OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌸SYAFAAT DAN MACAMNYA
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat Bidadari Perindu Surga.
Segala puji bagi Alloh ﷻ, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga dan sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Sahabat-sahabat sholehah ...
Syafaat berasal dari kata asy-sayafa’ (ganda) yang merupakan lawan kata dari al-witru (tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, tiga menjadi empat, dan sebagainya. Ini pengertian secara bahasa.
Sedangkan secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.
◼️Syafaat Terdiri Dari Dua Macam:
🔹Macam Pertama, syafaat yang didasarkan pada dalil yang kuat dan shahih, yaitu ditegaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Kitab-Nya, atau yang dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syafaat tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang bertauhid dan ikhlas; karena Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bertanya, “Wahai Rasulullah ﷺ, siapa yang paling bahagia mendapatkan syafaatmu?” Beliau menjawab, “Orang yang mengatakan, ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas dari dalam hatinya.”
Syafaat mempunyai tiga syarat:
√ Pertama, Alloh ﷻ meridhai orang yang memberi syafaat.
√ Kedua, Allah meridhai orang yang diberi syafaat.
√ Ketiga, Alloh ﷻ mengizinkan pemberi syafaat untuk memberi syafaat.
Syarat-syarat di atas secara global dijelaskan Alloh ﷻ dalam firman-Nya,
وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لاَتُغْنِى شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلاَّ مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللهُ لِمَن يَشَآءُ وَيَرْضَى
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Alloh ﷻ mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm: 26)
مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
Kemudian firman Alloh ﷻ, “Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh ﷻ tanpa izin-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 255)
Lalu firman Alloh ﷻ,
يَوْمَئِذٍ لاَتَنفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلاَّ مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلاً
“Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Alloh ﷻ Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.” (QS. Thaha: 109)
Agar syafaat seseorang diterima, maka harus memenuhi ketiga syarat di atas.
Menurut penjelasan para ulama, syafaat yang diterima, dibagi menjadi dua macam:
✓ Pertama, syafaat umum. Makna umum, Alloh ﷻ mengizinkan kepada salah seorang dari hamba-hamba-Nya yang shalih untuk memberikan syafaat kepada orang-orang yang diperkenankan untuk diberi syafaat. Syafaat ini diberikan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi-nabi lainnya, orang-orang jujur, para syuhada, dan orang-orang shalih. Mereka memberikan syafaat kepada penghuni neraka dari kalangan orang-orang beriman yang berbuat maksiat agar mereka keluar dari neraka.
✓ Kedua, syafaat khusus, yaitu syafaat yang khusus diberikan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan merupakan syafaat terbesar yang terjadi pada Hari Kiamat. Tatkala manusia dirundung kesedihan dan bencana yan tidak kuat mereka tahan, mereka meminta kepada orang-orang tertentu yang diberi wewenang oleh Alloh ﷻ untuk memberi syafaat. Mereka pergi kepada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi mereka semua tidak bisa memberikan syafaat hingga mereka datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau berdiri dan memintakan syafaat kepada Alloh ﷻ, agar menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari adzab yang besar ini. Alloh ﷻ pun memenuhi permohonan itu dan menerima syafaatnya. Ini termasuk kedudukan terpuji yang dijanjikan Alloh ﷻ di dalam firman-Nya,
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Israa’: 79)
Di antara syafaat khusus yang diberikan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah syafaatnya kepada penghuni surga agar mereka segera masuk surga, karena penghuni surga ketika melewati jembatan, mereka diberhentikan di tengah jembatan yang ada di antara surga dan neraka. Hati sebagian mereka bertanya-tanya kepada sebagian lain, hinngga akhirnya mereka bersih dari dosa. Kemudian mereka baru di izinkan masuk surga. Pintu surga itu bisa terbuka karena syafaat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.
🔹Macam Kedua, syafaat batil yang tidak berguna bagi pemiliknya, yaitu anggapan orang-orang musyrik bahwa Tuhan-tuhan mereka dapat memerintahkan syafaat kepada Alloh ﷻ. Syafaat semacam ini tidak bermanfaat bagi mereka seperti yang difirmankan-Nya,
فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ
“Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.” (QS. Al-Mudatstsir: 48)
Demikian itu karena Alloh ﷻ tidak rela kepada kesyirikan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik itu dan tidak mungkin Alloh ﷻ memberi izin kepada para pemberi syafaat itu, untuk memberikan syafaat kepada mereka; karena tidak ada syafaat kecuali bagi orang yang diridhai Alloh ﷻ. Alloh ﷻ tidak meridhai hamba-hamba-Nya yang kafir dan Alloh ﷻ tidak senang kepada kerusakan.
Ketergantungan orang-orang musyrik kepada tuhan-tuhan mereka dengan menyembahnya dan mengatakan, “Mereka adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Alloh ﷻ,” (QS. Yunus: 18) adalah ketergantungan batil yang tidak bermanfaat. Bahkan yang demikian itu tidak menambah mereka kecuali semakin jauh dari Alloh ﷻ, karena orang-orang musyrik meminta syafaat kepada berhala-berhala dengan cara yang batil, yaitu menyembahnya. Itu kebodohan mereka yang berusaha mendekatkan diri kepada Alloh ﷻ, tetapi sebenarnya tidak lain hanya menjadikan mereka semakin jauh.
★ Sumber: Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji (Fatawa Arkanul islam), Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Darul Falah, 2007.
Demikian dari saya, semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum bu,
1. Siapa yang akan mendapatkan syafaat?
2. Jika syafaat itu hanya kepada orang yang Alloh ﷻ ridhai saja lantas mengapa dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Saya akan memberikan syafaat kepada umatku yang telah melakukan dosa besar.”(Shahih Muslim)
Lantas apakah Alloh ﷻ akan meridhai orang melakukan dosa besar yang Rasulullah ﷺ hendak berikan syafaat kepadanya?
Maaf kalau ada salah. Jazakillah khairan.
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
1. Syafaat akan diberikan kepada para pemimpin yang adil, pemuda yang banyak beribadah pada Alloh ﷻ, orang yang hatinya terikat dengan masjid, lelaki yang menolak diajak berzina, orang yang selalu berdzikir, dan orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi.
2. Salah satu keistimewaan Rasulullah ﷺ adalah beliau juga bisa memberi syafaat kepada ummat nya. Tentunya atas Ridho Alloh ﷻ. Dan syafa'at dari Rasulullah ﷺ Sendiri ada beberapa jenis juga.
✓ Pertama, syafaat yang besar (asy-Syafa’ah al-Kubra). Disebut besar, karena hanya Nabi Muhammad ﷺ-lah yang dapat melakukannya. Seluruh nabi dan rasul selain diri beliau tidak mampu melakukannya.
Ini terjadi ketika umat manusia menjelang dihisab dalam pengadilan Hari Akhir. Keadaan Padang Mahsyar sangat memberatkan manusia. Tiap orang lantas mendatangi Nabi-nabi mereka. Namun, tiap Nabi itu menolak hingga sampailah pada Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian, Rasulullah ﷺ pun memohonkan syafaat kepada Alloh ﷻ bagi mereka.
✓ Kedua, syafaat Nabi ﷺ untuk kaum beriman yakni mereka yang calon penghuni surga. Dengan syafaat itu, mereka akan dimudahkan masuk ke dalam Jannah-Nya. Hal ini telah diungkapkan dalam suatu hadis sahih dan panjang yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.
✓ Ketiga, syafaat Rasulullah ﷺ orang-orang beriman yang melakukan maksiat saat hidup di dunia. Mereka menurut hisab pantas dimasukkan dalam neraka. Namun, Rasul ﷺ kemudian memohonkan syafaat kepada Alloh ﷻ sehingga Dzat yang Maha Pengampun mengampuni dosa-dosa mereka.
✓ Keempat, syafaat Rasulullah ﷺ yang diperuntukkan bagi penduduk neraka yang semasa hidupnya mengakui "Laa Ilaaha Illa Allah." Mereka itu masuk neraka lantaran dosa-dosa mereka selama di dunia.
✓ Kelima, syafaat Nabi ﷺ bagi para penghuni surga. Dengan memohonkan syafaat ini kepada Alloh ﷻ, penduduk itu akan meningkat derajatnya di dalam surga. Siapa saja yang dapat menerima keberuntungan ini? Adalah mereka yang hidupnya dilalui secara ikhlas, hanya menyembah dan memohon perlindungan kepada Alloh ﷻ.
Ini sesuai firman Alloh ﷻ dalam surah al-An'aam ayat 51. Artinya, "Peringatkan lah dengannya (Al Quran) itu orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya (pada Hari Kiamat), tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Alloh ﷻ, agar mereka bertakwa.”
✓ Keenam, syafaat Rasulullah ﷺ untuk anggota keluarganya yang meninggal dalam keadaan non-Muslim. Sebagai contoh, Abu Thalib. Dialah paman Nabi ﷺ yang dengan penuh kasih-sayang terus melindungi dan merawat beliau shalallahu 'alaihi wasallam. Namun, ia meninggal dalam keadaan kafir.
Dengan syafaat Rasul ﷺ, azab yang kelak ditimpakan kepada Abu Thalib akan diringankan azabnya. "Penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib. Dia diberi dua sandal yang menyebabkan otaknya mendidih.” (HR. Ahmad).
Wallahu A’lam.
0️⃣2️⃣ Ridha ~ Bekasi
Bismillah...
1. Syafa'at umum itu terdiri dari apa saja ustazah?
2. Apa saja usaha kita agar mendapatkan syafaat terbesar dari Rasulullah ﷺ?
Syafaat utama adalah al Quran, apa usaha kita untuk mendapatkan syafaat ini? (afwan, jika keliru ustadzah tolong diluruskan).
Jazakillah Khairan katsira.
🌸Jawab:
1. Adapun syafaat yang umum artinya tidak khusus untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja. Para Nabi juga diberikan hak syafaat ini. Bahkan kaum Mukminin pun juga. Dan ini ada beberapa macam. Diantaranya syafaat untuk penduduk api neraka agar dikeluarkan dari neraka.
Di antaranya syafaat agar orang yang dosa dan pahalanya seimbang supaya dimaafkan dan dimasukkan ke surga. Di antaranya syafaat untuk orang yang tadinya hendak dimasukkan ke neraka agar tidak dimasukkan ke neraka. Diantaranya syafaat untuk orang yang sudah masuk ke dalam surga agar dinaikkan derajatnya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Syafaat-syafaat jenis ini tidak khusus hanya untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja. Sebagaimana kaum mukminin pun juga memberikan syafaat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadis Anas:
يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ النَّارِ بَعْدَ مَا مَسَّهُمْ مِنْهَا سَفْعٌ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ فَيُسَمِّيهِمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَهَنَّمِيِّينَ
“Akan keluar suatu kaum dari api neraka setelah mereka dibakar dalam api neraka, lalu merekapun masuk kedalam surga, maka penduduk surga menamainya sebagai jahannamiyyun (bekas penduduk neraka jahannam).” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa pelaku dosa besar tidak kekal dalam api neraka. Ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Berbeda dengan Khawarij. Orang-orang Khawarij menganggap bahwa pelaku dosa besar itu murtad, kekal dalam neraka. Berbeda juga dengan Mu’tazilah. Orang-orang mu’tazilah mengatakan bahwa pelaku dosa besar berada di tempat di antara dua tempat. Tapi akhirnya mereka akhirnya masuk neraka dan tidak masuk surga. Adapun Ahlus Sunnah mengatakan bahwa pelaku dosa besar walaupun dia di adzab dalam neraka, apabila ia wafat di atas Laa Ilaaha Illallah, tetap masuk ke dalam surga.
Sebagaimana dalam hadis Abu Dzar, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
“Siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, dia pasti masuk surga walaupun dia pernah berzina dan mencuri.” (HR. Bukhari)
Wallahu A'lam
2. SYAFA’AT yang diperoleh seorang muslim akan menjadi saksi amalan kebaikan baginya saat di hari kiamat kelak. Banyak orang yang beranggapan bahwasanya untuk mendapatkan syafa’at dari Rasulullah ﷺ adalah dengan berziarah ke makam beliau.
Padahal yang demikian ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ sendiri. Beliau justru memberi tahu mengenai amalan yang dapat mendatangkan syafa’at di hari kiamat kelak. Lantas amalan apa sajakah yang dimaksud? Berikut informasinya yaa.
(1) Tauhid dan Mengikhlaskan Ibadah Kepada Alloh ﷻ Serta Ittiba’ Kepada Rasulullah ﷺ
Amalan yang pertama yaitu tauhid dan mengikhlaskan ibadah kepada Alloh ﷻ serta ittiba’ kepada Rasulullah ﷺ. Tidak dapat dipungkiri bahwa tauhid menjadi salah satu hal terpenting yang harus dimiliki seorang muslim.
Nabi ﷺ pernah ditanya: “Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafa’atmu pada hari Kiamat?” Nabi menjawab :
“Yang paling bahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah dengan ikhlas dari hatinya atau dirinya,” (HR. Bukhari, no. 99)
Namun hal yang harus di ingat adalah semua perbuatan tersebut harus di iringi dengan keikhlasan hati dalam melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Alloh ﷻ. Orang yang ikhlas dalam melaksanakan perintah Alloh ﷻ dalam hal beribadah ataupun amalan kebaikan lainnya maka ia berhak menjadi salah satu orang yang mendapatkan syafa’at dari Rasulullah ﷺ.
(2) Shalatnya Sekelompok Orang Muslim Terhadap Mayit Muslim
Amalan selanjutnya yaitu menyolatkan sesama orang muslim. Sekelompok orang yang melakukan hal tersebut akan memperoleh syafa’at dari Rasulullah ﷺ di hari akhir kelak. Hal tersebut sesuai dengan sebuah hadist, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang mayit dishalatkan oleh sekelompok orang Islam yang jumlah mereka mencapai seratus, semuanya memintakan syafa’at untuknya, melainkan syafa’at itu akan diberikan pada dirinya.” (HR. Muslim, no. 947, 58).
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, lalu jenazahnya dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Alloh ﷻ dengan sesuatu apapun, melainkan Alloh ﷻ akan memberikan syafa’at kepadanya.” (HR. Muslim, no.948, 59).
Maka dari itu, apabila ada saudara muslim yang meninggal dunia, maka shalatkanlah bersama 100 atau 40 kaum muslim lainnya. Sebab perbuatan yang demikian ini akan mendatangkan syafa’at dari Alloh ﷻ tentunya melalui hamba pilihannya yakni Rasulullah ﷺ.
(3) Shalawat Kepada Nabi Muhammad ﷺ
Amalan ketiga yang sudah jelas mendatangkan syafa’at dari Rasulullah ﷺ adalah dengan bershalawat kepada beliau. Dari Ibnu Mas’ud, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat adalah, yang paling banyak shalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi, no.484).
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat,” (HR. ath-Thabrani dan dihasankan oleh imam Al-Mundziri, Al-Haitsami, al-Albani rahimahumullahu. (Shahihul Jami’ : 6357).
Maka berbahagialah orang yang senantiasa bershalawat kepada Rasulullah ﷺ sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkannya.
(4) Puasa, Baik Puasa Wajib Maupun Puasa Sunnah
Selain bershalawat kepada Rasulullah ﷺ, ternyata menjalankan puasa wajib ataupun sunnah menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan syafa’at dari Rasulullah ﷺ di akhirat kelak. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Puasa dan al Qur`an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Puasa akan berkata : “Wahai, Rabb-ku. Aku telah menahannya dari makan pada siang hari dan nafsu syahwat. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.” Sedangkan al Qur`an berkata : “Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya”. Maka keduanya pun memberi syafa’at,” (HR. Ahmad, II/174; al Hakim, I/554; dishahihkan oleh al Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Haitsami, dll. Lihat Majma’uz Zawaid III/181. Dan Tamamul Minnah, hlm. 394)
Kedua amalan ini, di hari kiamat kelak akan berdoa kepada Alloh ﷻ dan meminta izin kepadanya untuk memberikan syafa’at bagi orang mengamalkan puasa dan membaca Al-Qur’an pada hari kiamat kelak.
(5) Senantiasa Berdo’a Setelah Adzan
Rasulullah ﷺ tidak pernah menanggap sepele suatu amalan kebaikan. Bahkan orang yang berdoa ketika ketika adzan akan mendapatkan syafa’at di akhirat kelak dari beliau. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang membaca ketika mendengar adzan ‘Ya Alloh ﷻ, Rabb pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga), dan keutamaan kepada Muhammad, dan bangkitkan beliau, sehingga bisa menempati maqam terpuji yang engkau janjikan’. Maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari Kiamat,” (HR. Bukhari no.614, dari Jabir bin Abdillah)
(6) Memperbanyak Sujud
Memperbanyak sujud juga menjadi salah satu amalan yang mendatangkan syafa’at selanjutnya. Maksud dari memperbanyak sujud ialah senantiasa melaksanakan shalat wajib serta teguh pendirian dalam mengerjakan shalat sunnah.
Selain sujud nya shalat wajib dan shalat sunnah, ternyata sujud tilawah ketika membaca ayat-ayat sajadah dan sujud syukur termasuk dalam sujud yang mendatangkan syafa’at dari Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda:
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami, dia berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau sambil membawa air untuk wudhu’ beliau. Kemudian beliau berkata kepadaku, ’Mintalah’. Aku berkata, ’Aku minta untuk dapat menemanimu di surga,’ kemudian beliau berkata, ‘Atau selain itu?’ Aku berkata, ’Itu saja’. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tolonglah aku atas dirimu dengan banyak bersujud.” (HR. Muslim, no.489, 226).
Tidak hanya akan memperoleh syafa’at dari Rasulullah ﷺ. Ternyata orang yang memperbanyak sujud selama hidupnya juga akan mendapatkan syafa’at dari para malaikat. Dalam hadits Shahihain, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila Alloh ﷻ telah selesai memutuskan diantara hamba-hamba-Nya, dan Alloh ﷻ ingin mengeluarkan hamba-hambanya yang terjatuh ke Neraka bagi hamba yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya kepada Alloh ﷻ (maksudnya Ahli Tauhid), Alloh ﷻ pun memerintahkan para malaikat-Nya untuk mengeluarkan hamba-hamba yang menyembah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, maka para malaikat mengeluarkan mereka dari Neraka. Malaikat mengetahui tanda-tandanya dari bekas-bekas sujud dari anggota badannya. Dan Alloh ﷻ juga telah mengharamkan api neraka untuk tidak memakan bekas-bekas sujud dari anggota badan para hambanya." (Shahih, HR. Bukhari (7437), Muslim (182)).
(7) Membaca al Qur`an, Mentadabburinya, dan Mengamalkan Isinya
Amalan selanjutnya yaitu membaca Al-Qur’an, mentadabburinya dan mengamalkan isinya. Amalan Al-Qur’an tersebut akan mendatangkan syafa’at bagi mereka yang sungguh-sungguh dalam membaca, memahami dan mengamalkannya. Dari Abi Umamah bahwasannya dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bacalah al Qur`an. Sesungguhnya al Qur`an akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi sahabatnya…” (HR. Muslim, no.804).
(8) Tinggal di Madinah, Sabar Tehadap Cobaannya, dan Wafat Di Sana
Amalan terakhir yang mendatangkan syafa’at dari Rasulullah ﷺ adalah tinggal di Madinah, sabar terhadap cobaannya dan wafat di sana. Hal ini telah dijanjikan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabdanya. Beliau bersabda:
“Tidaklah seseorang sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang muslim,” (HR. Muslim, no.1374, 477; dari Abu Sa’id al Khudri).
Maka beruntunglah bagi mereka yang senantiasa bersabar ketika mendapatkan cobaan saat berada di Madinah. Sebab Rasulullah ﷺ akan memberikan syafa’at kepadanya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seseorang dari umatku sabar terhadap cobaan Madinah dan kesusahannya, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat,” (HR. Muslim, no.1378, 484; dari Abu Hurairah).
“Barangsiapa yang ingin mati di Madinah, maka matilah di sana. Sesungguhnya aku akan memberi syafa’at bagi orang yang mati di sana.” (HR. Ahmad, II/74,104; Tirmidzi, no.3917; Ibnu Majah, no.3112; Ibnu Hibban, no. 3741, dari Ibnu Umar. Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih”).
Demikianlah informasi mengenai amalan yang mendatangkan syafa’at dari Rasulullah ﷺ. Maka dari itu, sebagai seorang muslim kita harus senantiasa mengamalkan amalan di atas, selain agar mendapatkan pahala, syafa’at tersebut juga bisa menjadi saksi amalan kebaikan yang telah kita lakukan selama hidup di dunia.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Sahabat-sahabatku...
Kelak, ketika semuanya memasuki alam akhirat tidak semuanya dapat memasuki surga.
Ada beberapa manusia yang Alloh ﷻ masukan mereka ke dalam neraka atas segala dosa yang diperbuatnya.
Dan tentunya kita sebagai hamba sangat berharap mendapatkan syafaat agar bisa terselamatkan dari fitnah dan adzab kubur.
Oleh karena itu, mari kita berbenah diri dalam penghambaan kepada Alloh ﷻ, memperbaiki diri mampu meraih Ridho-Nya.
Mohon maaf lahir batin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh