang terakhir baginya; ia tidak akan bisa sholat lagi setelah ini, tentu ia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan sholat itu. Dia perindah penunaiannya, proposional dalam ruku’, sujud, menunaikan kewajiban-kwajiban serta sunah – sunah sholat dengan sebaik mungkin.
Maka selayaknya seorang mukmin mengingat pesan ini di setiap shalatnya. Lakukanlah sholat seakan sholat itu adalah sholat perpisahan, hadirkan perasaan bahwa itu adalah shalat yang terakhir. Apabila ia merasakan itu maka akan membawanya menunaikan sholat dengan sebaik mungkin.
Dan siapa yang sholatnya baik, maka ibadah sholatnya akan menghantarkan pada kebaikan-kebaikan dan menghalangi dari segala keburukan dan kerendahan. Ia akan merasakan manisnya iman. Sholat menjadi penyejuk pandangan dan penyebab kebahagiaan untuknya.
🔷💘🔷
Nasehat yang kedua adalah Menjaga Lisan.
Muslim yang paling baik adalah, “Seseorang yang membuat muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Muslim).
Mereka menjaga lisannya dari segala ucapan yang bisa menyakiti hati orang. Yang disesalkan dari keberadaan kita, sering menyalahgunakan nikmat Allaah Subhanahu wa Ta’ala yang berupa lisan ini.
Lisan dilepaskan begitu saja tanpa penjagaan sehingga keluar darinya kalimat-kalimat yang membinasakan pengucapnya. Ghibah, namimah, dusta, mengumpat, mencela dan teman-temannya, biasa terucap.
Ada orang yang mungkin memiliki tabiat seperti lalat, ya kotor gitulah. Kalau membahas kejelekan seseorang itu minatnya tinggi, apalagi jika memiliki pembendaharaan kata yang banyak dan apalagi kalau sudah terlatih.
Terasa ringan tanpa beban, seakan tiada balasan yang akan diperoleh. Membicarakan cacat/cela seseorang, menjatuhkan kehormatan seorang muslim, seakan jadi santapan lezat bagi yang namanya lisan.
Lisan adalah hal yang paling berbahaya bagi manusia.
Saat perkataan belum terucap ia masih dalam kendali pemilik ucapan. Adapun saat ucapan telah keluar dari lisan, ucapan itulah yang akan menguasainya dan ia menanggung resikonya.
Oleh karena itu Nabi ‘alaihissholaatuwassalam berpesan, “Jangan mengatakan sesuatu yang membuatmu minta maaf di kemudian hari.” Artinya bersungguh-sungguhlah menahan lisanmu dari ucapan yang membuat dirimu harus meminta uzur di kemudian hari; setiap perkataan yang membuatmu meminta maaf. Karena sebelum perkataan itu terucap ia berada dalam kekuasaanmu, namun bila sudah terucap maka perkataan itulah yang akan menguasaimu.
Nabi ‘alaihissholaatuwassalam pernah berpesan kepada Mu’adz radhiyallahu’anhu,
“Maukah aku kabarkan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?”
“Mau ya Nabi Allaah.” Jawab Mu’adz.
Kemudian Rasulullah memegang lisan beliau seraya bersabda, “Jagalah ini.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita akan disiksa juga karena ucapan kita?”
Nabi menjawab,
ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ـ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ ـ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِم
“Ah kamu ini, bukankah yang menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka –atau sabda beliau: di atas hidungnya- itu tidak lain karena buah dari ucapan lisan-lisan mereka?!” (HR. Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shohih).
Maka lisan ini sangat berbahaya.
Dalam hadis shahih lainnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam juga berpesan,
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا
“Jika waktu pagi tiba seluruh anggota badan menyatakan ketundukannya terhadap lisan dengan mengatakan, ‘Bertakwalah kepada Allah terkait dengan kami. Karena kami hanyalah mengikutimu. Jika engkau baik maka kami pun baik. Sebaliknya jika kamu melenceng maka kami pun ikut melenceng." (HR Tirmidzi no 2407 dan dinilai hasan oleh Al Albani).
Kemudian sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
“Janganlah mengatakan suatu ucapan yang membuatmu harus minta maaf di kemudian hari.”
Pada kalimat ini terdapat ajakan untuk memuhasabah ucapan yang hendak disampaikan, yakni memikirkannya terlebih dahulu. Jika ucapan itu baik maka silahkan sampaikan. Jika tidak, maka tahanlah lisan anda. Atau jika ragu baik atau buruknya ucapan, tahanlah lisan dalam rangka menghindari perkara syubhat, sampai tampak perkara tersebut di hadapan anda.
Banyak orang yang menjatuhkan diri mereka pada kesalahan yang fatal, disebabkan ucapan yang tidak mereka pertimbangkan. Kemudian berakibat musibah baginya di dunia dan di akhirat, suatu akibat yang tak terpuji. Orang yang berakal adalah yang menimbang ucapannya dan ia tidak berbicara kecuali seperti yang dinasehatkan Nabi kita alaihissholaatuwassalam; perkataan yang tidak membuatnya harus meminta maaf di kemudian hari.
🔷💘🔷
Sahabat sahabat ku,
Setelah Rasulullah SAW menasehatkan tentang sholat, dilanjutkan dengan lisan dan yang ketiga adalah ajakan untuk hidup Qona’ah, serta menggantungkan hati hanya kepada Allah, dan memupuskan harapan terhadap harta-harta yang di tangan manusia.
Beliau bersabda,
وَأَجْمِعِ اليَأسَ مِمَّا فِي يَدَيِ النَّاس
“Kumpulkan keputusasaan terhadap apa yang ada pada manusia."
Maksudnya bertekatlah dalam hatimu untuk memutuskan asa terhadap apa saja yang di tangan manusia. Jangan gantungkan harapan pada mereka. Jadikanlah pengharapanmu sepenuhnya hanya kepada Allaah Jalla wa ‘ala. Sebagaimana dengan lisan anda tidak pernah berdoa kecuali kepada Allaah, maka demikian juga sepatutnya dengan sikap anda jangan gantungkan harapanmu kecuali kepada Allaah. Pupuskanlah segala pengharapan kepada siapapun kecuali kepada Allaah, sehingga pengharapanmu hanya tertuju kepada Allaah semata.
Sifat qona’ah yang berarti ridho (rela) terhadap segala bentuk pemberian Allaah yang telah ditetapkan, tidak dihinggapi ketidakpuasan, tidak pula perasaan kurang atas apa yang telah diberikan. Tahu bahwa segala rezeki telah diatur dan ditetapkan oleh Allaah, sehingga hasil yang akan diperoleh sebagai ‘imbal jasa’ dari usaha yang dicurahkan tidak akan melebihi apa yang telah ditakdirkan oleh Allah kepada hamba-Nya. Dia-lah yang menetapkan siapa saja di antara hamba-Nya yang memiliki kelapangan rezeki, dan siapa diantara mereka yang memiliki kondisi sebaliknya.
Rezeki yang mencukupi akan menjaga diri dari meminta-minta, dan dengan adanya sifat qona’ah akan mendorong untuk bersikap ridho, tidak menuntut dan tidak merasa kurang atas rezeki yang diterima. Boleh jadi seorang berislam, akan tetapi diuji dengan kefakiran yang melupakan, atau diberi kecukupan rezeki namun tidak memiliki sifat qona’ah, maka hal tersebut akan justru membuat hati tidak tenang dengan rezeki yang ada, sehingga berujung pada kefakiran hati dan jiwa.
Siapa yang memutus pengharapan terhadap apa yang di tangan manusia, maka hidupnya mulia. Siapa yang hatinya bergantung pada kepada kekayaan manusia, maka hidupnya hina. Dan barangsiapa yang menggantungkan hatinya hanya kepada Allah, tidak mengharap kecuali kepada Allah, tidak meminta hajatnya kecuali kepada Allah, tidak bertawakkal kecuali hanya kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan segala kebutuhan dunia dan akhiratnya. Allah ‘azzawajalla berfirman,
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya” (QS. Az Zumar 36).
Allah juga berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS. At Tholaq : 3).
Di dalam qona’ah itu ada kemuliaan dan ketentraman hati karena sudah merasa tercukupi, ada kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang syubhat dan yang melebihi kebutuhan pokoknya, yang semua itu akan mendatangkan pahala di akhirat. Dan sesungguhnya dalam kerakusan dan ketamakan itu ada kehinaan dan kesusahan karena dia tidak pernah merasa puas dan cukup terhadap pemberian Allaah.
Perbuatan qona’ah yang dapat kita lakukan misalnya puas terhadap makanan yang ada, meskipun sedikit laku pauknya, dan cukup dengan beberapa lembar pakaian untuk menutup aurat kita. Maka hendaklah dalam masalah keduniaan kita melihat orang yang di bawah kita, dan dalam masalah kehidupan akhirat kita melihat orang yang di atas kita. Hal ini sebagaimana telah ditegaskan Rasulullah dalam hadits yang artinya: “Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” (Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy)
Sikap qona’ah ini hendaklah kita lakukan dalam setiap kondisi, baik ketika kita kehilangan harta maupun ketika mendapatkan harta. Barangsiapa yang mendapatkan harta maka haruslah diikuti dengan sikap murah hati, dermawan, menafkahkan kepada orang lain dan berbuat kebajikan. Marilah kita tengok kedermawanan dan kemurahan hati Rasulullah: Telah diriwayatkan dalam hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa beliau adalah orang yang lebih cepat untuk berbuat baik daripada angin yang berhembus.
Selagi beliau diminta sesuatu, maka sekali pun tidak pernah beliau menjawab. “Tidak” Suatu ketika ada seseorang meminta kepada beliau. Maka beliau memberinya sekumpulan domba yang digembala di antara dua bukit. Lalu orang itu menemui kaumnya dan berkata kepada mereka: “Wahai semua kaumku, masuklah Islam! Karena Muhammad memberikan hadiah tanpa merasa takut miskin.”
Subhanallah sungguh indah pahala yang Allah janjikan terhadap hambaNya yang memiliki sikap qona’ah, Marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita di anugrahi sikap qana’ah dan dijauhkan dari sikap kikir dan bakhil.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (bahaya) rasa gundah gulana dan kesedihan, (rasa) lemah dan malas, (rasa) bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penguasaan orang lain.”
“Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona’ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, dan berikanlah berkah kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.”
Qona’ah adalah salah satu bentuk yang dapat menimbulkan rasa syukur kepada Allaah, qona’ah terhadap apa yang Allaah beri, merasa cukup dan pasrah atas segala ketetapan-Nya.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Sinda
Mengenai sifat qonaah, bagaimana menumbuhkan sifat qonaah yang tinggi, tapi juga seimbang dengan tingginya semangat untuk mencari rezeki?
🌷 Jawab:
Kembali kita harus memahami makna dari qona'ah, qona'ah bukan berarti kita hidup dalam keprihatinan, tapi kita tak mencintai harta yang ada, memakai dan mempergunakan sebutuhnya saja, namun orang Islam itu harus kaya, agar dia mampu meraih surga dengan hartanya, mampu menolong saudaranya yang membutuh, dan merubah pola pikir yang selama ini ada, jadikan harta kita menjadi kendaraan akhirat kelak, belanjakan dia dijalan Allaah sebanyak banyaknya. Bukankah kita butuh penolong yang banyak diakhirat kelak?
Dengan apa kita tebus surga Allaah jika bukan dengan amalan amalan sholeh? Dan salah satu amalan sholeh itu adalah membelanjakan harta dijalanNya, jika harta tidak ada maka akan berkurang satu peluang kita.
Karena itu jangan sampai qona'ah kita sifati dengan hidup dalam kekurang dan mencukupkan apa yang ada, Tapi Qona'ah adalah tidak mencintai harta meski dia banyak, tidak memasukkan harta kedalam hati yang akhirnya kita jadi kikir, pelit dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
0⃣2⃣ Ani
Bun, mengenai lisan, Terkadang mulut ini tidak bisa dikontrol didepan anak-anak apalagi anak-anak masih kecil-kecil, jadi luar biasa pintar nya, bagaimana cara supaya lebih bisa ngerem mulut ini, karena takut jadi doa kadang ngomelnya nyebut yang bagus-bagus tapi tetap nada tinggi !
🌷Jawab:
Setiap kata adalah do'a .. kita sepakat dengan ini yaa???
Karena itu kita harus berhati hati untuk berucap, dalam hal apapun dan kepada siapapun, apalagi kepada anak-anak, doa ibu itu makbul, baik doa yang baik baik maupun doa yang jelek.
Kita orang tua seharusnya bisa menyadari bahwa mereka adalah anak-anak, pola pikir mereka tidak bisa disamakan dengan kita orang dewasa, terkadang kesalahan orang tua adalah menyamakan pikiran, daya tangkap dan pemahamannya sama dengan kita, karena itu kita terlalu cepat terbawa emosi dikala anak kita anggap nakal, lelet dan tak pernah mengerti dengan apa yang kita ucapkan, padahal memang baru segitulah kemampuan mereka mencerna permasalahan yang ada, seumpama mata, apakah mata itu langung bisa melihat jernih, luas dan fokus , tidak bukan ?
Mata itu bisa beroperasi dengan baik itu secara perlahan lahan, seperti itu jugalah anak-anak memahami, menanggkap dan mencerna perkataan kita, jadi apa mereka salah disaat kita bicara dan mereka tidak merespon seperti yang kita harapkan? Jika kita menganggap mereka salah, maka periksalah diri kita sendiri, sudah benarkah cara pikir kita?
Jadi siapa sebenarnya yang nakal? Kita apa anak-anak?
Yuuk lah para bunda ... jangan samakan anak-anak dengan kita orang dewasa, mereka masih dalam proses, meski mereka keliatan "nakal" itu karena kita yang tidak memahami mereka, bukan mereka yang tak mengerti kita.
Perbanyak ilmu dan istihgfar agar marah bisa dikendalikan.
Wallahu a'lam
💎Sukron bunda jawabannya, jazzakillah Khoir.
Paling sering masalah sholat bunda, sampai bikin kesal!
🌷Sholat itu bagian yang berat bagi anak anak bund, karena itu rutinitas yang membosankan jika mereka terpaksa melakukannya, karena itu jangan paksa mereka, tapi ajak mereka barengan sholatnya, bujuk dengan baik dan arahan yang baik agar mereka mencintai sholat, jangan bicara soal hukuman neraka dengan mereka, karena rata-rata anak-anak tidak suka dengan hukuman dan mereka akan menantang hukuman tersebut, jadi kisahkan kepada mereka kabar gembira untuk orang-orang yang sholat, ceritakan kisah-kisah para sahabat yang mencintai sholat.
💎Alhamdulillah, sukron Bund ilmunya, barokallahu fikum. Jazzakillah Khoir
🌷waiyyaki mba
0⃣3⃣ Kiki
Assallamualaikum
Bund,
Bagaimana cara membatasi lisan agar tidak membicarakan keburukan orang lain. Sebenarnya maksudnya hanya sekedar sharing tapi ujung-ujungnya malah ngomongin orang!
🌷Jawab:
'Alaikumussalam mba kiki...
Lisan kita memang terlalu mudah untuk tergelincir, tanpa disadari pembicaraan sudah ngelantur sana sini, nah bagaimana kita bisa menjaga lisan? Pergunakan lisan untuk yang baik baik, jauhkan dari ucapan sia-sia, bawalah dia berdzikir dan baca Qur'an, baca buku-buku agama, dan bersihkan majlis kita dari hal-hal yang sia-sia, seperti terlalu banyak bicara yang tidak ada juntrungannya, terlalu banyak tertawa. Hindari curhat dengan sembarang orang, jika seandainya ingin curhat dan mencari penyelesaian dari suatu masalah carilah orang yang memang berkompeten dibidangnya. Jangan mudah curhat sama teman-teman, karena bisa jadi malah akan menambah masalah. Yang awalnya masalahnya masih bisa diredam, dengan curhat kepada teman malah jadi makin runyam karena salah dalam memahami atau adanya keberpihakan kepada salah satunya atau ada yang sengaja menyampaikan serta menambahi bumbu bumbu perpecahan.
Karena itu cobalah belajar menahan lisan dan hati agar tidak bicara yang sia-sia didepan orang lain .
Wallahu a'lam
💎Sukron bunda jawabannya.
Kadang dilingkungan kerja karena semuanya berbaur jadi sering kali bercanda yang berlebihan, bicara yang ngalor ngidul. Mau ngerem tidak ikut-ikutan masih susah.
🌷Harus belajar terus mba, berjuang dan itu beraaat karena ngomong ngalor ngidul itu enak.
💎Sukron bund ilmunya
0⃣4⃣ Kiki
Bund tanya sekali lagi ya. Kalau ada teman lagi nge bully temen lain. Kita ga ikut ngebuly, tapi ikut ngetawain. Salah tidak kalau bgtu?
🌷Jawab:
He he he..
Sama aja mba.. ngebuly dengan kata kata dan ngebuly dengan ngetawain, sama sama menyetujui perbuatan orang lain. Sama jeleknya, sama menampakkan keberpihakkan, dan itu SAKIT.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSiNG STaTeMeNT💘
Rasulullah adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut, sangat senang jika perkataannya dapat dipahami. Ucapan beliau adalah ucapan penuh hikmah yang jauh dari kesia sian, Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang sangat penyantun lagi sabar.
“Tutur kata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya.” (HR. Abu Daud)
Mudah-mudahan kita mampu mengambil hikmah dari semua nasehat nasehat beliau, dan bisa hidup dari tuntunan beliau hingga kita selamat dunia dan akhirat.
3 nasehat beliau diatas nasehat agung dan sangat berharga bagi kita, karena didalam nasehat itu merupakan tuntunan bagi kita untuk menjalani kehidupan ini.
Hanya Allah semata yang memberikan taufik.
Mohon maaf atas segala kekurangan malam ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar