OLeH: Ustadzah apt. Wahyu Tusy Wardhani, S.Si, M.Farm.
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
🌸MAKNA TAWAKKAL
~ Secara etimologis, tawakal bermakna istislam (berserah diri).
~ Al Ghazali rahimahullah dalam Ihya-nya : tawakal adalah ketergantungan hati hanya kepada Alloh ﷻ.
~ Abu Said Al-Kharraz : Gerakan anggota tubuh dalam berusaha tanpa perasaan bergantung kepada usaha (hanya bergantung kepada Alloh ﷻ), dan ketenangan hati hanya kepada Alloh ﷻ tanpa sedikit pun keraguan dengan-Nya.
Tawakkal adalah salah satu ibadah hati yang afdhal.
"Hanya Engkaulah yang Kami ibadahi, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan." (QS. Al-Fatihah: 5).
🌸KEUTAMAAN TAWAKAL
1. Tawakal merupakan salah satu ciri mukmin sejati.
2. Tawakal adalah akhlak seluruh nabi dan rasul alaihimussalam.
3. Banyaknya ayat Al Qur'an yang menyebutkan salah satu sebab masuk surga tanpa hisab.
4. Orang yang bertawakal berarti mendapat hidayah (petunjuk), kifayah (pencukupan), dan wiqayah (perlindungan).
◾Tawakkal merupakan salah satu ciri mu’min sejati.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Alloh ﷻ gemetar lah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal . (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (QS.Al-Anfal: 2-4).
Atau dengan kata lain tawakkal adalah syarat keimanan yang benar.
◾Tawakkal adalah akhlak seluruh nabi dan rasul alaihimussalam.
..... Dan hanya kepada Alloh ﷻ sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal. Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Alloh ﷻ padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Alloh ﷻ saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri". (QS. Ibrahim: 11-12)
◾Banyaknya ayat Al-Quran yang menyebutkan tawakkal.
Al-Quran cukup banyak menyebutkan tawakkal sebagai bukti urgensi dan kedudukan tawakkal yang amat mulia di sisi Alloh ﷻ. Diantaranya ada 10 ayat yang memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk bertawakkal. Juga ayat-ayat yang memerintahkan orang-orang yang beriman secara umum untuk bertawakkal.
◾Salah satu sebab masuk surga tanpa hisab
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Imran bin Hushain ra, Rasulullah ﷺ menyebutkan tujuh puluh ribu orang dari ummatnya yang akan masuk surga tanpa hisab. Beliau menjelaskan sifat-sifat mereka:
هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak tathayyur (merasa sial karena kejadian tertentu), tidak melakukan pengobatan dengan api, dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.
◾Orang yang bertawakkal berarti mendapat hidayah (petunjuk), kifayah (pencukupan) dan wiqayah (perlindungan)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ هُدِيْتَ وَكُفِيْتَ وَوُقِيْتَ فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ (رواه أبو داود)
Dari Anas bin Malik ra bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca (doa, yang artinya): Dengan nama Alloh ﷻ, aku bertawakkal kepada Alloh ﷻ, tidak ada daya dan upaya selain dengan Alloh ﷻ maka dikatakan kepadanya: Engkau telah mendapat petunjuk, dicukupi dan dilindungi, lalu setan pun menyingkir darinya. Setan berkata (kepada kawannya): Bagaimana (engkau bisa memperdaya) seseorang yang telah diberi petunjuk, dicukupi dan dilindungi?" (HR. Abu Dawud).
"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh ﷻ niscaya Alloh ﷻ akan mencukupkan (keperluan)nya." (At-Thalaq: 3).
🌸HAKIKAT TAWAKAL
Tawakkal adalah keadaan yang terbentuk oleh beberapa unsur yang tanpanya hakikat tawakkal tidak akan terwujud:
◾Pertama, ma’rifatun bir-Rabbi wa shifatihi: mengenal Alloh ﷻ dan sifat-sifat-Nya seperti :
~ Qudrah (kemahakuasaan-Nya),
~ Kifayah (pencukupan-Nya),
~ Qayyumiyyah (berdiri sendiri),
~ Berakhirnya segala urusan kepada ilmu-Nya, dan
~ Berawalnya segala sesuatu dari kehendak dan kekuasaan-Nya.
Ma’rifah ini adalah awal diletakkannya kaki seorang hamba pada maqam tawakkal.
◾Kedua, rusukh al-qalbi fi maqam at-tauhid: kokohnya hati pada maqam tauhid, sebab tidak akan lurus tawakkal seorang hamba sampai tauhidnya benar.
Bahkan bisa dikatakan bahwa esensi tawakkal adalah hati yang bertauhid, bila di dalam hati masih ada kaitan-kaitan syirik, maka tawakkalnya tentu bolong dan sakit.
Ketika seorang hamba menoleh kepada selain Alloh ﷻ, maka perhatiannya itu akan mengambil bagian hatinya, dengan demikian tawakkalnya berkurang sesuai dengan bagian hatinya yang terambil.
Tawakkal tidak akan sempurna kecuali dengan membersihkan ketergantungan kepada usaha dari hati kita sementara anggota tubuh lain tetap menjalankannya.
◾Ketiga, I’timad al-qalbi ‘alallah: ketergantungan hati kepada Alloh ﷻ dan bersandarnya hati hanya kepada-Nya serta ketentraman hati bersama-Nya,
Sehingga hatinya sama sekali tidak diganggu oleh usaha yang telah dilakukannya.
Tandanya adalah bahwa ia tidak peduli dengan hasil usahanya apakah berhasil atau tidak, hatinya tidak guncang jika apa yang ia sukai tidak tercapai, atau jika yang ia tidak sukai justru yang muncul, karena ketergantungannya hanya kepada Alloh ﷻ.
Keadaannya seperti orang yang diserang musuh lalu ia diajak masuk ke sebuah benteng amat kokoh oleh pemiliknya dan musuhnya sama sekali tidak bisa menembusnya. Ia melihat dari dalam benteng bagaimana musuhnya tidak berdaya, maka rasa takutnya kepada musuh pada saat itu sama sekali tidak berarti.
Atau seperti orang yang diberi uang satu dirham oleh seorang raja lalu uang itu dicuri. Lalu Raja itu berkata: Jangan sedih, aku mempunyai berlipat-lipat kali dari yang dicuri, kapanpun engkau mau silakan ambil darinya. Jika ia yakin dengan kejujuran sang Raja, percaya penuh dengan janjinya, dan bahwa perbendaharaan raja memang penuh dengan uang, maka kehilangan satu dirham tidak kan membuatnya sedih.
Dapat juga diumpamakan seperti bayi yang menyusui dimana tidak ada ketenangan dan ketergantungan selain susu ibunya, ketika menyusu ia tidak berpaling kepada yang lain. Berkata orang-orang yang arif: “Orang yang bertawakkal seperti bayi, tidak ada tempat berlindung yang nyaman selain susu ibunya."
Begitu pula orang yang bertawakkal, tidak ada tempat berlindung kecuali kepada Rabbnya subhanahu wataala.
◾Keempat, Husnuzh-zhanni billahi ‘azza wajalla: Berprasangka baik kepada Alloh ﷻ.
Sejauh mana prasangka baikmu kepada Alloh ﷻ, begitulah tawakkalmu kepada-Nya, karena tidak dapat dibayangkan bertawakkal kepada pihak yang engkau tidak percayai atau yang tidak engkau harapkan. Wallahu a’lam.
◾Kelima, Istislam al-qalbi lillah: Kepasrahan hati kepada Alloh ﷻ.
Seorang hamba di hadapan Alloh ﷻ seperti mayyit di tangan yang memandikannya, pasrah dibolak-balikkan ke mana saja sesuai kehendaknya.
◾Keenam, At-Tafwidh: Penyerahan semua urusannya kepada Alloh ﷻ secara sengaja dan sukarela bukan karena terpaksa dan tidak ada pilihan lain.
Seperti seorang anak yang merasa lemah menyerahkan semua urusannya kepada ayahnya, ia tahu kasih sayang ayah kepadanya, kemampuan ayah dalam memenuhi kebutuhannya, kebaikan perlindungan dan perencanaannya untuk dirinya. Sang anak memandang bahwa tadbir (rencana) ayahnya lebih baik dari recananya sendiri, bahwa usaha ayahnya demi kepentingan anaknya lebih baik daripada usaha anak untuk kepentingan dirinya sendiri, maka sang anak melihat bahwa akan lebih baik jika ia menyerahkan segala urusannya kepada ayahnya.
Jika seorang hamba telah meletakkan kakinya pada derajat tawakkal seperti ini maka berarti ia telah berpindah kepada derajat Ar-Ridha (kerelaan dan kepuasan) yang merupakan buah terpenting tawakkal.
Wallahu a'lam
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualaikum ustadzah.
Apakah ketika kita bertawakal dan menyerahkan, pasrah kepada Alloh ﷻ atas kehendaknya, tapi ketika kita ngerasa capek, lelah dengan keadaan justru kita ngeluh mau sampai kapan, bagaimana cara agar kita benar-benar berpikir positif dan istiqomah?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Mengeluh adalah hal yang manusiawi. Karena manusia memang diciptakan Alloh ﷻ sebagai makhluk yang suka berkeluh kesah.
✓ Perbanyak Bersyukur
Mengeluh artinya tidak bisa mensyukuri apa yang ada.
Mulai perbanyak bersyukur. Dan sadari nikmat Alloh ﷻ begitu besar hingga tidak ada yang bisa melukiskannya. Ubah keluhan menjadi bahagia dengan selalu bersyukur.
✓ Jaga Pikiran Tetap Positif
Membiasakan diri untuk selalu mengeluh, sama dengan membiarkan diri digelayuti pikiran negatif.
Dengan pikiran yang selalu positif, bunda akan lebih bersemangat menjalani hidup.
"Bersyukur atas apa yang sudah bunda miliki dan senantiasa berpikir positif, InsyaAllah perlahan tapi pasti hidup bunda akan berubah menjadi lebih baik."
Wallahu a'lam
0️⃣2⃣ Tia ~ Bandung
Assalamualaikum ustadzah.
Ustadzah, di hakikat tawakal di point ke 2 kaitan-kaitan syirik.
Banyak disini ustadzah yang masih suka meminta pertolongan kepada selain Alloh ﷻ misal dukun atau orang pintar biar dilancarkan usahanya, tapi ibadahnya rajin dari yang wajib sampai yang sunnah hampir semua dikerjakan, itu bagaimana ustadzah?
🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh
Astagfirullah....
Syirik itu dosa besar bunda.
Tentangnya, Alloh ﷻ berfirman dalam surat An-Nisa ayat 48 dan 116:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Alloh ﷻ tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya."
Dalam surat Luqman ayat 13 Alloh ﷻ berfirman:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya mempersekutukan Alloh ﷻ adalah benar-benar kedzaliman yang besar."
Segera bertaubat.
Sebelum ajal menjemput.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ iNdika ~~ Semarang
Bagaimana cara kita menjadi atau meningkatkan tawakal kita, disaat ada masalah bertubi-tubi ustadzah?
🌸Jawab:
Bunda, coba beberapa tips dibawah ini, supaya kita bisa lebih tawakkal :
✓ 1. Menguatkan Keyakinan Kita Pada Takdir Alloh ﷻ
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Alloh ﷻ telah mencatat (perihal) takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan penciptaan bumi." (HR. Muslim)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap Alloh ﷻ kehendaki pasti terjadi, dan setiap yang tidak Alloh ﷻ kehendaki tidak akan terjadi.“
✓ 2. Menyandarkan Hati Pada Alloh ﷻ dan Bukan Pada Sebab
Hati seharusnya merasa tenang dengan bersandar kepada Alloh ﷻ, dan bukan pada sebab. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa menggantungkan diri pada sesuatu, niscaya Alloh ﷻ akan menjadikan dia selalu bergantung pada hal tersebut.“ (HR. At-Tirmidzi)
Maksudnya, jika ia bergantung pada selain Alloh ﷻ maka Alloh ﷻ pun akan berlepas diri darinya dan membuat hatinya tergantung pada selain-Nya.
✓ 3. Meyakini Bahwa Alloh ﷻ Akan Memberikan Jalan Keluar
“Barangsiapa bertakwa kepada Alloh ﷻ niscaya Dia (Alloh ﷻ) akan mengadakan baginya yakni jalan keluar, serta memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.“ (QS. At-Thalaq : 2-3)
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Diana ~ Bogor
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Ustadzah, bagaimana cara agar tetap berprasangka baik kepada Alloh ﷻ?
Mengingat semua ujian dan cobaan yang Alloh ﷻ berikan semakin berat dan semakin besar.
Jika sudah berserah diri kepada Alloh ﷻ dan jika seandainya dalam keadaan tertidur wafat tanpa mengucap kalimat tauhid bagaimana Ustadzah?
Mengingat jika saya ada gangguan non medis untuk berbicara saja tidak bisa seakan mulut terkunci dan bicara dalam hati pun tidak bisa ustadzah.
Saya bingung dan tidak tahu harus bagaimana untuk menyikapi hal tersebut. Mohon solusinya ustadzah.
Terimakasih banyak sebelumnya.
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabaarokatuh.
Berprasangka baik pada Alloh ﷻ merupakan pengakuan seorang hamba pada Sang Pencipta bahwa apa saja yang sudah menjadi ketetapan Alloh ﷻ adalah baik bagi dirinya.
"Aku bersama prasangka hambaku dan Aku akan selalu bersamanya. Selama dia mengingat-Ku maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dengan begitu banyaknya, maka Aku akan mengingatnya lebih banyak darinya. Dan apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Dan apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari." (Riwayat Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Tirmidzi ).
Dalam surah al-Hujurat ayat 12 Alloh ﷻ berfirman, yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain. 'Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh ﷻ. Sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Dalam ayat tersebut jelas bahwa Alloh ﷻ telah perintahkan untuk menjauhi prasangka (kecurigaan) pada orang lain, karena kebanyakan prasangka bersifat destruktif dan membawa dosa.
Wallahu a'lam
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Tawakal itu pasrah disertai usaha.
"Seandainya kalian bertawakal kepada Alloh ﷻ dengan tawakal yang sebenarnya, maka sungguh Dia akan melimpahkan rezeki pada kalian, sebagaimana Dia melimpahkan rezeki pada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang."
(HR. Ahmad, at-tirmidzi, ibnu majah, ibnu hibban dan al-hakim dishahihkan oleh Al-albani).
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar