OLeH : Ummi Yulianti, S.Pd.
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🔷TINGKAT KEDERMAWANAN DAN KEMURAHAN HATI
Kedermawanan adalah akhlak seorang muslim, sedangkan kemurahan hati adalah karakternya. Seorang muslim tidak akan bakhil dan kikir. Sebab, bakhil dan kikir merupakan akhlak yang tercela yang bersumber dari kebusukan jiwa dan kegelapan hati. Seorang muslim dengan keimanan dan amal sholihnya, maka jiwanya akan menjadi dan hatinya akan bersinar. Dengan demikian, sejalan dengan kesucian jiwa dan kebersinaran hatinya, terhindarkanlah dirinya dari sifat kikir dan bakhil.
Meskipun kikir merupakan penyakit hati yang bersifat umum, namun manusia tidak mau menerimanya. Seorang muslim dengan keimanan dan amal sholihnya, seperti zakat dan sholat, semoga oleh Alloh ﷻ dari keburukan penyakit ini agar ia bisa mendapatkan keberuntungan ukhrawi. Allah ﷻBerfirman:
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا . إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا . وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا . إِلَّا الْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ .
وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." "apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah," 21. "dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir," 22. "kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat," 23. "yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya," 24. "dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu," 25. "bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)." (QS. Al-ma’arij 19-25)
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
"Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Alloh ﷻ Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. At taubah: 103)
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al hasyr: 9)
Mengingat bahwa akhlak-akhlak yang mulia itu dapat diraih melalui latihan dan pendidikan, maka seorang muslim akan berupaya menumbukan akhlak mulia yang ingin ia sandang dengan cara mengisi akal dan pikiranya dengan apa yang dikemukakan oleh syariat yang bijak berupa dorongan untuk berakhlak seperti itu serta peringatan (larangan) dari berperilaku sebaliknya. Untuk menumbuhkan akhlak kedermawanan didalam dirinya, maka hatinya haruslah merenungkan baik-baik semisal firman Alloh ﷻ:
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shaleh.” (QS. Al munafiqun: 10)
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى *وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى *وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى *وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Alloh ﷻ) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan)yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa." (QS. Al-lail: 5-11)
وَمَا لَكُمْ اَلَّا تُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا يَسْتَوِيْ مِنْكُمْ مَّنْ اَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِيْنَ اَنْفَقُوْا مِنْۢ بَعْدُ وَقَاتَلُوْاۗ وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰىۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ࣖ
"Dan mengapa kamu tidak menginfakkan hartamu di jalan Alloh ﷻ, padahal milik Alloh ﷻ semua pusaka langit dan bumi? Tidak sama orang yang menginfakkan (hartanya di jalan Alloh ﷻ) di antara kamu dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang setelah itu. Dan Alloh ﷻ menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Alloh ﷻ Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hadid: 10)
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰىهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِاَنْفُسِكُمْ ۗوَمَا تُنْفِقُوْنَ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ اللّٰهِ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ يُّوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
"Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Alloh ﷻ-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apapun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Alloh ﷻ. Dan apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)." (QS. Al baqoroh: 272)
Rasulullah ﷺ bersabda,
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Alloh ﷻ itu maha pemurah. dia mencintai Akhlak mulia dan membenci akhlaq yang buruk."(Mutafaqun Alaih)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ النَِّبيُ صلى الله عليه وسلم : لاَحَسَدَ إِلاَ فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ مَا لاً فَسُِّلطَ عَلىَ هَلَكِتهِ فيِ الَحقّ ِ, وَ رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ الْحِكْمةَ فَهُوَ يَقْضِى ِبهَا وَيُعَلِمُهَا (رواه البجاري)
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda : ”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Alloh ﷻ kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Alloh ﷻ al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhari)
عن ابن مسعود -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: «أيُّكم مالُ وارثِه أحَبُّ إليه من مالَه؟» قالوا: يا رسول الله، ما منَّا أحد إلا مَالُه أحَبُّ إليه. قال: «فإن مالَه ما قدَّم، ومالُ وارثِه ما أخَّر»
Dari Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya, "Siapakah di antara kalian yang lebih mencintai harta untuk ahli warisnya daripada hartanya sendiri?" Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah ﷺ, tidak ada seorang pun dari kami melainkan dia lebih mencintai hartanya sendiri." Beliau bersabda, "Sesungguhnya hartanya ialah yang telah dia gunakan dan harta ahli warisnya ialah yang dia tinggalkan." (HR. Bukhari)
فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
"Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tidak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik." (HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016).
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua Malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Alloh ﷻ berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Alloh ﷻ, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi juga bersabda,
وَعَنْ جَابِرٍ رضى الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((اتَّقُوْا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَاتَّقُوْا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ)) رواه مسلم
Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan zalim, karena kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka.” (HR. Muslim).
Nabi ﷺ bersabda “Semuanya masih kecuali pundaknya“ hal ini dikatakan oleh Nabi setelah beliau menanyakan kepada aisyah tentang apa yang tersisa dari kambing yang disembelih, dan aisyah menjawab “tidak ada yang tersisa kecuali pundaknya” maksudnya aisyah telah mendermakan seluruhnya sehingga tidak ada lagi dagingya yang tersisa, kecuali pundaknya.
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهَا كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فُلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ
"Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik, sedangkan Alloh ﷻ tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Alloh ﷻ akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu mengembangkannya untuk pemiliknya sebagaimana seseorang merawat anak kudanya hingga ia menjadi seperti gunung yang besar." (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014)
◾Diantara bentu-bentuk kedermawanan itu adalah sebagai berikut :
1. Seorang memberi tanpa mau menyebut-nyebut pemberianya dan tidak mau menyakiti perasaan orang yang menerima.
2. Orang yang memberi merasa senang denga peminta yang meminta sesuatu kepadanya dan juga merasa gembira karena ia bisa memberi.
3. Tidak berlebhan dalam mendermakan sesuatu dan tidak pula terlalu bakhil.
4. Orang yang berharta banyak tentunya memberi yang banyak, dan orang yang hanya punya sedikit harta tentunya memberi secukupnya dengan penuh keridhaan hati, muka ceria, dan perkataan yang enak.
◾Di antaranya contoh kedermawanan yang tinggi adalah berikut:
1. Diriwayatkan bahwa Aisyah r.a pernah mendapatkan kiriman harta dari Muawiyah r.a sebanyak 180.000 dirham. Aisyah kemudian minta dibawakan pinggan untuk membagi-baginya ke masyarakat. Sore harinya Aisyah berkata kepada budak perempuannya, “Tolong hidangkan makanan untuk berbuka.” Budak perempuannya kemudian datang sambil membawa roti dan mentega. Aisyah berkata kepadanya: ‘Apa kamu tidak bisa membeli sepotong daging untuk kita berbuka dari sebagian harta yang engkau bagi-bagikan tadi?” Ia menjawab: Kalau saja tadi kamu mengingatkan, tentu aku akan melakukannya.”
2. Diriwayatkan bahwa Abudllah bin Amir membeli rumah milik Khalid bin Uqbah bin Abi Mu’ith yang terletak di pasar mekah dengan harga tujuh puluh ribu dirham. Tatkala malam tiba, Abdullah bin Amir mendengar tangis keluarganya Khalid. Ia kemudian tahu masalahnya lalu ada informasi dari seorang yang mengatakan keadanya, “Mereka itu menangis karena (rumahnya dijual dan ditukar dengan) dirham.” Abdullah kemudian berkata kepada pembantunya, “Temuilah mereka dan samaikan bahwa rumah dan dinar ini seluruhnya untuk mereka."
3. Dikisahkan bahwa imam Syafi’I r.a ketika sakit yang akhirnya menyebabkan beliau meninggal, beliau berwasiat, maka orang-orang memanggil orang-orang yang diberi wasiat oleh beliau untuk memandikannya. Ketika orang itu tiba,ia berkata, “Tolong berikan surat wasiat kepadaku.” Mereka pun memberikannya. Ternyata imam Syafi’I punya hutang sebanyak tujuh puluh ribu dirham. Orang itu kemudian mencatat hutang-hutang itu untuk selanjutnya melunasinya keada yang berpiutang, dan ia berkata: ”inilah maksud pemandianku keada beliau.” Kemudian orang itu pergi."
4. Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah ﷺ mempersiapkan perlengkapan perang melawan Romawi, sedangkan kaum muslimin ketika itu dalam keadaan sangat sempit dan sulit, sampai-sampai tentaranya ketika itu dinamakan.
Jaisyul-‘usrah (tentara kesulitan), maka Utsman bin Affan r.a tamil untuk bersedekah sebanyak sepuluh ribu dinar, tiga ratus ekor unta berikut pelana dan perlengkannya serta lima puluh kuda. Dengan demikian, Utsman berhasil mempersiapkan separuh dari seluruh keperluan tentara.
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Ummi Yuli.
Dalam sebuah acara dipaparkan keistimewaan sedekah dan berbagai fakta yang menarik. Setelah itu sebagian besar peserta tergerak untuk berinfak yang fantastis.
Mengeluarkan semua uang di dompet, ada juga yang menyerahkan perhiasan, jam tangan dan lain-lain.
Setelah selesai dan dalam perjalanan pulang banyak yang baru menyadari, kenapa kok tadi begitu mudahnya mengeluarkan tanpa pikir panjang. Padahal kebutuhan penting menanti untuk ditunaikan, uang sudah tidak ada.
Menurut Ummi, adakah unsur hipnotis disini. Atau Alloh ﷻ yang menggerakkan hati mereka?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Sebaiknya kita berhusnodzon, Alloh ﷻ yang menggerakkan hati.
Dengan pemaparan contoh-contoh dari ustadz nya. Sehingga termotivasi untuk berinfak. Terlebih kiri kanan berinfak dengan bersegera dan apa yang ada. Sehingga memotivasi untuk berinfak maksimal.
Wallohu a'lam
0️⃣2️⃣ iNdika ~ Semarang
Apakah dibolehkan sedekah dengan uang pinjaman?
🌸Jawab:
Sebaiknya dengan uang sendiri. Tapi kalau misalnya kita berada pada kondisi lupa bawa uang, tapi ingin berinfak, tidak mengapa pinjam dulu sebentar, (nyelang dulu, kalau kata orang Sunda). Pulang ngaji langsung ganti atau besoknya langsung ganti.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Umm, bolehkan sedekah dipaksa? Afwan.
🌸Jawab:
Tentu harus dengan kerelaan hati, tidak boleh memaksa orang lain untuk bersedekah.
Tapi...
Kalau kita memaksakan diri sendiri, untuk rutin bersedekah. Tidak mengapa.
Berawal dari memaksakan diri sehingga menjadi habit atau kebiasaan. Tentu diperbolehkan.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Aisya ~ Cikampek
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ummu kenapa ketika rezeki saya di nikmati oleh orang lain atau ibu dan anak saya, saya ikhlas lillahi ta'ala, tapi kalau rezeki saya di pakai walaupun katanya minjam sama suami saya, saya malah nyesek dan seperti tidak bisa ikhlas umm? Kenapa yaa?
Apakah tingkatan kedermawanan dan murah hati saya kurang atau bagaimana pendapat umm?
Mohon pencerahannya umm.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Coba kita simak hadits berikut:
Diriwayatkan dari Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Wahai kaum wanita bersedekahlah kamu sekalian walaupun dari perhiasanmu.”
Zainab berkata, “Saya pulang menemui Abdullah bin Mas’ud (suamiku), dan menyatakan, “Sesungguhnya engkau laki-laki yang sedikit penghasilannya sedangkan Rasulullah ﷺ memerintahkan kami bersedekah maka datangilah dan bertanyalah kepada beliau. Kalau boleh, saya bersedekah kepadamu dan kalau tidak boleh saya berikan kepada orang lain.’’
Abdullah berkata, ‘’Kamu sendirilah yang datang kepada beliau.’’ Maka saya pun berangkat ke tempat Rasulullah ﷺ dan di sana ada seorang wanita Anshar yang berada di pintu beliau untuk menyampaikan permasalahan yang sama.
Keluarlah Bilal untuk menemui kami. Kamipun berkata kepada Bilal, "Temuilah Rasulullah ﷺ dan kabarkanlah beliau kalau ada dua orang wanita yang berada di depan pintu beliau yang akan bertanya apakah boleh sedekah diberikan kepada suami dan anak-anak yatim yang diasuh keduanya? Dan jangan kamu jelaskan siapa kami ini.’’
Bilal kemudian masuk dan menanyakan hal itu kepada Rasulullah ﷺ, beliau bertanya, ‘’Siapakah dua wanita itu? Bilal menjawab,’’ Seorang wanita Anshar dan Zainab.’ Tanya beliau pula,’’Zainab yang mana?’’ Ia menjawab,’’Istri Abdullah.’’
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, ‘’Bagi kedua wanita itu mendapatkan dua pahala, yaitu pahala (menyambung) kerabat dan pahala sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih).
MaasyaaAllah...
Bersedekah kepada suami merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang istri. Sedekah yang dikeluarkan oleh istri kepada suaminya tidak hanya akan menumbuhkan jalinan yang harmonis dengan Alloh ﷻ juga menjadi sebab terjalinnya hubungan yang mesra dengan suami dan anggota keluarganya.
Semoga hadist di atas memotivasi mba aisya dan kita semua untuk ikhlas bersedekah pada suami.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Dewi ~ Bekasi
Ikhlas kepada mereka yang ambil manfaat dari kita terus menerus (abusive) itu apakah kategori ikhlas yang tepat?
🌸Jawab:
Kepada orang yang punya kecenderungan seperti ini, bisa kita menahan dulu dan mengalihkan kepada yang lain yang lebih membutuhkan.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Lina ~ Makasar
Jazaakillah khoir ustadzah.
Apakah termaksud bakhil jika memberi baju-baju yang masih layak pake kepada peminta-minta, sementara kita punya baju yang lebih baru atau bagus? Bagaimana kriteria bakhil yang dimaksudkan? Syukron
🌸Jawab:
Kita boleh bersedekah dengan apa yang kita punya. Kalau memang pakaiannya memang layak pakai, tidak mengapa kita memberi pakaian tersebut.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Memberikan sedekah dan berbuat amal adalah satu di antara keutaman beribadah kepada Alloh ﷻ. Dengan menjalankannya kita bisa mendapatkan rindho dan rahmat dari-Nya.
Semoga Alloh ﷻ memberikan hidayah kepada kita untuk berbagi dikala sempit dan lapang.
Aamiin yaa mujiibassaa'iliin
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar