Minggu, 14 Juni 2020
NO BODY IS PERFECT
OLeH : Ibu Irnawati Syamsuir Koto
💘M a T e R i💘
Assalamualaikum...
Dari sekian banyak ciptaan-Nya yang telah Dia ciptakan, manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah Alloh ﷻ ciptakan dimuka bumi ini.
Sebagaimana yang telah Alloh ﷻ firmankan dalam surah A-Tin ayat 4 “Sesungguhnya Kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Memang dari sekian ribu ciptaan Alloh ﷻ yang ada, manusia-lah ciptaan-Nya yang paling sempurna, karena manusia diberikan oleh Alloh ﷻ segala komponen yang tidak dimiliki oleh ciptaan yang lainnya.
Manusia mengemban amanah yang berat karena kesiapannya untuk menjadi seorang manusia.
Dalam surah Al Baqarah ayat 30 Alloh ﷻ menyebut manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
Manusia diberikan oleh Alloh ﷻ akal yang dengannya manusia mempunyai kemampuan untuk berfikir, manusia juga diberikan oleh Alloh ﷻ nafsu, sebagai pembeda antara manusia dan malaikat.
Jika manusia mampu menggunakan anugrah yang diberikan tersebut dengan sebaik-baiknya, maka dia akan menjadi seorang pribadi yang luar biasa.
Untuk mencapai kesempurnaan dalam kehidupan seorang manusia, tentu bukan perkara yang mudah, sangat sulit bagi seorang manusia untuk mencapai kesempurnaan pada dirinya.
Karena apa?
Karena karunia yang Alloh ﷻ berikan kepada manusia sangatlah besar dan tidak pernah ada habisnya.
Dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang ada dimuka bumi ini, sangatlah mustahil bagi seorang manusia untuk dapat menguasai semua.
Tidak pernah bisa dan tidak pernah mungkin.
Walaupun dalam seumur hidupnya dihabiskan untuk mempelajari segala macam ilmu pengetahuan yang ada, niscaya ilmu itu tidak akan pernah ada habisnya.
Ilmu yang Alloh ﷻ berikan kepada manusia hanya 1% saja dari 100 % ilmu yang dimiliki oleh Sang Maha Pencipta. 1% yang diberikan itu jika dipelajari dari dari awal penciptaan alam semesta ini sampai hari kiamat kelak, maka niscaya tidak akan pernah ada habisnya.
Alloh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an,
“Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, dan sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan yang sebanyak itu (pula).“
(QS. Al Kahfi : 109)
Dalam KBBI, pengertian kata “sempurna” adalah utuh dan lengkap segalanya, tidak bercacat dan tidak bercela.
Mampukan seorang manusia untuk menjadi sempurna? Yang tidak ada cacat dan cela pada dirinya, saya kira tidak akan pernah bisa.
Karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Rasulullah ﷺ sebagai manusia yang paling sempurna dimuka bumi ini, sebagai kekasih Alloh ﷻ yang nur nya lah alam semesta ini diciptakan, bahkan pernah ditegur oleh Alloh ﷻ. (Untuk lebih jelasnya bisa dibaca surah Abasa juz 30).
Itu adalah Rasulullah ﷺ.
Lalu bagaimana dengan diri kita yang sering melakukan kesalahan dan kelalaian dalam setiap aktifitas keseharian kita, hampir dikatakan mustahil bagi kita semua untuk mencapai kesempurnaan.
🔷🌷🔷
Sahabat-sahabatku yang disayangi Alloh ﷻ...
Tidak usah berangan-angan untuk menjadi seseorang yang sempurna.
Cukup syukuri anugerah yang telah Alloh ﷻ berikan kepada diri ini, dan difungsikan dengan sebaik-baiknya, tanpa melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan, itulah cara terbaik kita untuk mensyukuri anugerah yang Alloh ﷻ berikan kepada diri kita.
Jika berbuat salah maka segeralah bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan tersebut, dan segeralah berbuat kebaikan, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
Maha Suci Alloh ﷻ yang telah menciptakan segenap makhluk dengan segala kekurangan dan kelemahan mereka.
Dialah satu-satunya Dzat yang memiliki kesempurnaan.
Dan sesungguhnya tiada satu makhluk pun di alam semesta ini kecuali pasti tidak sempurna dan lemah. Semuanya pasti memiliki sisi kekurangan.
Justru ketika ada yang sempurna, maka tentu itu bukanlah makhluk, karena sesungguhnya yang sempurna hanyalah Alloh ﷻ.
Dengan merelakan ketidaksempurnaan diri kita sebagai makhluk, dan memang demikianlah seharusnya, maka kita akan dapat menjalani hidup ini dengan semangat bersyukur dan bersabar, dan kita tidak perlu terbebani oleh sesuatu yang memang diciptakan bukan untuk kapasitas kita, melainkan melaksanakan apa yang ada di hadapan kita dengan niat pengabdian kepada Pencipta kehidupan ini.
Justru ketika kita dipaksa untuk menjadi sempurna, maka ketika itulah kita bisa menjelaskan bahwa kita bukanlah Tuhan, sama seperti makhluk lainnya.
Alloh ﷻ hanya memerintahkan kita untuk berbuat baik sesuai kemampuan yang dititipkan-Nya kepada kita, bukan memerintahkan kita untuk menjadi sempurna atau menghapus kekurangan kita sama sekali.
Sekuat apapun kita berusaha untuk menghindari kekurangan dan kesalahan dalam usaha kita, misalnya untuk tidak menyakiti siapapun, maka tetap saja di sana pasti ada kekurangan dan kesalahan, baik disadari ataupun tidak.
Kita tidak mungkin selalu benar, namun yang penting adalah usaha dalam mengikuti kebenaran.
Dan dengan mengakui ketidaksempurnaan diri kita sebagai manusia biasa, kitapun akan bisa hidup tenang dan nyaman sebagai apa adanya diri kita saat ini.
Yang penting adalah bahwa kita telah berusaha semampu kita untuk melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan oleh Alloh ﷻ.
🔷🌷🔷
Sholehah...
Dan jika memang kita ingin menghitung kekurangan dan kesalahan manusia, maka tentu itu akan membutuhkan waktu yang sangat panjang hingga bahkan akan tak berujung dan tidak ada habisnya.
Namun apalah gunanya menghabiskan waktu hanya untuk menghitung sesuatu yang tidak bermanfaat untuk diri kita sendiri, bahkan lebih cenderung berakibat dosa yang dibenci Alloh ﷻ.
Padahal menghitung kesalahan dan kekurangan akan banyak melahirkan prasangka-prasangka buruk yang membebani hati kita sendiri.
Dan ketika hati kita tidak lagi mampu menampung semua itu, kitapun akan terpaksa mengungkapkan dan mengumumkannya, bahkan tanpa kita sadari.
Padahal mengumumkan prasangka buruk pun juga tak akan mendatangkan solusi apapun, melainkan justru memperkeruh keadaan.
Jikapun kita ingin mengoreksi kesalahan, maka sesungguhnya syari’at Islam memerintahkan agar kita bersikap adil dan lurus dalam hal tersebut, dan bukan sekedar mengoreksi berdasarkan prasangka semata yang tanpa bukti.
Selain itu, dengan mengakui ketidaksempurnaan diri kita sebagai manusia, akhirnya kitapun tidak perlu sampai berangan-angan untuk memiliki apa yang bukan menjadi hak kita, hingga misalnya sampai menginginkan untuk bertukar posisi dengan orang lain, padahal sesungguhnya tiada yang membedakan antara beragam posisi atau kedudukan sosial di antara manusia melainkan perbedaan yang kasat mata belaka.
Sedangkan nilai yang membedakan di antara manusia di sisi Alloh ﷻ bukanlah perbedaan kasat mata tersebut, melainkan apa yang ada di dalam hati mereka masing-masing.
Sesungguhnya Alloh ﷻ tidak melihat kepada sikap dzahir hamba-Nya semata, melainkan justru lebih kepada sikap batin yang ada di dalam hati hamba tersebut.
Jadi, dengan demikian, kita pun akan terselamatkan dari sifat-sifat batin yang negatif yang mana justru merugikan diri kita sendiri, insyaa’Allaah.
Di samping itu, kita juga akan mendapat kemudahan untuk belajar menghargai orang lain yang juga memiliki kekurangan dan kelemahan.
Dan kita juga akan dipermudah dalam menerima segala koreksi atas kekurangan diri kita, dengan mengakui bahwa memang itulah kekurangan yang kita miliki, kemudian kita berusaha untuk memperbaikinya sesuai kemampuan kita.
Bila kita menuntut kesempurnaan dalam diri kita, tentu sampai kapanpun kita tidak akan bisa mencapainya, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah Azza Wajalla.
🔷🌷🔷
Sahabatku...
Memang benar...
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, semuanya pasti memiliki kekurangan masing-masing.
Tetapi, bukan berarti juga manusia harus tetap menjadi apa adanya, karena kita mempunyai hak bahkan untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Yang namanya perbaikan itu perlu, bahkan harus bila mana kita menyadari banyak kekurangan dalam diri ini. Karena kita akan semakin menjadi insan yang bernilai, baik dimata Alloh ﷻ ataupun dimata insan lainnya, disaat kita sendiri mampu memperbaiki apa-apa yang menjadi kekurangan diri.
Melakukan perbaikan diri yang tiada henti memang tidak menjamin kita akan mencapai sempurna, tetapi setidaknya kita sudah lebih baik dari masa kemaren dan hidup kita pastinya akan lebih bermakna.
Dan bila diri ini senantiasa kita perbaiki, maka tentu kebaikan akan senantiasa menghampiri.
Sebab, bila diri selalu kita terjaga dengan baik, entah hati, pikiran, mata, dan sebagainya maka tentu berbagai macam kebaikan pun akan Alloh ﷻ haturkan kepada kita.
Karena kebaikan hidup itu kita yang menciptakannya, yaitu dimulai dari pandainya kita untuk terus-menerus mengasah diri agar tidak menjadi insan yang hanya seadanya.
Dengan demikian, tentu Alloh ﷻ akan selalu menyandingkan kita dengan kebaikan-Nya.
Jadi kuncinya bila mana kita menginginkan hidup kita selalu dikelilingi oleh kebaikan, jangan bosanlah melakukan perbaikan, karena semakin diri kita baik maka semakin pula Alloh ﷻ akan menambahkan kebaikan-Nya kita.
Dan jika kita sudah berusaha hingga titik akhir kesanggupan kita untuk memperbaiki, maka kitapun tidak perlu lagi merasa bersalah dan bersedih ketika kita masih saja tidak mampu melaksanakan semua dengan sebaik-baik keinginan.
Demikian dari saya malam ini, majelis saya kembalikan ke mba Hanny yang Setia dampingi saya.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,
1. Bu, bagaimana dengan orang-orang yang memaksakan diri untuk menjadi sempurna?
2. Dan bagaimana bu bila Percaya Diri berlebih untuk menutupi dari kekurangan diri?
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
1. Mau nyaingin Allah? Kalau untuk menjadi sempurna itu hanyalah hal sia-sia saja, karena tidak akan pernah manusia itu sempurna.
Tapi jika berusaha sebaik-baiknya silakan saja, dan memang kita dituntut melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya. Bukan asal-asalan saja.
2. Segala sesuatu yang berlebihan itu pasti tidak baik dan akan memicu semakin merasa rendah diri, seperti halnya ibadah jika diforsir akan mempermudah untuk futur. Jadi berlakulah sewajarnya. Yang penting lakukan yang terbaik dari apa yang ada padamu.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ Frin ~ Surabaya
Ibu Irna...
Ketika kita sudah merasa berusaha semaksimal kemampuan kita hingga titik akhir kesanggupan kita untuk memperbaiki diri, tapi masih ada orang lain yang belum bisa menerima kita. Terus bagaimana sikap kita ibu?
Mohon pencerahannya.
🔷Jawab:
Mba ku...
Berbuatlah karena Alloh ﷻ, jika kalau kita berharap diterima oleh semua orang itu tidak akan mungkin, mustahil, sebaik-baiknya kita pasti akan ada yang menyalahkan kita. Lihatlah para ulama kita, mereka orang baik, banyak ilmu, banyak amal tapi tetap saja masih salah dimata manusia. Apalagi kita yang ilmunya masih belum seujung kuku, yang amalan belum sebesar debu.
Jadi berbuatlah karena kita ingin meraih Ridho Allah azza wajalla semata. Dengan tuntunan Al Qur'an dan hadist Rasulullah ﷺ.
Wallahu a'lam
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Sahabat-sahabatku...
Kesempurnaan benar-benar hanyalah milik Allah semata. Kita manusia yang diciptakan dilengkapi dengan akal pikiran, hawa nafsu adalah ladangnya kekhilafan.
Benar Allah menyatakan kita diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, tapi maksudnya adalah disempurnakan dengan Akal dan hawa nafsu bukan sempurna tanpa salah dan dosa, tanpa cacat dan cela.
Jadi saat orang lain berbuat salah maka jangan umbar kemarahanmu, tapi pahamilah bahwa mereka juga manusia, persis sama seperti kita, banyak salah mereka, mungkin akan lebih banyak salah kita dimata mereka.
Tidak ada yang sempurna dimuka bumi ini kecuali Allah azza wajalla semata.
Demikian dari saya, mohon maaf atas salah-salah kata selama bermajelis disini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar