OLeH: Ibu Irnawati Syamsuir Koto
💎M a T e R i💎
Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain atau juga janji kepada sang Pencipta yang tercermin dalam tindakan kita.
Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya.
Komitmen akan mendorong rasa percaya diri, dan semangat kerja semangat beramal, menjalankan tugas menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Sebagai seorang muslim kita telah berikrar dengan kalimat tauhid laa ilaha illallah , kalimat ini tentunya bukan kalimat biasa, bukan ucapan biasa tapi Laa Ilaha illallah adalah kalimat sakral, suci yang tidak bisa diambil main-main.
Jikapun ada yang mengucapkan Laa Ilaha illallah sekedar untuk bermain-main bukan dari hatinya maka ucapannya itu tidak akan diterima oleh Allah jadilah hanya sekedar ucapan dan tiada artinya.
Dengan ikrar yang telah kita ucapkan, akankah ikrar tersebut akan dipercaya begitu saja oleh Allah?
Dan membiarkan kita tanpa memahami makna dari ucapan kita?
Selayaknya anak sekolah yang dibiarkan saja membaca buku tanpa perlu guru tau apakah isi buku tersebut dipahami oleh murid-muridnya?
Sementara murid telah berjanji akan belajar sungguh-sungguh , dan akhirnya simurid juga tidak tahu apakah isi buku tersebut dia pahami dan hafal, dia tidak tahu telah berada dikelas berapa karena tidak pernah diadakan ujian untuk naik kelas.
Sahabat-sahabat Majlis Perindu Surga Yang DiRahmati Allah
Disaat kita menjalani kehidupan ini dengan semangat yang membara, hati ingin terus berbuat kebaikkan, hidup didalam keta’atan dan kepatuhan kepada illahi Rabbi, tiba-tiba gelombang menghantam kapal kehidupan yang sedang mengembara disamudra. Dan nakhoda dan awak kapal terus berupaya dengan segala kekuatan dan kesabaran serta ketabahan mengendalikan kapal, namun air terus masuk kedalam kapal yang mulai terombang ambing, nahkoda dengan kepasrahannya tetap berupaya membuat kapal tetap berjalan agar mampu menuju pelabuhan dipulau impian, tapi apa daya kapal terhempas dibatu karang, kapalpun tersangkut dan semakin porak poranda…. Akankah nakhoda putus asa untuk mencapai pulau impian???
Begitulah gambaran kita menjalani kehidupan ini, disaat kita telah berjanji kepada Allah untuk beriman kepadaNya, maka serta merta juga kita telah berjanji akan hidup didalam keta’atan kepadaNya.
Nah sebagai HambaNya akankah kita dibiarkan saja hidup didunia ini tanpa Allah uji???
Tentu tidak sahabat-sahabatku….
Allah telah ingatkan kita bahwa
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al An Kabut : 2)
Sebagai seorang mukmin sudah selayaknya kita memahami ayat ini, karena ayat ini adalah salah satu kunci bagi kita untuk meraih keridhoan Allah.
Bentuk ujian kepada kita memang bermacam-macam, ada yang diuji dengan rasa sakit yang tak hilang-hilang, belum lagi sakit yang satu sehat, ditambah lagi dengan sakit yang lain, belum lagi teratasi muncul lagi sakit yang baru.
Ada yang diuji dengan kesempitan ekonomi, sementara pengeluaran terus meningkat dan akhirnya makin hari makin pusing.
Ujian juga datang berupa kesulitan penyelesaian masalah yang datang bertubi-tubi.
Ujian pun bisa kita terima dari dalam diri kita sendiri maupun dari keluarga dan sanak saudara kita yang tidak mungkin kita tidak hirau dengan mereka.
Dan digrup ini, tadi saya baca bahwa ada yang sedang diuji dengan kondisi rumah tangga, semoga Allah beri jalan keluarnya.
🌷🌸🌷
Sobat ku yang ku sayangi karena Allaah...
Hidup memang akan selalu bergandengan dengan masalah sahabat-sahabatku, adakah kita diantara kita ini yang hidupnya tanpa masalah???
Setiap diri akan mendapatkan bagiannya masing-masing. Kita tidak bisa mengelak jalan dan ketentuan Allah atas diri kita. Tinggal bagaimana kita memandang dan menjalani semua itu.
Memang setiap orang, saat dihadapkan pada masalah hidup, akan kelihatan dan akan keluar sifat kemanusiaannya yang cendrung mengeluh dan berkecil hati disaat ujian berupa kesulitan dan kesempitan seerta kesakitan diberikan oleh Allah, kebanyakan akan berpikirian bahwa hidup ini tidak adil kepadanya, bahkan sampai berfikiran negative kepada Allah Azza Wajalla “Mengapa kesusahan hidup selalu menimpaku?”, atau dengan ungkapan lain “Kapan hidup keluargaku sejahtera dan berkecukupan?”, “kenapa ujian ini hanya ditimpakan Allah kepadaku dan membiarkan orang lain hidup senang sedangkan aku telah beribadah sementara mereka sholat aja tidak”. Pertanyaan semacam itu sangat mungkin muncul dalam kehidupan setiap orang.
Berkenaan dengan sifat manusia, Allah memberikan penjelasan
فإذا مسّ الإنسان ضرّ دعانا ثمّ إذا خوّلناه نعمة منّا قال إنّما أوتيته على علم بل هى فتنة ولكنّ أكثرهم لا يعلمون
“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS: Az-Zumar ayat 49)
Dan diayat lain Allah telah jelaskan bahwa manusia itu bersifat keluh kesah.
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir."
(QS. Al Ma`aarij :19).
Dengan membaca ayat diatas Mungkin kita berfikiran bahwa wajar saja dan boleh lah kita berkeluh kesah, toh Allah sendiri mengerti kok kalau manusia itu bersifat berkeluh kesah…
Enak yaaa.....
Kalau begitu yuuk mari kita berkeluh kesah sesuka hati kita saja.
He he he.. eeeiiiitttt tunggu dulu sob….
Ada lanjutannya ayatnya,
Pada ayat surat Al Ma’arij ayat 22 Allah tegaskan "Illal Musholiin"… kecuali orang-orang yang melaksanakan sholat !!!!!
Jelas yaaa!!!!!
Tidak semua manusia seperti itu, dan kita seorang muslim yang ta’at apa pantas berkeluh kesah seperti kebanyakan manusia itu???
Seharusnya tidak teman-teman!!!!….
Kita yang telah berkomitmen dengan 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam, tidak ada kepantasan sedikitpun bagi kita untuk berkeluh kesah!!!!
Jika masih saja berkeluh kesah dengan apa yang Allah datangkan, maka komitmen Laa Ilaha illallah kita pantas untuk dipertanyakan saudara-saudara!!!!
Ada yang bisa bantu sebutkan rukun iman dan dan rukun islam???
Rukun islam
1. Mengucap dua klimat syahadat
2. Mendirikan sholat
3. Puasa pada bulan ramadhan
4. Mengeluarkan zakat
5. Pergi Haji jika mampu
Kita ingat langkah awal masuk Islam itu adalah percaya kepada Allah
Allah yang mana?
Yang ESA, TUNGGAL, Tiada yang pantas diibadahi kecuali Allah yang ESA.
Dari rukun Iman dan rukun Islam saja jika mampu memahaminya maka disana jelaslah bahwa Allah akan menguji komitmen kita disaat lafadzkan kalimat tauhid.
Disaat kalimat tauhid kita yakini menjadi pintu surga, maka kita juga harus tahu bahwa kunci itu punya gerigi-gerigi agar bisa terbuka, pernah liat kunci pintu rumah?
Apa kuncinya polos saja?
Sama-sama kunci, tapi geriginya tidak ada yang sama teman-teman.
Begitu juga dengan ujian kepada kita, sama sama mendapat ujian tapi beda-beda bentuknya.
Wahab bin Munabbih telah ditanyakan,”Bukankah kunci surga adalah laa ilaha illallah?” Beliau rahimahullah menjawab,”Iya betul. Namun, setiap kunci itu pasti punya gerigi. Jika kamu memasukinya dengan kunci yang memiliki gerigi, pintu tersebut akan terbuka. Jika tidak demikian, pintu tersebut tidak akan terbuka.” Beliau rahimahullah mengisyaratkan bahwa gerigi tersebut adalah syarat-syarat kalimat laa ilaha illallah. (Lihat Fiqhul Ad’iyyah wal Adzkar I/179-180)
Dari hasil penelusuran dan penelitian terhadap Al Qur’an dan As Sunnah, para ulama akhirnya menyimpulkan bahwa kalimat laa ilaha illallah tidaklah diterima kecuali dengan memenuhi tujuh syarat berikut :
1) Mengilmui maknanya yang meniadakan kejahilan (bodoh).
2) Yakin yang meniadakan keragu-raguan.
3) Menerima yang meniadakan sikap menentang.
4) Patuh yang meniadakan sikap meninggalkan.
5) Jujur yang meniadakan dusta.
6) Ikhlas yang meniadakan syirik dan riya’.
7) Cinta yang meniadakan benci.
Semakin jelas bahwa dikala Allah mempertanyakan komitmen keislaman kita melalui ujian demi ujian maka kita harus tetap tegar diatasnya karena hanya dengan komitmen itulah kita akan mencapai keRidhoan Allah dan dengan RidhoNya itulah kita akan melabuhkan kehidupan kita dikeabadian surga.
Ujian demi ujian akan sangat berasa bagi orang-orang yang baru hijrah kejalan kebenaran, beratnya ujian akan mereka terima dan tempuhi, dan pilihan bersabar atau kembali kepada kejahiliyahan akan mereka hadapi, bagi yang yakin dengan hijrahnya dan memahami makna komitmen dan istiqomah maka mereka akan sabar menghadapinya, bagi mereka yang lemah terhadap komitmennya maka mereka akan kembali kekejahiliyahan mereka.
Demikian dulu dari saya. majlis saya kembalikan kepada momod malam ini, silakan mba.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Nining
Ustadzah..
Semisal ana kecewa terhadap suatu keadaan. Apakah ini termasuk bagian dari ketidak komitmenan. Keluar dari komitmen.
🌷Jawab:
Rasa sakit, rasa kecewa, rasa marah adalah implementasi dari ketidak terimaan kita pada takdir dari Allah Azza Wajalla, siapakah kita hingga kita kecewa kepada Allah????
Utang budi apa Allah kepada kita hingga kita kecewa dikala keinginan kita tidak sejalan dengan yang Allah inginkan, meski itu melalui seseorang??? Mari kita kuatkan Iman kita kepada Nya, dan yakinkan diri kita bahwa kehendak Allah lah yang terbaik untuk kitameski itu membuahkan rasa kecewa. Jangan kita paksakan kehendak kita kepada Allah, karna kita tidak tau dibalik semua kejadian itu. Pahit jangan langsung kita buang karena siapa tahu pahit itu adalah jamu yang menyehatkan, dan manis jangan langsung kita telan, karena manisnya gula bisa membuat kita terkena diabetes. Percayalah saudariku.. kebaikkan itu ada ditangan Allah, karena Allah tidak pernah mendzalimi kita, kitalah yang sering mendzalimi diri sendiri dan mendzalimi Allah Azza Wajalla. Kita lanjutkan perjalanan kita dengan Ridho atas keputusan Allah . Semoga Allah juga meridhoi kita. Aamiin
Wallahu a’lam
0⃣2⃣ Yessi
Ustdzah, jika kta mngeluh disaat anak nakal (ya allh kenapa anak saya nakal sekali) apakah itu juga termasuk bgian dari ketidak komitmenan? Terimakasih
🌷Jawab:
Soal kenakalan anak-anak yaa...
Sebenarnya ini hanyalah soal ketidak sabaran kita menghadapi tingkah polah anak-anak, tidak ada anak yang nakal jikal jika kita sebagai orang tua menyadari perkembangan anak seperti apa, disaat anak aktif melebihi anak lain selayaknya kita bersyukur karena Allah memberikan anak yang sehat dan pintar, selalu punya cara untuk menjalani hidupnya, tidak membiarkan dirinya berdiam diri begitu saja.
Jadi kita orang tualah yang harus merubah mindset kita bahwa anak kita bukan anak nakal. Tapi anak yang layak kita perhatikan lebih, memang kita sibuk dengan urusan kerja dan urusan rumah tangga, tapi anak adalah amanah yang kita harus komit dengan pendidikannya, bukan hanya pendidikan disekolahnya tapi pendidikan dirumah, karena madrasah utama anak adalah orang tuanya bukan sekolahnya.
Mengeluhkan anak nakal akan semakin membuat kita berat memandang anak-anak dengan kasih sayang, karena kata nakal akan membuat adrenalin kita naik, setiap memandangnya maka kita sedikit naik darah, melihat tingkahnya kita langsung marah.
Allah ciptakan anak dengan karakternya seperti itu, maka kita yang harus belajar bagaimana menghadapinya. Jangan jadikan mereka objek kemarahan kita karena tingkah polahnya.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ iNdika
Apabila tahun lalu kita diberi kelancaran rejeki, terus tahun ini rejeki agak sedikit. Apakah ini bisa dianggap Allah mempertanyakan komitmen kita terhadap Allah?
🌷Jawab:
Bisa jadi mba, Allah akan menguji kita lewat rezeki yang lancar tiba-tiba jadi seret, apakah kita akan tetap bersyukur dan tetap bersedekah serta tetap dengan amalan-amalan kebaikkan kita, atau malah sebaliknya, atau mungkin juga Allah memberikan peringatannya kepada kita, agar kita menyadari dibalik kesuksesan itu adalah Allah yang memberikannya bukan karena hebatnya kita.
Bagaimanapun kondisinya tujuan hidup kita adalah Allah, bukan dunia dengan kemegahannya. Tetaplah selalu bersyukur dan bersabar.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Sahabat-sahabatku para jama’ah Perindu Surga yang semoga dirahmati Allah.
Hidup dalam keimanan adalah hidup didalam ujian , karena keimanan kita tidak akan dibiarkan begitu saja hanya menjadi ungkapan belaka, ucapan kita yang telah mengikrarkan beriman kepada keesaan Allah akan Allah uji setiap saatnya.
Ujian akan menjadi hiasan indah didalam kehidupan muslim,
ujian akan menjadi oksigen penyegar keimanan bagi hamba yang Ta’at.
Ujian akan menjadi Syair indah bagi pujangga yang mengagungkan Rabbnya, dan ujian akan menjadi Pelangi bagi pengagum keindahan warna.
Jangan pernah lelah dan mundur melangkah karena beratnya ujian dari Allah.
Didalam ujian akan ada hikmah, disetiap kesakitan akan ada dosa yang digugurkan.
Disetiap kegagalan akan ada keberhasilan yang akan dicapai.
Disetiap gelap akan ada mentari yang hangat dipagi hari.
Disetiap hujan akan ada kesuburan yang menghiasi bumi.
Disetiap terik matahari akan ada kehidupan yang menyelamatkan bumi.
Jadi tidak perlu kita sesali apa yang Allah perbuat untuk kita.
Jalani dengan keikhlasan dan keridhoan, maka Allah akan ikhlas dan ridho juga kaki kita menapaki alam surgawi.
Demikian dari saya malam ini, mohon maaf atas salah-salah kata, dan semoga bermanfaat untuk saya dan untuk kita semua.
Wallahu a’lam bishawab
Assalamu’alaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar