Minggu, 14 Juni 2020
FITRAH SEKSUALITAS
OLeH : Bunda Ifat Latifah
💘M a T e R i💘
🌸FITRAH SEKSUALITAS
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa
dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Menumbuhkan Fitrah ini banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada
Ayah dan Ibu. Pengertian fitrah seksualitas adalah membangkitkan, menumbuhkan
dan merawat fitrah sesuai gendernya.
Seorang laki-laki merasa, berfikir, bertindak dan bersikap sebagai laki-laki,
begitupun seorang perempuan.
◾Prinsip 1
Fitrah seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan anak sejak
lahir sampai usia15 tahun dengan figur ayah dan ibu secara utuh dan
seimbang.
◾Prinsip 2
Ayah berperan memberikan suplai maskulinitas dan ibu memberikan suplai
femininitas. Anak-anak laki-laki mendapatkan suplai 75% maskulinitas, dan
25% femininitas, sedangkan anak perempuan 75% femininitas dan 25%
maskulinitas.
◾Prinsip 3
Penumbuhan fitrah seksualitas yang paripurna, melahirkan lelaki yang
mempunyai peran keayahan sejati dan perempuan yang berperan kebundaan
sejati. Mereka memiliki akhlak yang mulia terhadap pasangan dan
keturunannya.
Jika anak kehilangan sosok ayah atau bunda, maka harus dicarikan figur pengganti dari
keluarga atau komunitas.
Riset banyak membuktikan bahwa anak-anak yang tercerabut dari
orang tuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, dan lain-lain akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, sejak perasaan terasing (anxiety),
perasaan kehilangan kelekatan atau attachment, sampai kepada depresi. Kelak
ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas seperti homoseksual,
membenci perempuan, curiga pada hubungan dekat dan sebagainya.
Jadi dalam mendidik fitrah seksualitas, figur ayah ibu senantiasa harus
hadir sejak lahir sampai Aqil Baligh.
Sedangkan dalam proses pendidikan
berbasis fitrah, mendidik fitrah seksualitas ini memerlukan kedekatan yang
berbeda-beda untuk tiap tahap.
🔸Usia 0-2 tahun, anak lelaki dan perempuan didekatkan pada ibunya karena
ada menyusui, diusia 3-6 tahun anak lelaki dan anak perempuan harus dekat
dengan ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional
apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3
tahun.
Kedekatan paralelini membuat anak secara imaji mampu membedakan
sosok lelaki dan perempuan, sehingga mereka secara alamiah paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, cara berpakaian
maupun cara merasa, berfikir dan bertindak sebagai lelaki atau sebagai
perempuan dengan jelas. Egosentris mereka harus bertemu dengan identitas
fitrah seksualitasnya, sehingga anak diusia 3 tahun dengan jelas mengatakan
"saya perempuan" atau "saya lelaki".
Bila anak masih belum atau tidak jelas menyatakan identitas gender diusia
ini (umumnya karena ketiadaan peran ayah ibu dalam mendidik) maka potensi
awal homoseksual dan penyimpangan seksualitas lainnya sudah dimulai.
🔸Ketika usia7-10 tahun, anak lelaki lebih didekatkan kepada ayah, karena
diusia ini egosentrisnya mereda bergeser ke sosiosentris, mereka sudah punya
tanggungjawab moral, kemudian disaat yang sama ada perintah Sholat.
Maka bagi para ayah, tuntun anak untuk memahami peran sosialnya,
diantaranya adalah sholat berjamaah, berkomunikasi secara terbuka, bermain
dan bercengkrama akrab dengan ayah sebagai aspek pembelajaran untuk
bersikap dan bersosial kelak, serta menghayati peran kelelakian dan peran
keayahan dipentas sosial lainnya.
Wahai para Ayah, jadikanlah lisan anda sakti dalam narasi kepemimpinan dan cinta, jadikanlah tangan anda sakti dalam urusan kelelakian dan ke ayahan. Ayah harus jadi lelaki pertama yang dikenang anak-anak lelakinya dalam peran seksualitas kelelakiannya. Ayah pula yang menjelaskan pada anak lelakinya tata cara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma bagi seorang lelaki.
Begitupula anak perempuan didekatkan ke ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit. Maka wahai para ibu jadikanlah tangan anda sakti dalam merawat dan melayani, lalu jadikanlah kaki anda sakti dalam urusan keperempuanan dan keibuan.
Ibu harus jadi wanita pertama hebat yang dikenang anak-anak perempuannya dalam peran seksualitas keperempuanannya. Ibu pula orang pertama yang harus menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan. Jika sosok ayah ibu tidak hadir pada tahap ini, maka inilah pertanda potensi homoseksual dan kerentanan penyimpangan seksual semakin menguat.
Lalu bagaimana dengan tahap selanjutnya, usia 10-14? Nah inilah tahap kritikal, usia dimana puncak fitrah seksualitas dimulai serius menuju peran untuk kedewasaan dan pernikahan.
Di tahap ini secara biologis, peran reproduksi dimunculkan oleh Alloh ﷻ secara alamiah, anak lelaki mengalami mimpi basah dan anak perempuan mengalami menstruasi pada tahap ini. Secara syahwati, mereka sudah tertarik dengan lawan jenis.
Maka agama yang lurus menganjurkan pemisahan kamar lelaki dan perempuan, serta memberikan warning keras apabila masih tidak mengenal Tuhan secara mendalam pada usia 10 tahun seperti meninggalkan sholat. Ini semua karena inilah masa terberat dalam kehidupan anak, yaitu masa transisi anak menuju kedewasaan termasuk menuju peran lelaki dewasa dan ke ayahan bagi anak lelaki, dan peran perempuan dewasa dan keibuan bagi anak perempuan.
Maka dalam pendidikan fitrah seksualitas, di tahap usia 10-14 tahun, anak lelaki didekatkan ke ibu, dan anak perempuan didekatkan ke ayah. Apa maknanya?
Anak lelaki didekatkan ke ibu agar seorang lelaki yang di masa balighnya sudah mengenal ketertarikan pada lawan jenis, maka di saat yang sama harus memahami secara empati langsung dari sosok wanita terdekatnya, yaitu ibunya,
bagaimana lawan jenisnya harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari
kacamata perempuan bukan kacamata lelaki. Bagian anak lelaki, ibunya harus
menjadi sosok wanita ideal pertama baginya sekaligus tempat curhat baginya.
Anak lelaki yang tidak dekat dengan ibunya ditahap ini, tidak akan pernah
memahami bagaimana memahami perasaan, fikiran dan pensikapan
perempuan dan kelak juga istrinya. Tanpa ini, anak lelaki akan menjadi lelaki yang
tidak dewasa, atau suami yang kasar, egois dan sebagainya.
Pada tahap ini, anak perempuan didekatkan ke ayah agar seorang
perempuan yang dimasa balighnya sudah mengenal ketertarikan pada lawan
jenis, maka disaat yang sama harus memahami secara empati langsung dari
sosok lelaki terdekatnya, yaitu ayahnya, bagaimana lelaki harus diperhatikan,
dipahami dan diperlakukan dari kacamata lelaki bukan kacamata perempuan.
Bagi anak perempuan, ayahnya harus menjadi sosok lelaki ideal pertama
baginya sekaligus tempat curhat baginya. Anak perempuan yang tidak dekat ayahnya ditahap ini, kelak berpeluang
besar menyerahkan tubuh dan kehormatannya pada lelaki yang dianggap dapat menggantikan sosok ayahnya yang hilang dimasa sebelumnya.
Semoga kita dapat merenungi mendalam dan menerapkannya dalam
pendidikan fitrah seksualitas anak-anak kita,agar anak-anak lelaki kita tumbuh
menjadi lelaki dan ayah sejati, dan agar anak-anak perempuan kita tumbuh
menjadi perempuan dan ibu sejati.
Agar para propagandis homoseksualitas tidak lebih pandai menyimpangkan
fitrah seksualitas anak-anak kita daripada kepandaian kita menumbuhkan fitrah
seksualitas anak-anak kita. Agar ahli kebathilan gigit jari berputus asa, karena kita
lebih ahli dan berdaya mendidik fitrah anak-anak kita.
💎Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas
1. Usia 0-2 tahun
Dekatkan anak dengan ibunya. Pada usia 0-2 tahun, anak masih menyusu pada ibunya. Menyusui adalah pondasi penguatan konsepsi semua fitrah.
2. Usia 3-6
Pada tahapan ini penguatan konsepsi gender dengan penggambaran
positif gender masing-masing. Anak laki-laki dan perempuan harus didekatkan
dengan kedua orang tuanya. Indikator pada tahapan ini adalah anak dapat
menyebutkan dengan jelas dan bangga dengan gendernya diusia tiga tahun.
3. Usia 7-10
Penyadaran potensi gender dengan aktivitas yang relevan dan beragam
sesuai gendernya.
Ayah mengajak anak laki-laki berperan dan beraktivitas sebagai laki-laki di
kehidupan sosialnya. Termasuk menjelaskan tentang mimpi basah, fungsi
sperma, dan lain-lain.
Ibu mengajak anak perempuan beraktivitas sebagai perempuan di kehidupan
sosialnya. Dijelaskan tentang menstruasi, dan lain-lain.
Indikator pada tahap Ini, anak laki-laki mengagumi ayahnya dan anak
perempuan mengagumi ibunya.
4. Usia 11-14 (pre aqil baligh)
Tahap Pengujian. Eksistensi Melalui Ujian Di Kehidupan Nyata.
Anak Laki-laki-laki didekatkan dengan ibunya dan memahami cara pandang
perempuan (ibunya).
Anak Perempuan Di Dekatkan Dengan Ayahnya Dan
memahami cara pandang laki-laki (ayahnya).
Indikator pada tahapan ini adalah persiapan dan keinginan mereka menjadi ayah bagi
anak laki-laki dan menjadi ibu bagi anak perempuan.
5. Usia15 tahun
Penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga berperan ke ayah bundaan.
Pada tahapan ini anak sudah dibebani beban syariah, dan berubah statusnya
menjadi mitra orang tua. Anak sudah siap berperan sebagai ayah dan bunda
sejati.
💎Tahapan Fitrah Penumbuhan Seksualitas
√ 0-2 tahun
Dekatkan dengan Ibu (ASI)
√ 3-6 tahun
Dekatkan dengan kedua orang tua.
√ 7-10 tahun
Dekatkan sesuai gender:
Anak perempuan dengan ibu.
Anak laki-laki dengan ayah.
√ 11-14 tahun
Dekatkan lintas gender:
Anak perempuan dengan ayah.
Anak laki-laki dengan ibu.
√ >15 tahun
Usia aqil baligh, anak sudah siap berperan menjadi ayah bunda sejati.
💎Prinsip Fitrah Seksualitas
1. Memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan anak sejak lahir sampai usia 15 tahun dengan figur ayah dan ibu secara utuh dan seimbang.
2. Ayah berperan memberikan suplai maskulinitas dan ibu memberikan suplai feminitas.
3. Penumbuhan fitrah seksualitas yang paripurna, melahirkan lelaki dan perempuan memiliki akhlak yang mulia terhadap pasangan dan keturunannya.
4. Jika anak kehilangan sosok salah satu figur, maka harus dicarikan figur pengganti dari keluarga atau komunitas.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten
Assalamualikum ustadzah,
Fitrah seksualisasi diajarkan dan diterpakan benar-benar sejak balita sampai dia menuju remaja atau dewasa yah ustadzah. Laki-laki kan pasti akan mengikuti dan melihat bagaiman ayahnya terus kalau ada laki-laki yang dia tidak punya rasa tanggung jawab atau menyepelehkan segala sesuatu seperti dia suka mempermainkan wanita suka bahkan menjadikan wanita sebagai teman tidurnya. Itu kenapa bisa begitu ustadzah, apa ada faktor lain mempengaruhinya apa yang salah ustadzah?
2. Jika laki-laki mempunyai sifat dan prilaku seperti itu apa ada kemungkinan besar dia bisa berubah dan apa yang membuat dia berubah?
Terimakasih
🔷Jawab:
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh...
Ukhti safitri yang sholehah...
Seorang laki-laki dewasa yang berperilaku negatif biasanya ada yang melatarbelakanginya. Dapat di sebabkan masa lalunya ketika kecil sehingga terekam sampai dewasa, dapat juga karena salah pola asuh dari orang tuanya, dan bisa juga karena beliau melihat secara langsung di lingkungan terdekatnya dan tanpa terasa itu membekas dalam memorinya kemudian timbul kembali setelah dewasa.
2. Laki-laki dewasa yang berperilaku negatif sangat bisa berubah, sebelumnya di obsvasi dahulu sudah sampai sejauh mana kenegatifannya, jika tidak perlu therapy, maka cukup suport dari lingkungan keluarga terdekatnya atau suport dari orang-orang yang dicintainya.
Tapi kalau kenegatifannya sudah sangat jauh dan parah, maka ini perlu dirujuk dan dikonsultasikan untuk therapy.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
Semoga safitri selalu sehat dan bersemangat.
0️⃣2️⃣ Riyanti ~Jogja
Materi yang luar biasa bunda.
1. Bagaimana bila si anak dibesarkan oleh single parent. Komunitas seperti apa yang memungkinkan anak tumbuh sesuai fitrahnya?
2. Bagaimana mengawal anak yang terpapar pornografi (karena teman) di usia pra baligh?
🔷Jawab:
Riyanti yang sholeha.
Bagaiman kabar Yogja, jadi kangeen.
1. Anak yang di besarkan secara single parent dapat dibantu dengan keluarga terdekat yang sangat suport untuknya dan anak tersebut merasa nyaman, misalnya kakek.
Untuk komunitas semua baik, jika komunitasnya di kelola oleh orang-orang yang sholeh sholehah dan memiliki karakter Islami. Misalnya komunitas Pencinta alam, pencinta quran.
Tanyakan dulu minat ananda terhadap komunitas yang akan diikutinya.
Karena sebaik apapun komunitas itu yang penting ananda nyaman ikut di dalamnya.
2. Untuk mengawali anak yang terpapar pornografi harus dengan pendampingan yang intensif, jauhkan anak dari gadget dan dekatkan anak dengan peningkatan ruhiyah, seperti mengikuti parenting, group khusus menangani anak berkasus, dan terus berikhtiar dengan banyak berdoa dan berdzikir semoga ananda segera terlepas dari penyakit ini.
Karena terpapar pornografi sudah termasuk dalam katagori sudah kecanduan dan perlu ada penanganan serius.
Semangat terus yah Riyanti.
0️⃣3️⃣ Serra ~ Malang
Assalamualaikum,
1.Apakah pakaian perempuan yang sering dipakai juga lingkungan sekitar perempuan semua dapat membuat anak laki-laki menjadi perempuan?
2. Jika tidak memiliki maskulinitas akan ada efek buruk bagi perempuan? Karena memang ingin anak yang feminim.
Terima kasih.
🔷Jawab:
Waalaikumussalam...
Serra yang sholehah di malang, sehat selalu yaah...
Anak yang terpengaruh lingkungan karena tidak ada penguatan dari orang tuanya, tidak ada contoh yang terbaik dari orang-orang terdekat.
Jika ada anak tinggal di lingkungan perempuan, tapi anak tersebut memiliki dasar pendidikan yang kuat dari orang tuanya, tentu tidak akan merubahnya.
2. Perempuan disebut dengan feminin, jika laki-laki maskulin.
Efek sifat-sifat tersebut kembali kepada pendidikan dasar yang diberikan orang tua di dalam rumahnya.
Anak wanita jika di ajarkan sesuai dengan tuntunan Islam inshaAllah akan menjadi sholehah.
Dan anak laki-laki jika di didik dengan tuntunan Islam inshaAllah akan menjadi anak sholeh.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
0️⃣4️⃣ Safitri ~ Banten
Nanya lagi nih ustadzah, kan fitri ada teman cowok yang bisa dibilang dia kaya gitu yah malah dia ngomong sendiri dan membeberkan keburukan dia sendiri dulu pas satu kerjaan kalau ngobrol kumpul fitri tuh ga ngerti dan ga paham apa yang mereka obrolin tapi fitri ngeh nya ohh gitu.
Kata si cowoknya saya mah nanti kalau mau nikah pengenya sama yang masih gadis yang masih singel nanti saya cek dulu dia masih gadis apa ngga kalau ngga ga bakal saya nikahin.
Kalau seperti itu bagaimana ustadzah?
🔷Jawab:
Yang seperti ini sudah sangat jelas tidak memahami Islam secara baik.
Cukup tahu saja, tipe ini tidak perlu didekati, karena orang seperti ini suudzhon kepada siapapun, bisa jadi kalau sudah menikah ini mudah sekali tersulut emosi.
0️⃣5️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum Bunda,
Mungkinkah kelainan seksual itu faktor keturunan. Ada kasus keluarga yang bercerai setelah ketahuan istrinya lesbi. Saat cerai mereka punya anak perempuan 1 usia 2 tahun. Berapa waktu kemudian si ayah menikah lagi punya anak perempuan lagi. Ketika anak kedua usia 4 tahun mengalami pelecehan seksual dari kakak perempuannya itu.
Nah anak usia sekitar 7 tahun sudah begitu padahal hidup di desa dan keluarga sederhana. Mungkinkah itu keturunan dari ibunya?
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Mbak Atin yang sholehah dari pekalongan...
Kelainam seksual bukan penyakit keturunan,
Kelainan itu terjadi karena faktor lingkungan, bisa jadi anak tersebut pernah menjadi korbannya atau anak itu melihat secara langsung.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
0️⃣6️⃣ iiN ~ Boyolali
Assalamu'alaikum,
Di umur 10-14 tahun tadi tertulis bila anak laki-laki di dekatkan dengan ibu, anak perempuan didekatkan dengan ayah. Tapi apabila saat umur itu seorang anak perempuan kehilangan sosok ayah, bagaimana cara anak perempuan bisa dekat dengan ibu yang terkadang jelas ibu itu dekat dengan anak laki-lakinya. Dan tidak menutup kemungkinan lama kelamaan muncul rasa kecemburuan di anak perempuan sampai anak perempuan dewasa dan siap menikah pun masih di hantui rasa cemburu berlebih terhadap sikap ketakutan bila ibu itu lebih sayang anak laki-lakinya ketimbang anak perempuan dalam kedekatan batin ataupun lahir (secara tidak langsung ataupun langsung).
Bagaimana cara meredam kecemburuan, yang mungkin telah menumpuk dan menumpuk begitu lama, yang mungkin menyebabkan kemarahan meluap-luap?
🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,
Maksudnya didekatkan di sini adalah sosok yang di butuhkan anak tersebut sesuai dengan masa usianya.
Jika ada anak yang kehilangan salah satu sosok ayah atau ibu, ini dapat digantikan dengan salah satunya, double fungsi, untuk menghilang kecemburuan berikan kasih sayang yang imbang tidak ada pilih kasih dan berikan tugasnya yang sesuai dengan usia dan fitrahnya.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Bahwa betapa pentingnya orang tua berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing, dan Tarbiyatul aulad atau pendidikan anak ini sangat penting bagi orang tua ataupun calon orang tua sehingga anak-anak mendapatkaan kasih sayang dan haknya sebagai seorang anak sesuai dengan tuntunan Islam.
Gangguan perkembangan anak baik secara moral ataupun secara seksual itu semua bermuara dari orang-orang terdekat, yaitu orang tua.
Sehingga jadilah orang tua yang benar-benar memahami pentingnya tarbiyatul aulad.
Dengan cara banyak belajar dan belajar, mengunjungi majelis parenting dan majelis-majelis dzikir.
Alhamdulillah pertemuan malam ini semoga membawa manfaat.
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar