OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🔷DOSA JARIYAH WANITA
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh sahabat-sahabatku...
Segala puji hanya untuk Alloh ﷻ yang telah memberi cahaya iman Islam kedalam jiwa kita, yang akan membawa keselamatan diakhirat kelak.
Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman
Teman-teman yang ku cintai karena Alloh ﷻ...
Kita banyak mengetahui atau mendengar istilah sedekah dan atau amal jariyah. Amal jariyah sendiri adalah bentuk sedekah yang pahalanya akan terus mengalir, meskipun kita telah meninggal dunia. Dengan amal jariyah ini, pahala akan terus kita dapatkan selama harta yang kita sedekahkan memilki manfaat bagi kaum muslim yang masih hidup di dunia.
Di riwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: ‘Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.’ (HR. Nasa’i 3651, Turmudzi 1376, dan dishahihkan Al-Albani).
Lalu kita sebagai orang beriman, harus sedini mungkin mempersiapkan bekal amal untuk hari akhir kita nanti. Nah sehubungan dengan adanya amal jariyah, apakah terdapat pula dosa jariyah?
Ternyata selain amal jariyah, terdapat pula dosa jariyah. Sifatnya sama, apabila kita melakukan dosa jariyah, akan terus mengalir sekalipun kita sudah meninggal dunia.
Dosa jariyah seperti yang dijelaskan diatas, akan selalu ditimpakan ke pelakunya, sekalipun orang tersebut sudah tidak melakukan dosa tersebut. Karena, Alloh ﷻ mencatat semua yang terjadi dalam kehidupan kita, baik itu dan bentuk mengerjakan amalan, juga mengerjakan larangan.
Alloh ﷻ berfirman di surat Yasin :
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Sehubungan dengan firman Alloh ﷻ diatas, bagi mereka yang melakukan amal dan aktivitas yang sesuai dengan perintah-Nya, akan dicatat sebagai amal baik yang menghasilkan pahala. Begitu juga sebaliknya, apabila kita mengerjakan larangannya, akan dicatat sebagai amal buruk yang akan memberatkannya di akhirat nanti.
Ditambah lagi, yang mengerikan dari dosa jariyah adalah aliran itu sendiri. Bayangkan ketika bahkan sudah tidak lagi melakukan dosa tersebut, namun nyatanya dosa itu dihitung dan mengalir menumpuk dalam bagian dosa kita.
Oleh karena itu, mengingat betapa bahaya jenis dosa satu ini, Rasulullah ﷺ selalu mengingatkan umatnya agar berhati-hati dengan dosa satu ini. Jangan sampai terjebak dan melakukannya.
Sahabat-sahabatku...
Berikut ini terdapat sumber dosa-dosa jariyah, antara lain:
◼️1. Mempelopori Perbuatan Maksiat
Dalam hadits dari Jarir Bin Abdillah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).
Di waktu lain, Rasulullah ﷺ juga bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ
"Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan. Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya atau menyebarkannya."
Berdasarkan hadits ini, siapa saja yang mempelopori maksiat ini, dosanya akan ditanggung oleh dirinya. Karena itulah, anak adam yang pertama kali melakukan pembunuhan, dialah yang dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman yang terjadi di alam ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا
“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).
Bisa disimpulkan, dosa jariyah bisa saja mengalir kepada orang-orang yang pertama kali membuat celana ketat bagi wanita, rok mini, pakaian terbuka, video vulgar, game vulgar, dan lain sebagainya.
◼️2. Mengajak Melakukan Maksiat
Walaupun bukan sebagai pelopor, bagi orang yang juga mengajak orang lainnya melakukan maksiat, termasuk sebagai orang yang sedang memupuk dosa jariyah.
Alloh ﷻ Berfirman tentang cerita bagaimana kondisi orang kafir di akhirat kelak, dimana mereka akan menanggung kekufurannya, serta dosa-dosa yang mereka sesatkan.
Hal ini dituturkan dalam surat An-Nahl:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
"Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan)." (QS. an-Nahl: 25)
Dilain waktu Imam Mujahid mengatakan,
يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا
"Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya." (Tafsir Ibn Katsir, 4/566).
Ayat ini, memiliki makna sama dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).
◼️3. Mempertontonkan Kecantikan Dan Kemolekan Tubuhnya
Seorang muslimah dilarang untuk mempertontonkan tubuh dan kecantikannya. Sebagaimana firman Alloh ﷻ dalam surah An-Nur ayat 31 berikut:
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh ﷻ, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Beberapa orang menafsirkan ayat tersebut dengan arti yang berbeda. Sebagian ada yang mengatakan bahwa membagikan foto di media sosial pun termasuk dosa jariyah.
Sebagian ulama juga menyatakan bahwa selama foto tersebut tidak membangkitkan nafsu syahwat laki-laki, maka diperbolehkan untuk mengunggahnya. Foto yang diunggah dapat berupa foto bersama-sama dengan menutup aurat, memakai pakaian longgar, dan tidak pose memancing. Namun jika merasa ragu dan was-was alangkah lebih baik jika tidak mengunggah foto tersebut.
Demikian dari saya semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Ofie ~ Bukittinggi
Apa dosa jariyah bisa dihapus dengan taubat mak?
🔷Jawab :
InsyaaAllah semua dosa bisa dihapus dengan taubat, kecuali dosa syirik.
Tapi penyebabnya harus dihapuskan, seperti foto-foto buka aurat, tapi jika tidak memungkinkan lagi, jalan satu-satunya adalah taubat. Semoga Alloh ﷻ menerima taubat hamba-hamba-Nya.
Aamiin...
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ iNdika ~ Semarang
Dzah, kalo kita bekerja di pabrik tekstil, terus kain yang dihasilkan dipakai buat pakaian minim. Apakah kita kena dosa jariyah? Kalau seumpama kena, apa solusi yang harus kita lakukan, selain keluar dari pekerjaan?
🔷Jawab:
Jalannya adalah meminta ampunan Alloh ﷻ, karena dijaman yang serba sulit, untuk mencari kerja juga susah, pekerjaan sangat dibutuhkan.
Wallahu a'lam.
0️⃣3️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Assalamu'alaykum Ustadzah.
Temen saya selalu memposting foto-foto lawas (rombongan) waktu masih sekolah di SMTA di group WA.
Padahal waktu itu kami belum pakai jilbab.
Sudah saya ingatkan, tapi selalu diulang.
Dalam hal ini yang menanggung dosanya siapa Ustadzah?
Syukron.
🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Yang menanggung adalah orang yang menshare, karena yang bersangkutan sudah mengingatkan dan menyatakan keberatan, tapi tetap di share oleh orang tersebut.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Sahabat-sahabatku...
Seorang muslimah diminta untuk menjauhi salah satu bentuk dosa jariyah.
Setiap kebiasaan buruk yang dilakukan dan dipelopori dengan sadar melakukannya tanpa rasa bersalah sedikit pun di dunia ini, sehingga orang setalahnya pun mengikutinya.
Maka meski ia telah meninggal dunia sekalipun akan mendapatkan dosa jariyah.
Cara sederhana yang dapat dilakukannya yakni dengan selalu bertawakal, ikhtiar, serta meminta untuk diberi kekuatan iman oleh Alloh ﷻ.
Mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar