OLeH: Ustadzah apt. Wahyu Tusy Wardhani, S.Si, M.Farm
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌸 TIPE WANITA YANG HARUS DIHINDARI PRIA
Dalam Ihya’ Ulum Ad-Diin, Imam Al-Ghazali rahimahullah menyebutkan:
قَالَ بَعْضُ العَرَبِ (لاَ تَنْكِحُوا مِنَ النِّسَاءِ سِتَّةٌ لاَ أَنَّانَةَ وَلاَ مَنَّانَةَ وَلاَ حَنَّانَةَ وَلاَ تَنْكِحُوْا حَدَّاقَةَ وَلاَ بَرَّاقَةَ وَلاَ شَدَّاقَةَ)
Sebagian orang Arab berkata, janganlah menikahi enam wanita: annaanah, mannaanah, hannanah, haddaqah, barroqoh, dan syaddaqah.
Imam Al Gazhali memberi nasihat,
Tipe Wanita yang Tidak Layak Dinikahi adalah :
1) Al Annanah,
2) Al Mananah,
3) Al Hananah,
4) Al Haddaqah,
5) Al Barraqah, dan
6) Asy Syaddaqah.
Siapa saja mereka? Berikut ini penjelasannya:
(1) Al Annanah
Wanita yang suka mengeluh dan mengadu. Menikahi wanita tipe ini membuat suami sulit mencapai sakinah dalam keluarga. Sebab suka mengeluh tidak mendatangkan solusi apapun. Ia justru bisa menguras emosi suami. Sedangkan mengadu sering merusak hubungan baik dengan sesama; baik kerabat maupun sahabat. Apalagi jika yang suka diadukan istri adalah orang tua suami.
(2) Al Mananah
Wanita yang suka mengungkit-ungkit kebaikan dan jasanya. Menikahi wanita tipe ini membuat seorang laki-laki terhambat menjalankan perannya sebagai pemimpin keluarga. Jika ia berbeda pendapat dengan istrinya, sang istri mengungkit kebaikan dan jasanya. Apalagi jika secara ekonomi sang suami “lebih rendah” dari istrinya.
Selain itu, mengungkit kebaikan berbahaya bagi kehidupan akhirat keluarga. Setiap keluarga muslim pasti menginginkan bisa masuk surga bersama-sama. Namun perilaku mengungkit kebaikan mengancam terhapusnya pahala kebaikan tersebut. Jika pahala-pahala kebaikan terhapus, lalu apa bekal untuk masuk surga?
(3) Al Hananah
Wanita yang suka menceritakan dan membanggakan orang di masa lalu.
Jika ia janda, ia membangga-banggakan mantan suaminya. Jika ia tidak belum pernah menikah sebelumnya, mungkin ia membangga-banggakan ayahnya dan membandingkan dengan suaminya. Atau mungkin membangga-banggakan saudaranya atau temannya di hadapan suami. Lebih parah lagi, kalau ternyata ia pernah pacaran sebelum menikah dan membangga-banggakan pacarnya di hadapan suami. Duh.
(4) Al Haddaqah
Wanita yang keinginan belanjanya besar, mudah tertarik suatu barang atau produk, dan suka meminta suami membelikan. Pendek kata, boros dan konsumtif. Jika wanita-wanita tipe sebelumnya menguras emosi suami, wanita tipe ini menguras kantong suami.
Meskipun suaminya orang yang kaya, boros tetap tidak baik dan tidak disukai agama. Apalagi jika suaminya pas-pasan atau miskin. Betapa banyak suami yang akhirnya terperosok ke jalan haram gara-gara permintaan istri yang berlebihan.
(5) Al Barraqah
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa ada dua makna al Barraqah.
★ Pertama dia adalah tipe wanita yang suka berhias sepanjang hari. Meskipun demi tampil menawan di hadapan suami, berhias sepanjang hari termasuk sikap berlebihan. Berlebihan dalam belanja kosmetik dan berlebihan dalam pemanfaatan waktu yang mengabaikan kewajiban-kewajiban lainnya. Apalagi jika niatnya bukan untuk suami.
★ Kedua, wanita yang tidak mau makan dan suka mengurung diri sendirian. Dengan kata lain, ia tipe penyedih. Bagaimana keluarga bisa sakinah mawaddah wa rahmah kalau sang istri suka berbuat demikian?
(6) Asy Syaddaqah
🔸Tipe Wanita Yang Suka Nyinyir Dan Banyak Bicara
Hampir setiap hal dikomentari dan komentarnya bukanlah komentar yang bermanfaat. Ada hal yang wajar saja dikomentari negatif apalagi jika ada kesalahan. Menikahi wanita tipe ini, sulit bagi suami menemukan kedamaian karena semua sikapnya akan menjadi sasaran komentar nyinyir sang istri.
✓ Istri Yang Baik Itu Tampil Cantik Untuk Suami
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai, no. 3231 dan Ahmad, 2:251. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كُنَّا نِسَاؤُنَا يَخْتَضَبْنَ بِاللَّيْلِ فَإِذَا أَصْبَحْنَ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ ثُمَّ يَخْتَضَبْنَ بَعْدَ الصَّلاَةِ ، فَإِذَا كَانَ عِنْدَ الظُّهْرِ فَتَحْنَهُ فَتَوَضَّأْنَ وَصَلَّيْنَ فَأَحْسَنَّ خِضَابًا وَلاَ يَمْنَعُ مِنَ الصَّلاَةِ
“Istri-istri kami punya kebiasaan memakai pewarna kuku di malam hari. Jika tiba waktu Shubuh, pewarna tersebut dihilangkan, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Setelah shalat Shubuh, mereka memakai pewarna lagi. Ketika tiba waktu Zhuhur, mereka menghilangkan pewarna tersebut, lalu mereka berwudhu dan melaksanakan shalat. Mereka mewarnai kuku dengan bagus, namun tidak menghalangi mereka untuk shalat.” (HR. Ad-Darimi, no. 1093. Syaikh Abu Malik menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih dalam Shahih Fiqh As-Sunnah li An-Nisa’, hlm. 419).
Semoga Alloh ﷻ memberi taufik dan hidayah.
✓ Jangan Banyak Bicara
Mu’adz bin Jabal berkata kepada Nabi ﷺ,
يَا نَبِيَ اللهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذٍ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُْهِهِمْ، أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ، إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
“Wahai Nabi Alloh ﷻ, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi, no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih).
✓ Jadi Istri Yang Qanaah, Merasa Cukup Dengan Pemberian Suami
Secara bahasa qana’ah artinya ridha. Qana’ah artinya ridha dengan pemberian Alloh ﷻ. Ada kata qunu’ artinya ridha dengan pemberian yang sedikit.
Imam Suyuthi berkata bahwa qana’ah adalah ridha dengan apa yang di bawah kifayah (kecukupan).
Artinya qana’ah itu ketika mendapat sedikit pun di syukuri, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4:278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 667).
Manfaat qanaah adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut ini.
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346; Ibnu Majah, no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِعَلَيْكُمْ
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Alloh ﷻ padamu.” (HR. Muslim, no. 2963).
✓ Tidak Membuat Suami Marah
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
لاَ تُؤْذِى امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لاَ تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
“Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata: ‘Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Alloh ﷻ mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami.’” (HR. Tirmidzi, no. 1174 dan Ibnu Majah, no. 2014. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
✓ Mengungkit-ungkit Pemberian
Alloh ﷻ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (QS. Al-Baqarah: 264)
Ayat ini menunjukkan faedah, terlarang menghilangkan pahala sedekah dengan mengungkit-ungkitnya atau menyakiti hati penerima, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti hati penerima dapat merusak amalan sedekah seperti orang yang bersedekah karena riya’ yaitu amalnya ingin dipertontonkan kepada manusia demi mendapat pujian. Hal ini menunjukkan bahwa amalan harus ikhlas semata-mata karena Alloh ﷻ.
✓ Jangan Jadi Istri Yang Banyak Mengeluh
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah menghadiri shalat ied bersama Rasulullah ﷺ. Beliau memulai dengan shalat kemudian khutbah tanpa azan dan tanpa iqamah. Kemudian beliau ﷺ berdiri bersandar pada Bilal, beliau memerintahkan untuk bertakwa kepada Alloh ﷻ dan mendorong untuk taat kepada-Nya. Beliau memberikan wejangan dan mengingatkan manusia saat itu. Kemudian beliau lewat dan mendatangi jamaah wanita lantas beliau menyampaikan wejangan dan mengingatkan mereka. Beliau berkata,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنَّكُنَّ أَكْثَرُ حَطَبِ جَهَنَّمَ
“Wahai para wanita, bersedekahlah karena kalian itu yang paling banyak menjadi bahan bakar neraka Jahannam.”
Kemudian ada seorang wanita terbaik yang nampak tidak berhias diri di antara mereka berdiri lalu berkata, “Kenapa wanita yang paling banyak masuk neraka, wahai Rasulullahﷺ ?" Beliau menjawab,
لِأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكاَةَ وَتَكْفُرْنَ العَشِيْرَ
“Karena kalian banyak mengaduh dan tidak mensyukuri pemberian suami kalian.”
Jabir berkata, “Lantas para wanita bersedekah dengan perhiasan mereka. Mereka melemparkan perhiasan mereka pada kain Bilal, ada di situ anting dan cincin mereka.” (HR. Bukhari, no. 978 dan Muslim, no. 885. Imam Bukhari menyebutkan dalam Bab “Nasihat imam pada wanita pada hari ied”).
✓ Ada Istri Yang Menjadi Penyebab Suaminya Jauh Dari Agama Alloh ﷻ
Dalam ayat diingatkan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
“Hai orang-orang mu’min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS. At-Taghabun: 14).
Mujahid berkata dengan ayat di atas, “Wanita (istri) dapat mengantarkan suami untuk memutus hubungan kerabat, berbuat maksiat pada Alloh ﷻ. Karena begitu cintanya sampai suami tetap menurutinya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:292).
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Kiki ~ Dumai
Bundaa Tusy, bagaimana tipsnya agar kita terhindari dari tipe-tipe wanita di atas?
Karena mungkin terkadang disaat istri lagi "ngambek" terkadang suka khilaf, jadi sedikit nyuekin pak suami bunda? Bagaimana solusinya?
🌸Jawab:
🔹TIPS MENJADI WANITA SHOLIHAH :
1) Memiliki Agama yang Bagus
Wanita sholihah memiliki sifat :
✓ Akidah yang selamat,
✓ Akhlak yang sempurna,
✓ Ibadah yang benar,
✓ Taat pada Suami
✓ Pandai mendidik anak
✓ dan lain-lain
2) Memiliki Sifat Malu
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37)
Dan ingat hadis di bawah ini, yang akan menghantarkan kita ke jannah-Nya.
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (HR. Ahmad)
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Fadwa ~ Palembang
Bunda bagaimana menyikapi kalau sebaliknya yang sering ungkit adalah suami,
Terus kalau tidak menuruti keinginan suami semacam punya adek madu mintanya tinggal satu atap apakah termasuk dosa?
🌸Jawab:
Hukum seorang suami mengungkit-ungkit atau menghitung-hitung apa yang telah dia nafkah kan atau berikan kepada anak dan istrinya.
★ Pertama, nafkah keluarga adalah kewajiban suami diberikan kepada istri dan anaknya. Alloh ﷻ berfirman,
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Kewajiban bagi para kepala keluarga untuk memberikan rizki (nafkah) kepada para istrinya dan memberi pakaian mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 233)
★ Kedua, Alloh ﷻ melarang semua hamba-Nya untuk mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah dia berikan kepada orang lain.
Bahkan Alloh ﷻ menjadikan sikap ini sebagai pembatal pahala atas kebaikan yang telah dia berikan. Alloh ﷻ berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
“Wahai orang yang beriman, janganlah kalian membatalkan sedekah kalian dengan al-mannu dan Al-Adza.” (QS. Al-Baqarah: 264)
✓ Al-Mannu: mengungkit-ungkit,
✓ Al-Adza: menyakiti perasaan yang menerima.
Lalu dengan alasan apa suami mengungkit-ungkit nafkah yang dia berikan kepada keluarganya?
Oleh karena itu, kepada suami yang memiliki perilaku semacam ini, wajib bertaubat kepada Alloh ﷻ. Memohon ampun atas kesalahan besar yang dia lakukan. Dan berusaha untuk tidak menyinggung sedikitpun nafkah yang menjadi kewajibannya.
Mengenai persoalan apakah dua istri boleh tinggal serumah, dalam Islam hal tersebut diperbolehkan, asalkan semua istri ridha dan ikhlas untuk ditempatkan dalam satu atap atau satu rumah, jika salah satunya tidak ridha maka hal tersebut dilarang dan tidak boleh dilakukan.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ iiN ~ Boyolali
Bunda, ingin bertanya tentang belanja, bila istri ada hasil, kemudian uangnya untuk belanja sendiri, bukan untuk membantu ekonomi, bolehkah?
🌸Jawab:
Sangat boleh bunda iin.
Alloh ﷻ menegaskan bahwa harta istri itu murni menjadi miliknya, dan tidak ada seorang pun yang boleh mengambilnya kecuali dengan kerelaan istri.
Tapi kalau dibelanjakan untuk keluarga, maka istri akan mendapatkan pahala sedekah ke keluarga.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ iNdika ~ Semarang
Kadang kita sebagai istri suka sebal sama perilaku suami. Terus kita curhat ke ibu mertua.
Bagaimana cara kita supaya kita tidak terlalu "membuka" aib suami, walaupun jengkel terhadap kelakuan suami?
🌸Jawab:
Bunda indika yang dirahmati Alloh ﷻ.
Membuka aib orang lain apalagi suami, sama saja dengan memakan daging saudara sendiri. “Janganlah kamu satu sama lain mengghibah apakah kamu senang memakan daging saudaramu yang masih hidup.”
Boleh menceritakan keburukan suami kepada pihak yang dapat dipercaya menyelesaikan persoalan. Dalam hal ini hakim dan orang-orang yang dipercayai keilmuannya. Bisa ke mertua, kalau kita yakin beliau bisa membantu menyelesaikan masalah dengan suami.
Kasus seperti ini jika tidak diceritakan keburukan suami apa adanya, masalah tidak akan pernah selesai.
Jangan lupa DOAKAN suami. Mintalah kepada Alloh ﷻ yang mampu membolak-balikkan hati suami.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Achi ~ Tangsel
Assalamu'alaikum,
1. Kalau misalnya berhias karena tuntutan pekerjaan bagaimana bun? Apakah termasuk Al Barraqah?
2. Bagaimana menasihati teman yang suka banyak omong?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
1. “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab: 33).
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata, “Arti ayat ini: janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar rumah dengan berhias atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan wanita-wanita jahiliyah yang dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan (bagi kaum wanita) dan sebab-sebabnya.” (Taisiirul Kariimir Rahmaan karya Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di).
Nb.
✓ Boleh berhias tapi tidak berlebihan.
✓ Menutup aurat.
2. Nasihat kita pada orang lain kadang sulit diterima. Sebenarnya bukan isinya yang salah, namun caranya saja yang kurang pas.
Ada bait sya’ir yang bagus dari Imam Syafi’i rahimahullah tentang cara menasihati orang lain biar nasihat kita mudah diterima.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
تعمدني بنصحك في انفرادي ….. وجنبني النصيحة في الجماعة
Tutuplah kesalahanku dengan menasihati ku seorang diri.
Janganlah menasihati ku di hadapan khalayak ramai.
فإن النصح بين الناس نوع ….. من التوبيخ لا أرضى استماعه
Karena menasihati ku di hadapan orang lain adalah bagian dari menjelekkan ku,
Aku tidak ridha mendengar seperti itu.
وإن خالفتني وعصيت قولي ….. فلا تجزع إذا لم تعط طاعه
Jika engkau enggan menuruti perkataan ku.
Maka janganlah terkejut jika nasihatmu tidak di taati.
(Dinukil dari Al-Mu’jam Al-Jami’ fi Tarajim Al-‘Ulama’ wa Talabatul ‘Ilm Al-Mu’ashirin, Asy-Syamilah)
Kita sama saja membuat saudara kita malu kalau kita nasihati dia di hadapan khalayak ramai.
KESIMPULAN bagi siapa saja yang ingin menasihati sobatnya, teman karibnya bahkan pasangannya (suami atau istri) menjadi baik, maka:
✓Jangan jatuhkan temanmu di hadapan orang lain.
✓Jangan jatuhkan suami atau istrimu di depan teman karibnya.
Ingatlah, ada yang tak bisa menerima jika cara nasihat tidak baik walau nasihat kita baik.
✓Di zaman ini, ada sarana lewat tulisan, pesan singkat atau telepon, yang itu bisa jadi rahasia antara yang menasihati dan di nasihati.
✓ Sifat orang mukmin adalah menasihati dan menutupinya, sedangkan orang munafik menasihati namun maksudnya untuk menjelek-jelekan.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Bestiar ~ Pekanbaru
Hal-hal apa saja yang mesti kita lakukan supaya terhindar dari ciri-ciri akhlak buruk itu ustazah, saya sendiri kadang berada dalam titik rendah iman apalagi sedang haid. Afwan.
🌸Jawab:
Bunda Bestiar, jawabannya mirip dengan jawaban nomor 1.
Saya tambahkan, teruslah berdoa kepada Alloh ﷻ dengan doa di bawah ini:
Rasulullah ﷺ memperbanyak berdoa :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Sang Pembolak-balik hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu”.
Lalu akupun berkata:
“Wahai Rasulullah ﷺ , kami beriman kepadamu, dan beriman kepada ajaran Islam yang engkau bawa, maka apakah engkau mengkhawatirkan kami?”.
Beliau menjawab :
نَعَمْ، إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ
“Ya! Sesungguhnya hati (para hamba) itu berada diantara dua jari dari jari-jemari Alloh ﷻ, Dia membolak-balikkannya sesuai dengan yang Dia kehendaki!”. [HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan selainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi 2140].
Wallahu a'lam
0️⃣7️⃣ Endah ~ Yogja
Assalamualaikum,
Ustadzah, bagaimana dengan tipe wanita yang pencemburu berlebihan terhadap pasangannya, apakah termasuk ke golongan tipe wanita yang tidak layak dinikahi?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Bunda endah yang dirahmati Alloh ﷻ....
Salahkah wanita cemburu? Jawabannya, TIDAK.
Tidak masalah wanita itu cemburu. Karena terbukti dari orang mulia dan berilmu seperti ‘Aisyah masih punya rasa cemburu. Itu sudah jadi tabiat pada para wanita. Wanita yang cemburu seperti itu tidak kuat menahan dirinya walau ia punya keutamaan dalam ilmu. Bayangkan bagaimana lagi dengan wanita yang kedudukannya jauh dari ‘Aisyah?
Tapi kalau cemburu yang berlebihan, itu bisa menjauhkan dari sakinah. Padahal tujuan menikah adalah untuk mencari sakinah.
Cemburu yang berlebihan, bisa mengarah pada sakit patologis atau psikis (sakit kejiwaan).
Wallahu a'lam
0️⃣8️⃣ Yulia ~ Bekasi
Assalamu'alaikum ustadzah,
Jika ada istri yang senang pamer pemberian suami di medsos, update medsos untuk riya termasuk tipe istri yang mana?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Wanita yang suka memamerkan pemberian suami di medsos, Bukan termasuk dalam 6 tipe di atas.
★ Bolehkah hal-hal itu dilakukan? Memamerkan sesuatu yang kita miliki dengan tujuan dipuji atau mendapatkan penghargaan lebih dari orang lain adalah salah satu bentuk riya. Dalam Islam, pamer tentu dilarang walaupun manusia terkadang khilaf dan suka melakukannya.
Wallahu a'lam
0️⃣9️⃣ Rina ~ Surabaya
Assalamu'alaikum ustadzah,
Bagaimana cara membentengi diri agar kita terhindar dari perilaku-perilaku yang tidak layak di atas. Terimakasih
🌸Jawab:
Pertanyaan bunda Rina, mirip dengan pertanyaan nomor 1 dan 6.
Sudah terjawab ya bunda Rina.
Wallahu a'lam
1️⃣0️⃣ Aisya ~ Cikampek
Kalau kita harus menghindari, atau mencari calon-calon pasangan dengan sikap-sikap di atas.
Eummm... Bukan kah semua sikap itu bisa bermanfaat kalau kita bisa tahu bagaimana cara menjadikanya bermanfaat.
Bukan malah menghindari, dan lagipula bagaimana bisa tahu si wanita mempunyai sifat ini itu apakah kita di anjurkan pacaran dulu agar kita tahu sikap si wanita seperti itu atau tidak?
🌸Jawab:
Bunda Aisya...
Benar juga pendapat bunda aisya.
Materi ini, saya ambilkan dari pendapat dan pandangan seorang ulama, seorang pria.
🔹TIPE WANITA YANG HARUS DIHINDARI PRIA
Dalam Ihya’ Ulum Ad-Diin, Imam Al-Ghazali rahimahullah menyebutkan:
قَالَ بَعْضُ العَرَبِ (لاَ تَنْكِحُوا مِنَ النِّسَاءِ سِتَّةٌ لاَ أَنَّانَةَ وَلاَ مَنَّانَةَ وَلاَ حَنَّانَةَ وَلاَ تَنْكِحُوْا حَدَّاقَةَ وَلاَ بَرَّاقَةَ وَلاَ شَدَّاقَةَ)
"Sebagian orang Arab berkata, janganlah menikahi enam wanita: annaanah, mannaanah, hannanah, haddaqah, barroqoh, dan syaddaqah."
Imam Al Gazhali memberi nasehat,
★Tipe Wanita yang Tidak Layak Dinikahi adalah:
1) al Annanah,
2) al Mananah,
3) al Hananah,
4) al Haddaqah,
5) al Barraqah, dan
6) asy Syaddaqah.
Pacaran tidak boleh. Kalau belum kenal, boleh ta'aruf, sesuai dengan syariat.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Jadilah wanita yang dirindukan surga.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, "Masuklah kalian ke dalam surga dari pintu mana saja yang kalian kehendaki."
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar