OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
💎HATI YANG BAIK VS HATI YANG BURUK
Sahabat ku....
"Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluurh anggota tubuh dan jika rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah ia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari)
Hati mempunyai peranan yang sangat vital dalam diri seseorang.
Ia menjadi sentral bagi anggota tubuh lainnya, sehingga keberadaanya dapat menentukan baik buruk dan hitam putihnya seluruh amalan.
Hati yang bersih adalah yang terbebas dari segala penyakit hati. Hati yang bersih dapat membuat amal ibadah yang dikerjakan dapat diterima oleh Alloh ﷻ.
Hati yang bersih juga akan membawa manusia kepada ketenangan hidup dan kekhusyukan dalam beribadah. Sebaliknya, hati yang kotor cenderung membawa manusia untuk berbuat maksiat.
Artinya: (Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh ﷻ dengan hati yang bersih.
Ayat ini ditafsirkan oleh Imam Asy-Syakani bahwa harta dan kerabat tidak bisa memberikan manfaat kepada seseorang di hari kiamat. Yang bisa memberikan manfaat kepadanya hanyalah hati yang selamat. Hati yang selamat adalah hati yang bersih dan sehat yang dimiliki oleh seorang Muslim sejati.
Rasulullah ﷺ pernah menyebutkan karakteristik hati yang bersih. Dikutip dari buku Menjaga Hati oleh Ali Ad-Dihami, dalam hadist Ibnu Majah, Abdullah bin Amr r.a mengatakan Rasulullah ﷺ pernah ditanya bagaimana ciri-ciri manusia yang paling utama?
Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap orang yang hatinya terpuji dan bicaranya benar”. Kemudian mereka berkata ‘Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?’ Rasulullah ﷺ menjawab: “Dia lah orang yang bertakwa, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya, serta tidak ada pula dendam dan hasad.’ (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabarani)
Dari hadist tersebut dapat diketahui bahwa orang yang mulia adalah yang terbebas dari penyakit hati seperti syirik, dendam dan kikir. Hati merupakan bagian tubuh manusia yang paling rawan terkena fitnah syubhat dan syahwat sehingga mudah terbolak-balikkan.
Penyakit syubhat adalah penyakit hati yang disertai oleh prasangka-prasangka buruk. Sedangkan penyakit syahwat adalah penyakit hati yang disenangi oleh hawa nafsu.
Maka sudah selayaknya sebagai makhluk yang lemah, seorang Muslim selalu memohon kepada Alloh ﷻ sang penguasa hati. Agar selalu mendapat bimbingan untuk melakukan hal-hal yang baik dan ketaatan yang ditetapkan oleh Alloh ﷻ.
🔹Ciri-ciri Hati Yang Buruk (kotor), Diantaranya:
1. Gelisah walaupun tiada masalah.
2. Selalu berbangga dengan diri sendiri.
3. Angkuh serta sombong dengan pandang hina terhadap orang lain.
4. Tidak amanah dan mungkir janji.
5. Selalu mengintai keaiban orang dan sebarkannya.
6. Suka mengumpat dan membuka aib orang lain.
7. Gembira melihat orang lain susah dan rendah daripada dirinya.
8. Lidah yang tajam atau tidak menjaga hati orang.
9. Suka menyakiti hati orang dengan sindiran.
10. Berlagak alim semata-mata untuk dipuji orang.
11. Menyampaikan ilmu dengan riak.
12. Mudah bersangka buruk terhadap orang.
13. Membesar besarkan hal yang remeh temeh.
14. Suka bergosip dan menabur fitnah.
🔹Sementara Hati Yang Baik Adalah:
1. Hati Yang Baik Adalah Hati Yang Penuh Rasa Takut Pada Alloh ﷻ Dan Siksanya.
2. Hati yang jika berniat adalah niat yang ikhlas karena Alloh ﷻ, ia tidak melangkahkan dirinya dalam ibadah melainkan dengan niat taqorrub pada Alloh ﷻ, dan ia tidak meninggalkan maksiat melainkan untuk mencari ridho Alloh ﷻ.
3. Hati Yang Penuh Rasa Cinta Pada Alloh ﷻ, Juga Cinta Pada Wali Alloh ﷻ Dan Mencintai Ketaatan.
4. Hati Yang Lembut Karena Mengikuti Petunjuk Alloh ﷻ
“Alloh ﷻ telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Alloh ﷻ. Itulah petunjuk Alloh ﷻ, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Alloh ﷻ, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.” (QS. Az Zumar: 23)
5. Hatinya Tunduk Kepada Alloh ﷻ
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa (Al Quran) itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-Nya. Dan sungguh, Alloh ﷻ pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Hajj 54)
6. Hati Yang Bergetar Ketika Disebut Nama Alloh ﷻ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh ﷻ gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya."
7. Hati Yang Bertaubat
"(Yaitu) orang yang takut kepada Alloh ﷻ Yang Maha Pengasih, sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat.” (QS. Qaf: 33)
8. Hati Yang Tenteram
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh ﷻ. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh ﷻ hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Rad: 28)
Demikian dari saya, semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Helmi ~ Bojonegoro
Assalamualaikum ibu,
Bagaimana caranya atau tips supaya diri senantiasa terhindar dari hati yang kotor?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Memperbangak Istighfar, titik hitam dosa, meski kecil tetap saja akan memberi noda dihati, yang makin lama akan makin banyak nodanya, lama kelamaan akhirnya akan membuat hati kotor.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Widia ~ Bekasi
Assalamualaikum bunda,
Bun, apakah termasuk hati yang buruk apabila kita bukan maksud memutuskan, tapi menghindari orang yang selalu menyakiti hati dan memandang rendah kita?
Jazakillah khairan
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Tentu saja tidak, kita juga harus menjaga hati dan diri dari hal-hal yang negatif. Jika hal itu tidak membawa manfaat, bahkan membawa dampak yang negatif, maka kita harus menjauhinya.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum Ustadzah,
Ada 14 ciri hati yang kotor. Apakah jika hanya memiliki 1 atau 2 ciri tersebut tetap termasuk orang yang kotor hatinya?
Demikian juga dengan ciri hati yang bersih, hanya punya 1 ciri sudah bisa dikategorikan memiliki hati bersih.
Jika kita bermasalah dengan seseorang, kemudian bisa tetap bersikap manis ketika bertemu tetapi tidak bisa melupakan peristiwa yang sudah menyakitkan itu, apakah ini bisa dikatakan memiliki penyakit hati?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Iyaa begitu mami Jika ada salah satu maka yang kotor, maka ada kotoran dihati yang harus dibersihkan, dan sebaliknya jika ada yang ada hati yang bersih, maka itu harus terus dijaga, dan kita sebagai manusia yang penuh kekurangan, tentu akan memiliki sifat-sifat seperti yang tadi kita bahas di atas, tinggal sekarang bagaimana kita menjauhi sifat-sifat yang tidak baik, dan terus memupuk sifat-sifat yang baik.
Bersikap manis untuk menjaga perasaan orang, beda dengan bersikap manis karena bermuka dua.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Afni ~ Garut
Assalamualaikum,
Maaf di luar tema.
Apa hukumnya apabila kita sedang shalat tapi fokus kita malah pada rasa sakit yang sedang kita alami.
Misalnya kaki kita sedang sakit terluka sehingga sulit untuk menggerakkannya.
Wassalam mua'laikum warahmatullahi
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Lakukan saja khusyuk semampunya, bermohon kepada Alloh ﷻ untuk disehatkan dan dihilangkan rasa sakitnya.
Yang tidak boleh itu adalah membiarkan pikiran kemana mana hingga rasa khusyuknya hilang dari awal sampai akhir.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bu,
Di zaman sekarang ini sepertinya sudah pada terbalik bu. Yang baik banyak tidak di sukai dicaci, di benci dan di maki. Dan sebaliknya yang buruk, bermanis muka, menjilat malah banyak pendukungnya. Bagaimana biar kita bisa mengikuti yang baik dan tidak mudah terjerumus ikut arus mereka yang berkedok bulus?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Sebuah hadis "Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)
Sekarang sudah terjadi. Dan mereka yang bertahan adalah kaum yang akan selamat.
Bagaimana agar tidak terbawa arus, disinilah perlunya ilmu, iman dan taqwa. Ilmu harus terus diperdalam, iman harus terus dipertahankan dan ketaqwaan harus slalu dipertahankan.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bu,
Bagaimana bu dengan sosok panutan dan pengemban amanah seperti guru, ustadz yang dengan mudahnya terucap kata-kata kotor atau kurang baik dihadapan jamaahnya atau siswanya dalam proses pembelajaran ataupun dakwah?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Tentu itu bukan contoh yang baik, setiap muslim apalagi guru, maka selayaknya harus mampu menjadi contoh bagi murid-muridnya.
Wallahu a'lam
0️⃣7️⃣ Anna Kiky ~ Solo
Assalamualaikum, Bu.
Bagaimana kalau lingkungan yang toxic, selalu merasa iri, benci, dan bahkan menghasut orang untuk ikut membenci kita? Makan hati rasanya tinggal di lingkungan seperti ini.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Kalau lingkungan yang toxic, itu tergantung lagi kepada kita, jika bisa hijrah, yaa silakan hijrah, tapi jika tidak, sebaiknya kita yang menjaga diri dan hati.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Sahabat ku...
Kebaikan dan keburukan hati selalu ditunjukkan dalam perilaku, baik sadar maupun tidak sadar. Bahkan kebaikan dan keburukan yang bersumber dari hati ini menjadi ‘pemisah’ antara manusia beriman dan tidak beriman, serta dalam prosesnya menunjukkan perilaku takwa dan tidak takwa.
Mohon maaf lahir batin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar