OLeh : dr. Triana P.,M.Sc.,Sp.A & Rizki Kirana Y.,M.Sc
Assalamu'alaikum
Terimakasih kepada mba' Han yang telah memberikan kesempatan kepada saya dan bu dokter untuk berdiskusi tentang Perubahan Iklim dan Si Nyamuk Nakal (DBD).
Semoga masih semangaat ya meskipun sudah larut
Pada malam ini, akan didiskusikan tentang perubahan iklim oleh saya. Kemudian dilanjutkan tentang DBD oleh bu dokter.
Sebelum membahas tentang perubahan iklim. Apakah ada yang merasakan dampak dari perubahan iklim?
Iya ya musim hujan dan kemarau tidak menentu. Sebetulnya berdasarkan data dari BMKG musim kemarau di Indonesia lebih panjang dibandingkan musim hujan. Tetapi jika musim hujan terjadi intensitasnya sangat besar karena curah hujan menjadi ekstrim.
Akibatnya terjadi bencana banjir. Kalau di bidang kesehatan semakin banyak wabah penyakit.
Iya memang sekarang susah diprediksi musimnya. Polanya sudah berubah. Waktu saya sekolah ada pelajaran musim hujan itu bulan desember dan januari. Tapi saat ini tidak bisa diprediksi lagi.
🌸🌷🌸
Untuk materi perubahan iklim saya bagi menjadi 4 bagian: 1. Apa itu perubahan iklim, 2. Dampak perubahan iklim di Indonesia, 3. Dampak perubahan iklim bagi kesehatan, dan 4. Keterkaitan perubahan iklim dan DBD.
💎BAGIAN I (Tentang Perubahan Iklim)
◼Perubahan iklim merupakan suatu proses yang sebenarnya telah terjadi sejak lama, hanya saja akumulasi dampak dialami masyarakat pada awal tahun 1900-an.
◼Peningkatan level Gas Rumah Kaca (GRK) menyebabkan kenaikan suhu udara yang sering dikenal dengan perubahan iklim. Perubahan iklim berdampak pada perubahan suhu, pengembunan, dan kelembaban udara.
◼Kuantitas Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer bertambah secara signifikan. Tahun 2001, Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) mempublikasikan hasil penelitian tentang peningkatan kosentrasi gas Karbondioksida (31%), Metan (151%), Nitrogen (17%). Peningkatan konsentrasi gas terjadi pada rentang waktu 1975-2000.
◼Perubahan iklim berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek kesehatan.
💎BAGIAN II (Dampak perubahan iklim di Indonesia)
🔹Dampak perubahan iklim terhadap siklus alam:
◼Perubahan siklus air dan perluasan wilayah tropis.
◼Anomali iklim dan musim.
◼Perubahan frekuensi El Nino dan La Nina.
◼Kebakaran Hutan.
◼Meningkatnya kejadian puting beliung.
◼Kejadian bencana iklim ekstrim (banjir dan kekeringan).
◼Rob dan gelombang tinggi di laut.
🔹Dampak terhadap sumber daya alam dan energi
◼Kelangkaan ketersediaan air bersih.
◼Degradasi atau berkurangnya kualitas ekosistem.
◼Terbatasnya ketersediaan energi yang tidak dapat diperbaharui.
💎BAGIAN III (Dampak perubahan iklim bagi Kesehatan)
◼Dampak langsung perubahan iklim dan kesehatan: kasus asthma bronkial meningkat, meningkatnya kasus penyakit berkaitan dengan dermatologi, gelombang panas menyebabkan jantung bekerja keras untuk dinginkan badan.
◼Dampak tidak langsung perubahan iklim dan kesehatan:perubahan jumlah penderita penyakit yang ditularkan oleh vektor (nyamuk) atau Vector borne disease. Kebiasaan nyamuk berubah, akibat suhu meningkat dengan kelembaban tertentu, perilaku berubah (perkawinan meningkat, keinginan mencari makan meningkat, produksi telur makin meningkat), wilayah mukim makin meluas, dapat merambah ke gunung-gunung yang tinggi > 1.000 m dan meluas ke wilayah sub tropik.
💎BAGIAN IV (Keterkaitan Perubahan Iklim dan DBD)
◼Menurut WHO, perubahan iklim (khususnya fenomena EL NINO) menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus DBD. Di sisi lain, kepadatan penduduk yang tinggi juga mempercepat penularan DBD.
◼Perubahan iklim menyebabkan perubahan distribusi dan kepadatan populasi spesies nyamuk vektor penyakit pada manusia. Berdasarkan eksperimen laboratorium: Peningkatan suhu berdampak terhadap periode virus dengue (pada vektor Ae. Aegypti) yang LEBIH CEPAT. 12 Hari (temp. 30 °C) menjadi 7 Hari (temp. 32-35 °C).
◼Penularan virus DBD di daerah tropis, puncaknya terjadi selama musim hujan dan kelembapan tinggi. Aktivitas infeksi virus Dengue terjadi jika curah hujan tinggi dan kelembapan tinggi.
🌸🌷🌸
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم.
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Saya langsung nyambung yaa...
Infeksi virus dengue merupakan infeksi yang tersebar luas di negara-negara tropis termasuk indonesia. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan albopictus. Jumlah kasus di Indonesia cukup tinggi yaitu 10-25 per 100.000 penduduk, dengan umur terbanyak terinfeksi adalah usia 5-10 thn.
Spektrum klinis bervariasi dari demam ringan sampai syok (gagal sirkulasi) dengan angka kematian yang cukup tinggi. Sering disebut sebagai silent killer karena kondisi pasien dapat memburuk dengan cepat dan meninggal.
Gejala klasik dari demam dengue adalah demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri otot, sendi dan tulang belakang, nyeri belakang bola mata, mual, muntah, dan timbulnya ruam. Ruam bisa timbul pada awal penyakit (1-2 hari), kemudian menghilang tanpa bekas dan selanjutnya timbul kembali ruam merah halus pada hari ke-6 dan 7 terutama di daerah kaki, telapak kaki dan tangan disertai pulau-pulau berwarna putih dan seringkali terasa gatal (Convalescent rash).
Demam Berdarah Dengue atau DBD atau DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) ditandai dengan demam akut 2 -7 hari, mendadak, terus menerus, biasanya bifasik disertai: manifestasi perdarahan minimal tes torniquet yang positif (perdarahan spontan dapat berupa: petekie, ekimosis atau purpura, perdarahan selaput lendir mukosa seperti epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena, tempat suntikan atau tempat lainnya).
Keterangan:
- Bifasik maksudnya seperti pelana kuda kalau di grafik suhunya, turun belum sampai normal sudah naik lagi.
- Tes torniquet itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan ditahan mansetnya, kalau positif muncul bintik-bintik merah di bawah manset.
- Ptekie itu bintik merah, ekimosis bintik yang lebih besar, purpura lebam-lebam.
- Epistaksis adalah mimisan.
- Melena adalah bab hitam.
🌸🌷🌸
🌷Tanda-tanda bahaya:
- Nadi yang kecil, cepat sampai tidak teraba.
- Anggota badan teraba dingin, lembab.
- Anak tampak gelisah atau tampak mengantuk.
- Kencing jarang (Kurang dari 6 jam sekali).
Bila bunda-bunda temukan tanda bahaya seperti di atas segera larikan ke IGD terdekat.
Tapi kalau bisa sebelum muncul tanda bahaya udah waspada duluan ya bunda.
Tatalaksana demam berdarah adalah monitoring cairan, tanda kebocoran plasma, dan pemeriksaan darah rutin. Sebaiknya dilakukan di RS karena monitoring ketat demam berdarah sebaiknya dilakukan oleh tim medis, orangtua yang awam terkadang tidak dapat mengenali tanda bahaya pada anak.
Simpulan dari saya, segera bawa ke dokter terdekat bila anak bunda mengalami gejala-gejala demam berdarah seperti di atas, sebelum berlanjut menjadi syok atau gagal sirkulasi.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ ANi
Apakah osteoporosis juga bisa menyerang anak-anak?
🌷Jawab:
Bisa. Osteoporosis pada anak dapat terjadi walau jarang. Kebanyakan sekunder atau disebabkan penyakit lain atau pengobatan yang menyebabkan osteoporosis. Sebagian kecil penyebabnya tidak diketahui.
0⃣2⃣ Siti
Apa saraf kejepit juga termasuk osteoporosis bu dokter ?
🌷Jawab:
Saraf kejepit adalah istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan HNP (hernia nucleus pulposus), yaitu melesetnya bantalan antara tulang belakang dan mengakibatkan syaraf yang terdesak menjadi tertekan atau kejepit. Sedangkan osteoporosis itu tulang keropos, beda.
0⃣3⃣ FaNi
Afwan ustadzah, Fenomena EL NINO dan LA NINA itu apa ya??
🌷Jawab:
La Nina dapat meningkatkan frekuensi banjir akibat meningkatnya musim hujan sejak tahun 2010.
Sebaliknya El Nino justru.memicu bencana kekeringan.
0⃣4⃣ Rizki
Bu dokter bagaimana dengan keluhan kebanyakan ibu-ibu tentang telapak kakinya yang sering sakit ketika dipakai buat berjalan sesudah bangun tidur? Tapi akan hilang dengan sendiri setelah beberapa lama berjalan. Apakah memang karna beban seorang wanita ada di kaki? Selain faktor dari asam urat maupun kolesterol maksud saya.
Adakah faktor lain?
Apakah perlu diobati?
🌷Jawab:
Saya dokter anak bund, kalau penyakit ibu-ibu saya kurang menguasai. Seingat saya jaman masi dokter umum dulu kalau asam urat itu nyerinya bukan di telapak kaki Tapi lebih ke lutut, sedangkan kolesterol tidak menyebabkan nyeri telapak kaki. Ada banyak penyebab nyeri telapak kaki, bisa pengapuran, bisa juga pada otot dan terapinya dengan fisioterapi.
0⃣5⃣ Ning
Bu dokter... Saya mau nanya,
kok anak saya kalau pagi sering ngeluh perutnya sakit terus mual..
Itu kenapa ya dok, anak saya umur 6 th!
🌷Jawab:
Sebaiknya diperiksa bund, karena perut itu dibagi menjadi 9 area dengan penyebab nyeri masing-masing berbeda-beda. Sifat nyeri juga berbeda-beda dengan penyebab yang berbeda-beda pula. Penyebab tersering adalah dilewatkannya sarapan pagi atau sarapan pagi tidak cukup, cuma minum susu misalnya.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
1. Ada 2 upaya untuk menghadapi perubahan iklim yaitu mitigasi dan adaptasi.
a. Mitigasi dengan mengurangi emisi karbon yang berpengaruh terhadap Gas Rumah Kaca.
Sebagai contoh penghematan terhadap penggunaan BBM dan energi listrik.
b. Adaptasi merupakan upaya untuk menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim.
◼Mengangkat kearifan lokal dalam melakukan adaptasi perubahan iklim. Sebagai contoh mempertahankan bentuk rumah panggung untuk kawasan rawan bencana banjir, menjaga kelestarian hutan.
◼Turut serta menjaga keberlanjutan ekosistem (kawasan pantai, pesisir, kawasan hulu). Kawasan-kawasan tersebut dapat mengendalikan dampak perubahan iklim, misal tanaman mangrove dipesisir akan mengurangi dampak abrasi dan banjir rob. Kemudian tanaman-tanaman berakar kuat di kawasan hulu dapat mencegah longsor di kawasan hulu atau dataran tinggi dan mencegah banjir di kawasan yang lebih rendah. Dengan begitu, kita tidak boleh menebang mangrove ataupun tanaman tegakan di kawasan hulu.
2. Kejadian DBD secara epidemi disebabkan perubahan epidemiologi seperti kepadatan vektor, sirkulasi virus, populasi risiko dan infeksi sekunder, serta karakteristik kependudukan.
3. Perlu adanya peningkatan ketahanan masyarakat terhadap kerawanan penyakit yang disebabkan perubahan iklim.
Demam berdarah adalah silent killer, pagi nampak baik, sore mungkin sudah meninggal. WASPADALAH!!!
Maaf ya untuk 1a dan 1b memang di luar konteks. Tetapi justru upaya mitigasi dan adaptasi menjadi konsen untuk menurunkan perubahan iklim di Indonesia. Terutama adaptasi di masing-masing sektor. Seperti kesehatan, lingkungan, penywdiaan infrastruktur dan lain sebagainya
Highlight di hemat listrik & bbm, tidak berlebih-lebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar