OLeH: Khoirunnisa Yurliyana, S.Si.T.,M.Kes
💎M a T e R i💎
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh sahabat BKC
Baiklah...
Tema obrolan kita hari ini adalah "Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, Hepatitis B dari Ibu ke Anak"_
🌷Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
(Permenkes RI No. 52 Tahun 2017)
Dalam Permenkes ini, yang dimaksud dengan =
1) HIV (Human Immunodeficiency Virus) = virus yang menyerang sistem imun dan jika tidak diterapi dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia hingga terjadi AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
2) Sifilis = Salah satu jenis infeksi menular sexual yang disebabkan bakteri Treponema Pallidum.
3) Virus Hepatitis B = Penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.
4) Eliminasi = Pengurangan penularan HIV, Sifilis, Hepatitis B dari ibu ke anak.
Bagaimana cara eliminasi penularannya?
1) Peningkatan pemahaman pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas sebagai kebutuhan dan hak ibu hamil.
2) Memastikan seluruh ibu hamil telah mendapatkan pelayanan antenatal terpadu berkualitas.
3) Memastikan bahwa 100% ibu hamil dengan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B mendapatkan terapi yang dibutuhkan dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Seluruh ibu hamil dengan HIV mendapat terapi ARV.
(b) Seluruh ibu hamil dengan sifilis mendapat terapi.
(c) Tdak terjadi kekosongan persediaan obat dan bahan medis habis pakai pada setiap fasilitas pelayanan kesehatan.
(d) Pelayanan antenatal terpadu dilaksanakan pada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
(e) Memastikan bahwa penemuan dan penanganan bagi pasangan sexual, konseling pasangan sexual perencanaan masa depan, dan upaya pemutusan penularan lebih lanjut dilaksanakan secara optimal.
Deteksi dini adalah upaya untuk mengenali secepat mungkin gejala, tanda, atau ciri dari risiko, ancaman, atau kondisi yang membahayakan.
Deteksi dini, skrining, atau penapisan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan pada saat pelayanan antenatal agar seorang ibu hamil mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Deteksi dini dilakukan sejak masa konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalinan, dan bersifat WAJIB.
Deteksi dini risiko infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dilakukan melalui pemeriksaan darah paling sedikit 1 x pada masa kehamilan.
◼Pelayanan Antenatal Sesuai Standar (Permenkes No. 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal) 10 T:
1. T imbang badan & ukur tinggi badan.
2. Ukur T ekanan darah.
3. Nilai Statu Gizi (ukur LiLA).
4. Ukur T inggi Fundus Uteri.
5. T entukan presentasi Janin dan Denyut jantung janin.
6. Skrining status imunisasi T T (dan pemberian imunisasi TT bila diperlukan).
7. Pemberian T ablet besi (90 tablet selama kehamilan).
8. T est lab sederhana (golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), HB, pemeriksaan protein urin dan reduksi urin (bila ada indikasi), pemeriksaan HIV, sifilis, hepatitis B, dan pemeriksaan TB paru melalui sputum atau dahak pada ibu hamil yang mengalami batuk kebih dari 12 hari).
9. T ata laksana atau penanganan kasus sesuai kewenangannya.
10. T emu wicara (konseling).
Sudahkah semua ibu hamil disini dilakukan pemeriksaan kehamilan secara terstandar seperti ini?
Yang berbeda dari pemeriksaan kehamilan terstandar atau terpadu ini adalah karena terintegrasi dengan layanan lintas program kesehatan lainnya, juga pemeriksaan laboratoriumnya lebih lengkap dan wajib diperiksa.
Sebagai deteksi dini adanya penyakit yang beresiko terhadap kesehatan ibu dan janin.
🌷PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan HEPATITIS B
Dari ibu ke anak yang cerdas dikandung, dilahirkan atau disusui.
~ Penularan HIV 45%: Risiko 45% bayi HIV.
~ Penularan Sifilis 67- 90%: Risiko abortus, lahir mati atau sifilis kongenital.
~ Penularan hepatitis B 95%: Risiko 95% Bayi Hepatitis B.
◼Sifilis
~ Sifilis pada ibu hamil hanya diketahui dengan tes RDT Sifilis (TP Rapid) --> tracing (kontak investigasi) pasangan.
~ Ibu hamil Sifilis indikasi Benzatin Benzil Penicilin atau Benzatin Penicilin G 2,4 juta IU.
~ Penemuan dini Sifilis pada ibu hamil --> pengobatan dini dapat segera dilakukan, terhindar Jarisch Herxheimer sydrome
- Titer RPR untuk terapi --> laten 7,2 juta IU @2,4 juta IU/minggu --> risiko penularan ke bayi rendah/nol.
~ Persalinan sesuai indikasi obstetri.
~ Terapi Bayi 50.000 IU/kg BB dosis tunggal IM.
~ ASI Eksklusif.
~ Pengawasan bayi dan ibu (titer 3 bln, 6 bln, 9 bln, 12 bln).
◼HIV
~ HIV hanya diketahui dengan tes RDT HIV --> tracing pasangan.
~ Ibu hamil HIV indikasi ARV.
~ Penemuan dini HIV pada ibu hamil maka pengobatan dini dapat segera dilakukan.
~ ARV patuh 6 bulan dan diteruskan --> VL HIV tidak terdeteksi --> risiko penularan ke bayi rendah/nol.
~ Persalinan sesuai indikasi obstetri.
~ SF Eksklusif (AFASS) atau ASI Eksklusif --> nonmixed.
~ ARV profilaksis pada bayi (PASI zidovudin, ASI zidovudin+nevirapin).
~ EID pada usia bayi 6 minggu.
◼Hepatitis B
~ Hepatitis B pada ibu hamil hanya diketahui dengan tes RDT HBsAg.
~ Persalinan sesuai indikasi obstetri.
~ Imunisasi aktif HB 0, 1, 2, 3, 4 melindungi hingga 67%.
~ Tambahan Imunisasi pasif HBIg <12jam --> 98%.
~ ASI Eksklusif.
~ Konfirmasi tes RDT HBsAg pada usia 9-12 bulan.
~ 1 dari 4 pengidap Hepatitis B sejak lahir akan meninggal karena kanker atau gagal hati pada dekade 2-3.
Didalam ANC terpadu, ada juga tambahan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan dahak atau sputum pada ibu hamil dengan keluhan batuk lebih dari 12 hari untuk mendeteksi adanya penyakit TB paru.
🌷INTEGRASI TB DALAM PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
Pada kunjungan pertama ANC semua ibu hamil dilakukan :
1. Anamnesa ibu dengan gejala utama yaitu : Batuk berdahak ≥ 2 minggu disertai gejala tambahan : sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, BB turun, berkeringat malam hari tanpa aktifitas, demam meriang ≥ 1 bln, ada riwayat kontak dengan penderita TB.
2. Bagi yang dicurigai, dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan BTA.
3. Pemberian terapi pada ibu hamil yang BTA positif oleh dokter.
~ Pemberian obat sama dengan OAT pasien umum, kecuali Streptomycin tidak boleh.
~ Bidan tetap melakukan pemantauan minum OAT pada ibu hamil bersama dengan petugas TB.
◼Dampak sakit TB terhadap ibu hamil
~ TB pada ibu hamil berkaitan erat dengan kenaikan 6 kali lipat kematian pada persalinan dan 2 kali lipat resiko terjadinya kelahiran prematur dan BBLR.
~ TB pada bumil dengan HIV meningkatkan resiko kematian ibu hamil dan bayi hingga 300%.
~ Di India ibu hamil dengan HIV yang sakit TB terbukti memiliki resiko transmisi vertikal HIV dari ibu ke anak yang akan dilahirkan sebesar 2 kali lipat.
◼Tujuan Pengendalian TB pada ibu hamil
1. Menurunkan angka kematian TB pada ibu hamil.
2. Menurunkan angka kejadian berat badan bayi lahir rendah dan komplikasi lainnya.
3. Meminimalkan komplikasi akibat TB pada ibu selama masa kehamilan dan persalinan.
4. Mencegah penularan TB dari ibu kepada bayi baru lahir.
5. Meningkatkan angka penemuan kasus TB.
◼Pengendalian TB pada bumil
1. Melakukan Intensifikasi penemuan kasus TB pada ibu hamil
~ Skrining terhadap gejala TB harus dilakukan secara rutin pada ibu hamil.
2. Melakukan Pengobatan Profilaksis dengan INH
~ Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan TB yang terbukti tidak sakit TB, vaksinasi BCG harus ditunda dulu dan mendapatkan IPT selama 6 bulan.
3. Melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB
~ Bayi memiliki resiko tinggi untuk terpapar TB dan bila sakit TB, resiko menjadi TB berat.
~ Bayi sering kali menemani atau dibawa oleh bumil saat berobat ke faskes seperti poli KIA dan poli HIV, dimana bayi tersebut punya resiko terpapar TB dari penderita TB yang juga berobat ke faskes.
🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Wiwin
Bu bidan saya punya adik dia dikatakan positif hamil tetapi sudah 2 bulan di usg belum ada janin kenapa ya?
Dan dia positif hepatitis apakah bepengaruh pada kehamilannya?
🌴Jawab:
Bu wiwin shalihah,
Salah satu Tanda pasti positif hamil adalah pada hasil usg terlihat kerangka janin✔
Jika hasil laboratoriumnya HbSAg (+), maka saat bersalin wajib membawa vaksin hiper hep untuk segera diberikan ke bayinya <12 jam, untuk memutuskan rantai penularan hep. B dari ibu ke bayi✔
0⃣2⃣ Serra
Periksa kehamilan baiknya berapa bulan sekali setelah menikah misal 2 bulan lalu baiknya cek up atau yang dokter jelaskan saja karena termasuk sangat bahaya.
Terima kasih.
🌴Jawab:
Bunda Serra
Pemeriksaan kehamilan menurut WHO paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu 1x pada trimester pertama, 1x pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.
0⃣3⃣ Cana
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dalam sebuah artikel dikatakan bahwa bumil dengan HIV tidak dianjurkan untuk melahirkan pervaginam dan memberikan ASI.
Apakah HIV dapat ditularkan melalui ASI?
Jika ya, berapa besar kemungkinan penularannya?
🌴Jawab:
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan HEPATITIS B
Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui.
~ Penularan HIV 45%: Risiko 45% bayi HIV
~ Penularan Sifilis 67- 90%: Risiko abortus, lahir mati atau sifilis kongenital.
~ Penularan hepatitis B 95%: Risiko 95% Bayi Hepatitis B.
🍓Dimana bubid? Itu cuma risiko penularannya 45%. Apa risiko memberikan ASI eksklusif juga sebesar 45%? Atau 45% hitungan akumulasi? Atau bagaimana?
🌴Resiko penularannya 45% kebayi jika ibu menyusui bayinya.
0⃣4⃣ Salsabila
Assalamu'alaikum.
Tanda-tanda atau gejala hiv, sifilis dan hepatitis b?
🌴Jawab:
Pada ibu hamil?
Didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium (sampel darah).
Karenanya setiap ibu hamil wajib periksa hamil dan dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap (paket ANC terpadu).
0⃣5⃣ Serra
Menghitung trimester bagaimana?
Masih awam
🌴Jawab:
1) Cara mudah menghitung usia kehamilan berdasarkan = trimester (per tiga bulan) kehamilan.
Trimester 1 = Usia kehamilan 1-3 bulan.
Trimester 2 = Usia kehamilan 4-6 bulan.
Trimester 3 = Usia kehamilan 7-9 bulan.
2) Hitungan kalender (rumus naegele).
Sebelumnya bunda harus tahu dulu siklus haid bunda. karena menghitung menggunakan cara ini biasanya digunakan pada wanita dengan siklus haid yang teratur seperti setiap 28 hari atau 30 hari.
Yaitu = Ketahui dulu hari pertama haid terakhir bunda atau biasa disingkat dengan HPHT.
Caranya adalah:
Tanggal HPHT ditambah 7 (+7)
Bulan HPHT dikurang 3 (-3)
Tahun HPHT (+1).
Contoh :
HPHT = 01 -08-2018
Tanggal (HPHT) 1+7 = 8
Bulan (HPHT) 8-3 = 5
Tahun HPHT 2018+1 = 2018
Maka hari perkiraan lahir adalah 08 Mei 2019.
Namun jika bulan HPHT tidak bisa dikurangi, seperti Januari (1-3=?) Maka cukup dengan bulan HPHT ditambah 9 tanpa tahun ditambah.
Tanggal HPHT ditambah 7 (+7)Bulan HPHT ditambah 9 (+9)Tahun HPHT tetap.
Contoh :
HPHT 20 Januari 2018
Tanggal HPHT 20+7=27
Bulan HPHT 1+9=10
Tahun HPHT 2018.
Maka hari perkiraan lahir adalah 27 Oktober 2018.
Lalu bagaimana dengan usia kandungan? Cukup dengan menambahkan HPHT nya bunda.
Contoh :
HPHT 20 Januari 2018 maka bulan pertama kelahiran adalah 20 Februari 2018.
🌷🌷🌷🔹🔹🔹🌷🌷🌷
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Sahabat BKC tersayang...
Pemerintah Indonesia baik sekali programnya dalam eliminasi penularan HIV, sifilis, dan hepatitis B dari ibu dan bayi, karena disediakan pengobatan secara gratis.
Karenanya penting sekali setiap ibu hamil memeriksakan segera kehamilannya dengan program ANC terpadu.
Karena sebenarnya harga bayar untuk setiap pemeriksaan dan pengobatannya itu sangat mahal.
Penutup:
1. PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR secara komprehensif dan berkualitas dapat memberikan PERLINDUNGAN secara menyeluruh terhadap ibu dan bayinya selama proses kehamilan.
2. Dalam pelayanan antenatal, tenaga kesehatan harus mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, mampu melakukan intervensi secara adekuat termasuk intervensi pada kelompok sasaran dan termasuk KUNJUNGAN RUMAH kepada ibu hamil bila tidak datang ke fasyankes.
3. Pemeriksaan laboratorium sederhana dilakukan pada saat pelayanan antenatal 10T untuk dapat MENINGKATKAN DETEKSI DINI RISIKO atau KOMPLIKASI pada ibu hamil.
4. Diperlukan DUKUNGAN dan KOMITMEN yang kuat dari berbagai pihak dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata diseluruh wilayah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar