Minggu, 14 Juni 2020
ISILAH HATIMU
OLeH : Ibu Irnawati Syamsuir Koto
💎M a T e R i💎
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sahabat-sahabatku...
Sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal darah,
apabila segumpal darah itu baik maka seluruh tubuhnya pun akan baik,
tetapi kalau segumpal darah itu rusak maka seluruh tubuhnya pun akan rusak, itulah yang dinamakan HATI.
Baik dan buruknya manusia itu ditentukan oleh keadaan hatinya.
Orang yang ingin menjadi hamba Allah ﷻ yang baik maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan memperbaiki dan membersihkan hatinya.
Orang tidak mungkin dapat memperbaiki hatinya apabila ia tidak mau mengenal apa itu hati serta hakikat sifat-sifatnya yang menjadi dasar manusia untuk menuju ke Tuhannya.
Keutamaan manusia dari makhluk-makhluk lain adalah karena manusia diberi kelebihan untuk bisa beserta dan mengenal kepada Allah ﷻ, sehingga dengan pengalaman pengenalannya itu manusiapun memperoleh kebaikan, kemuliaan, kesempurnaan, kepastian dan kebanggan di dunia ini yang menjadi bekal dan simpanan berharga baginya di akhirat kelak.
Kesediaan manusia satu-satunya untuk beserta dan mengenal kepada Allah ﷻ adalah dengan hatinya bukan dengan akal ataupun anggota badan lainnya (jasmani atau zahir).
Sebagaimana keimanan, kekufuran juga memiliki pilar.
Dalam Kitab Fawaidul Fawaid, Ibn Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan empat pilar kekufuran, yaitu sombong, dengki, marah dan syahwat.
Kita akan coba bahas satu persatu malam ini.
💎Pertama, SOMBONG
Kesombongan menghalangi hamba untuk bersikap tunduk dan patuh. Seperti Iblis laknatullah alayh, yang menolak perintah bersujud kepada Adam.
Dalam konteks Iblis ini, kesombongan dipicu oleh perasaan diri lebih baik, sementara pada saat yang sama ada perintah dari penciptanya. Perasaan diri lebih baik dari yang lain, menjadikan Iblis gagal memahami pentingnya menjalankan perintah Allah ﷻ dengan segera, bahkan terdorong untuk menentang perintah-Nya.
Oleh karena itu, Allah ﷻ mengingatkan umat Islam untuk menjauhi sifat angkuh.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18).
Dengan kata lain, siapa yang ingin bisa menjadi Mukmin yang benar, ia mesti membuang sifat sombong dalam dirinya. “Apabila kesombongan telah dikalahkan, maka mudah bagi seseorang untuk mematuhi aturan,” tegas Ibn Qayyim Al-Jauziyah.
💎Kedua, DENGKI
Sifat dengki menjadikan seseorang ogah menerima kebenaran. Dalam kasus dengki ini Bani Israil adalah kelompok manusia yang paling suka memeliharanya.
بِئْسَمَا اشْتَرَوْاْ بِهِ أَنفُسَهُمْ أَن يَكْفُرُواْ بِمَا أنَزَلَ اللّهُ بَغْياً أَن يُنَزِّلُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ عَلَى مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَآؤُواْ بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ
“Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.” (QS. Al-Baqarah: 90).
Orang-orang Yahudi menjual kebenaran dengan kebathilan serta menyembunyikan apa yang dibawa Muhammad Shallallahu Alayhi Wasallam dan enggan untuk menjelaskannya.
Ibn Katsir pun menegaskan bahwa perbuatan Yahudi itu disebabkan kedurhakaan, kedengkian dan kebencian karena tidak rela kepada karunia yang Allah kehendaki kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alayhi Wasallam. “Dan, tidak ada kedengkian yang lebih buruk daripada kedengkian Yahudi ini,” tegas Ibn Katsir dalam tafsirnya.
Atas dasar itulah, sangat penting bagi setiap Muslim membuang sifat dengki ini. “Apablia kedengkian telah dihilangkan, maka mudah bagi seseorang untuk menerima nasihat dan melaksanakannya,” ungkap Ibn Qayyim Al-Jauziyah.
💎Ketiga, MARAH
Marah menghambat seorang Muslim memiliki sifat adil dan tawadhu (rendah hati), sehingga dirinya dikuasai oleh hawa nafsu.
Ibn Qayyim memberikan penjelasan bahwa, “Kemarahan, yang erat kaitannya dengan kebencian, sifat ini bisa dihilangkan dengan mengenal diri sendiri, dan menyadari bahwa kita tidak berhak marah dan dendam terhadap orang lain hanya karena memenuhi tuntutan nafsu semata. Sebab, sikap yang demikian itu menunjukkan lebih diutamakannya sikap ridha dan benci karena hawa nafsu, daripada ridha dan benci karena Allah ﷻ.”
Oleh karena itu, satu pesan penting Nabi Muhammad Shallallahu Alayhi Wasallam kepada kita adalah jangan marah. “Jangan marah, maka bagimu surga.” (HR.Thabrani).
💎Keempat, SYAHWAT
Mengendalikan syahwat akan memudahkan seseorang untuk bersabar, memelihara diri dan beribadah.
Cara mengatasi sifat buruk ini adalah dengan mendalami ilmu dan pengetahuan yang benar tentang Allah ﷻ. Sebab, menuruti syahwat dan nafsu merupakan penghalang utama untuk meraih ilmu dan pengetahuan. Sedangkan mengekang syahwat dan nafsu merupakan faktor utama untuk meraih ilmu dan pengetahuan.
“Jika Anda membuka pintu syahwat, berarti Anda menghalangi diri Anda untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Sebaliknya, jika Anda menutup pintu syahwat, berarti Anda membiarkan diri Anda secara penuh untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,” papar Ibn Qayyim Al-Jauziyah.
Empat pilar kekufuran ini sungguh membutuhkan mujahadah yang kuat untuk menghilangkannya dalam hati kita.
🌸🌷🌸
Ibn Qayyim berkata, “Sungguh, melenyapkan gunung dari tempatnya lebih mudah daripada melenyapkan keempat perkara tersebut dari dalam hati seseorang yang sudah terjangkitinya. Terlebih lagi jika keempatnya telah menjadi sikap, tabiat, dan sifat yang telah melekat pada diri seseorang.”
Apabila pilar kesombongan tumbang maka akan mudah baginya untuk tunduk.
Apabila pilar kedengkian tumbang maka akan mudah baginya menerima nasihat atau menyampaikannya.
Apabila pilar amarah tumbang akan mudah baginya bersikap adil dan tawadhu’. Dan apabila pilar syahwat (keinginan jiwa) tumbang maka akan mudah baginya untuk sabar, menjaga kehormatan, dan beribadah.
Dan sungguh, bergesernya gunung dari tempatnya lebih mudah dari bergesernya empat perkara tersebut dari orang yang terjangkitinya.
Terlebih bilamana keempatnya telah menjadi bangunan yang kokoh, karakter serta sifat yang mapan. Jika demikian maka amalnya tidak akan tegak sama sekali selama sifat itu menyertainya, tidak pula jiwanya akan suci selama ia menyandangnya.
Setiap kali ia sungguh-sungguh dalam beramal maka keempatnya akan merusaknya, dan seluruh problem itu lahir dari keempatnya.
Jika yang demikian telah mapan dalam kalbu, itu akan memperlihatkan kepadanya kebathilan dalam penampilan yang benar dan sebaliknya kebenaran dalam penampilan kebathilan, yang baik dalam penampilan yang mungkar dan yang mungkar dalam penampilan yang baik.
Dunia pun mendekatinya dan akhirat menjauhinya.
Apabila engkau perhatikan kekafiran umat-umat terdahulu, engkau akan dapati bahwa itu bermula darinya dan atas dasar itu pula azab menimpa.
Ringan dan kerasnya azab pun tergantung kepada ringan ataupun kuatnya keempat perkara tersebut.
Maka barangsiapa membuka peluang untuknya berarti ia telah membuka segala pintu kejelekan, cepat maupun lambat.
Dan barangsiapa tidak memberinya peluang untuk dirinya berarti ia telah menutup pintu-pintu kejelekan atas dirinya.
Karena keempatnya menghambat dari keikhlasan, ketundukan, taubat, menerima kebenaran, memberi nasihat untuk muslimin serta tawadhu’ kepada Allah ﷻ meskipun makhluk.
🌸🌷🌸
Sumber keempatnya adalah kebodohan seseorang terhadap hakikat dirinya. Karena sesungguhnya bila dia tahu Rabbnya dengan sifat-sifat kesempurnaan dan keagungan-Nya serta tahu tentang dirinya dengan berbagai kekurangan dan cacatnya, tentu dia tidak akan marah demi jiwanya dan tidak akan iri kepada seorangpun atas apa yang Allah ﷻ karuniakan kepadanya.
Karena sejatinya dengki adalah salah satu bentuk permusuhan terhadap Allah ﷻ, sebab dia tidak menyukai nikmat Allah ﷻ kepada seorang hamba padahal Allah ﷻ menyukainya. Ia suka bila nikmat tersebut hilang dari hamba itu sementara Allah ﷻ membencinya. Berarti, ia menentang Allah ﷻ pada qadha dan qadar-Nya serta pada kecintaan serta kebencian-Nya. Oleh karenanya iblis adalah musuh-Nya yang sebenar-benarnya, karena dosanya disebabkan sombong dan dengki.
Maka mencabut dua sifat ini adalah dengan cara mengenal Allah ﷻ dan mentauhidkan-Nya, ridha kepada-Nya, dan kembali kepada-Nya.
Sedang mencabut sifat amarah adalah dengan cara mengenal hakikat dirinya dan bahwasanya dirinya tidak punya hak dibela dengan kemarahan, tidak pantas membalas dendam demi dirinya.
Karena yang demikian berarti mengutamakan jiwanya dengan rasa ridha kepadanya, marah demi jiwanya yang mengalahkan hak pencipta-Nya.
Dan cara yang termanjur untuk menepis cacat ini adalah dengan cara membiasakan jiwanya marah karena Allah ﷻ dan ridha karena-Nya.
Sehingga sedikit saja dari kemarahan atau ridha karena Allah ﷻ masuk kepadanya maka ia bertindak dengannya sebagai ganti kemarahan dan keridhaan demi jiwanya.
Adapun syahwat (keinginan jiwa) maka obatnya adalah ilmu yang benar serta menyadari bahwa memenuhi syahwatnya merupakan salah satu sebab terhambatnya dia dari kesenangan jiwanya. Dan pembelaannya terhadap syahwatnya termasuk sebab terbesar tersambungnya sebab itu dengan segala keinginan jiwanya.
Sehingga setiap kali engkau membuka pintu syahwat pada jiwamu berarti engkau sedang berusaha menghambat jiwamu dari kesenangan jiwamu yang (hakiki).
Dan setiap kali engkau tutup pintu tersebut artinya engkau sedang mengantarkannya kepada kesenangan jiwa dengan sesempurna-sempurnanya.
Adapun amarah itu sesungguhnya bagaikan binatang buas. Jika sang pemilik melepaskannya maka ia akan memakannya.
Sementara syahwat itu bagaikan api, bila pemiliknya menyalakannya maka akan membakarnya. Sombong mu itu bagaikan merebut kerajaan dari seorang raja, bila si raja tidak membunuhmu maka dia akan mengusir mu dari kerajaannya.
Dan hasad bagaikan memusuhi orang yang lebih kuat darimu. Orang yang bisa mengalahkan syahwat dan amarahnya maka setan akan takut walaupun dari bayangannya.
Namun barangsiapa dikalahkan oleh syahwat dan amarahnya, dia akan takut dengan khayalannya.
Untuk itu, mari kita berdoa kepada Allah ﷻ dan bermujhadah sepenuh hati agar Allah jauhkan empat sifat buruk tersebut yang menjadikan seorang Muslim terjerembab pada kekufuran, yang merupakan awal dari kesengsaraan dunia-akhirat.
Wallahu a’lam.
Sumber kitab Al-Fawa`id
Demikian malam ini, semoga bermanfaat.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum,
Bu, menjelang ramadhan ini pasti berlomba-lomba untuk memperbaiki diri di bulan yang punuh ampunan ini. Misal dengan memperbanyak sedekah, tilawah di banyakin, puasa juga.
Nah,,,
Masalahnya setelah selesai ramadhan semua yang dilakukan selama ramadhan itu nyatanya berlalu begitu saja berkurang segala amalan dan tindakan tersebut, bahkan sama sekali hilang.
Bagaimana bu biar tetap istiqomah apapun itu dalam kebaikan walau tidak di bulan ramadhan saja?
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,
Menjaga Iman, kalau kita mampu menjaga Iman maka semua akan terkelola dengan baik, amalan, tingkah laku, semua akan terkendali.
Tapi jika kita tidak mampu memelihara Iman. Jangan berharap bisa memelihara semuanya.
Wallahu a'lam.
0️⃣2️⃣ Frin ~ Surabaya
Dari ke 4 kekufuran itu ada 1 yang menurut saya kurang bisa memahami yaitu marah kadang ada hal yang membuat kita marah tapi berusaha menahan marah itu. Tapi efeknya di hati rasanya tidak nyaman, tidak tenang, sakit. Bagaimana ya Ibu untuk mengatasinya?
Mohon pencerahan ibu biar hati ini bisa tawadhu.
🌸Jawab:
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sebenarnya marah itu hal yang manusiawi meski itu hal terlarang, dan sangat sulit oleh karena itulah bagi orang yang mampu mengendalikan amarah maka ganjaran baginya adalah SURGA.
Pengendalian emosi dan juga mengikhlaskan takdir IIlahi adalah inti dari semua itu. Jika emosi kita terkendali maka kemarahan akan mampu kita redam dan jika diiringi dengan keikhlasan maka rasa sakit tidak akan kita rasakan karena kita sadar takdir Allah ﷻ telah jatuh untuk kita dengan cara-Nya. Pasti sulit karena ganjaran tidak main-main yaitu SURGA. Karena itu kita harus belajar. Mencontoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana beliau mampu menahan amarah saat pribadi beliau dihina, dicaci maki, diancam.
Wallahu a'lam.
0️⃣3️⃣ F ~ Turki
Ada pepatah; "Rumput Tetangga Lebih Hijau", serta hadis yang membolehkan untuk dengki. Namun dengki itu identik dengan hal negatif.
Maka, bagaimana supaya dengkinya pada hal-hal positif dan tidak jatuh pada kedengkian negatif?
Terimakasih, Ustadzah.
🌸Jawab:
Pahami hadistnya. Dan boleh dengki itu kepada siapa?
Dengki disini dibolehkan karena dengan rasa dengki itu kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan. Bukan dengki asal dengki saja. Hasad atau dengki disebut dengan ghibthoh.
Ghibthoh adalah berangan-angan agar mendapatkan nikmat seperti yang ada pada orang lain tanpa mengharapkan nikmat tersebut hilang.
Jadi tolong pahami lebih dalam apa makna hadist tersebut agar tidak salah mengerti.
0️⃣4️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Uni,
Dalam satu komunitas, A memang paling mumpuni. Semua kegiatan berlangsung dengan sempurna jika dia ada. Jika dia berhalangan, pasti ada kurangnya. A ngelus dada karena pada akhirnya dia merasa tidak ada guna banyak orang jika tidak mampu bergerak seperti dirinya.
Apakah ini sudah menunjukkan kesombongan A?
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam mba qu,
Wallahu a'lam dia sombong atau tidak, tapi kalau saya lihat dari alur kata-kata penjelasan di atas, dia mengelus dada, jadi sebenarnya bukan dia yang menyombongkan diri tapi memang kondisinya seperti itu, dan dia kecewa. Dia merasa sendiri meski banyak orang lain di sekelilingnya.
Wallahu a'lam.
0️⃣5️⃣ Sifa ~ Bogor
Assalammualaikum warohmatulahi wabarokatu
Bismilahhirohmanirohim,
Misalnya B berbicara saya kalau sudah punya ingin sombong ingin ngebayar omongan orang-orang yang mengangap kalau saya itu tidak bisa. Apakah boleh kita setelah mempunyai segala sesuatu untuk di sombongkan?
Sebenarnya hanya ingin menunjukan atau membuktikan bahwa si B itu bisa apakah itu termasuk sombong?
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,
Tidak boleh ada kesombongan sedikit di hati manusia beriman.
Pembuktian?
Apa yang akan dibuktikan?
Semua karena izin Allah ﷻ, pencapaian bukan karena pintarnya kita, tapi karena rahmat Allah ﷻ, karena kehendak Allah ﷻ, karena ridho Allah ﷻ. Tanpa itu tidak akan ada pencapaian apapun.
Menyatakan diri mampu karena berusaha, itulah kesombongan!!!!
Cukup manusia melihat kita bisa. Tidak perlu menepuk dada.
Wallahu a'lam.
0️⃣6️⃣ Yuli ~ Jombang
Assalamualaikum,
Ada seseorang yang berkata, aku bisa mengajar di Universitas A, bisa membuka usaha bimbingan belajar, semua karena usaha ku sendiri.
Apakah perkataan tersebut bisa dibilang sombong?
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,
Sombong terhadap Allah ﷻ.
Maka beristighfarlah, memohon ampunan-Nya.
Kepintaran tak ada gunanya jika Allah ﷻ tidak mengizinkan sesuatu itu terjadi.
Pernah dengar kabar tidak begitu banyak orang-orang hebat dan pintar gagal di dalam hidupnya?
Begitu banyak uji coba penemuan-penemuan oleh orang hebat gagal?
Namun jika Allah ﷻ mengizinkan semua akan berlaku. Banyak orang-orang sukses malah bukan berasal dari kaum terpelajar. Banyak penemuan berhasil malah dari anak-anak yang baru belajar.
Itulah jalan kehidupan. Kita bukan siapa-siapa jika tiada Allah ﷻ menyertai kita.
Wallahu a'lam.
0️⃣7️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum Bund,
Kalau kita ingin terhindar dari penyakit hati terutama ada syahwat kan yah, kita harus taat dan benar-benar taat sama Allah ﷻ harus mentauhidkan Allah ﷻ agar penyakit syahwat ini tidak timbul, tapi bun rasanya ko Fitri tuh susah sekali ngilangin syahwat dari hati bapernya tuh berlebihan sangat kalau sudah baca-baca novel romance atau liat artis-artis ganteng...
Beh...paling-paling itu tuh, padahal insya Allah Fitri menjalankan kewajiban sholat, baca Qur'an, sholat sunnah kadang Fitri kerjain insya Allah ﷻ lah lagi berusaha semoga istiqomah tapi kenapa Fitri tuh tidak bisa ngilangin syahwat Fitri ini bun. Kenapa apa ada yang salah sama diri Fitri kenapa iman Fitri tuh cepat goyah, bagaimana bun?
2. Kalau kita dala. masa suci kan kita rajin beribadah, nah kalau lagi haid kita meninggalkan buat sementara jika semasa haid itu kita baca novel yang menimbulkan syahwat atau baper berkelebihan nah amal kita semasa sebelum haid bakal ikutan gugur tidak sih bun?
Minta penjelasanya bun.
Terimakasih
🌸Jawab:
Wa'alaikumussalam,
1. Usia muda, itu masih wajar jika seperti itu, karena gejolak dari dalam memang seperti itu.
Namun, wajar bukan berarti harus dibiarkan, semua itu harus dilawan. Tinggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi kita, hati-hati ada peringatan dari Allah ﷻ bahwa kita akan dikumpulkan dengan yang kita cintai dan senangi diakhirat kelak, tahu sendiri kan kalau artis arti itu bagaimana? Apalagi itu oppa-oppa Korea sudah jelas tempat mereka nanti dimana kalau mereka tidak taubat. Mau bareng mereka di sana?
Cara ngilangin syahwat dan noda-noda dosa adalah dengan TAUBAT dan ISTIGHFAR. Alihkan semua kegiatan yang sia-sia kepada yang bermanfaat. In syaa Allah lama-lama nanti syahwat kepada novel dan artis-artis itu perlahan lahan akan berkurang.
2. Amal baik tidak akan gugur, cuma saat penimbangan nanti takutnya amal buruk lebih banyak dari amal baik, kita tidak pernah diperintahkan untuk membaca selain dari hal yang baik-baik, disunnahkan membaca dzikir dan buku-buku Islami jika sedang haid dan jika mengambil pendapat yang melarang untuk baca Qur'an, maka alihkan bacaan Qur'an kepada buku-buku Islam, bukan kepada hal-hal yang melalaikan hati.
Wallahu a'lam.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Sahabat-sahabatku... Saudari seiman...
Hatilah yang dapat mengetahui dan mengenal Allah ﷻ,
Hatilah yang mendekat kepada-Nya,
Hatilah yang bekerja karena-Nya dan
Hatilah yang berjalan kepada-Nya,
Hati pulalah yang menyingkap rahasia-rahasia apa saja yang ada di sisi Allah ﷻ.
Sesungguhnya hati adalah Raja atau Panglima dan anggota badan itu hanyalah sebagai prajurit atau pelayan atau alat yang dipakai oleh hati, seperti tuan dengan budaknya atau tukang dengan perkakasnya.
Maka hatilah yang kelak diterima di sisi Allah ﷻ apabila terhindar dari hal-hal yang selain Allah ﷻ. Sebaliknya hati pulalah yang terdinding dari Allah ﷻ apabila ia tenggelam dengan hal-hal yang selain Allah ﷻ.
Hatilah yang akan dituntut, dicerca dan dijadikan sasaran. Hati pulalah yang berbahagia bila ia selalu mendekat kepada Allah ﷻ.
Akan menanglah orang-orang yang mensucikan hatinya dan akan celakalah bagi orang-orang yang selalu mengotori hatinya.
Hatilah yang pada hakikatnya ta'at kepada Allah ﷻ, sedangkan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh anggota badan adalah pantulan dari cahaya hati yang bersih. Karenanya isilah hati dengan hal-hal yang bersih.
Demikian semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kata-kata yang salah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar