OLeH: Bunda Heradini F.,S.Psi
💘M a T e R i💘
بسم الله الرحمن الرحيم
السلا م عليكو م و ر حمت الله و بر كا ته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat ALLOH SWT atas segala rahmat, nikmat dan karuniaNya sehingga kita bisa bertemu kembali, berkumpul bersilaturahmi di majelis ilmu yang in sya ALLOH diberkahi dalam ikhtiar keilmuan kita yang terbatas untuk lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada ALLOH, meluruskan niat, menguatkan Azzam berdakwah dalam komunitas ini, memaksimalkan potensi dakwah, menjalankan tugas kita sebagai khalifah didunia yang fana ini.
Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi besar Muhammad SAW, manusia berahklak paling mulia, uswatun hasanah kita, dan inspirasi hidup kita sebagai seorang muslim. Semoga sosok beliau bisa terus memotivasi kita untuk terus menjadi pribadi yang selalu berjuang menjadi lebih baik.
Aamiin yaa robbal'alamiin,,,
🔷 Di zaman yang sudah nge-trend dengan adanya selfie dan wefie ini pasti banyak orang sudah tidak asing lagi mendengar kata “narsis”.
Kata tersebut pada umumnya sering ditujukan kepada orang yang suka memotret diri nya sendiri baik dengan gaya yang biasa saja sampai menggunakan gaya-gaya yang eksentrik.
Apakah pandangan masyarakat tentang apa arti narsis itu benar? Sebenarnya asal kata “narsis” itu dari mana sih?
Narsis sebenarnya berasal dari kata “Narsisisme” (dari bahasa Inggris) atau “Narsisme” (dari bahasa Belanda), adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis.
Istilah narsis ini pertama kali digunakan oleh ahli psikologi, Sigmund Freud, yang diambil dari salah satu tokoh mitologi Yunani yaitu narcissus. Mengapa Sigmund Freud bisa mengambil istilah narsis dari narcissus?
Narcissus adalah seseorang yang sangat tampan, suatu ketika dia melihat bayangan sendiri terefleksikan di atas danau dan akhirnya dia pun mencintai bayangannya sendiri. Saat berusaha menggapai bayangannya sendiri di atas air tersebut, dia narcissus tidak sengaja terjatuh dan tenggelam di dalam danau. Setelah itu muncul bunga bernama bunga “Narcissus” di sebelah danau tersebut. Mitologi mengatakan bahwa bunga itu adalah penjelmaan dari Narcissus sendiri.
Sifat Narsis sebenarnya ada di semua orang, tapi jika jumlahnya berlebihan, maka akan menjadi yang namanya “Personality Disorder”. Narsisme sebenarnya mencakup hal yang luas, tidak hanya soal suka berfoto dengan gaya macam-macam, tapi merupakan sebuah cara berpikir. Beberapa contoh dari orang narsis adalah:
Merasa dirinya lebih unggul dari orang lain Ingin selalu dianggap lebih tinggi walaupun tidak ada prestasi. Memilik sikap yang sombong dan merendahkan orang lain. Terobsesi dengan kecantikan, kesempurnaan dan semacamnya. Suka iri terhadap orang lain. Melebih-lebihkan diri sendiri.
Orang-orang yang memiliki faktor-faktor dari yang diatas menandakan bahwa mereka kemungkinan adalah orang narsis.
Jadi sebenarnya narsisme itu bukanlah sesuatu hal yang ringan, tapi merupakan sebuah kepribadian yang ada pada setiap manusia yang akan menjadi tidak sehat bila sudah berlebihan. Dengan melihat contoh-contoh yang diatas, apakah kalian adalah orang narsis?
🔷Perbedaan Narsis dengan Percaya Diri
Orang sering mengaitkan antara narsis dengan percaya diri, padahal terdapat perbedaan antara narsis dan PeDe. Ini bisa Anda lihat dari tingkat personal dan sosial orang tersebut. Percaya diri merupakan suatu kebanggan atas dirinya yang dibangun dari usaha, kerja keras, dan keberhasilan yang mereka raih.
Sedangkan pada narsis merupakan cermin dari ketakutan serta kelemahan dalam dirinya. Hal tersebut mendorong mereka untuk berusaha selalu memperhatikan dirinya sendiri dan merasa memiiki kelebihan untuk menutup kelemahan dalam dirinya.
Narsis dimiliki pribadi yang pencemburu akan keberhasilan orang lain, mereka menganggap bahwa hanya dirinya sendiri yang hebat didunia ini, sedangkan orang lain hanyalah peran pembantu. Berbeda dengan pribadi percaya diri yang menghargai orang lain, karena yakin bahwa pencapaiannya yang sekarang adalah bantuan dari orang lain.
Semoga dengan uraian diatas, kita memahami bahwa sifat narsis sangatlah berbeda sekali jika dibandingkan dengan percaya diri. Lalu, apakah itu gangguan pribadi narsistik?
🔷 Gangguan Kepribadian Narsistik
Gangguan Pribadi Narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah sebuah tingkatan yang lebih tinggi dari narsis. Bisa dibilang ciri-ciri orang narsis adalah kecintaan yang berlebihan terhadap dirinya sendiri. Sementara pada gangguan pribadi narsistik, ciri narsis akan dibawa ketingkat yang lebih tinggi lagi, semacam arogansi, egoisme, sombong, dan lain-lain.
🔷 Berikut ini adalah gejala, tanda, serta ciri-ciri orang yang memiliki gangguan psikologi kepribadian narsistik.
Diantaranya adalah.
~ Memiliki rasa kepentingan diri sendiri yang berlebihan.
~ Mengharapkan untuk diakui sebagai seseorang yang superior, bahkan tanpa adanya prestasi yang menjamin.
~ Melebih-lebihkan bakat dan prestasi. Disibukkan oleh fantasi mengenai kesuksesan, kekuatan, kecerdasan, kesempurnaan fisik, atau sebagai pasangan hidup yang sempurna.
~ Memercayai bahwa dirinya adalah pihak superior dan hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang berkedudukan sama tinggi atau sama spesialnya.
~ Membutuhkan puja-puji yang konstan setiap saat.
~ Merasa berhak terhadap segala sesuatu.
~ Mengharapkan perlakuan khusus dari semua orang.
~ Mengambil keuntungan dari orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
~ Memiliki ketidakmampuan atau ketidakinginan untuk mengakui kebutuhan dan perasaan orang lain.
~ Cemburu dan iri terhadap orang lain, sekaligus memercayai bahwa orang lain cemburu terhadap dirinya.
~ Berperilaku arogan dan sombong.
🔷Dampak yang dapat dialami oleh anak dari pola asuh orang tua yang narsistik
Dampak utama yang dialami anak akibat pola asuh orang tua narsistik adalah hambatan perkembangan kepribadian yang dapat diwujudkan dengan cara yang berbeda-beda, seperti diantaranya:
▪Mudah menyalahkan diri sendiri. Anak yang dibesarkan oleh orang tua narsistik cenderung memiliki harga diri yang rendah.
▪Anak yang dibesarkan oleh orang tua narsis akan lebih mudah mengalami keraguan dan kegelisahan dalam mengambil keputusan. Pasalnya, mereka sudah terbiasa untuk menyesuaikan tindak-tanduk mereka sesuai “aturan” orang tua hanya agar tidak dimarahi. Akibatnya ketika mereka berbuat sesuatu, mereka cenderung lebih mudah larut dalam penyesalan dan menyalahkan diri mereka terus menerus.
▪Tidak memiliki pendapat sendiri. Pendapat atau pandangan pribadi akan suatu hal diperlukan untuk mengambil keputusan dan menentukan sifat. Namun jika Anak dibesarkan oleh orang tua narsistik, mereka cenderung menekan atau menunjukan sikap tidak suka ketika anak memiliki pendapat berbeda. Akibatnya ketika beranjak dewasa mereka sulit untuk memegang dan mengutarakan pendapat pribadi mereka akan suatu hal.
Orangtua narsis memanipulasi anak untuk memenuhi ekspektasi pribadi (sumber: shutterstock)
Terlalu khawatir akan hubungan dengan orang lain. Hal ini disebabkan karena kondisi emosional yang kurang stabil sehingga seseorang terlalu khawatir akan hubungannya dengan orang lain akan baik-baik saja atau tidak. Bentuk dari kekhawatiran yang berlebihan tersebut dapat membuat seseorang menghindar untuk bergantung dengan orang lain atau sebaliknya terlalu bergantung terhadap orang lain.
▪Terlalu bersikap independen. Hal ini merupakan salah satu cara seseorang merespon pola asuh orang tua narsistik. Dalam hal ini juga terlalu bersikap independen bukan didasari oleh sikap mandiri melainkan oleh pandangan bahwa tidak ada orang yang dapat dipercaya. Akibatnya mereka juga mengalami kesulitan untuk memiliki kedekatan emosional dengan orang alin.
▪Kurang memperhatikan diri sendiri. Anak yang memiliki sifat sensitif atau memiliki empati yang cukup tinggi akan merespon sikap narsistik orang tua dengan bersikap tidak memperhatikan dirinya dan selalu memperhatikan kebutuhan orang lain, termasuk orang tua dan orang terdekat. Dampak negatif dari hal ini adalah mereka kurang memperhatikan kebutuhan diri sendiri, hingga bahkan cenderung membenci dirinya sendiri karena takut membebani orang lain.
Wallahu A'lam.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Olif
Bunda, setelah saya baca, Narsis itu kan cinta yang berlebihan pada diri sendiri yang diekspresikan dalam bentuk-bentuk negatif itu tadi. Nah, kalau misalnya cuma suka koleksi foto-foto pribadi saja tanpa ada niatan lain seperti indikasi-indikasi diatas, Itu masih dikatakan narsis tidak?
Dalam islam bolehkah kita mengoleksi foto pribadi?
Syukron.
🔷Jawab:
Sekedarnya dan sewajarnya saja.
Saya juga sering bikin foto sebagai dokumentasi kegiatan sekolah. Karena memang beberapa kegiatan harus disimpan dan didokumentasikan untuk monitoring evaluasi. Tanpa pose yang aneh-aneh dan sesuai dengan peruntukan.
Yang sebaiknya dihindari adalah foto dengan pose yang aneh bin ajaib. Fokus ke wajah. Apalagi pake make up tebal.
Hindari ya...
0⃣2⃣ Dinda
Assalamu'alaikum,
Terkadang saya pribadi melihat teman upload status sosial media dia foto dengan gaya yang banyak pokoknya.
Saya tidak suka, harus bagaimana ya ustadzah menyikapinya?
Terkadang saking tidak mau suudzon, saya tidak mau lihat statusnya.
Mohon pencerahannya ustadzah.
🔷Jawab:
Waalaikum salam.
Dinasehati sedikit-sedikit yaa...
Memang lingkungan akan sangat berpengaruh.
Bila teman-teman seperti itu memang jadi ketularan. Dan dianggap biasa.
0⃣3⃣ Cana
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Setelah membaca materi hari ini, saya rasa lingkungan saya dikelilingi orang-orang yang menurut penilaian saya termasuk narsis. Teman kantor (seruangan, laki-laki atau perempuan) tiada hari tanpa selfie atau wefie, live IG atau FB, keseluruhan foto atau video diupload di medsos. Terkadang merasa tidak nyaman, kira-kira saya harus bersikap seperti apa?
Terimakasih.
🔷Jawab:
Waalaikum salam.
Iya Mba. Lingkungan saya juga begitu.
Apalagi saya ikut beragam kajian dengan beragam kepribadian.
Ada yang lempeng-lempeng saja.
Ada ibu-ibu sosialita yang suka sekali eksis.
Jangan tinggalkan komunitas itu. Bisa jadi karena mereka tidak tahu.
Beri masukan sedikit-sedikit. Baik dengan dalil maupun kisah-kisah yang menimpa orang-orang yang suka upload foto sembarangan.
Jaga diri baik-baik.
Jangan malah kita yang ikut-ikutan.
Berhubung lingkungan kerja saya mayoritas non muslim jadi cuma saya tegur saja. Dan dari jawaban-jawabannya sepertinya mereka memiliki obsesi untuk menjadi semacam selebgram begitu. Jadi apapun kegiatannya wajib diupload di medsos.
Lha itu...
Sudah beda orientasi dan cara pandang ya.
Lihatin saja.
Tidak usah ditiru-tiru.
0⃣4⃣ Ella
Assalamu'alaikum ustadzah.
Kalau kita pasang foto profil WhatApp dengan foto selfi tanpa ada niatan narsis bagaimana?
Atau kalau sudah pasang foto selfi itu sudah otomatis dikatakan narsis?
Terimakasih.
🔷Jawab:
Waalikum salam.
Pasang foto profil pakai foto untuk sekedar agar orang tau siapa identitas kita, sejauh tidak berpose aneh-aneh dan berdandan menor sih tidak apa.
Ada beberapa orang yang menghindari kerena takut kalau foto diunduh dan jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Sejauh sewajarnya saja, in syaa Allah tidak termasuk narsis.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘
Akhwatii fillah...
Bukanlah hal yang bijak bila kita banyak mengumbar foto-foto dengan berbagai gaya di media sosial. Apapun itu, Upload seperlunya. Share seperlunya. Agar kita tidak terjebak pada perilaku narsis. Yang jika itu dibiarkan berlarut-larut akan mengarah ke gangguan kejiwaan.
Berhati-hatilah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar